Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN Nuciferani, Felicia Tria; Antoni, Antoni; Hardjito, Djwantoro
JURNAL DIMENSI UTAMA TEKNIK SIPIL Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Magister Teknik Sipil Universitas Kristen Petra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.005 KB)

Abstract

ABSTRACT: The aim of this study is to explore the possible use of bottom ash as artificial aggregates. It is found that the pelletizer method by using mixer without blade is one possibility to manufacture artificial aggregates. The optimum mixture composition of artificial aggregate is found to be 3 BA : 1FA : 0,5 C , by weight, and immersed once in cement slurry. The water content in ssd condition is 27% with the compressive strength of the aggregate 2.4 MPa on the seventh day. Concrete produced with mixture compositition of 1 cement : 1.5 sand by weight, resulted in water content of 14.63% in ssd condition and compresive strength of 14.20 MPa at 28th day.
ANALISIS RISIKO FONDASIBORED PILE& TIANG PANCANG PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA Nuciferani, Felicia Tria; Aulady, Mohamad Ferdaus Noor; Ragilia, Nila Ananda Putri
Jurnal IPTEK Vol 21, No 1 (2017)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.099 KB) | DOI: 10.31284/j.iptek.2017.v21i1.68

Abstract

Penerapan manajemen risiko pada proyek bangunan gedung sudah banyak mulai dilakukan, namun kebanyakan risiko yang di kelola masih bersifat umum. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau lebih dalam terkait risiko pada sebuah gedung, khususnya bangunan bawah. Pengambilan data dilakukan pada pembangunan Tunjungan Plaza 6 yang memiliki fondasi bored pile dan tiang pancang.Identifikasi risiko dilihat dari sudut pandang kontraktor untuk mengetahui tingkat probabilitas dan impact risiko terhadap kinerja biaya. Hasil dari kuesioner tahap pertama dianalisis dengan metode matriks risiko guna mengetahui peringkat risiko. Hasil dari kuesioner tahap kedua untuk mengetahui kebijakan respons risiko, faktor risiko yang berperingkat high risk pada pekerjaan fondasi bored pile dan tiang pancang adalah keruntuhan dinding penahan tanah, salah satu analisis penyebab adalah stabilitas tanah kurang baik dengan jenis respons A2 yang artinya proyek diterima dan risiko dikendalikan dengan perencanaan yang matang.
Pemerataan Tenaga Kerja Pada Proyek Pembangunan Pergudangan Priyadi, Reka Ristianti; Nuciferani, Felicia Tria; Choiriyah, Siti; Aulady, Mohamad Ferdaus Noor.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.192 KB)

Abstract

Keberhasilan suatu proyek konstruksi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas sumber daya khususnya tenaga kerja, namun seringkali terabaikan. Pada proyek konstruksi terdapat lima sumberdaya yang mempengaruhi berjalannya suatu proyek, salah satunya adalah tenaga kerja. Proyek pembangunan pergudangan mengalami ketidakmertaan alokasi sumber daya tenaga kerja, dikarenakan adanya aktivitas pekerjaan dengan fluktuasi kebutuhan pekerja yang tinggi. Sehingga mengakibatkan ketidakmerataan setiap item pekerjaan. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan bantuan program Ms. Project 2016, bertujuan untuk alokasi sumber daya tenaga kerja saat dilakukan resource levelling Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses resource levelling tidak merubah jadwal berakhirnya proyek tetapi menggeser jadwal beberapa item pekerjaan sehingga tidak terjadi penumpukan pekerja. Pada waktu pelaksanaan. resource levelling alokasi tenaga kerja menghasilkan penjadwalan baru, yaitu waktu mulai dan akhir item pekerjaan yang berbeda dari penjadwalan awal dengan hasil alokasi tenaga kerja merata.
PENGUKURAN KINERJA WAKTU DAN BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN JETTY MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE Romadhonnia, Nurul; Noor Aulady, Mohamad Ferdaus; Nuciferani, Felicia Tria
WAKTU Vol 16 No 2 (2018): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v16i2.1669

