Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

MOTIF BURUNG ENGGANG GADING PADA PAKAIAN ADAT DAYAK KANAYATN KALIMANTAN BARAT Iwan Pranoto; Stepanus Adi Pratiswa; Nala Nandana Undiana
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.18928

Abstract

AbstrakRagam hias merupakan sebuah ciri khas produk kebudayaan yang terdapat di berbagai daerah, seperti di Kalimantan Barat terdapatnya stilasi ragam hias burung enggang yang memiliki makna serta filosofi pandangan masyarakat setempat terhadap ragam hias tersebut dalam kehidupan sehari-harikhususnya bagi suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.  Karya seni yang berkembang pada masyarakat ini memiliki keterkaitan dengan fenomena sosial yang banyak menggunakan bahasa simbol dan lambang dalam mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Simbol dan lambang yang dipakai masyarakat suku Dayak Kanayatn khususnya pada pakaian adat terdapat motif hias burung enggang, yang memiliki makna-makna kehidupan, kesuburan, keberanian. Karya seni motif hias pada pakaian adat suku Dayak Kanayant mengacu pada simbol, ikon, indeks, rheme, decising, argument, qualising, sensing, dan legising serta tanda dan penanda yang digunakan dan sintakis dari objek motif burung enggang serta semantik yang terdapat dalam motif burung enggang dan pragmatik yang memberi pesan kepada pembaca. Sebuah pesan yang dimiliki oleh motif hias burung enggang pada pakaian suku Dayak Kanayatn ini akan dilihat dari beberapa bagian terdiri dari bagian kepala, badan, dan kaki, setiap bagian ini tidak lepas dari unsur-unsur seni rupa yang menjadi simbol dan makna bagi masyarakat suku Dayak Kanayatn.Kata Kunci: dayak, motif, burung, enggang, pakaian.AbstractDecorative variety is a characteristic of products that exist in various regions such in Kalimantan Barat includes stylized ornamentation of burung enggang which has meaning and philosophy the views of local people on decoration in daily life,especially for Dayak Kanayatn tribe in Landak, Kalimantan Barat. Arts developed at this society hasa relationship with social phenomena that many use the language of symbols and symbols used Dayak Kanayatn tribe community specifically on traditional clothing there is a enggang gading ornamental,  which is have meanings of life fertility, courage. Decoratife on traditional tribal clothing Dayak Kanayatn on symbols, icons, indeks, rheme, decising, argument, qualising, sensing, and legising, binders and markings used as well the syntax of enggang gading motif objects as well the semantics which give a message to the reader. A Message from the burung enggang ornamental on the Dayak Kanayatn tribe clothing will be, viewed from several parts consisting of the head, body, and legs,each of these parts can not be separated from fine art which are symbols for the Dayak Kayatan.Keywords: dayak, ornament, burung, enggang, clothing. 
Motif dan Kepuasan Mahasiswa dalam Mengapresiasi Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020 melalui Akun Instagram Nala Nandana Undiana; Hery Supiarza; Erik Muhammad Pauhrizi
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sense.v5i1.6966

Abstract

Penyelenggaraan sebuah festival film lazimnya dilakukan secara langsung. Hal tersebut berkaitan erat dengan faktor – faktor pendukung penyelenggaraan kegiatan tersebut. Terutama hal – hal yang berkaitan dengan program yang akan berlangsung didalamnya, seperti duduk bersama di dalam satu ruangan untuk menyaksikan film – film yang dipilih oleh pihak penyelenggara. Namun hal tersebut harus kita kesampingkan saat ini, mengingat krisis pandemi covid-19. Penelitian ini akan melihat motif serta kepuasan dari pengunjung festival film Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020 yang diselenggarakan dalam jaringan. Metode survey dengan pendekatan uses and gratification akan melihat sejauh mana efektifitas pemanfaatan aplikasi Instagram berkaitan dengan pemenuhan kepuasan serta motif dari pengunjung festival film. Penelitian ini melihat pemanfaatan media sosial dapat menjadi salah satu alternatif penyelenggaraan kegiatan seperti festival film dimasa pandemi covid-19.
SENI DAN MEDIA MASSA: PENGELOLAAN INFORMASI SENI RUPA DALAM MEDIA BARU Nala Nandana Undiana
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v6i2.693

