Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR–PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE Nugraha Djoeddawi, Andi Hadid Septi; Anwar, M. Ruslin; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.08 KB)

Abstract

Hubungan erat antara kota Makassar dan Parepare sangat berpotensi terhadap terjadinya pergerakan. Potensi pergerakan rute Makassar - Parepare cukup besar dan diprediksi akan semakin meningkat di masa yang akan datang. Di samping itu, adanya rencana dari pemerintah  kota Makassar mengenai pembangunan jalur kereta api rute Makassar-Parepare sehingga diperlukan analisis agar mengetahui model pemilihan moda untuk memberikan suatu pemilihan moda baru yang lebih kompetitif kepada masyarakat. Survei dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara berisi karakteristik sosial ekonomi responden, karakteristik perjalanan, dan kuesioner yang disusun menggunakan teknik Stated Preference dengan atribut selisih biaya perjalanan, selisih waktu tempuh, dan selisih frekuensi keberangkatan antara bus dan kereta api rute Makassar-Parepare. Lokasi studi berada di Terminal Bus Damri Todopuli, Terminal Bus Daya Makassar, dan di dalam bus rute Makassar – Parepare PP. Dari hasil penelitian dapat diperoleh model pemilihan moda berdasarkan selisih biaya perjalanan adalah UKA–UBAK = 0,2842 - 0,000092 ΔX1, sedangkan  model pemilihan moda berdasarkan selisih waktu tempuh adalah UKA– UBAK = 0,4376 - 0,7259 ΔX2, serta model pemilihan moda berdasarkan selisih frekuensi keberangkatan adalah UKA–UBAK = 1,4486+0,4674 ΔX3. Potensi perpindahan penumpang dari bus ke kereta api berdasarkan biaya perjalanan adalah sebesar 57%, kemudian berdasarkan waktu tempuh sebesar 61%, serta berdasarkan frekuensi keberangkatan sebesar 51%. Kata kunci : bus, kereta api, pemilihan moda, stated preference, Makassar, Parepare
PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS TRANS MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PRERFERNCE (Studi Kasus Pada Kota Malang) Maulana, Hafiz Ilham; Budiarto, Wahyu Cahyo; Sulistio, Harnen; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.886 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik perpindahan penumpang kendaraan pribadi ke kendaraan umum, Untuk mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan penumpang terhadapk kendaraan umum khususnya jika diadakan Bus Trans di Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambila kuisoner karakteristik sosial ekonomi responden, karakteristik perjalanan dan kuisioner pemilihan moda dengan menggunakan metode Stated Preference. Atribut yang digunakan dalam stated preference adalah selisih biaya perjalanan, selisih waktu tempuh dan frekuensi jadwal keberangkatan. Responden yang diperlukan sebanyak 486 responden pengguna kendaraan pribadi dan pengguna angkutan umum. Dari hasil penelitian karakteristik sosial ekonomi, dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah laki-laki, usia 21-35 tahun bekerja sebagai pelajar/mahasiswa dengan pendidikan terakhir SMA/SM, pengeluaran rata-rata perbulan untuk transportasi adalah Rp 100.000,00 – Rp 200.000,00dengan pendapatan perbulan <Rp 1.000.000,00. Melakukan perjalanan dengan keperluan kantor/dinas/sekolah dengan waktu tempuh perjalanan rata- rata setiap perjalanan 10- 15 menit. Berdasarkan pemodelan  Stated preference yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada berpeluang pindah moda dari kendaraan pribadi ke Bus Trans Malang di Kota Malang menurut persepsi dari pengguna kendaraan pribadi apabila memenuhi kondisi sebagai berikut: Bagi Pengguna Sepeda Motor, Apabila harga satu kali perjalanan sepeda motor senilai Rp 3.500,00, waktu tempuh sepeda motor lebih lama 49,1 menit dari Bus Trans Malang dan frekuensi keberangkatan Bus Trans Malang setiap 15,34 menit, maka responden pengguna sepeda motor akan berpindah moda menggunakan Bus Trans Malang. Bagi Pengguna Mobil Pribadi Apabila harga satu kali perjalanan mobil pribadi senilai Rp 15.500,00, waktu tempuh mobil pribadi lebih lama 12 menit dan frekuensi keberangkatan Bus Trans Malang setiap 20 menit, maka responden pengguna mobil pribadi akan berpindah moda menggunakan Bus Trans Malang. Bagi Pengguna Kendaraan Pribadi Secara Gabungan Apabila harga satu kali perjalanan kendaraan pribadi lebih mahal dari Rp 3.200,00, waktu tempuh kendaraan pribadi lebih lama 2,4 menit dan frekuensi keberangkatan Bus Trans Malang setiap 18 menit, maka responden pengguna kendaraan pribadi akan berpindah moda menggunakan Bus Trans Malang. Kata Kunci : pemilihan moda, stated preference, bus trans malang, kendaraan pribadi, kendaraan umum
STUDI PERENCANAAN GEDUNG PARKIR TERPUSAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA Hidayat, Samsul Arif; Saputra, Erick Luckita; Bowoputro, Hendi; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.681 KB)

