Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Eksplorasi Fusarium Spp yang Berasosiasi Dengan Aquillaria Spp di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara N, Nurbaya; Kuswinanti, Tutik; B, Baharuddin; Rosmana, Ade; Millang, Syamsuddin
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fusarium spp adalah salah satu isolat cendawan yang berasosiasi dengan tanaman Aquillaria spp untuk menghasilkan gaharu sebagai hasil hutan bukan kayu. Penelitian ini mengambil sampel dari batang Aquillaria spp yang menunjukkan gejala pembentukan gaharu yang tumbuh secara alami pada ketinggian yang berbeda, mulai dari ketinggian 0-2000 mdpl, yang ada pada empat Kecamatan yaitu: Kecamatan Nunukan Selatan (0-100 mdpl), Lumbis (100-500 mdpl), Krayan Induk (1000-1500 mdpl), Krayan Selatan (1000-2000 mdpl) di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai isolat-isolat Fusarium pembentuk gaharu dari batang Aquillaria spp. Isolat Fusarium diperoleh dengan mengamati pertumbuhan morfologi cendawan pada media PDA. Hasil yang diperoleh diidentifikasi secara molekuler menggunakan jenis primer LSU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada batang Aquillaria spp yang tumbuh pada ketinggian 0-100 mdpl terinfeksi oleh F. solani, ketinggian 100-500 mdpl terinfeksi oleh Fusarium sp, F. fujikuroi dan F. oxysporum, ketinggian 1000-1500 mdpl terinfeksi oleh F. solani, sedangkan Aquillaria spp yang tumbuh pada ketinggian 1000-2000 mdpl terinfeksi oleh F. solani, F. oxysporum dan F. ambrosiumKata Kunci: Aquillaria spp, cendawan, eksplorasi, Fusarium.
Isolasi Cendawan Rhisozfer Penghasil Hormone Indol Acetic Acid (IAA) Pada Padi Aromatik Tanatoraja A, Abri; Kuswinanti, Tutik; Lisan Sengin, Enny; Sjahrir, Rinaldi
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas jenis padi akan berpengaruh pada selera makan. Jenis padi yang menghasilkan nasi pulen dan aromanya wangi merupakan keunggulan jenis padi aromatik. Namun sulit dijumpai dan harganya mahal. Sulawesi Selatan, khususnya daerah Tanah Toraja merupakan daerah pengembangan padi aromatik yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Budidaya yang diterapkan masih bersifat tradisional dan berbasis kearifan lokal yaitu tanpa penggunaan pupuk, pestisida dan obat kimia lainnya, sehingga diharapkan terdapat keragaman biodiversitas mikroorganisme yang tinggi di dalam tanah terutama cendawan rhizosfer yang menghasilkan hormon Indol Acetic Acid (IAA). Rhizosfer tanaman padi aromatik diambil sebanyak 10 gram disuspensikan dalam 100 ml aquades steril. Pemurnian dilakukan dengan memindahkan satu koloni jamur pada medium PDA steril yang baru. Pengukuran