Abstract

Seiring dengan kebijakan pemerintah terkait pembangunan infrastruktur, maka pelaksanaan proyek infratuktur juga harus berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya pengukuran kinerja pada proyek infrastruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja biaya dan waktu proyek Jetty dengan menggunakan metode earned value analysis. Earned Value (EV) adalah sebuah metode yang dapat mengukur kinerja sebuah proyek dengan mengintegrasikan biaya dan waktu. Hasil penelitian menujukan bahwa kinerja proyek pembangunan Jetty PT. Kias yang berlokasi di Manyar, Gresik mengalami keterlambatan dari jadwal yang sudah direncanakan. Ini ditandai dari nilai SV yang berada pada posisi negatif dan SVI yang kurang dari nilai 1. Jika kinerja ini tetap dipertahankan oleh kontraktor, kontraktor selaku pelaksana proyek juga mengalami kerugian keuangan bila dibandingan dengan anggaran rencana yang ada.
PEMILIHAN SUBKONTRAKTOR PADA PROYEK PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DR. SOETOMO DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Aulady, Mohamad F.N.; Nuciferani, Felicia Tria; Pratama, Yudha
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan pada dunia konstruksi semakin berkembang. Oleh karenanya banyak kontraktor yang mendapatkan proyek lebih dari satu. Bila terjadi demikian untuk mempermudah pelaksanaan, biasanya kontraktor akan memberikan pekerjan tersebut kepada subkontraktor. Dalam pemilihan subkontraktor, tiap kontraktor tentu mempunyai kriterianya masing-masing. Oleh karena itu penelitian ini mencoba memberikan solusi alternatif dalam hal pemilihan subkontraktor finishing pada proyek Pengembangan Rumah sakit Dr. Soetomo oleh PT. Pembangunan Perumahan yang berada di wilayah Kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan metode pengambilan keputusan yang dikembangkan untuk pemberian prioritas beberapa alternatif ketika beberapa kriteria harus dipertimbangkan. Dari data lapangan ada 3 subkontraktor yang siap mengerjakan kebutuhan proyek. Dari penelitian ini diperoleh kriteria dengan prioritas paling penting yaitu kriteria keuangan dengan bobot 30% dengan subkriteria nilai penawaran dengan bobot 9,7% dan subkontraktor terpilih adalah subkontraktor X. 
Supply Chain Management Analysis on Plumbing Works Felicia Tria Nuciferani; Mohamad Ferdaus Noor Aulady; Milla Kusuma Wardani; Nanang Ardiyanto
Jurnal IPTEK Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2021.v25i2.1011

Abstract

One of the methods of applying lean construction in the construction sector that shifts from traditional to lean, eliminating all activities that do not generate added value, is supply chain management. This research compares the supply chain in two projects to decide on added value projects. This stems from the efficiency of establishing a simple organizational structure and encouraging contractors to focus more on the dominant material work. Supply Chain is a systems approach to delivering products to end consumers by using information technology and coordinating with suppliers and manufacturers/producers. The supply chain comparison for the second project is more inclined to the project apartment because it has four patterns and does not have much organizational coordination. In the apartment project pattern, the main contractor focuses on the project's core and provides activities to support subcontractors, such as elevator work. MEP work on buildings is complex, especially in coordinating the procurement of equipment, materials, and human resources because it involves many people and organizations both from outside and in the implementation process. Supply chain management in the construction sector is an effort to improve performance. To be more effective and efficient in providing high competitiveness for other contractor companies. Supply chain management in the construction sector is an effort to improve performance. To be more effective and efficient in delivering high competitiveness for other contractor companies. Supply chain management in the construction sector is an effort to improve performance.
ANALISIS RISIKO FONDASIBORED PILE& TIANG PANCANG PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA Felicia Tria Nuciferani; Mohamad Ferdaus Noor Aulady; Nila Ananda Putri Ragilia
Jurnal IPTEK Vol 21, No 1 (2017)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2017.v21i1.68

Abstract

Penerapan manajemen risiko pada proyek bangunan gedung sudah banyak mulai dilakukan, namun kebanyakan risiko yang di kelola masih bersifat umum. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau lebih dalam terkait risiko pada sebuah gedung, khususnya bangunan bawah. Pengambilan data dilakukan pada pembangunan Tunjungan Plaza 6 yang memiliki fondasi bored pile dan tiang pancang.Identifikasi risiko dilihat dari sudut pandang kontraktor untuk mengetahui tingkat probabilitas dan impact risiko terhadap kinerja biaya. Hasil dari kuesioner tahap pertama dianalisis dengan metode matriks risiko guna mengetahui peringkat risiko. Hasil dari kuesioner tahap kedua untuk mengetahui kebijakan respons risiko, faktor risiko yang berperingkat high risk pada pekerjaan fondasi bored pile dan tiang pancang adalah keruntuhan dinding penahan tanah, salah satu analisis penyebab adalah stabilitas tanah kurang baik dengan jenis respons A2 yang artinya proyek diterima dan risiko dikendalikan dengan perencanaan yang matang.
PENGUKURAN KINERJA WAKTU DAN BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN JETTY MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE Nurul Romadhonnia; Mohamad Ferdaus Noor Aulady; Felicia Tria Nuciferani
WAKTU Vol 16 No 2 (2018): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v16i2.1669