Abstract

Universitas Brawijaya merupakan salah satu universitas negeri terkemuka di Indonesia sehingga banyak pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan di kampus ini. Tercatat pada tahun 2013/2014 jumlah mahasiswa di Universitas Brawijaya sebanyak 52.376 orang. Jumlah mahasiswa yang diterima dan tidak seimbangnya angkatan lulus di Universitas Brawijaya membuat peningkatan pembangunan gedung perkuliahan di kawasan Universitas Brawijaya, sehingga pelataran parkir banyak yang beralih fungsi menjadi gedung perkuliahan. Beberapa diantaranya di kawasan Fakultas Pertaninan dan Fakultas Perikanan. Akibatnya para pengguna kendaraan pribadi banyak yang tidak mendapatkan parkir sehingga badan jalan digunakan sebagai tempat parkir (on street parking). Permasalahan yang timbul perlu dicarikan sebuah solusi agar tercipta suasana yang tertib dan aman. Salah satu solusinya adalah dengan membangun gedung parkir terpusat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui permintaan kebutuhan ruang parkir Universitas Brawijaya saat ini, mengetahui pendapat sivitas akademika terhadap rencana penyediaan gedung parkir terpusat, membuat desain layout gedung parkir terpusat di dalam kawasan Universitas Brawijaya. Hasil analisis didapat bahwa jumlah petak parkir di Universitas Brawijaya sebanyak 68 lokasi baik off street parking maupun on street parking dengan dan tanpa pengaturan. Total kapasitas dasar dari petak parkir sebesar 1363 unit untuk mobil dan 8894 unit untuk sepeda motor. Akumulasi parkir untuk mobil didapatkan nilai sebesar 1371 unit dan sepeda motor didapatkan nilai sebesar 14285 unit. Tingkat penggunaan (okupansi) ruang parkir terbesar untuk mobil sebesar 104% dan untuk sepeda motor sebesar 161%. Hasil deskripsi diperoleh bahwa persepsi warga Universitas Brawijaya yang setuju terhadap rencana penyediaan gedung terpusat didapatkan nilai sebesar 73% atau 255 orang dari total 350 sampel, sedangkan responden yang tidak setuju sebanyak 27% atau 95 orang dari total 350 sampel. Jarak berjalan kaki dari tempat parkir menuju tempat tujuan  diperoleh nilai sebesar 58% atau 202 orang dari 350 sampel  memilih jarak jalan kaki 100-200, lalu disusul dengan jarak 200-300 m sebanyak 22% atau 76 orang, 400 m sebanyak 11% atau 38 orang, dan jarak 300-400 m sebanyak 10% atau 34 orang. Gedung parkir terpusat direncanakan di 7 lokasi dekat pintu gerbang dengan 3 gedung parkir terpusat untuk parkir mobil dan 4 parkir terpusat untuk parkir sepeda motor. Gedung parkir terpusat di 7 lokasi mampu menampung parkir sebesar 1413 unit untuk mobil dan 14616 unit untuk sepeda motor   Kata Kunci       : Kapasitas Parkir, Akumulasi parkir, Okupansi Parkir, Analisis   Deskriptif, Parkir Terpusat
KAJIAN KINERJA OPERASIONAL BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) KELAS EKSEKUTIF TRAYEK MALANG-JAKARTA Sahara, Ahmad; Setyaningsih, Eny; Arifin, M. Zainul; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.123 KB)