produksi IAA dilakukan dengan mengkulturkan 1 lup penuh isolat cendawan rhizosfer pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dengan penambahan LTriptofan dan selama 48 jam pada ruang gelap dengan suhu ruang. IAA dengan kertas saring kemudian disentrifius 3000 rpm selama 30 menit, tambahkan 2 tetes asam orthofosfat, lalu tambahkan lagi dengan 4 ml reagen Salkowski (50 ml, 35% asam sulfat, 1 ml 0,5 mol larutan FeCl3), simpan ruang gelap selama 24 jam, perubahan warna larutan menjadi pink berarti isolat cendawan telah memproduksi IAA. Pengukuran absorbansi serapan IAA nya dengan menggunakan spektrometer (spectronic 20) pada panjang gelombang 530 nm. Hasil isolasi cendawan rhizosfer padi aromatik jenis Pare kaloko menghasilkan 19 isolat dan Pare Bau 15 isolat. Rata-rata produksi Indole Acetic Acid (IAA) sebesar 0,556-2.190 mg/L dihasilkan oleh isolat pare Kaloko, sedangkan rata rata produksi IAA yang dihasilkan oleh isolat pare Bau sebesar 0,048 – 1,8101,435 mg/LKata Kunci: IAA, isolat cendawan, padi aromatik, rhisozfer
Potensi Jamur Pelapuk Dalam Mendekomposisi Limbah Kulit Kakao Rahim, Iradhatullah; Kuswinanti, Tutik; Asrul, Laode; Rasyid, Burhanuddin
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu komoditas penting di Indonesia adalah kakao. Namun hanya isi biji yang dikelola secara komersial. Padahal limbah kulit kakao yang mencapai 95% dari total biomassa merupakan sumber bahan organik yang potensial. Namun, kulit kakao yang terdiri dari senyawa lignin, selulosa, dan hemiselulosa sangat sulit terdekomposisi. Jamur pelapuk merupakan salah satu jenis mikroba yang dapat mendegredasi senyawasenyawa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi jamur pelapuk untuk mendekomposisi limbah kulit kakao. Penelitian dilakukan dengan mengisolasi jamur pelapuk dari pertanaman kakao. Jamur pelapuk kemudian diinokulasi pada limbah kulit kakao. Dilakukan pengamatan penurunan bobot kakao dan uji lignoselulotik. Hasil penelitian menunjukkan isolasi jamur pelapuk menghasil isolat BSA, BPB, BPC, BPE1, BPE2, BSF, BPG, dan JT. Penurunan bobot limbah kakao tertinggi pada pemberian isolat BPB. Kadar selulosa terendah pada pemberian isolat BSA, sedangkan kadar hemiselulosa dan lignin terendah, masing-masing pada pemberian isolat BPE2 dan BPB.Kata Kunci: jamur pelapuk, lignoselulotik, kulit kakao
Uji Kecepatan Pertumbuhan Fusarium spp. pada Media Organik dan Media Sintetis ., Nurbaya; Kuswinanti, Tutik; ., Baharuddin; Rosmana, Ade; Millang, Syamsuddin
bionature Vol 15, No 1 (2014): April
Publisher : Fakultas MIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.744 KB) | DOI: 10.35580/bionature.v15i1.1548

