Surya Darma
Universitas Potensi Utama

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENCIPTAAN FILM FIKSI “DIBALIK SUNGAI ULAR” MENGGUNAKAN ALUR NON-LINEAR Sri Wahyuni; Surya Darma; Saaduddin Saaduddin
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 1 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i1.22018

Abstract

The fictional film "Behind the Snake River" is presented with a small child and his family's theme. As the main character who is innocent can reach the deepest emotions, the relationship between the characters as the driving force of the plot becomes the focus of this film with the application of a non-linear plot in directing. This pattern manipulates the time sequence of events by changing the sequence of the plots so that the causality relationship is unclear. The purpose of using a non-linear plot approach is to attract the eye of the audience to continue watching this film until it's finished. The method used in the creation of the film "Behind the Snake River" starts with Pre Production starting from (developing ideas/ideas, collecting data from literature studies, interviews, observation, documentation, film production and post-production (editing/finishing). The results of the application of the non-linear plot in the film "Behind the Snake River" are in all aspects of the film-forming from the narrative (script), cinematic (use of handheld cameras), mise-en-scene (background, costumes, and makeup, lighting and actors and movements) to the editing process uses the jump cut method The use of a non-linear plot approach makes the spectacle interesting and forces the audience to follow the film until the end.Keywords: fiction film, method, audience.AbstrakFilm fiksi “Dibalik Sungai Ular” disajikan dengan mengusung tema tentang  seorang anak kecil dan keluarganya. Sebagai karakter utama yang polos dapat menjangkau emosi terdalam, maka hubungan antar tokoh  sebagai penggerak alur menjadi fokus film ini dengan penerapan alur nonlinear dalam penyutradaraan. Pola ini memanipulasi urutan waktu kejadian dengan mengubah urutan plotnya sehingga membuat hubungan kausalitas menjadi tidak jelas. Tujuan digunakannya pendekatan alur nonlinear agar menarik mata penonton untuk tetap menyaksikan film ini hingga selesai. Metode  yang  digunakan  dalam  penciptaan  film  “Dibalik  Sungai  Ular”  yaitu dimulai dari  Pra  Produksi yang  dimulai  dari  (pengembangan  ide/gagasan, pengumpulan  data  dari  hasil  studi  pustaka, wawancara, observasi, dokumentasi, produksi film dan pasca-produksi (editing/finishing). Hasil penerapan alur nonlinear pada film “Dibalik Sungai Ular” berada pada seluruh aspek pembentuk film mulai dari naratif (naskah),  sinematik (penggunaan kamera handheald), mise-en-scene (latar, kostum dan makeup, pencahayaan dan pemain dan pergerakannya) hingga proses penyuntingan yang menggunakan metode jump cut. Penggunaan pendekatan alur nonlinear menjadikan tontonan yang menarik dan memaksa penonton untuk mengikuti film hingga akhir.Kata Kunci: film fiksi, metode, penonton. Authors: Sri Wahyuni : Universitas Potensi UtamaSurya Darma : Universitas Potensi UtamaSaaduddin : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References: Alfathoni, M. A. M. (2019). Mise En Scene dalam Film Lamaran Sutradara Monty Tiwa. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 165-178.Sugiharti, A. (2016). PERANCANGAN BUKU MENGENAL DUNIA SENI RUPA UNTUK ANAK USIA DINI (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).Andhika, Y. L. (2018). Film Bagurau; Representasi Citra Perempuan Minangkabau. Ekspresi Seni, 20(1), 56. https://doi.org/10.26887/ekse.v20i1.387.Cheng, T. (2014). Public Relations and Promotion in Film: How It’s Done and Why It’s Important. _______ : ________ .Darmawan, H., & Pramayoza, D. (2020). Abstrak. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 09(1), 138–144. https://doi.org/10.24114/gr.v9i1.18359.Ediantes, E. (2016). Ritual Sebagai Sumber Penciptaan Film Basafa Di Ulakan. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 18(1), 20-38.Mawar Kembaren, M., Azharie Nasution, A., & Husnan Lubis, M. (2020). Cerita Rakyat Melayu Sumatra Utara Berupa Mitos dan Legenda Dalam Membentuk kearifan Lokal Masyarakat. Rumpun Jurnal Persuratan Melayu, 8(1), 1–12. http://rumpunjurnal.com/jurnal/index.php/rumpun/article/view/117.Peransi, D. A. (2005). Film/media/seni. Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta.Pertiwi, G., & Yusril, Y. (2019). Penciptaan Film Fiksi “Siriah Jadi Karakok” Dengan Fenomena Lesbian Di Sumatera Barat. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(1), 192. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13140.Pratista, H. (2008). Memahami film. _______: Homerian Pustaka.Si, N., Lajang, P., Cinta, C., Eks, P., Lajang, P., &Utami, K. A. Y. U. (2017). UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta. 1–22.Sugiyono, P. (2011). Metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alpabeta. 
Penggambaran Watak Tokoh Film Pendek “Lenyap Dalam Sunyi” Sutradara Muhammad Fajruchi K Surya Darma
Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media (JURRSENDEM) Vol. 1 No. 2 (2022): Oktober : Jurnal Riset Rumpun Seni, Desain dan Media
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrsendem.v1i2.998

Abstract

Film Lenyap dalam Sunyi sutradara Muhammad Fajruchi K merupakan film yang di produksi Fisabilillah Production yang menjuarai Festival Film Islamic Bandung 2016 di Universitas Pasundan Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakterisasi film pendek Lenyap dalam Sunyi dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Makna denotasi terkait penggambaran karakter film Lenyap dalam Sunyi muncul pada scene 1 dengan tokoh utama Prana, dan Bardi dengan setting kost aktivitas pagi hari, selanjutnya tokoh pendukung yaitu Ziya dan Sukma, tampil di scene 4 dan 5, adegan bertemu di taman kampus. Makna konotatif yang muncul pada Penggambaran Watak Film Lenyap dalam Sunyi adalah karakter Bardi merupakan seorang yang Religius, Bardi adalah sosok yang selalu mengingatkan Prana dalam hal kebaikan. Prana adalah seorang pemuda yang enerjik, berpenampilan modis, dan menyukai puisi (seorang yang puitis), sedangkan Ziya adalah seorang wanita muslimah, ditandai dengan pakaian syar'i yang menutupi auratnya. Ziya adalah sepupu dari Bardi, sedangkan Sukma adalah simbol seorang wanita muslimah yang bercirikan mengenakan khimar dan gamis syar'i yang menutupi aurat. Karakter Sukma berbeda dengan Ziya, penggambaran karakter Sukma adalah wanita energik yang terkesan pemalu. Menurut Penulis, fakta yang terjadi adalah karakter seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah didikan kedua orang tua, peristiwa yang pernah dialami, trauma masa kecil atau dewasa (psikologi), lingkungan, pengaruh pergaulan, ilmu yang pernah didapat, dan yang terpenting adalah bekal ilmu syar’i agar dapat mengetahui mana yang haq dan bathil.