Abstract

Bus AKAP (Angkutan Kota Antar Provinsi) yang melayani trayek Malang-Jakarta mengalami penurunan jumlah peminat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi setiap harinya hanya mengangkut penumpang kurang dari setengah kapasitas pada setiap keberangkatan. Sehingga disini perlu dilakukan analisis kinerja dan analisis tarif yang bertujuan untuk mengetahui kinerja secara keseluruhan bus AKAP trayek Malang-Jakarta, mengetahui atribut pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan serta mengetahui kesesuaian tarif berdasarkan kemampuan dan kemauan membayar dari masyarakat pengguna bus. Analisis kinerja pada kajian ini menggunakan metode Importance-Performance Analysis (IPA) dan untuk analisis tarif menggunakan metode Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP). Kajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara kuesioner pada responden.Responden dalam kajian berjumlah 160 responden dan berasal dari penumpang bus AKAP trayek Malang-Jakarta yang sedang menunggu keberangkatan di ruang tunggu Terminal Arjosari Malang.Survei kajian ini dilakukan pada bulan Juni 2015. Berdasarkan analisis kinerja dengan menggunakan metode IPA yang telah dilakukan didapatkan nilai kesesuian rata-rata sebesar 84,55%, hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja bus AKAP trayek Malang-Jakarta sangat memuaskan. Namun ada beberapa atribut pelayanan yangperlu ditingkatkan pelayanannya yaitu pengadaan alat pemadam api ringan, pengadaan sabuk keselamatan, ketepatan jadwal, kemudahan akses menuju terminal dan fasilitas kesetaraan untuk orang tua, ibu hamil dan penyandang disabilitas. Berdasarkan analisis tarif berdasarkan ATP, didapat korelasi antara pendapatan dan ATP dengan persamaan regresi Y=0,0089X+131669 dengan R2 sebesar 0,4776. Dari persamaan regresi tersebut  diperoleh nilai tarif berdasarkan kemampuan membayar (ATP) sebesar Rp 184.187. Sementara itu berdasarkan analisis WTP diperoleh nilai tarif berdasarkan kemauan membayar (WTP) sebesar Rp 289.219.Karena nilai ATP lebih kecil dari WTP maka pengguna bus tergolong captive riders, artinya pengguna bus mempunyai penghasilan relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa tersebut sangat tinggi.Kemudian didapatkan nilai tarif berdasarkan keduanya yaitu ATP dan WTP sebesar Rp 278.000.Nilai tarif yang diperoleh ini nilainya sedikit lebih kecil dari tarif yang berlaku saat ini yaitu sebesar RP 300.000.   Kata kunci : bus AKAP, kinerja, IPA, tarif, ATP, WTP, trayek Malang-Jakarta
Kajian Arus Jenuh Pada Simpang Bersinyal Di Kota Malang Bagian Selatan Bowoputro, Hendi; Arifin, M. Zainul; Djakfar, Ludfi; Kusumaningrum, Rahayu
Rekayasa Sipil Vol 8, No 2 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.107 KB)

Abstract

Salah satu masalah transportasi di kota Malang terjadi pada simpang bersinyal. Permasalahan tersebut ditunjukkan dalam hasil penelitian derajat kejenuhan (DS) pada simpang bersinyal di kota Malang yang sebagian besar melampui nilai 1 bahkan mencapai 2, yang mana nilai derajat kejenuhan yang ditetapkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)1997 yaitu 0,75. Di dalam MKJI 1997 nilai arus jenuh dasar per meter (S /m) pada suatu pendekat ditetapkan sebesar 600 smp/m. Penelitian ini mengkaji nilai arus jenuh yang sesuai dengan keadaan sebenarnya di kota Malang bagian selatan. Penelitian arus jenuh di kota Malang bagian meliputi 11 simpang bersinyal yang terdiri 34 kaki simpang menggunakan metode time slice dengan interval 6 detik. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 32,3% kaki simpang pada wilayah peneltian memiki nilai S 0 0 /m yang telah melewati standar yang ditetapkan MKJI 1997. Dari hasil tersebut dihasilkan dua buah usulan desain kriteria alternatif formulasi nilai S 0 /m. Usulan pertama menghasilkan persamaan S /m = 1159,407 – (83,523 x lebar pendekat efektif) + (246,169 x bahu jalan) - (9,938 x lebar keluar). Sedangkan usulan kedua dengan menentukan faktor penyesuaian hambatan samping ideal (FSF ideal). Nilai FSF ideal dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: tingkat rendah dengan nilai 0,728 ; tingkat sedang dengan nilai 1,017, tingkat tinggi dengan nilai 1,520, tingkat sangat tinggi dengan nilai 2,551. 
KAJIAN POLA PERGERAKAN BARANG DAN LOKASI TERMINAL KARGO DI KOTA MALANG Marhaeni, Bunga Mega; Syahrir, Hardiyansah; Djakfar, Ludfi; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.849 KB)