Abstract

Fusarium spp., adalah jenis cendawan yang dapat menginfeksi pembentukan gubal pada tanaman gaharu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan dengan jumlah spora yang dihasilkan cendawan pada media cair organik dan media cair sintesis, yang dapat dijadikan media inokulasi terbaik dalam pembentukan gubal pada tanaman gaharu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media air kelapa sebagi media organik memperlihatkan rata-rata jumlah spora tertinggi sekitar 8.83 spora/ml, sedangkan media CDA sebagai media sintetik memperlihatkan rata-rata jumlah spora terendah sekitar 6.85 spora/ml.
Keparahan Penyakit Blas Pyricularia oryzae dan Analisis Gen Virulensi Menggunakan Metode Sequence Characterized Amplified Region Gilang Kurrata; Tutik Kuswinanti; Andi Nasruddin
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 1 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.1.19-27

Abstract

Penyakit blas padi yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae (teleomorph: Magnaporthe oryzae) merupakan salah satu penyakit penting pada pertanaman padi di dunia, termasuk di Indonesia. Penggunaan varietas tahan merupakan cara penanggulangan penyakit blas yang murah, efisien dan aman dari risiko pencemaran pestisida. Namun ketahanan suatu varietas padi terhadap penyakit blas hanya dapat dimanfaatkan beberapa tahun saja disebabkan oleh kompleksitas patogen yang dengan mudah dapat mematahkan ketahanan varietas terutama bila ketahanan varietas ditentukan oleh hanya satu gen dominan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keparahan penyakit blas dan variasi genetik dari isolat-isolat P. oryzae dari Kabupaten Maros serta hubungan tingkat keparahan penyakit dengan ragam haplotipe yang diperoleh sebagai dasar rekomendasi pengendalian dengan varietas tahan yang sifatnya spesifik lokasi. Pengamatan keparahan penyakit blas menggunakan standard evaluation system for rice dilakukan di 8 lokasi lahan petani di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan pada bulan Juni sampai September 2019. Analisis keragaman genetik dilakukan menggunakan primer spesifik penyandi gen virulensi (Pwl2, Erg2 dan Cut1). Tingkat keparahan blas tertinggi diamati pada var. Mekongga sebesar 42.12% di Kecamatan Simbang dan 23.33% di Kecamatan Maros Baru. Di Kecamatan Tanralili (var. Inpari-7) dan Kecamatan Mandai (var. Ciherang) tingkat keparahan hanya 7.6% dan 7.88%. Sebanyak 15 isolat P. oryzae diperoleh dari 8 kecamatan di Kabupaten Maros. Analisis keragaman genetik menggunakan 3 primer menunjukkan adanya 5 haplotipe yang berbeda, yaitu haplotipe A-000 (4 isolat), C-011 (3 isolat), D-111 (2 isolat), F-110 (3 isolat) dan G-100 (3 isolat).
Efektivitas Isolat Bakteri dari Rizosfer dan Bahan Organik Terhadap Ralstonia solanacearum dan Fusarium oxysporum pada Tanaman Kentang Tutik Kuswinanti; Baharuddin Baharuddin; Sri Sukmawati
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 10 No 2 (2014)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.797 KB) | DOI: 10.14692/jfi.10.2.68

Abstract

Rhizosphere is an ideal area for growth and development of microbial antagonists, because it is a nutrition rich area. Nutrients that secreted in the rhizosphere are influenced by many environmental factors which in turn effect the diversity and abundance of microbial community. Based on these facts, the research were aimed to isolate bacteria from the rhizosphere and organic materials in Tana Toraja, and determine their role as biological control agents for potato wilt disease. Antagonistic test was conducted in order to determine the ability of each bacterial isolate to inhibit the growth of Ralstonia solanacearum and Fusarium oxysporum. The results showed that from totally 74 bacterial isolates, only 10 and 4 bacterial isolates were able to inhibit the growth of R. solanacearum and F. oxysporum in vitro, respectively.
Eksplorasi dan Penentuan Ras Penyebab Penyakit Blas Padi di Kabupaten Maros Nur Azizah Salimah; Tutik Kuswinanti; Andi Nasruddin
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 2 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.2.41-48

Abstract

Exploration and Determination of Rice Blast Races in Maros Regency Blast disease caused by the fungus Pyricularia oryzae (Teleomorph: Magnaporthe oryzae) is one of the most important diseases causing significant yield losses on rice worldwide. The fungus has a high degree of virulence and adaptation as evidenced by the large number of its races. The study was conducted to identify the race of P. oryzae isolates and their distribution in eight sub-districts in Maros Regency. Race identification was determined based on bioassay using seven differential rice varieties, i.e. Asahan, Cisokan, IR 64, Krueng Aceh, Cisadane, Cisanggarung and Kencana Bali varieties. Observation of disease severity followed the Standard Evaluation System for Rice by IRRI. Susceptibility of host plant was assessed based on leaf spot symptom on the scale of 5 to 9. As many as 30 isolates of P. oryzae were found with the distribution as follows, 4 isolates from Bantimurung, 8 isolates from Simbang, 4 isolates from Maros Baru, 3 isolates each from Moncongloe, Tanralili, Tompobulu, Mandai, and 2 isolates from Lau. A total of 17 P. oryzae races were identified, namely race 000, 001, 011, 020, 023, 031, 033, 041, 061, 101, 103, 111, 141, 173, 221, 301 and 373. Race 001 is the dominant race in which it was found at five locations where P. oryzae isolates were collected.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR KAYU DARI HUTAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN TABO-TABO KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP Astuti Arif; Musrizal Muin; Tutik Kuswinanti; Fitri Harfiani
PERENNIAL Vol. 3 No. 2 (2007)
Publisher : Forestry Faculty of Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v3i2.171