Abstract

The practice of art writing in mass media is one of the important factors in boosting the progress of arts scene. This statement can be seen from the many works of art that can have more aesthetic value after criticism was written in the mass media. This strengthens the position of art writers to continue exploring with their writings in the mass media. In this perspective, management of information into things should be put forward. As an information management institution, it is appropriate that mass media can be a source that indirectly fulfills the need for complete information. But in reality there are a lot of interests behind a mass media company, the art information that is reported is actually selective, political and often ignores the true content of information. Right now, new media can be the most popular option for writer. Everyone can write any information on new media, but the most important is how the writing can be accountable for public.Keywords: Art Writing, Mass Media, New Media ________________________________________________________________ Praktek menulis seni rupa di media massa adalah salah satu faktor penting dalam mendorong kemajuan seni rupa. Pernyataan ini dapat dilihat dari banyaknya karya seni yang dapat memiliki nilai estetika lebih setelah kritik ditulis di media massa. Ini memperkuat posisi penulis seni untuk terus mengeksplorasi dengan tulisan-tulisan mereka di media massa. Dalam perspektif ini, manajemen informasi menjadi hal-hal harus dikedepankan. Sebagai lembaga manajemen informasi, sudah sepantasnya media massa dapat menjadi sumber yang secara tidak langsung memenuhi kebutuhan akan informasi yang lengkap. Namun dalam kenyataannya ada banyak kepentingan di balik sebuah perusahaan media massa, informasi seni yang dilaporkan sebenarnya selektif, politis dan sering mengabaikan isi informasi yang sebenarnya. Saat ini, media baru bisa menjadi pilihan paling populer untuk penulis. Setiap orang dapat menulis informasi apa pun di media baru, tetapi yang paling penting adalah bagaimana tulisan dapat dipertanggungjawabkan untuk publik.Kata Kunci: Penulisan Seni, Media Masa, Media Baru
Komunikasi Massa pada Kerja Kuratorial Festival Film Sineas Mahasiswa 2020 di Bandung Nala Nandana Undiana; Irwan Sarbeni; Arsya Ardiansyah; Amany Putri Razan
Komunikasiana: Journal of Communication Studies Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/kjcs.v2i1.9426

Abstract

Festival film saat ini menjadi kegiatan yang semakin popular dan juga menjadi salah satu kegiatan multidisiplin yang menampung banyak ide praktisi di dalamnya. Penelitian ini melihat praktik kerja kuratorial yang dilakukan oleh kurator dalam penyelenggraan festival film. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertitik berat pada pola komunikasi massa yang dilakukan oleh kurator saat menyampaikan pesan dalam proses kerja kuratorialnya. Data yang digunakan adalah kumpulan hasil pengamatan, wawancara dan data pendukung lain dari para kurator yang terlibat dalam Festival Film Sineas Mahasiswa 2020. Penelitianini menjabarkan kecenderungan praktik kerja kuratorial pada penyelenggaraan sebuah festival film, terutama pada proses perancangan program kegiatan dan pemilihan film yang dilakukan selama festival berlangsung. Dalam penelitian ini, dapat dikemukakan bahwa proses kuratorial tidak sematamata membahas perihal teknis pelaksanaan sebuah kegiatan festival film, namun lebih jauh, praktik kerja kuratorial menjadi media penyebar informasi pada khalayak publik dan juga bagian penting dalam proses pembentuk wacana dan isu yang akan menjadi kecenderungan bentuk karya para peserta festival pada umumnya.
Komunikasi Seni: Representasi Masyarakat Urban di Kota Bandung dalam Bingkai Karya Seni Karya Mufty Priyanka Dedi Warsana; Salsa Solli Nafsika; Nala Nandana Undiana
Komunikasiana: Journal of Communication Studies Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/kjcs.v3i1.13233

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan komunikasi seni melalui budaya masyarakat Bandung dalam bingkai penciptaan seni terfokus pada fenomena kota kosmopolitan kemudian mewujudkan bentuk masyarakat urban dengan segala bentuk gejala sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya di daerah Cicadas, gejala sosial yang muncul menjadi dinamika tersendiri yang dapat dikaji dari berbagai perspektif. Dalam penelitian ini, peneliti membuat sebuah bingkai berdasarkan persepsi terhadap gejala sosial yang terjadi di tengah dinamika masyarakat urban. Metode yang digunakan adalah Analisis deskriptif bersifat kualitatif dalam menggambarkan persepsi terkait hal-hal istimewa dari gejala sosial yang ditemukan saat melakukan pengamatan pada karya seni ilustrasi yang erat kaitannya dengan gambaran masyarakat urban. Penelitian ini menjabarkan makna-makna dari karya seni yang diciptakan oleh seniman, ditemukan bahwa karya yang muncul merupakan wujud representasi gejala sosial yang dituangkan dalam bentuk karya seni dan secara tidak langsung maka pada karya seni Mufty Priyanka  menjadi media komunikasi penciptanya merespon berbagai isu terkait gejala serta interaksi sosial yang muncul di kawasan padat penduduk, atau kawasan yang muncul di tengah hiruk pikuk masyarakat urban Bandung dalam perspektif seni. 
The Relationship Of Revitalization To The Sustainability Of The Cihapit Traditional Market: Pre-Production Of Documentary Film Shelvira Alyya Putri Anjani; Nala Nandana Undiana
Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies Volume 1 - Issue 1 : Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies
Publisher : Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.569 KB) | DOI: 10.17509/ftv-upi.v0i0.34565