Abstract

Tingginya jumlah barang yang masuk ke Kota Malang menyebabkan banyaknya jumlah kendaraan berat memasuki kawasan kota dan berdampak negatif bagi sistem transportasi Kota Malang. Kota Malang telah merencanakan pembangunan terminal kargo yang dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan bongkar muat barang serta sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asal tujuan barang, persepsi pelaku industri terhadap kebutuhan terminal kargo dan lokasi penempatan terminal kargo di kota Malang. Pengumpulan data melalui pengamatan jumlah kendaraan angkutan barang yang menuju Malang Raya, survei kepada pengendara angkutan barang untuk mengetahui asal tujuan angkutan barang dan jenis barang yang diangkut serta melakukan kuisioner kepada pelaku industri yang terkait dengan terminal kargo. Penentuan responden survei kuisioner dengan sensus sejumlah 41 perusahaan yang berkriteria modal perusahaan diatas Rp 5.000.000.000,-. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui lokasi penempatan terminal kargo di kota Malang. Dari keseluruhan hasil penelitian, Pola Asal Tujuan Pergerakan Barang di Kawasan Malang Raya dengan prosentase terbesar 28,8% yang berasal dari Kota Surabaya menuju Kota Malang dengan jenis barang terbanyak yaitu sembako sebesar 25,3%. Persepsi Pelaku Industri terkait terminal Kargo memberikan respon yang positif terhadap pembangunan Terminal Kargo. Prosentase sangat setuju 60% dan setuju 40% berasal dari dinas terkait dan prosentase sangat setuju 24% dan setuju 68% dari perusahaan. Berdasarkan hasil AHP (Analytic Hierarchy Process) dapat ditentukan bahwa lokasi terbaik untuk pembangunan terminal kargo di Kota Malang adalah wilayah Blimbing dengan total nilai sebesar 0,6762 (68%) yang didukung dengan perolehan nilai tertinggi dalam nilai utilitas yang menyangkut Tata Guna Lahan dengan bobot kepentingan sebesar 0,368 (37%). Kata Kunci: Terminal Kargo, Analytic Hierarchy Process (AHP) , pendapat pelaku industri, lokasi penempatan.
ANALISIS TOLL CHARGE USING ATP/WTP FOR KRAKSAAN – BANYUWANGI TOLL ROAD Silmy Adani, Sakila Herfiana; Hary Putra, Achmad Prayoga; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.087 KB)

Abstract

East Java is the second most populous province in Indonesia, based on census data given by Central Bureau of Statistics. The population density in East Java also in line with its density in the sector of transportation. The route has low safety level since there is PLTU Paiton that could affect the road user when there is work accident. To handle density and safety problem, a construction of Kraksaan-Banyuwangi toll was planned to support the Trans-Java Toll. In this construction plan, an investigation of ideal tariff based on user perception using ATP and WTP analysis was required. Data collection was done in Besuki sub-district with 2 locations of survey. The survey was conducted with the method of interview and closed questionnaire for 422 respondents. According to the graphic of relationship between those two methods, the result of respondents characteristic and ideal tariff of Kraksaan-Banyuwangi toll is acquired as follows: Group 1 Rp.625,00/Km, Group 2 Rp. 937.50/Km, Group 3 Rp. 1.250,00/Km, Group 4 Rp.1.562,50/Km, and Group 5 Rp. 1.875,00/Km. The ideal tariff obtained is deemed as low compared to toll tariff in the district of Surabaya, Gempol, Sidoarto and Mojokerto. The difference is regarded as normal considering the growth value of Kraksaan-Banyuwangi region that is still below the aforementioned districts– according to Central Bureau of Statistics (BPS). The low ideal tariff is also influenced by the perception of respondents towards the transportation density of the route that is still considered as normal. Since most of the respondents have never used any toll road before, they also assumed that alternative road / toll is still unimportant. Keywords: Tariff, ATP, WTP
PENETAPAN TARIF JALAN TOL BERDASARKAN PENDEKATAN ATP DAN WTP (Studi Kasus: Rencana Jalan Tol Solo – Karanganyar) Muhammad, Nabil; Wibowo, Rizki Arif; Wicaksono, Achmad; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.154 KB)