Abstract

Wood deterioration were generally occured by the activities of biological agents. Fungal can attack wood and lignoselulosic substances and cause staining and decaying. Its damage levels were vary depending on the attacking fungal species. Eventhough it poses some disadvantages, actually fungy have potential benefits for human life such as nutrient, energy resources, medicine, etc. Fungy from Tabo-tabo educational forest were collected, isolated,and identified in this study. Identification was conducted throughout their macroscopic and microscopic characteristics. The result showed that the amount of fungal species were nineteen species, i.e: Aspergillus sp.,Poria subacida, Fomes sp., Lenzites sp., Hericium sp., Dacrymyces deliquescens, Ganoderma lucidum, Clitocybe sp., Trametes confragasa, Shizophyllum commune, Periconia sp., dan Helicosporium sp.,Clitocybe sp., Schizophyllum commune, dan Hygrophorus hypotejus,Ganoderma lucidum dan Coprinus atramentarius, Amanitopsis fulva dan Dacrymyces deliquescens, Collybia sp., Amanitopsis fulva, Hygrophorus hypotejus,Coprinus atramentarius, Monilia sitophilia, Gilmaniella sp. dan Conoplea sp. Key words: Wood fungy, deterioration, Tabo-tabo Educational Forest References
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR KAYU DARI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DI BENGO-BENGO KECAMATAN CENRANA KABUPATEN MAROS Astuti Arif; Musrizal Muin; Tutik Kuswinanti; . Rahmawati
PERENNIAL Vol. 5 No. 1 (2009)
Publisher : Forestry Faculty of Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v5i1.185

Abstract

Wood deterioration were generally occured by the activities of biological agents. Fungal can attack wood and lignoselullosic substances and cause staining and decaying. Its damage levels were vary depending on the attacking fungal species. Eventhough it poses some disadvantages, actually fungy have potential benefits for human life such as nutrient, energy resources, medicine, etc. Fungy from the Hasanuddin University Experimental Forest were collected, isolated, and identified in this study. Identification was conducted throughout their macroscopic and microscopic characteristics. The result showed that the amount of fungal species were fourteen species, i.e: Trichoderma sp., Phymatotrichum sp., Pycnoporus cinnabarinus, Pleurotus sp., Verticillium sp., Schizophyllum sp., Clavariadelphus truncates, Beuveria sp, Dendryphion sp., Penicillium sp., Amanita junguilea (jamur kikik), Auricularia auricularis (jamur kuping pimir), Amanita fuliginea Hongo, and Fusarium sp. Key words: Wood fungy, deterioration, Hasanuddin University Experimental Forest
Karakterisasi Molekuler Isolat-Isolat Penyebab Bulai (Peronosclerospora spp) Pada Tanaman Jagung Berbasis Simple Sequence Repeat (SSR) Hikmahwati Hikmahwati; Tutik Kuswinanti; Melina Melina
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Agrovital Volume 3, Nomor 1, Mei 2018
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/agrovital.v3i1.212

Abstract

Karakterisasi Molekuler Isolat-Isolat Penyebab Bulai (Peronosclerospora spp.) pada Tanaman Jagung Berbasis Simple Sequence Repeat (SSR).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) spesies Peronosclerospora  spp yang diperoleh dari beberapa lokasi di Indonesia dan (2) keragaman genetik dan pengelompokkan antara isolat  Peronosclerospora  spp.  yang diperoleh dari beberapa lokasi di Indonesi.  Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan dan di Pusat Kegiatan Penelitan Universitas Hasanuddin.  Isolat yang digunakan berasal dari Medan, Kediri dan Maros.  Metode karakterisasi dilakukan secara molekuler dengan metode SSR. Hasil pengamatan dengan metode SSR efektif digunakan dalam studi keragaman genetik Peronosclerospora spp., Analisis kluster dengan UPGMA menghasilkan 3 kelompok, kelompok I terdiri dari 3 isolat asal Kediri, kelompok II terdiri dari 3 isolat asal Medan dan kelompok III terdiri dari 3 isolat asal Maros.  Berdasarkan karakterisasi dan analisis kluster isolat dari 3 lokasi yang berbeda memiliki kemungkinan adalah spesies yang berbeda.