Claim Missing Document
Check
Articles

BIOCHAR EFFECT AT POTASSIUM FERTILIZER AND DOSAGE LEACHING POTASSIUM FOR TWO-CORN PLANTING SEASON Widowati, Widowati; Asnah, Asnah
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 36, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya and Indonesian Agronomic Assossiation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An experiment in greenhouse was conducted to study the effect of biochar and fertilizer potassium against leaching and uptake of potassium on the growth of maize during the two cropping seasons. In the experiment, a randomized block design with seven treatments and three-time replication was applied, namely control (without biochar and KCl), biochar (30 t ha-1) with various doses of potassium fertilizer (0, 50, 100, 150 and 200 kg KCl ha-1) and potassium fertilizer treatment of 200 kg KCl ha-1 without biochar. The first planting used 90 kg N ha-1 basic fertilizer and 100 kg P2O5 ha-1, while the second planting fertilizer was added with 90 kg N ha-1. The results showed that biochar containing potassium was soluble and leached. The amount of potassium leached from the soil given the biochar 30 t ha-1 did not differ from that given 200 kg KCl ha-1. The amount of potassium leached was not different, ranging from 439-449 mg l-1 in the first growing season (MT I) and 16-23 mg l-1 in the second growing season (MT II) at various doses of KCl with biochar.Keywords: biochar, leaching, potassium, uptake
STRATEGI PENGELOLAAN LANSKAP CANDI SUMBERAWAN KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG Piduwatu, Bili; Widowati, Widowati; Ameliawati, Presti
Fakultas Pertanian Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.051 KB)

Abstract

Kompleks Candi Sumberawan adalah candi peninggalan agama Budha yang didirikan pada masa pemerintahan kerajaan Singosari. Kawasan Candi Sumberawan memiliki potensi sumber daya air yang sangat melimpah dengan kualitas air yang bersih dan jernih. Tanpa adanya rencana penataan yang baik serta pemanfaatan sumberdaya pada kawasan, maka kualitas dan nilai dari lanskap budaya dan sejarah tersebut akan menurun. Tujuan penelitian untuk menentukan strategi pengeloaan lanskap Candi Sumberawan sebagai kawasan wisata budaya. Penelitian di lakukan pada bulan Maret hingga Oktober 2015, dengan menggunakan metode inventarisasi/survei lapangan dan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats). Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan di lapangan, pengukuran, perhitungan, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa skor SWOT faktor internal sebesar 2.89, sedangkan faktor eksternal sebesar 2.46, Artinya pada kuadran II di mana faktor internal dalam kondisi yang kuat, sementara faktor eksternal masih lemah. Rekomendasi strategi pengelolaan eksisting berada dalam kondisi mantap namun pengelolaan yang ada saat ini akan mengalami tantangan yang berat dari lingkungan sekitar Candi Sumberawan. Didapat 7 alternatif strategi pengelolaan candi sumberawan, yaitu : 1) mengoptimalkan promosi dengan sasaranya masyarakat dan pemerintahan; 2) pengelolaan candi Sumberawan berdasarkan aspek visual, dan nilai sejarah, budaya terus di pertahankan; 3) mendesain perkerasan yang sesuai dari fungsi penutup permukaan lahan maupun fungsi visual lingkungan ; 4) memperbaiki infrastruktur jalan dan fasilitas di dalam dan di luar candi penambahan tempat sampah dan name sign; 5) meningkatkan promosi wisata; 6) meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengembangan candi sumberawan; 7) menambahkan drainase pada area candi
RESPON TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS L) TERHADAP APLIKASI BIOCHAR DAN PUPUK SUSULAN N DAN K PADA TANAH TERDEGRADASI Sumei, Theresia; Widowati, Widowati; Sutoyo, Sutoyo
Fakultas Pertanian Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.051 KB)

Abstract