Abstract

Transportasi merupakan suatu sarana yang sangat penting dalam membantu roda perekonomian, suatu daerah tidak dapat berdiri sendiri secara total dalam memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri, sehingga daerah tersebut membutuhkan daerah lain sebagai pendukung dimana salah satu prasarana penghubungnya berupa jalan tol. Jalan tol Solo-Karanganyar adalah salah satu bagian Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.Oleh sebab itu, perlu adanya analisa tarif untuk penentuan tarif tol yang sesuai karena Jalan Tol Solo-Karanganyar belum beroperasi dan belum memiliki tarif tol pada kendaraan golongan I. Objek yang diteliti adalah 97 responden calon pengguna Jalan Tol Solo-Karanganyar dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5%.Karena survei dilakukan dari arah Solo-Karanganyar dan sebaliknya maka jumlah sampel menjadi 194 orang.Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner yang meliputi karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan ATP dan WTP. Hasil studi dapat diketahui dari survei karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan dari calon pengguna Jalan Tol Solo-Karanganyar yang dilakukan dengan penyebaran kuisioner terkait karakteristik sosial ekonomi dan perjalanan calon pengguna jalan tol. Nilai Ability to Pay (ATP) rata-rata responden sebesar Rp 26.353,26/riit dimana nilai tersebut lebih tinggi dari tarif acuan yang digunakan yaitu sebesar Rp 11.000,00. Sedangkan nilai Willingness to Pay (WTP) rata-rata responden sebesar Rp 10.650,93 dimana nilai tersebut lebih rendah daripada tarif acuan yang digunakan yaitu sebesar Rp 11.000,00. Nilai ATP responden > nilai WTP yang menunjukkan bahwa kemampuan membayar responden lebih besar dari kemauan membayar karena pengguna mempunyai penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah. Sedangkan penentuan tarif dasar didasarkan pada rata-rata nilai ATP dan WTP. Berdasarkan perhitungan, maka didapatkan harga tarif tol yaitu sebesar Rp 18.502,09. Kata Kunci: Jalan Tol, ATP, WTP, tarif, Solo – Karanganyar.
ANALISIS POTENSI PENGGUNA RENCANA TOL KEDIRI – NGANJUK MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE Novyana, Teofani Rizkhy; Pratama, Kukuh; Djakfar, Ludfi; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1165.064 KB)

Abstract

Kediri dan Nganjuk merupakan salah satu daerah sentral industri di Provinsi Jawa Timur yang menyebabkan arus barang dan jasa di kedua kabupaten tersebut tentunya sangat padat. Jalan tol merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi kemacetan yang ada di jalan-jalan arteri didalam kota. Untuk perencanaan jalan tol Kediri-Nganjuk, maka perlu mengetahui prediksi jumlah potensi pengguna yang akan beralih dari jalan eksisting ke jalan tol dan menentukan tarif tol ideal.Analisis potensi pengguna ditinjau dari analisis peralihan moda menggunakan metode Stated Preference, road side interview dan data traffic counting. Atribut yang ditinjau adalah tarif masuk toldan kondisi lalu lintas pada jalan eksisting. Potensi pengguna tol Kediri-Nganjuk dengan VCR aktual = 0,8pada golongan I dengan tarif Rp600,00/Km sebanyak 6.113kendaraan/hari, golongan II dengan tarif Rp900,00/Km sebanyak 691 kendaraan/hari,golongan III dengan tarif Rp1.200,00/Km sebanyak 665 kendaraan/hari, golongan IV dengan tarif Rp1.500,00/Km sebanyak 841kendaraan/hari, golongan V dengan tarif Rp1.800,00/Km sebanyak 165 kendaraan/hari. Dan tarif masuk ideal golongan I-V secara berurutan didapatkan sebesar Rp749,00/Km, Rp1.123,00/Km, Rp1.498,00, Rp1.872,00/Kmdan Rp2.247,00/Km. Sedangkan untuk potensi pengguna dimasa mendatang yakni pada tahun 2022 dan 2027diperoleh jumlah pengguna terbesar golongan I dengan tarif Rp600,00/Km dan VCR = 1,2 sebanyak 15.315, dan 21.217 kendaraan/hari, pada tarif Rp650,00/Km dan VCR = 1,2 sebesar 14.985, dan 20.759 kendaraan/hari, Sehingga potensi pengguna tol Kediri-Nganjuk tiap tahunnya meningkat. Kata kunci : potensi pengguna, Stated Preference(SP), karaktreristik responden, road side interview(RSI), tarif tol, jumlah pengguna dimasa mendatang.  
KAJIAN TARIF DAN PELAYANAN BUS DALAM KOTA SURABAYA KELAS EKONOMI NON TOL TRAYEK PURABAYA-OSOWILANGON Romadhon, Firdausy Ilham; Putro, Bayu Bimantoro; Arifin, M. Zainul; Kusumaningrum, Rahayu
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.899 KB)

Abstract

Latar belakang kajian ini adalah karena tarif bus kota Surabaya trayek Purabaya-Osowilangon yang mahal bagi masyarakat Surabaya dan fasilitas yang diberikan kepada masyarakat tidak sesuai dengan tarif yang dibayarkan penumpang bus kota. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penumpang bus kota , mengetahui kinerja pelayanan bus kota dan mengetahui tarif ideal bus kota Surabaya kelas ekonomi non tol trayek Purabaya-Osowilangon.  Dalam kajian ini menggunakan metode Abillity To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) untuk mengetahui tarif ideal bus kota dan metode Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengetahui kinerja pelayanan bus kota Surabaya trayek Purabaya-Osowilangon. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 450 responden dan pengambilan sampel menggunakan metode random sampling. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer yang diperoleh dari data hasil kuisioner dan wawancara, yang dilakukan di dalam bus kota Surabaya kelas ekonomi non tol trayek Purabaya-Osowilangon pada bulan Maret 2017, sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur, internet, dan dokumen perusahaan. Hasil kajian menggunakan metode IPA menunjukkan bahwa terdapat 10 atribut pelayanan bus kota Surabaya kelas ekonomi non tol trayek Purabaya-Osowilangon yang perlu ditingkatkan. Kesepuluh atribut tersebut antara lain: (1) Lampu penerangan, (2) Alat pemecah kaca, (3) Alat pemadam api ringan, (4) Fasilitas kesehatan, (5) Kelayakan kendaraan, (6) Pintu masuk dan keluar harus tertutup saat bus berjalan, (7) Fasilitas pengatur suhu ruangan, (8) Fasilitas kebersihan, (9) Larangan merokok, (10) Tarif yang sesuai dengan pelayanan. Berdasarkan analisis ATP, diketahui presentase responden yang mampu membayar tarif lebih dari rata-rata tarif yang berlaku saat ini adalah sebesar 11,33%. Kemudian berdasarkan korelasi antara ATP dan pendapatan didapatkan persamaan regresi Y= 0.0005X + 2.445,5 dengan X adalah pendapatan rata-rata responden yaitu Rp. 2.050.000,- sehingga diperoleh rata-rata ATP regresi sebesar Rp. 3.470,5. Sedangkan untuk analisis WTP diketahui prosentase responden yang mau membayarkan tarif lebih dari rata-rata yang berlaku saat ini adalah sebesar 45,33%. Dan didapatkan persamaan regresi Y= 0,0003X + 4.601,4 dengan X adalah pendapatan rata-rata responden yaitu Rp. 2.050.000,- sehingga diperoleh rata-rata WTP regresi sebesar Rp. 5.216,4. Bersadarkan hasil analisis ATP dan WTP tersebut menunjukan bahwa masyarakat masih kurang mampu dan kurang mau untuk membayar tarif yang berlaku. Pengguna jasa didalam kajian ini tergolong dalam captive riders. Kata kunci: Pelayanan, Tarif, IPA, ATP, WTP, Bus kota Surabaya