This study aims to determine the dosage combination of bocation fertilizer and biological fertilizer on soybean growth and yield. The research was conducted at Jalan Srigading, No. 01, Gading Kulon Village, Dau District, Malang Regency, East Java Province. The research began in March to May 2018, with altitude of ± 635 m above sea level. This study uses factorial Randomized Block Design (RBD) consisting of 3 replications. The treatment factor in this study consisted of two (2) factors, namely: Factor I is the Bocation Dosage (B) consisting of 3 levels, namely: B0 = Fertilizer dose is located 0 t/ha, (Control), B1 = Dosage of fertilizer is bocated 5 t/ha and B2 = bocation fertilizer dose 10 t/ha. Factor II is Biofertilizer (H) which consists of 2 levels, namely : H0 = Dosage of biofertilizer 0 kg/ha (Control) and H1 = Dosage of biological fertilizer 50 kg/ha. Variable observations are as follows: Plant height (cm), number of leaves (strands), number of branches (branches), number of pods (pods), total plant wet weight (g), total plant dry weight (g), weight of pods (g/pods) ), Seed yield weight (g/plant) and estimated yield (t/ha). The data obtained from the research results were analyzed statistically using the F test, if the results of the variance were significantly different (F count > F table 5%) or very significantly different (F count > F table 1%), then to compare the two treatment averages were tested continued with the Smallest Significant Difference test (LSD) level of 5%. The results showed that there was no interaction on the administration of biofertilizer doses and bocation doses on the growth and production of Grobogan soybean varieties. The best soybean production at the bocation dose of 10 t/ha was 3.10 t/ha, while the best biofertilizer dosage at a dose of 5 kg/ha was 3.02 t/ha.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi dosis pupuk bokasi dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian dilaksanakan di Jalan Srigading, No. 01, Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan Mei 2018, dengan ketinggian tempat ± 635 m dpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri atas 3 ulangan. Faktor Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari dua (2) faktor, yaitu : Faktor I adalah Dosis Bokasi (B) terdiri dari 3 taraf yaitu : B0 = Dosis pupuk bokasi 0 t/ha, (Kontrol), B1 = Dosis pupuk bokasi 5 t/ha dan B2 = Dosis pupuk bokasi 10 t/ha. Faktor II adalah Pupuk Hayati (H) yang terdiri dari 2 taraf yaitu : H0 = Dosis pupuk hayati 0 kg/ha (Kontrol) dan H1 = Dosis pupuk hayati 50 kg/ha. Variabel Pengamatan sebagai berikut Tinggi tanaman (cm), Jumlah daun (helai), Jumlah cabang (cabang), Jumlah polong (polong), Berat basah total tanaman (g), Berat kering total tanaman (g), Bobot polong (g/polong), Bobot hasil biji (g/tanaman) dan Estimasi hasil (t/ha). Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji F, apabila hasil ragam berbeda nyata (F hitung >F tabel 5%) atau berbeda sangat nyata (F hitung > F tabel 1%), maka untuk membandingkan dua rata-rata perlakuan dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi pada pemberian dosis pupuk hayati dan dosis bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai varietas Grobogan. Produksi kedelai terbaik pada dosis bokasi 10 t/ha sebesar 3,10 t/ha, sedangkan dosis pupuk hayati terbaik pada dosis 5 kg/ha sebesar 3,02 t/ha.