Cindi Harmelia
Universitas Negeri Padang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERUBAHAN DESAIN BUSANA ADAT PENGANTIN WANITA DI KOTA PARIAMAN SUMATERA BARAT Cindi Harmelia; Yuliarma Yuliarma
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.29093

Abstract

This research aims to describe changes in the design of brides' clothes in Pariaman City including silhouettes, shapes, materials, colors, motifs and ornamental techniques. In addition there are complements, accessories, ways of use and, aesthetic meaning contained in it. This research method is qualitative descriptive research with primary and secondary data types. Data is collected using observation, interview and documentation techniques. Data analysis uses interactive analysis collection techniques related to the subject matter being studied. The results showed that 1) Women's traditional top clothes are called kuruang basiba clothes and lower clothes with racing fabrics undergo design changes in terms of silhouettes that were once I is now silhouette A. The shape is in the form of airy and loose clothes, but now changed with clothes that show"of the body. Materials that used to be satin and songket Pandai Sikek, replaced with velvet, mikado and songket silungkang. Traditional clothes are red and gold to be dark red, or blue with gold decorations. The original clothing motif that is bungo batabua turned into a flora and decorative motif. Ornamental techniques that used to use gold thread embroidery and pinheads, are now embroidery and sequins; 2) The complement of clothes consists of tokah that was onceshaped like a shawl, now has a triangular-like shape that hangs in the shoulder. Suntiang, traditionally has seven separate types now assembled into one whole unified unity. Columnelop also undergoes slight changes in the color, material, and addition of rights; 3) Traditional bridal accessories consistingof 5 necklaces, 5 bracelets, and a ranai, now using only one type of necklace, a ranai and bracelet with the latest model; 4) How to wear clothes undergo changes such as the installation of top clothes, tokah, and suntiang. While on the bottom shirt, the column and installation accessoriesare the same as traditional clothing and; 5) The aesthetic meaning that exists in the bride's fashion at this time that has undergone changes becomes lost, this is due to the change in components of each part of the fashion.Keywords: design change, bride's attire, Pariaman. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan desain baju pengantin wanita di Kota Pariaman meliputi siluet, bentuk, bahan, warna, motif serta teknik hias. Selain itu terdapat pelengkap, aksesoris, cara pakai dan makna estetis yang terkandung didalamnya. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif  kualitatif dengan jenis data primer dan sekunder. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik pengumpulan analisis interaktif yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Baju atas tradisional wanita disebut dengan baju kuruang basiba serta baju bawah dengan kain balapak mengalami perubahan desain dari segi siluet yang dahulunya I sekarang menjadi siluet A.Bentuknya berupa baju lapang dan longgar, namun sekarang berubah dengan baju yang memperlihatkan”lekuk tubuh. Bahan yang dahulu satin dan songket Pandai Sikek, diganti dengan bahan beludru, mikado dan songket silungkang. Baju tradisional berwarna merah dan emas menjadi merah tua, maupun biru dengan hiasan berwarna emas.Motif baju asli yaitu bungo batabua berubah menjadi motif flora dan dekoratif.Teknik hias yang dahulunya menggunakan sulaman benang emas dan kepala peniti, sekarang adalah bordiran dan payet; 2) Pelengkap baju terdiri dari tokahyang dahulu berbentuk seperti selendang, sekarang memiliki bentuk seperti segitiga yang menggantung dibahu. Suntiang, tradisional memiliki tujuh jenis terpisah sekarang ini dirangkai menjadi satu kesatuan utuh yang menyatu. Selop kolom juga mengalami perubahan sedikit pada bagian warna, bahan, dan penambahan hak; 3) Aksesoris pengantin tradisional terdiri dari 5 kalung, 5 gelang, dan sebuah ranai, sekarang hanya menggunakan satu jenis kalung, sebuah ranai dan gelang dengan model terkini; 4) Cara pakai busana mengalami perubahan seperti pemasangan baju atas, tokah, dan suntiang. Sedangkan pada baju bawah, selop kolom dan aksesoris pemasangannya sama dengan busana tradisional dan; 5) makna estetika yang ada pada busana pengantin wanita saat masa sekarang yang telah mengalami perubahan menjadi hilang, ini dikarenakan berubahnya komponen dari setiap bagian busana.Kata Kunci: perubahan desain, busana pengantin, Pariaman. Authors:Cindi Harmelia : Universitas Negeri PadangYuliarma : Univeritas Negeri Padang References:Aminuddin. (2003). Semantik Pengantar Studi tentang Makna. Malang: Sinar Baru Agesindo.Arifah. (2009).  Dasar Desain Mode. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.Asnan, Gusti. (2003). Kamus Sejarah Minangkabau. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM).Eisenstadt, S.N. (1986). Revolusi dan Transformasi Masyarakat. Terjemahan Chandra Johan. Jakarta: CV. Rajawali.Ernawati, dkk.  (2008).  Tata Busana Jilid 2.  Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Gusparini, Rela. (2014). Tinjauan Pakaian Adat Bundo Kanduang di Kanagarian Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumatra Barat. (Skripsi). Padang: Program Strata I Universitas Negeri Padang.Koentjaraningrat. (1994).Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Pateda, Mansoer. (2001). Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.Rostamilis. (2005).  Tata Kecantikan Rambut Jilid 3.  Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Sawitri, Sicilia. (1994). Tailoring. Yogyakarta: IKIP Yograkarta.Sawitri, Sicilia. (1994). Tailoring. Yogyakarta: IKIP Yograkarta.Widarwati, Sri. (1993).  Desain Busana1. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.Yasin, Sulchan. (1997). Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.Yuliarma. (2016).  The Art of Embriodery. Jakarta: KPG.________ . (2016). Dasar-Dasar Teknik Pembuatan Busana. Edisi Pertama. Jakarta: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT).