Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Kinetika Pengeringan Busa Ampas Seduhan Teh Hartati, Indah; Kusumaningrum, Maharani
METANA Vol 15, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.582 KB) | DOI: 10.14710/metana.v15i1.22146

Abstract

Dominasi produksi minuman teh dalam kemasan berdampak pada meningkatnya produksi limbah ampas seduhan teh yang masih memiliki kandungan berbagai metabolit sekunder, mineral, serat dan protein. Metode pengeringan busa (foam mat drying) dapat diterapkan pada produksi serbuk ampas seduhan teh guna mendukung pengembangan dan pemanfaatan lebih lanjut dari ampas seduhan teh. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh penambahan konsentrasi busa putih telur pada proses pengeringan busa ampas seduhan teh serta mengkaji kinetika pengeringan lapis tipis menggunakan model kinetika Newton/Lewis, Page, Henderson-Pabis, Logartitmic dan Two Term. Parameter proses yang dievaluasi meliputi variasi penambahan busa putih telur (7,5-15%) sementara kadar maltodekstrin yang ditambahkan sebesar 30% dan pengeringan dilakukan pada suhu 800C. Penelitian menunjukkan jika penggunaan busa putih telur 7,5% memberikan kontanta kecepatan pengeringan yang lebih tinggi bila dibandingkan penggunaan busa putih telur 10-15%.  Dalam penelitian ini, model kinetika Page merupakan model yang memberikan kesesuaian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan model kinetika Newton/Lewis, Henderson and Pabis, Logartitmic dan Two Term. The emerging growth of tea based beverage impacts on the abundance of spent tea waste, a solid waste in which rich of secondary metabolites, minerals, fibre and protein.  Foam mat drying of spent tea leaves powder is applied for further utilization of spent tea waste. The objective of this research was to investigate the influence of egg white concentration added in the foam mat drying of spent tea waste and investigate the foam mat drying kinetics. The thin layer drying kinetics models applied were Newton/Lewis, Page, Henderson-Pabis, Logartitmic and Two Term model. The egg white concentration were varied of 7,5-15%, meanwhile the maltodextrin was of  30% and the the drying processes were performed at temperature of 800C. The research showed that the foam mat drying of spent tea waste performed at egg white concentration addition of 7,5% gave higher drying rate constant. In this research, Among the empirical models applied in this research, Page model was found to be the most adequate model representing the drying behavior of spent tea waste.
Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Mahasiswa Fakultas Teknik Kusumaningrum, Maharani
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 37, No 2 (2020): October 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v37i2.27721

Abstract

AbstrakPada dasarnya mahasiswa sangat membutuhkan adanya program praktik kerja lapangan baik di industri besar / kecil, instansi, perusahaan. Adanya program Praktik Kerja Lapangan bertujuan agar mahasiswa mempunyai pengalaman dan pandangan tentang situasi dan kondisi nyata di dunia kerja serta berbagai permasalahan yang dapat terjadi dalam dunia kerja. Tujuan dari penelitian ini agar mendapatkan gambaran tentang faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan praktik kerja lapangan mahasiswa Fakultas Teknik. Penelitian ini menggunakan model penelitian survei dan studi literature. Survei dilakukan terhadap mahasiswa angkatan 2016 dan 2017 sebanyak 305 mahasiswa yang telah mengikuti praktik kerja lapangan dari 14 macam prodi pada fakultas teknik. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa dalam pemilihan lokasi praktik kerja lapangan mempertimbangkan kesesuaian penempatan lokasi atau tempat praktik kerja lapangan dengan bidang ilmunya masing-masing. Sebagian besar dosen pembimbing telah melakukan perannya dalam membantu memberikan arahan kepada mahasiswa dengan baik sehingga kemampuan mahasiswa dapat meningkat. Dan pelayanan administrasi yang dilakukan kepada mahasiswa sudah sesuai dengan sasarannya dalam membatu syarat mahasiswa untuk memenuhi persyaratan - persyaratan administrasi yang diperlukan. Sebagian besar mahasiswa yang mempunyai kemampuan hard skill dan soft skill yang semakin meningkat setelah pelaksanaan praktik kerja. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesiapan kerja bagi mahasiswa untuk kedepannya dapat terjun langsung kedalam dunia kerja. Kata kunci: dosen pembimbing, mahasiswa fakultas teknik, praktik kerja lapangan.
Optimization of Terpenoid Extraction from Bay (Syzygium polyanthum) Leaves using Ethanol as a Solvent by an Ultrasonic Wave Technology Kusumaningrum, Maharani; Prasetiawan, Haniif; Setiyorini, Nurul; Dewanti, Astiara Anis; Rengga, Wara Dyah Pita
International Journal of Research Innovation and Entrepreneurship Vol 1 No 1 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bay is one of the medicinal plants. Bay leaves have been used in the pharmaceutical and food industry as an antimicrobial. The chemical compounds in the leaves that served as an antimicrobial were terpenoids. This study aims to determine the optimum extraction conditions of bay leaves using a response surface methodology (RSM). Ten grams of dried and mashed bay leaves was extracted for 60 minutes using ethanol as a solvent. The extraction was conducted at various temperatures (60, 70, 80 oC) and various ratios of the starting material to solvent (1: 8, 1:10, 1:12 g/g) for 60 min. The optimum extraction condition based on the RSM results was achieved at 70 °C with a ratio of the starting material to solvent of 1:12 g/g resulting in the extract yield of 9.69%. The results of the GC-MS analysis on the obtained extracts showed that 33% of terpenoids was obtained from the extraction at the optimum condition.
Performance of Tween 80 as Surfactant for Chitosan Drug Delivery Film Nadya Alfa Imani; Maharani Kusumaningrum
CHEMICA: Jurnal Teknik Kimia Vol 6, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/chemica.v6i2.14792