Jagung merupakan komoditas penting setelah padi/beras.Tanah yang sedang mengalami penurunan produktifitasnya merupakan tanah yang sedang mengalami degradasi.Biochar merupakan bahan pembenah tanah.Untuk mengkaji pengaruh pupuk susulan N dan K pada pertumbuhan dan hasil tanaman, untuk mengkaji kombinasi jenis biochar dan pupuk susulan N dan K pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian dilaksanakan dari Januari hingga Mei 2015, di Desa Bawang Kecamatan Tunggulwulung Kota Malang, Penelitian diatur dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor 1: Jenis Biochar terdiri dari 3 macam biochar yaitu:1. Sekam (S) 2. Tempurung kelapa muda (Tm) 3. Kayu (K) Faktor 2: Pupuk Susulan N dan K, terdiri dari 2 perlakuan yaitu:1. Dengan susulan (D)2. Tanpa susulan (T), Aplikasi biochar tempurung kelapa muda menghasilkan tinggi tanaman yang tertinggi baik pada perlakuan tanpa pupuk maupun dengan pupuk susulan.Hasil terendah diperoleh pada perlakuan biochar kayu baik pada perlakuan tanpa pupuk maupun dengan pupuk susulan
PENGGUNAAN PUPUK HAYATI DAN BOKASI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill.) Tandu, Antonius; Agastya, I Made Indra; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the dosage combination of bocation fertilizer and biological fertilizer on soybean growth and yield. The research was conducted at Jalan Srigading, No. 01, Gading Kulon Village, Dau District, Malang Regency, East Java Province. The research began in March to May 2018, with altitude of ± 635 m above sea level. This study uses factorial Randomized Block Design (RBD) consisting of 3 replications. The treatment factor in this study consisted of two (2) factors, namely: Factor I is the Bocation Dosage (B) consisting of 3 levels, namely: B0 = Fertilizer dose is located 0 t/ha, (Control), B1 = Dosage of fertilizer is bocated 5 t/ha and B2 = bocation fertilizer dose 10 t/ha. Factor II is Biofertilizer (H) which consists of 2 levels, namely : H0 = Dosage of biofertilizer 0 kg/ha (Control) and H1 = Dosage of biological fertilizer 50 kg/ha. Variable observations are as follows: Plant height (cm), number of leaves (strands), number of branches (branches), number of pods (pods), total plant wet weight (g), total plant dry weight (g), weight of pods (g/pods) ), Seed yield weight (g/plant) and estimated yield (t/ha). The data obtained from the research results were analyzed statistically using the F test, if the results of the variance were significantly different (F count > F table 5%) or very significantly different (F count > F table 1%), then to compare the two treatment averages were tested continued with the Smallest Significant Difference test (LSD) level of 5%. The results showed that there was no interaction on the administration of biofertilizer doses and bocation doses on the growth and production of Grobogan soybean varieties. The best soybean production at the bocation dose of 10 t/ha was 3.10 t/ha, while the best biofertilizer dosage at a dose of 5 kg/ha was 3.02 t/ha. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi dosis pupuk bokasi dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Penelitian dilaksanakan di Jalan Srigading, No. 01, Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan Mei 2018, dengan ketinggian tempat ± 635 m dpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri atas 3 ulangan. Faktor Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari dua (2) faktor, yaitu : Faktor I adalah Dosis Bokasi (B) terdiri dari 3 taraf yaitu : B0 = Dosis pupuk bokasi 0 t/ha, (Kontrol), B1 = Dosis pupuk bokasi 5 t/ha dan B2 = Dosis pupuk bokasi 10 t/ha. Faktor II adalah Pupuk Hayati (H) yang terdiri dari 2 taraf yaitu : H0 = Dosis pupuk hayati 0 kg/ha (Kontrol) dan H1 = Dosis pupuk hayati 50 kg/ha. Variabel Pengamatan sebagai berikut Tinggi tanaman (cm), Jumlah daun (helai), Jumlah cabang (cabang), Jumlah polong (polong), Berat basah total tanaman (g), Berat kering total tanaman (g), Bobot polong (g/polong), Bobot hasil biji (g/tanaman) dan Estimasi hasil (t/ha). Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji F, apabila hasil ragam berbeda nyata (F hitung >F tabel 5%) atau berbeda sangat nyata (F hitung > F tabel 1%), maka untuk membandingkan dua rata-rata perlakuan dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi pada pemberian dosis pupuk hayati dan dosis bokasi terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai varietas Grobogan. Produksi kedelai terbaik pada dosis bokasi 10 t/ha sebesar 3,10 t/ha, sedangkan dosis pupuk hayati terbaik pada dosis 5 kg/ha sebesar 3,02 t/ha.