Abstract

Seiring dengan kebijakan pemerintah terkait pembangunan infrastruktur, maka pelaksanaan proyek infratuktur juga harus berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya pengukuran kinerja pada proyek infrastruktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja biaya dan waktu proyek Jetty dengan menggunakan metode earned value analysis. Earned Value (EV) adalah sebuah metode yang dapat mengukur kinerja sebuah proyek dengan mengintegrasikan biaya dan waktu. Hasil penelitian menujukan bahwa kinerja proyek pembangunan Jetty PT. Kias yang berlokasi di Manyar, Gresik mengalami keterlambatan dari jadwal yang sudah direncanakan. Ini ditandai dari nilai SV yang berada pada posisi negatif dan SVI yang kurang dari nilai 1. Jika kinerja ini tetap dipertahankan oleh kontraktor, kontraktor selaku pelaksana proyek juga mengalami kerugian keuangan bila dibandingan dengan anggaran rencana yang ada.
Pemerataan Tenaga Kerja Pada Proyek Pembangunan Pergudangan Reka Ristianti Priyadi; Felicia Tria Nuciferani; Siti Choiriyah; Mohamad Ferdaus Noor. Aulady
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberhasilan suatu proyek konstruksi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas sumber daya khususnya tenaga kerja, namun seringkali terabaikan. Pada proyek konstruksi terdapat lima sumberdaya yang mempengaruhi berjalannya suatu proyek, salah satunya adalah tenaga kerja. Proyek pembangunan pergudangan mengalami ketidakmertaan alokasi sumber daya tenaga kerja, dikarenakan adanya aktivitas pekerjaan dengan fluktuasi kebutuhan pekerja yang tinggi. Sehingga mengakibatkan ketidakmerataan setiap item pekerjaan. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan bantuan program Ms. Project 2016, bertujuan untuk alokasi sumber daya tenaga kerja saat dilakukan resource levelling Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses resource levelling tidak merubah jadwal berakhirnya proyek tetapi menggeser jadwal beberapa item pekerjaan sehingga tidak terjadi penumpukan pekerja. Pada waktu pelaksanaan. resource levelling alokasi tenaga kerja menghasilkan penjadwalan baru, yaitu waktu mulai dan akhir item pekerjaan yang berbeda dari penjadwalan awal dengan hasil alokasi tenaga kerja merata.
PEMILIHAN SUBKONTRAKTOR PADA PROYEK PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DR. SOETOMO DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Mohamad F.N. Aulady; Felicia Tria Nuciferani; Yudha Pratama
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan pada dunia konstruksi semakin berkembang. Oleh karenanya banyak kontraktor yang mendapatkan proyek lebih dari satu. Bila terjadi demikian untuk mempermudah pelaksanaan, biasanya kontraktor akan memberikan pekerjan tersebut kepada subkontraktor. Dalam pemilihan subkontraktor, tiap kontraktor tentu mempunyai kriterianya masing-masing. Oleh karena itu penelitian ini mencoba memberikan solusi alternatif dalam hal pemilihan subkontraktor finishing pada proyek Pengembangan Rumah sakit Dr. Soetomo oleh PT. Pembangunan Perumahan yang berada di wilayah Kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan metode pengambilan keputusan yang dikembangkan untuk pemberian prioritas beberapa alternatif ketika beberapa kriteria harus dipertimbangkan. Dari data lapangan ada 3 subkontraktor yang siap mengerjakan kebutuhan proyek. Dari penelitian ini diperoleh kriteria dengan prioritas paling penting yaitu kriteria keuangan dengan bobot 30% dengan subkriteria nilai penawaran dengan bobot 9,7% dan subkontraktor terpilih adalah subkontraktor X.