Fauziana Izzati
Institut Seni Budaya Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ORNAMEN PADA MASJID TUANKU PAMANSIANGAN NAGARI KOTO LAWEH KABUPATEN TANAH DATARSUMATERA BARAT Fauziana Izzati; Yuniarti Munaf; Dharsono SK
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2018): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v7i2.10920

Abstract

AbstrakMasjid Tuanku Pamansiangan merupakan masjid yang mempunyai nilai sejarah serta memiliki ornamen khas Minangkabau. Adapun motif -motif yang terdapat pada masjid yaitu: pucuak rabuang, sakek tagantuang, pandan tajulai, sikambang manih, aka cino, saik galamai, mangkuto, kuciang lalok, dan kaligrafi. Warna-warna yang terdapat pada ormanen masjid Tuanku Pamansiangan yaitu: merah, hijau putih, dan coklat keemasan. Ornamen yang terdapat pada masjid Tuanku Pamansiangan diterapkan pada tiang-tiang masjid, mimbar, dinding, serta jendela-jendela masjid. Adapun fungsi ornamentasi pada masjid Tuanku Pamansiangan yaitu sebagai penghias permukaan atau bidang-bidang pada bangunan tersebut, selain itu juga memiliki fungsi simbolis dapat ditemukan dalam bentuk ornamentasi berbentuk kaligrafi yang berisikan penjelesan tentang tahun pembuatan mesjid serta tahun selesai pembangunannya.           Kata Kunci :Masjid, Ornamen, Bentuk, Fungsi AbstractTuanku Pamansiangan Mosque is a mosque that has historical value and has a typical Minangkabau ornament. The motives found in the mosque are: rabuang pucuak, sakek tagantuang, pandan tajulai, sikambang manih, aka cino, saik galamai, mangkuto, kuciang lalok, and calligraphy. The colors found in the Tuanku Paman mosque are: red, white, green and golden brown. Ornaments in the Tuanku Pamansiangan mosque are applied to mosque pillars, pulpits, walls, and mosque windows. The ornamentation function of Tuanku Pamansiangan mosque is to decorate the surface or fields in the building, but it also has a symbolic function which can be found in the form of ornamentation in the form of calligraphy which contains descriptions of the year of the mosque and the year of its construction.. Keywords:Masjid, Ornaments, Shapes, Functions
KAIN TENUN SONGKET DAN FUNGSI BUDAYANYA BAGI MASYARAKAT DI NAGARI PANDAI SIKEK Fauziana Izzati; Putri Dahlia
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 1, No 1 (2020): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v1i1.1557

Abstract

ABSTRACTThis research aims at discussing about tenun songket of Pandai Sikek village, Tanah Datar district, West Sumatera province. The sources used are woven tenun songket Pandai Sikek and cultural observers in Pandai Sikek village whose have knowledge and experiences about the history of tenun songket Pandai Sikek. The methods of data collection were dokumentation, observation, literature review, and interview. This research used qualitive method with history theory and symbolic theory. Research result shows that kain tenun songket in Pandai Sikek village has historical value and minangkabau characteristics. Those characteristics on kain tenun are: pucuak rabuang, biteh, tampuak manggih, saluak laka, bayam, batang pinang, sirangkak, ula gerang, gobag, pucuak sikaka, ulek tantadu barantai putiah. The variety of characteristics come from philosophy of Minangkabau people namely “Alam Takambang jadi Guru” (inEnglish, Nature is our teacher).ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membahas kain tenun songket di Nagari PandaiSikek Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Sumber data yang digunakan selain kain tenun songket itu sendiri adalah para tokoh budayawan Nagari Pandai Sikek yang memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai kain tenun songket Pandai Sikek. Metode dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi, tinjauan pustaka, dan wawancara. Metoda yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan teori sejarah, serta teori simbolik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kain tenun songket di Nagari Pandai Sikek memiliki nilai sejarah dan memiliki ciri khas motif Minangkabau. Adapun motif -motif yang terdapat pada kain songket pandai sikek yaitu: pucuak rabuang, biteh, tampuak manggih, saluak laka, bayam, batang pinang, sirangkak, ula gerang, gobah, pucuak sikaka, dan ulek tantadu barantai putiah. Corak ragam hias pada kain tenun songket Pandai Sikek juga diilhami oleh flosof masyarakat Minangkabau yaitu “Alam Takambangjadi Guru”.
MAKNA SIMBOLIS MOTIF BATIK PRODUK RUMAH BATIK MINANG DI NAGARI PANYAKALAN KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT Putri Dahlia; Fauziana Izzati Izzati
DESKOVI : Art and Design Journal Vol 4, No 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v4i1.966