PEMANFAATAN RESIDU BIOCHAR DAN PEROMPESAN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.) DI VERTISOL Sholehuddin, Nurul; Widowati, Widowati; Fikrinda, Wahyu
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vertisol has a clay content of more than 30% low organic matter, has an expanding and shrinking property. The aim of the study was to study the effect of residual doses of tobacco crooked biochar and patches on the growth and yield of tomato plants (Lycopersicon esculentum. L) in Vertisols. The study was arranged in Factorial Randomized Block Design (RBD) 2, factor I was the residual biochar dose: control (D0), 250 g tan-1 (D1), 500 g tan-1 (D2), and factor II was the treatment: without rompes (P0), rompes (P1). The results showed that there was a marked contraction in the percentage of fruit-forming flowers, wet stover, dry stover, number and weight of fruit. The residual dose of biochar 250 g tan-1 combined with the mixture can increase tomato weight by 4% from 0.90 kg tan-1 to 1.04 kg tan-1 in Vertisol Vertisol memiliki kandungan liat lebih dari 30% bahan organik rendah, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh residu dosis biochar jengkok tembakau dan Perompesan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Lycopersicon esculentum. L) di Vertisol. Penelitian diatur dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial, faktor I adalah residu dosis biochar : kontrol (D0), 250 g tan-1 (D1), 500 g tan-1 (D2), dan faktor II adalah perompesan : tanpa rompes (P0), rompes (P1). Hasil penelitian menunjukan ada intraksi yang nyata pada variabel persentase bunga membentuk buah, brangkasan basah, brangkasan kering, jumlah dan bobot buah. Residu dosis biochar 250 g tan-1 yang dikombinasi perompesan dapat meningkatkan bobot buah tomat sebesar 4% dari 0,90 kg tan-1 menjadi 1,04 kg tan-1 di Vertisol.
PENGGUNAAN PUPUK NITROGEN (N) DAN VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) Ottovince, Herlina Ina; Adisarwanto, Titis; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efforts to increase the vegetative production of mustard can be done by fertilizing and using superior varieties. This study aims to study the combination of the use of nitrogen (N) and varieties on the growth and yield of mustard greens. The study was conducted in Gading Kulon Village, Dau District, Malang Regency, starting from May to July 2018, with a place height of ± 635 m asl. The study used factorial Randomized Block Design (RBD) consisting of 2 factors and 3 replications. The first factor is the mustard (V) variety, namely: V1 = Tosakan variety and V2 = Shinta variety. Factor II is the dose of urea (U), namely: U1 = urea dosage of 0 kg / ha (control) U2 = Dosage of urea fertilizer 75 kg / ha (0.3 g / plant), U3 = 150 kg / ha urea dose (0.6 g / plant) and U4 = The dose of urea fertilizer is 225 kg / ha (0.9 g / plant). Observation variables included plant length, number of leaves, leaf area and plant wet weight. The results showed that there was no interaction between urea and variety doses on the growth and yield of mustard greens. The best mustard production in the Shinta variety with a fresh weight of plants was 284.55 g / plant. The best dose of urea fertilizer is 75 kg / ha with a fresh weight of plants of 295.23 g / plant. Upaya peningkatan produksi vegetatif sawi dapat dilakukan dengan pemupukan dan penggunaan varietas unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kombinasi penggunaan Nitrogen (N) dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil sawi. Penelitian dilaksanakan di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juli 2018, dengan ketinggian tempat ± 635 m dpl. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor I adalah varietas sawi (V) yaitu : V1 = Varietas Tosakan dan V2 = Varietas Shinta. Faktor II adalah dosis pupuk urea (U) yaitu : U1 = Dosis pupuk urea 0 kg/ha (kontrol) U2 = Dosis pupuk urea 75 kg/ha (0,3 g/tanaman), U3 = Dosis pupuk urea 150 kg/ha (0,6 g/tanaman) dan U4 = Dosis pupuk urea 225 kg/ha (0,9 g/tanaman). Variabel pengamatan meliputi panjang tanaman, jumlah daun, luas daun dan berat basah tanaman. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara dosis urea dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Produksi sawi terbaik pada varietas Shinta dengan berat segar tanaman sebesar 284,55 g/tanaman. Dosis pupuk urea terbaik 75 kg/ha dengan berat segar tanaman sebesar 295,23 g/tanaman.