Abstract

Optimization of the drug delivery system is based on the need for more efficient and effective drugs to fight disease. The addition of surfactant as an additive in the drug delivery precursor solution can affect the performance of the material, especially on the ability of drug release. In this study, Tween 80 was used as a surfactant to be mixed in a low molecular weight chitosan solution. Several variations of the Tween 80: chitosan ratios, as well as variations in acidity conditions, are used to determine the optimum conditions for drug release. Drug release profile fittings were tested on three kinetic models that were frequently used namely zero order model, Higuchi’s model, and Korsmeyer-Peppa’s model. The results showed that the optimum conditions for release were obtained with the use of a ratio of 7:10 with a release profile resembling Korsmeyer-Peppa’s model.
PROSES EKSTRAKSI REAKTIF MINYAK JAHE DENGAN KATALIS HCL DENGAN BERBANTUKAN GELOMBANG ULTRASONIK Dian Arofisma; Maharani Kusumaningrum; Abdullah Abdullah
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA DAN INDUSTRI Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.646 KB)

Abstract

The increased consumption of essential oil is mainly used in the pharmaceutical industry. One type of the essential oil is ginger oil (Zingiber officinale). The main of reaction to produce ginger oil is esterification reaction. The reaction takes place relative slowly, and it  doesn’t occur perfectly so it needs many catalyzes and alcohol.This research is expected can reduce the acid level of ginger oil and it can be obtained by the reaction of ginger oil product assisted by ultrasonic waves. The aim of this research is to obtainoptimumconditions forginger oilproductionprocesswithultrasonicwaveswhich includesa variabletemperature, catalyst concentrationto the weight ofmethanol, and theweight ratio ofmethanolbyweight ginger, to determine the most variables effect are temperature, catalyst concentrationto the weight ofmethanol, and theweight ratio ofmethanolbyweight ginger, toacquirethe characteristics ofginger oilgenerated with low acid level, and to know zingerone component in ginger oil. The research is done by ultrasonic cleaner with frequency of 40 KHz, time for reaction is 60 minutes. In this research, the variabels include the ratio of weight ginger with methanol 1:8, 1:10, 1:12, the catalyst of 2% methanol(wt),3% methanol(wt), 4% methanol(wt), And the reaction of variable temperature of 400C, 600C, 800C. The optimum variables with central composite design are the ratio of weight ginger with methanol 1:9,72;  the catalyst of 3,21 % methanol(wt), And the reaction of variable temperature of 65,920C so it has getting an optimum yield 67,09%.  highest of ginger oil conversion obtained were 64,97%, with ginger :  metanol of 1:10, catalyst of 3% and operation temperature of 60oC.
Peningkatan Kualitas Garam dengan “Green Technology” Ozon Ria Wulansarie; Irene Nindita Pradnya; Maharani Kusumaningrum; Isna Pratiwi; Masni Maksiola; Yoga Agung Prabowo; Fauzan Amrulloh; Dyah Nabila Yulianto
Dedikasi:Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/dedikasi.v2i1.115