Abstract

Batik produksi Rumah Batik Minang di Nagari Panyakalan Sumatera Barat termasuk batik yang tidak menganut pakem seperti motif batik Keraton. Selain membuat motif tradisional Minangkabau, perajin bebas mengkreasikan berbagai bentuk motif, seperti motif markisa dan motif batang padi yang terinspirasi oleh kekayaan alam daerah Kabupaten Solok yang terkenal dengan bareh Solok dan merupakan daerah penghasil buah markisa terbesar di Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk motif dan makna simbolis motif batik produk Rumah Batik Minang. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif yang bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mendeskripsikan makna simbolis yang disisipkan dalam setiap motif batik produk Rumah Batik Minang. Berdasarkan hasil penelitian ini, simbol yang terdapat pada motif batik produk Rumah Batik Minang dapat dipahami sebagai pesan yang ingin disampaikan oleh perajin yang menggambarkan kondisi sosial-budaya, ekonomi, dan identitas daerah Kabupaten Solok.
Pengembangan Desain Ragam Hias pada Kupiah Riman di Kabupaten Pidie Sartika Br Sembiring; Fauziana Izzati; Putri Dahlia
DESKOVI : Art and Design Journal Vol 5, No 2 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v5i2.1870

Abstract

Propinsi Aceh kaya akan berbagai kerajinan tradisional serta masih memuat nilai-nilai sejarah. Banyak hasil kebudayaan Aceh yang tidak terlepas dari nuansa Islami, salah satu contoh dalam seni rupa adalah kupiah riman yang digunakan oleh kaum laki-laki Aceh. Sampai saat ini kerajinan kupiah riman masih diproduksi di Kabupaten Pidie. Kupiah riman memiliki ciri khas motif tradisional Aceh, seperti: motif pinto Aceh, bungong kupula, bungong jeumpa,dan lain-lain. Kekayaan alam yang terdapat di daerah Pidie dapat menjadi sumber inspirasi dalam rangka memperkenalkan daerah tersebut melalui kreativitas, salah satunya adalah melalui pengembangan desain motif pada kupiah riman yang biasanya digunakan oleh kaum laki-laki di daerah tersebut. Penelitian karya seni ini bertujuan agar masyarakat dapat mengenal ragam hias sebagai ciri khas Kabupaten Pidie yang berangkat dari hasil kekayaan alam dan kebudayaan masyarakat setempat. Penelitian ini akan menggunakan teori tata kelola desain Victor Papanek yaitu metode, kegunaan, kebutuhan, telesis, asosiasi dan estetika untuk mengembangkan desain motif kupiah riman. Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai kupiah riman. Hal ini juga berpengaruh terhadap industri kerajinan kupiah riman yang ada di Kabupaten Pidie karena diharapkan melalui penelitian ini produk kupiah riman serta hasil kekayaan alam daerah Pidie semakin dikenal melalui pengembangan motif. 
MAKNA SIMBOLIS MOTIF BATIK PRODUK RUMAH BATIK MINANG DI NAGARI PANYAKALAN KABUPATEN SOLOK SUMATERA BARAT Putri Dahlia; Fauziana Izzati Izzati
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 4 No. 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v4i1.966

