Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMENUHAN GIZI PADA IBU MASA MENOPAUSE DI DESA GAROT KECAMATAN DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR Ruri Widyasari; Cici Puspita Sari
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 2, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v2i2.1009

Abstract

AbstrakMenurut Depkes RI (2009) hingga saat ini wanita Indonesia yang memasuki masa menopause sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut meningkat menjadi 11% pada 2005. Pemenuhan gizi yang memadai akan sangat membantu dalam menghambat berbagai dampak negatif menopause terhadap kinerja otak, mencegah kulit kering serta berbagai penyakit lainnya. Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses perbaikan (remodelling) diri lagi. Misalnya masa tulang tidak melakukan pembentukan kembali. Meski demikian, setiap orang tetap membutuhkan makanan bergizi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemenuhhan gizi pada ibu masa menopause di Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. penelitian ini merupakan suatu penelitian survey yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini semua ibu menopause. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode total populasi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Desember 2016 s.d 24 Desember 2016 di Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Teknik pengumpulan data dengan membagikan kuesioner. Teknik analisa data menggunakan statistik sederhana yaitu uji chi-square ( α = 0.05) kebutuhuan gizi masa menopause lebih banyak pada kategori sesuai sebanyak 32 (66,7%), pengetahuan ibu menopause mayoritas pada kategori baik sebanyak 24 (50,0%), pendapatan ibu menopause mayoritas pada kategori cukup sebanyak 31 (6,6%), dan dukungan keluarga pada ibu menopause mayoritas pada kategori baik sebanyak 28 (58,3). ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemenuhan gizi pada ibu masa menopause, ada hubungan antara pendapatan ibu dengan pemenuhan gizi pada ibu masa menopause, tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemenuhan gizi pada ibu masa menopause. :peneliti menyarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya ibu tentang gizi pada masa menopause. Kata Kunci: Pemenuhan Kebutuhan Gizi , Pengetahuan, Pendapatan, Dukungan Keluarga
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN GENETIK DENGAN USIA MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) PADA SISWI SMP NEGERI 17 BANDA ACEH Ruri Widyasari; Darma Suri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 3, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v3i1.1015

Abstract

AbstrakMenarche merupakan tanda awal masuknya seorang perempuan dalam masa reproduksi. Rata-rata usia menarche pada umumnya adalah 12,4 tahun. Menarche dapat terjadi lebih awal pada usia 9-10 tahun atau lebih lambat pada usia 17 tahun Berdasarkan data yang diperoleh dari SMP Negeri 17 Banda Aceh terdiri dari 27 kelas dengan jumlah keseluruhan sisiwi putri 372 orang. Kelas VII terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswi putrinya 136 orang. Untuk mengetahui hubungan status gizi dan genetik dengan usia menstruasi pertama (menarche) pada siswi SMP Negeri 17 Banda Aceh Tahun 2017. Jenis penelitian bersifat analitik dengan pendekatan crossectional yang dilakukan di SMP Negeri 17 Banda Aceh pada bulan Juni jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 79 orang dengan tehnik random sampling Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan uji statistik menggunakan korelasi sperman. Berdasarkan hasil uji statistik, adanya hubungan status Gizi Dengan Usia Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi, dengan nilai P value=0,000 adanya hubungan genetik Dengan Usia Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi, dengan nilai P value=0,000. Ada hubungan antara status gizi, genetik dengan usia menstruasi pertama (Menarche) Diharapkan unutk dapat menambah pengetahuan siswa tentang hubungan status gizi dan genetik dengan usia menarche Kata Kunci :  Status Gizi Dan Genetik Dengan Usia Menstruasi Pertama
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, PENYAKIT INFEKSI DAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN BAITURRAHMAN BANDA ACEH Ruri Widyasari; Chalida Aulia Putri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 4, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v4i2.1002

Abstract

Dinas kesehatan Aceh menemukan prevalensi kejadian stunting tahun 2016 yaitu sebesar 26,4% dan di kabupaten Aceh Tengah dengan prevalensi 27,0% yang termasuk dalam kategori medium yang menjadi permasalahan pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif, penyakit infeksi dan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian stunting pada balita usia 12-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah.  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan disain case control. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 balita usia 12-36 bulan yang didapat dengan metode total sampling perbandingan 1:1 (kasus:kontrol). Penelitian ini dilakukan bulan April 2018. Cara pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan dan wawancara koesioner, analisa data dilakukan dengan uji chi-square.  Dari hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang stunting sebesar 50% dan yang memiliki status gizi normal sebesar 50%. Kemudian sebanyak 26,7% balita tidak diberi ASI eksklusif, 28,4% balita mengalami penyakit infeksi pada 2 minggu terakhir dan 36,7% ibu memiliki tingkat pengetahuan tentang gizi dengan kategori kurang.  Analisis uji statistik menunjukan adanya, hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif, penyakit infeksi dan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menyarankan agar peran aktif petugas kesehatan dan masyarakat mengetahui lebih dini kejadian stunting pada balita untuk lebih cepat diberi penanganan lebih lanjut. Kata Kunci : Stunting, balita, ASI eksklusif, penyakit infeksi, pengetahuan ibu. 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMENUHAN (KARBOHIDRAT DAN PROTEIN) DARI SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS III, IV DAN V DI SD NEGERI 54 BANDA ACEH Ruri Widyasari; Darma Suri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 3, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v3i1.1016