Abstract

Ketergantungan Indonesia terhadap garam impor erat kaitannya dengan kualitas dari garam lokal yang belum memenuhi standar untuk dikomersialisasikan. Metode produksi konvensional dan keterbatasan teknologi menjadi alasan utama dari kurangnya kualitas garam produksi lokal. Permasalahan tersebut juga dialami oleh Unit Kegiatan Masyarakat (UKM) Jagad Kidul yang berlokasi di Kebumen, Jawa Tengah. Garam yang diproduksi belum maksimal dikarenakan warna yang didapat masih putih keabu-abuan, akibat dari kandungan trace element yang masih cukup tinggi. Berdasar pada kewajiban pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang termasuk di dalamnya adalah pengabdian kepada masyarakat, tim pengusul berencana memberikan solusi atas masalah tersebut. Teknologi ozon dapat digunakan sebagai bleaching sehingga garam bisa berwarna putih. Proses bleaching menggunakan teknologi ozon dipilih karena prosesnya lebih aman, murah, mudah, dan ramah lingkungan. Teknologi ini juga berperan sebagai anti-bakteri, sehingga garam tidak perlu ditambah pengawet. Kegiatan pengabdian yang diusulkan terdiri dari beberapa tahap yaitu: Observasi lokasi dan identifikasi permasalahan, studi kapasitas produksi dan kelayakan ekonomi, implementasi teknologi, dan evaluasi kegiatan. Seluruh rangkaian kegiatan yang diusulkan akan dilaksanakan dalam jangka waktu 8 bulan. Tim pengusul berharap bisa memberikan kontribusi pada upaya konservasi UNNES, dimana penerapan teknologi hijau ini termasuk pada salah satu renstra yang di usung UNNES yaitu renstra teknologi.
PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG Harianingsih Harianingsih; Farikha Maharani; Maharani Kusumaningrum
ABDIMAS UNWAHAS Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v1i1.1707

Abstract

Perkembangan bioteknologi di bidang pangan semakin meningkat seiring kebutuhan bagi kesehatan tubuh. Salah satu bioteknologi pangan yang dapat dilakukan yaitu pembuatan nata de leri. Nata merupakan produk makanan yang berupa lapisan selulosa sebagai hasil fermentasi bakteri pembentuk nata, yaitu Acetobacter xylinum. Pelatihan nata de leri yang dilakukan di kelurahan banyumanik bertujuan memanfaatkan air sisa cucian beras menjadi hasil ekonomi yang dapat didiversifikasi menjadi nata. Air cucian beras yang biasa dikenal dengan leri tersebut biasanya langsung dibuang karena dianggap tidak memiliki nilai tambah, namun sebenarnya masih mengandung karbohidrat, protein, dan vitamin B. Pelatihan dilakukan menggunakan metode experimental learning. Pelatihan diawali dengan presentasi kemudian praktik secara langsung pembuatan nata de leri. Proses pembuatan terdiri dari persiapan bahan dan alat yang digunakan, pembibitan stater, pembuatan nata de leri dan uji organoleptic berupa uji warna, uji tingkat kemanisan dan uji tingkat kekenyalan. Hasil uji organoleptik yang diperoleh antara lain 16 peserta melihat warna nata de leri hasil fermentasi menarik karena berwarna putih, sedangkan 14 peserta berpendapat bahwa warna nata de leri tidak menarik karena warna yang dihasilkan putih pucat tidak putih transparan. Tingkat kemanisan dibagi menjadi dua opsi yaitu manis dan tawar. Semua peserta (30 orang) berpendapat bahwa nata de leri rasanya tawar, baru ada rasa setelah diberi essence atau perasa. Uji tingkat kekenyalan memperlihatkan, bahwa sebanyak 26 peserta menyatakan nata de leri kenyal dan 4 peserta menyatakan tidak kenyal.Kata kunci: acetobacter xylinum, leri, nata
PELATIHAN PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DI PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG Harianingsih Harianingsih; Maharani Kusumaningrum
ABDIMAS UNWAHAS Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v3i1.2237