Abstract

Batik produksi Rumah Batik Minang di Nagari Panyakalan Sumatera Barat termasuk batik yang tidak menganut pakem seperti motif batik Keraton. Selain membuat motif tradisional Minangkabau, perajin bebas mengkreasikan berbagai bentuk motif, seperti motif markisa dan motif batang padi yang terinspirasi oleh kekayaan alam daerah Kabupaten Solok yang terkenal dengan bareh Solok dan merupakan daerah penghasil buah markisa terbesar di Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk motif dan makna simbolis motif batik produk Rumah Batik Minang. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif yang bersifat kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mendeskripsikan makna simbolis yang disisipkan dalam setiap motif batik produk Rumah Batik Minang. Berdasarkan hasil penelitian ini, simbol yang terdapat pada motif batik produk Rumah Batik Minang dapat dipahami sebagai pesan yang ingin disampaikan oleh perajin yang menggambarkan kondisi sosial-budaya, ekonomi, dan identitas daerah Kabupaten Solok.
Pengembangan Desain Ragam Hias pada Kupiah Riman di Kabupaten Pidie Sartika Br Sembiring; Fauziana Izzati; Putri Dahlia
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 5 No. 2 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v5i2.1870

Abstract

Propinsi Aceh kaya akan berbagai kerajinan tradisional serta masih memuat nilai-nilai sejarah. Banyak hasil kebudayaan Aceh yang tidak terlepas dari nuansa Islami, salah satu contoh dalam seni rupa adalah kupiah riman yang digunakan oleh kaum laki-laki Aceh. Sampai saat ini kerajinan kupiah riman masih diproduksi di Kabupaten Pidie. Kupiah riman memiliki ciri khas motif tradisional Aceh, seperti: motif pinto Aceh, bungong kupula, bungong jeumpa,dan lain-lain. Kekayaan alam yang terdapat di daerah Pidie dapat menjadi sumber inspirasi dalam rangka memperkenalkan daerah tersebut melalui kreativitas, salah satunya adalah melalui pengembangan desain motif pada kupiah riman yang biasanya digunakan oleh kaum laki-laki di daerah tersebut. Penelitian karya seni ini bertujuan agar masyarakat dapat mengenal ragam hias sebagai ciri khas Kabupaten Pidie yang berangkat dari hasil kekayaan alam dan kebudayaan masyarakat setempat. Penelitian ini akan menggunakan teori tata kelola desain Victor Papanek yaitu metode, kegunaan, kebutuhan, telesis, asosiasi dan estetika untuk mengembangkan desain motif kupiah riman. Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai kupiah riman. Hal ini juga berpengaruh terhadap industri kerajinan kupiah riman yang ada di Kabupaten Pidie karena diharapkan melalui penelitian ini produk kupiah riman serta hasil kekayaan alam daerah Pidie semakin dikenal melalui pengembangan motif. 
Pelestarian Ragam Hias Aceh Berbasis Digitalisasi Visual (Studi Kasus: Masjid Teungku di Pucok Krueng) Muhammad Ghifari; Niko Andeska; Fauziana Izzati
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 6 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i2.11882

Abstract

Masjid  Teungku di Pucok Krueng dibangun oleh Syekh Abdus Salim pada tahun 1622 M. Dinding kayu masjid yang dipenuhi oleh berbagai ornamen khas Aceh yang diterapkan pada beberapa bagian di bangunannya seperti pada bagian dinding masjid, bagian atap masjid, dan lain lain di tambahkan pada bangunan masjid pada tahun 1990 atas inisiatif Muskala Kanwil Depdikbud Propinsi Daerah Istimewa Aceh ketika melakukan renovasi masjid, selain itu juga terdapat kaligrafi yang terdapat pada bagian pintu utama  masjid. Digitalisasi ornamen tradisional merupakan langkah untuk melestarikan keberadaan ornamen. Digitalisasi diperlukan untuk merekam bentuk dan fungsi materi visual, termasuk dekorasi digital. Penelitian ini berupa digitalisasi terhadap ornamen yang terdapat di masjid Teungku di Pucok Krueng, dimana hasil penelitian ini berupa foto dan modelling dua dimensi yang terdapat pada bangunan masjid tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 18 ornamen yang kemudian dilakukan modelling dua dimensi.