RESIDU BIOCHAR DAN PEWIWILAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.) DI REGOSOL Aljun, Yohanes; Fikrinda, Wahyu; Widowati, Widowati
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Regosol soil is one type of soil that has a rough and diffraction texture of 60% and has low productivity and fertility. Biochar is a soft and very porous charcoal that is different from ordinary charcoal which is used as fuel. This study aims to study residual biochar and shrinkage doses efect on the growth and yield of tomato plants on regosol soil. This research used a Randomized Block Design (RBD) factorial using two factors, wich were dose biochar residues and pinching and has 6 treatments and 3 replications. Dose biochar residues treatments consist of D0 (without biochar), D1 (250 g per plant biochar), D2 (500 g per plant biochar),while pinching treatment consist of P0 (without pinching treatment), P1 (with pinching treatment). The results showed that there was interaction dose biochar residues and pinching on the percentage of flowers to fruit, number of fruits and total fruit weight. The residual dose of biochar 250 g plant -1in the second planting season combined with pinching increased the percentage of fruit by 27.00%; the number of fruits 28.67 fruit and total fruit weight 1127.58 g compared to control. Tanah regosol merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki tekstur kasar dan berfraksi pasir 60% serta mempunyai produktifitas dan kesuburan rendah. Biochar adalah arang yang halus dan sangat sarang (porous) yang berbeda dengan arang biasa yang digunakan sebagai bahan bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh residu dosis biochar dan pewiwilan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat pada tanah regosol, serta untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh residu biochar dan pewiwilan pada tanaman tomat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan menggunakan dua faktor, antara lain residu dosis biochar dan pewiwilan dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari D0 (tanpa pemberian biochar), D1 ( biochar 250 g per tanaman), D2 (biochar 500 g per tanaman), P0 (tanpa pewiwilan), P1 (dengan pewiwilan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi nyata antara residu biochar dan pewiwilan pada persentase bunga menjadi buah, jumlah buah dan total bobot buah. Residu dosis biochar 250 g tan-1 pada musim tanam kedua yang dikombinasi dengan pemangkasan dapat meningkatkan prosentase bunga menjadi buah sebesar 27,00% dan jumlah buah28,67 buah serta total bobot buah 1127,58 g dibandingkan dengan kontrol.
PENGGUNAAN BIOCHAR KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L) DI TANAH TERDEGRADASI Ndua Nusa, Karolus Pemilu; Widowati, Widowati; Astutik, Astutik
Fakultas Pertanian Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.771 KB)

Abstract

Usaha untuk meningkatkan hasil pertanian sampai saat ini masih dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Kondisi alam yang tidak menentu akibat dari pemanasan global membuat usaha-usaha pertanian perlu mencari suatu teknologi yang dapat menghadapi hal tersebut. Salah satu teknologi tersebut adalah teknologi ?Biochar. Biochar ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi tanah dan mengurangi emisi dari biomasa yang secara alami terurai menjadi gas rumah kaca. Tujuan penelitian Menetukan dosis biochar kayu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada tanah terdegradasi. Penelitian dilakukan dilapangan dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok jenis biochar yang yang di gunakan biochar kayu sono dengan dosis 0, 15, 30, 45 t ha ? ?. Hasil penelitian menunjukan bawah Berat kering total tanaman jagung dan luas daun tertinggi terdapat pada perlakuan biochar kayu 15 t ha?? tetapi tidak berbeda dengan dosis 30 t ha?? dan 45 t ha. Hasil biji kering tertinggi pada biochar kayu 15 t ha?? akan tetapi berbeda dengan dosis 30 t ha?? dan 45 t ha??.