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) yang biasanya dikenal dengan minyak perawan atau minyak dara ini saat ini menjadi tren di kalangan masyarakat. Manfaat dari VCO yang baik untuk kesehatan tubuh menjadi acuan banyak orang untuk pola hidup sehat. Pemanfaatan buah kelapa sebagai bahan baku pembuatan VCO dan proses yang sederahan serta mudah menjadikan produk ini menjadi salah satu solusi bagi permasalahan masyarakat untuk peningkatan pendapatan. Latar belakang tersebut yang mendorong adanya kegiatan pengabdian masyarakat pelatihan pembuatan VCO dengan sasaran ibu PKK daerah Patemon Kecamatan Gunungpati Semarang. Pada proses pengabdian ini yang dilakukan anatra lain sosialisasi dan penjaringan peserta, presentasi materi pembuatan VCO, demonstrasi pembuatan VCO dan evaluasi kegiatan. Pada pelaksanaan pelatihan VCO diikuti oleh 20 orang ibu PKK yang terbagi menjadi 4 kelompok yang terdiri masing-masing 5 orang. Pelaksanaan sangat mendapat respon positif baik dari peserta maupun aparat desa. Hasil dari evaluasi kegiatan bahwasanya pada pelaksanaan pelatihan pembuatan VCO terdapat 1 orang yang kurang paham, 3 orang paham dan 16 orang paham sekali. Sedangkan untuk volume VCO yang dihasilkan pada tiap kelompok sebanyak 25 ml, 30 ml, 22.5 ml dan 27 ml.Kata kunci : kelapa, pelatihan, VCO
FOAM MAT DRYING AMPAS SEDUHAN TEH Maharani Kusumaningrum; Indah Hartati
CENDEKIA EKSAKTA Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v3i2.2474

Abstract

Ampas seduhan teh mengandung serat kasar, selulosa, lignin dan berbagai macam mineral seperti tembaga, magnesium dan kalsium. Foam mat drying serbuk ampas seduhan teh dapat mendorong pemanfaatan dan penggunaan lebih lanjut terhadap ampas teh. Dalam penelitian ini, salah satu metode yang digunakan dalam pengeringan ampas seduhan teh adalah menggunakan metode foam mat drying. Penelitian ini dilakukan bertujuan agar proses pengeringan pada ampas teh dapat lebih cepat dengan adanya penambahan maltodekstrin dan busa putih telur. Foam mat drying terhadap ampas seduhan teh dilakukan dengan cara memvariasikan konsentrasi maltodekstrin 15%-25% serta dengan menambahkan putih telur sebesar 10-15% dan aliran udara panas pada suhu 800C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan maltodekstrin 25% membantu mempercepat proses foam mat drying. Berat sampel yang berkurang semakin cepat seiring dengan peningkatan kadar maltodekstrin yang ditambahkan. Proses foam mat drying dengan waktu paling efektif terhadap ampas teh yakni kurang lebih selama 1 jam 10 menit dilakukan dengan menambahkan putih telur sebesar 15%, aliran udara panas bersuhu 800C dan penambahan maltodekstrin sebesar 25%. Kata Kunci: ampas teh, foam mat drying, maltodekstrin
EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN PADA LIDAH BUAYA (Aloe vera) BERBANTU GELOMBANG MIKRO Maharani Kusumaningrum; Harianingsih Harianingsih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i2.2487

Abstract

Antioksidan sangat diperlukan oleh kesehatan tubuh sebagai penangkal radikal bebas. Banyak penelitian yang mengkaji adanya antioksidan pada beberapa tanaman. Pada penelitian ini dikaji antioksidan yang terdapat pada lidah buaya. Karena lidah buaya dianggap sebagai tanaman yang mudah dikembangbiakkan serta murah, sehingga akan menghasilkan antioksidan dengan biaya bahan baku yang murah. Proses ekstraksi antioksidan dilakukan dengan menggunakan bantuan gelombang mikro dengan pelarut n heksane dan methanol. Hasil penelitian diperoleh bahwa  pada proses ekstraksi berbantu gelombang mikro penggunaan pelarut n-heksane akan efektif jika ditambahkan pelarut methanol yang lebih polar. Antioksidan dari lidah buaya  optimum sebesar 56,29% pada suhu 50oC dan waktu ekstraksi 5 jam. Antioksidan juga akan optimum dihasilkan jika konsentrasi pelarut n-heksan 60 % sebesar 13,78%. Kata kunci : aloe vera, antioksidan, ekstraksi