Abstract

Revitalization is one of the government's efforts so that traditional markets can compete and survive amid the development of modern markets. This has been carried out in one of the markets in Bandung, namely Cihapit Market. This research was made with a quantitative method with a survey research design. The data used are the results of the use of survey research designs, the results of interviews through questionnaires of respondents from Cihapit Market traders regarding the effect of Revitalization that has been felt to date, which were tested by the Chi-Square method to see the relationship between Revitalization and the sustainability of traditional markets. The results of this study will test the hypothesis that has been made by the researcher, and show that revitalization is not related to the sustainability of the Cihapit Market to date. And also the results of this research will support the outcome of the documentary film projectKeywords: Revitalization, Market, Relationship.Documentary Film
The Effect of Watching Television On The Behavioral development of 4th graders at SDN 3 Gesik Yunita Rizqianthi; nala nandana undiana
Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies Volume 1 - Issue 3 : Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies
Publisher : Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.776 KB) | DOI: 10.17509/ftv-upi.v1i3.41505

Abstract

Indonesia has been able to make advanced technologies, one of which is television. The impressions on television have been able to attract the audience’s interest, and make him addicted to watching the existing programs. Especially for the children at SDN 3 GESIK who are inseparable from their activities. In this study, researchers used a Cultivation Theory approach using quantitative research methods. The cultivation approach was used to see the effect of watching televisiom on the behavioral development of 4th graders at SDN 3 GESIK. The data used in this study is the result oh the distribution of the google form created by the researcher which was distributed by the parents of the 4th graders at SDN 3 GESIK. The result of the data indicate that there is a negative and positive influence of watching television on the behavioral development of at 4th graders at SDB 3 GESIK
The Influence of the Korean Series "Start Up" on Interest in Entrepreneurship at the Student Level Case Study of Albert Bandura's Social Cognitive Theory Ericka Caesaria Hanifah Andrian; Nala Nandana Undiana
Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies Volume 1 - Issue 1 : Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies
Publisher : Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.359 KB) | DOI: 10.17509/ftv-upi.v0i0.34717

Abstract

In this study the author tries to investigate how impactful a korean drama titled “Start Up” to its audience on their interest of starting up a business with Social Cognitive Theory by Albert Bandura as the theoretical framework. This study uses the quantitative approach by holding up a survey aimed to college students. The finding suggests that most of the respondents are intrigued in staring up a business after watching the drama. But we can’t say that it’s the only reason behind it as internal factors, experiences, and their environment also take parts in shaping up their mind and deciding what they are going to do. Keywords — start up, korean drama, social cognitive theory
Student's View of the Penghianatan G30S/PKI Film Albyanka Romero Himawan; Nala Nandana Undiana
Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies Volume 1 - Issue 1 : Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies
Publisher : Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.195 KB) | DOI: 10.17509/ftv-upi.v0i0.34578

Abstract

This journal discusses Pengkhianatan G30S/PKI movie and its influence on student views. Gerakan 30 September 1965 was a complex event, seven high-rangking military officers as well as several others were killed in a coup attempt. Orde Baru through Arifin C. Noer, made a propaganda film about these events from Soeharto’s perspective. From 1984 to 1998, this film became mandatory. However, until the following years, the national television station still showed this film, bringing a gymnastic influence to the next generation. Through the hypodermic needle theory, it will be examined how the effect of Pengkhianatan G30S/PKI movie for students who are hailed as agents of change, whether individuals are passive, accept all information obtained through the media, or create critical ones and see various alternative sources? This study uses a mixed descriptive method approach, the data taken is in the form of a survey with a questionnaire aimed at students who are then discussed through literature studies. Based on the research results, it was found that the students’ views were in line with the propaganda in Pengkhianatan G30S/PKI movie, especially regarding general depictions, storylines and characterizations. This is proof that the hypodermic needle theory is still valid. Meanwhile, for the post-G30S events, ignorance about this matter is still lingering. The events that are described holistically in the film are students’ views of the continuity of events. Keywords — influence, movie G30S/ PKI, Student
The Influence of Imperfect Movie on Student Perceptions in Bandung City Dwi Anggyan; Nala Nandana Undiana; Salsa Solli Nafsika
Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies Volume 2 - Issue 2 : Cinematology: Journal Anthology of Film and Television Studies
Publisher : Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.091 KB) | DOI: 10.17509/ftv-upi.v2i2.46419

Abstract

Film is a medium that has an influence on the entire audience. The influence obtained through the film can be in the form of changes in mindset, behavior and everything related to human psychological aspects. In today's modern era, all social issues can be raised as a storytelling topic in a film, one of which is the issue of body shaming or demeaning behavior of others, the issue was later raised into a film entitled Imperfect which was released in 2019. In this study, researchers will analyze how the influence of the film Imperfect on the audience's perception that is devoted to students. The researcher uses quantitative research methods in the data collection process and is carried out by distributing questionnaires then the data obtained will be analyzed through several data tests, so that the results of this study can be achieved.