PEMBERIAN PUPUK CAIR DAN TAKARAN (NITROGEN) PADA TANAMAN SAWI DAGING (Brassica Juncea) Laba, Jefri Wada; Adisarwanto, Titis; widowati, widowati
Fakultas Pertanian Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di lahan milik petani di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan ketinggian 523 m di atas permukaan laut. Pelaksanaan penelitian ini dari bulan September hingga Oktober 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dan takaran N terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi daging. penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola faktorial yaitu dengan dua faktor. Faktor I adalah jenis pupuk cair. Faktor II adalah konsentrasi pemberian pupuk urea. Terdapat 15 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 45 petak. Setiap perlakuan ada 4 polibag sehingga terdapat 180 polibag. Respon tanaman sawi daging terhadap pemberian pupuk Urea disebabkan tanaman sawi daging merupakan salah satu jenis tanaman sayuran dengan hasil panen utamanya adalah daun sehingga proses pertumbuhan tanaman sawi daging yang harus terpenuhi suplai unsur haranya sampai pada fase vegetatif saja. Nitrogen merupakan unsur yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman sawi karena nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial.
PEMANFAATAN BIOCHAR DAN PUPUK KALIUM PADA TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) DI ENTISOL Dion, Didi; Widowati, Widowati; Fikrinda, Wahyu
Fakultas Pertanian Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Entisol is a soil dominated by sand fractions so that the ability to bind water and nutrient levels is low. This leads to leaching of nutrients, easily washed potassium. Biochar has a high affinity for cations that can improve fertilizer efficiency. The purpose of this study was to determine the effect of dosage combination of biochar jengkok tobacco and KCl fertilizer on growth and yield of Eggplant varieties of Mustang (Solanum melongena L.) varieties in entisol. The study was conducted in polybags placed in the field under UV plastic shading conditions. Implemented in August 2016 until January 2017, in Dusun Bawang, Tunggulwulung Village, Kecamatan Lowokwaru, Malang City. Treatment is arranged in Factorial Random Designs. The first factor was the dose of biochar consisting of 3 levels: 0 tons of biochar /ha, 15 tons of biochar/ha and 30 tons of biochar/ha while the second factor was the dosage of KCl fertilizer consisting of 4 levels: 0 kg KCl/ha, 50 kg KCl/ha, 100 kg KCl/ha, and 150 kg KCl/ha. The results showed that the treatment using biochar 15 ton /ha produced the best growth, the fastest flowering (1 MST earlier), the fastest (3 MST earlier), and increased total fruit weight by 19% from 1.4 kg/plant to 1,7 kg/plant. Entisol adalah tanah yang didominasi oleh fraksi pasir sehingga kemampuan mengikat air dan kadar unsur hara rendah. Hal ini menyebabkan pencucian unsur hara, kalium mudah tercuci. Biochar memiliki afinitas yang tinggi terhadap kation sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan pengaruh kombinasi dosis biochar jengkok tembakau-cengkeh dan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu varietas Mustang (Solanum melongena L.) di entisol. Penelitian dilakukan dalam polybag yang diletakan di lapangan pada kondisi naungan plastik UV. Dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai bulan Januari 2017, di Dusun Bawang, Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Perlakuan diatur dalam Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama adalah dosis biochar yang terdiri atas 3 taraf yaitu: 0 ton biochar/ha, 15 ton biochar/ha dan 30 ton biochar/ha sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk KCl yang terdiri atas 4 taraf yaitu: 0 kg KCl/ha, 50 kg KCl/ha, 100 kg KCl/ha, dan 150 kg KCl/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan menggunakan biochar 15 ton/ha menghasilkan pertumbuhan terbaik, pembungaan tercepat (1 MST lebih awal ), pembuah tercepat (3 MST lebih awal), dan meningkatkan total bobot buah sebesar 19% dari 1,4 kg/tanaman menjadi 1,7 kg/tanaman.