Abstract

AbstrakMelewatkan waktu sarapan berarti terjadi keterlambatan asuhan zat gizi (asupan gula kedalam sel darah) sehingga dapat menurunkan daya konsentrasi anak sewaktu belajar yang timbul karena rasa malas, lemas, lesu, pusing, serta menggantuk yang merupakan efek anemia pada anak. untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga, pengetahuan dan ketersediaan Sarapan dengan pemenuhan karbohidrat dan protein pada anak SDN 54 Banda Aceh.  Bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tehnik startified random sampling dengan jumlah 74 responden. Penelitian dilakukan pada tanggal 25 April sampai 16 Mei 2017 pada siswa kelas III, IV dan V di SDN 54 Banda Aceh. Cara pengumpulan data dengan membagikan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 % dan batas kemaknaan (α=0,05) Ha diterima p value< 0,05.  bahwa dari 47 responden dengan pendapatan keluarga tinggi yang pemenuhan karbohidrat dari sarapan pagi kurang yaitu sebanyak 22 responden (46,8%), dari 47 responden dengan pendapatan keluarga tinggi yang pemenuhan protein dari sarapan pagi kurang yaitu sebanyak 21 responden (44,7%), dari 47 responden dengan pengetahuan cukup yang pemenuhan karbohidrat dari sarapan pagi kurang yaitu sebanyak 29 responden (61,7%), dari 47 responden dengan pengetahuan cukup yang pemenuhan protein dari sarapan pagi kurang yaitu sebanyak 25 responden (53,2%), dari 39 responden yang tidak tersedia sarapan pagi dengan pemenuhan karbohidrat dari sarapan pagi kurang yaitu sebanyak 32 responden (82,1%) dan dari 39 responden yang tidak tersedia sarapan pagi dengan pemenuhan protein dari sarapan pagi kurang yaitu sebanyak 29 responden (74,4%).Ada hubungan pendapatan keluarga dengan pemenuhan karbohidrat (p=0,003) dan protein (p=0,038) dari sarapan pagi, Ada hubungan pengetahuan dengan pemenuhan karbohidrat (p=0,001) dan protein (p=0,003) dari sarapan pagi, dan Ada hubungan ketersediaan sarapan dengan pemenuhan karbohidrat (p=0,000) dan protein (p=0,001) dari sarapan pagi pada siswa di SDN 54 Banda Aceh. Diharapkan gagi para siswa yang belum terbiasa sarapan pagi diharapkan lebih meningkatkan kebiasaan sarapan pagi untuk memenuhi derajat kesehatan dan status gizi yang optimal Kata kunci : pendapatan, pengetahuan, ketersediaan sarapan, karbohidrat, protein 
Hubungan Asupan Karbohidrat Dan Lemak Dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Ulee Kareng Banda Aceh Ruri Widyasari; Yulia Fitri; Chalida Aulia Putri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2915

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah.Menurut data puskesmas ulee kareng pada tahun 2018, diabetes melitus menduduki peringkat kedua penyakit paling banyak di daerah ulee kareng yaitu 876 orang dalam kurung waktu 1 tahun.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat dan lemak dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di wilayah kerja puskemas Ulee Kareng Banda Aceh. Metode Penelitian: desain case control dengan populasi pasien wanita di wilayah kerja Puskesmas ulee kareng.Total sampel adalah 40 kasus dan 40 control .Hasil Penelitian:Hasil penelitian menunjukkan pasien dengan asupan karbohidrat tinggi dan mengalami Diabetes Melitus berjumlah 35 orang (81,4%) Pasien asupan lemak tinggi dan mengalami Diabetes Melitus berjumlah 38 orang (97%). Pasien dengan kadar gula darah tidak normal dan mengkonsumsi karbohidrat tinggi berjumlah 35 orang (87,5%),pasien dengan kadar gula tidak normal dan mengkonsumsi lemak tinggi berjumlah 38 orang (95%). Kesimpulan : Tidak ada hubungan asupan karbohidrat, lemak dan kadar gula darah dengan penyakit diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas ulee kareng banda aceh Kata Kunci : Dabetes melitus, kadar gula darah, lemak, karbohidrat Abstact Diabetes mellitus (DM) is a heterogeneous disorder characterized by an increase in glucose levels in the blood. According to data from Ulee Kareng Health Center in 2018, diabetes mellitus ranks second most in the Ulee Kareng area, which is 876 people within 1 year. Research purposes : To determine the relationship between carbohydrate and fat intake with blood sugar levels in patients with diabetes mellitus in the Banda Aceh Ulee Kareng health center. Research Method: This study used a case control design with a female patient population in the working area of Ulee Kareng Health Center. Total sample are 40 cases and 40 controls. How to collect data by interview method. The chi- square test was then carried out with a confidence level of 95% and looked for the OR value in the 2x2 tabulation. Ha received p value ;0.05. Results of the study: The results showed that patients with high carbohydrate intake and experiencing diabetes mellitus were 35 people (81.4%). Patients with high fat intake and having diabetes mellitus were 38 people (97%). Patients with abnormal blood sugar levels and consuming high carbohydrates amounted to 35 people (87.5%), patients with abnormal sugar levels and consuming high fat amounted to 38 people (95%). Conclusions: there;s no relantionship between carbohydrates intake, fat intake, blood sugar intake with diabetes mellitus in underwork in the working community health center of ulee Kareng Banda Aceh Keywords: Diabetes mellitus, blood sugar levels, fat, carbohydrates