Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

PELATIHAN PEMBUATAN KRIPIK ANEKA RASA UNTUK MENINGKATKAN UMKM DI DESA CIRANJANG KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR Sri Rohartati; Eri Subekti
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.777 KB) | DOI: 10.31949/jb.v1i3.301

Abstract

Desa Ciranjang merupakan salah satu yang ada di Wilayah Kecamatan Ciranjang dengan luas Wilayah 326,66 Ha. Jarak kekantor kecamatan Ciranjang ± 2 Km, ke ibu kota Kabupaten Cianjur ± 14 Km dan jarak ke ibu kota Provinsi Jawa Barat ± 60 Km. Desa Ciranjang memiliki luas 326,66 Ha, yang terdiri dari lahan sawah seluas 154,dan lahan darat seluas 172,66 Ha. Masyarakat Desa Ciranjang sudah terbilang maju, walaupun ada beberapa daerah Desa yang mengalami kesenjangan ekonomi. Tetapi, dari segi arus informasi dan ketersediaan kebutuhan umum masih bisa mendapatkan akses. Kemajuan teknologi dan cepatnya arus informasi menjadikan masyarakat Desa Ciranjang menjadi masyarakat modern. Hal ini membentuk prilaku dan sosial budaya. Sedangkan bagi masyarakat yang jauh dari pusat kegiatan ekonomi mengalami kekurangan kesejahteraan ekonomi. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial. Dan untuk program pangan yaitu pendistribusian bantuan sosial beras sejahtera (Rasta) yang dilakukan setiap bulannya. Desa Ciranjang menghasilkan SDA berupa hasil pertanian dengan kekayaan lahan 172,66 Ha lahan darat. Ketersediaan lahan tersebut dimanfaatkan untuk produksi. Diantaranya, industri rumahan kripik singkong di RW 09 milik Ibu Atikah, Namun, ketersediaan lahan tersebut hanya dimanfaatkan oleh beberapa warga belum merata secara menyeluruh. Rumah industri yang tersedia masih melibatkan secara keluarga belum melibatkan masyarakat lingkungan disekitar. Selain itu, kegiatan pemasaran masih bersifat lokal hanya daerah Ciranjang dan sekitarnya sehingga menghambat kemajuan industri. Oleh karena itu saya beserta mahasiswa-mahasiswa melakukan PKM dengan tema Pembuatan Kripik Aneka Rasa Untuk Meningkatkan UMKM di desa Ciranjang, agar UMKM di desa Ciranjang bisa lebih berkembang, terutama UMKM milik Ibu Atikah.
PELATIHAN PEMBUATAN ROTI RUMAHAN “ZIVANA” BAKERY UNTUK MENINGKATKAN UMKM DI DESA CIPEUNDEUY KECAMATAN PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT Sri Rohartati; Eri Subekti
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.883 KB) | DOI: 10.31949/jb.v2i2.1030

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya KKNM di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, selama 1 (satu) bulan yaitu pada tanggal 05 Agustus 2020 sampai dengan 05 September 2020. Desa ini merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Luas wilayah desa Cipeundeuy adalah 578,460000 (Ha) dengan Koordinat 107.486561 BT / -6.874319 LS. Wilayah desa Cipeundeuy ini merupakan wilayah yang didominasi oleh perindustrian, sehingga banyak pabrik industri yang aktif disana. Desa Cipeundeuy terdiri dari 16 Rukun Warga yang sekitar 70% penduduknya berkerja sebagai pegawai pabrik dan buruh bangunan. Karena wabah Covid-19 ini banyak masyarakatnya terkena PHK atau dirumahkan. Di desa tersebut terdapat sebuah pabrik roti rumahan bernama Zivana Bakery yang dulunya di kelola oleh ibu-ibu PKK, namun karna beberapa alasan akhirnya pabrik roti tersebut hanya dikelola oleh beberapa orang saja. Kendala yang dialami oleh pabrik roti tersebut adalah pemasaran yang kurang meluas. Sebelumnya area pemasaran roti Zivana Bakery adalah warung-warung yang berada di desa dan kantin pabrik di sekitar Desa Cipeundeuy. Namun sekarang roti-roti tersebut hanya dijual di kantin pabrik. Tujuan kegiatan PKM yang dilakukan selama masa KKNM yaitu membantu memperluas area pemasaran untuk roti Zivana Bakery dengan membuat metode pemasaran baru melalui sosial media dan membantu kegiatan pemasaran lainnya seperti menyediakan banner dan melibatkan pemuda sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kegiatan perekonomian yang berkelanjutan. Dengan demikian, usaha pabrik roti rumahan Zivana Bakery dapat berkembang dan membantu perekonomian warga sekitar.
PEMBUATAN ALAT TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS BAGI GURU SMP KEMALA BHAYANGKARI BANDUNG Sri Rohartati; Reviandari Widyatiningtyas; Cucu Lisnawati; Elly Retnaningrum
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.255 KB) | DOI: 10.31949/jb.v3i4.3072

Abstract

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan organisasi yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengembangkan potensi peserta didik hingga maksimal. Pengembangan kemampuan peserta didik tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran di kelas. Peserta didik dapat berhasil di kelas tidak terlepas dari kemampuan guru dalam merancang pembelajaran, kemampuan dalam mengelola kelas, merancang pendekatan, model dan metode pembelajaran serta kemampuan melakukan evaluasi yang baik. Tuntutan kurikulum 2013 adalah kemampuan peserta didik dalam mencapai high order thinking skills (HOTS), sementara guru masih mengalami kesulitan dalam pembuatan alat evaluasi berupa instrumen tes. Salah satu kemampuan yang termasuk kemampuan HOTS adalah kemampuan berpikir kritis. Pembuatan alat evaluasi yang memenuhi HOTS merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh guru, begitupun dalam pembuatan instrumen tes kemampuan berpikir matematis yang merupakan bagian dari kemampuan HOTS. Penyelesaian masalah tersebut membutuhkan kajian teoritis ataupun empiris yang dapat disajikan dalam bentuk penulisan naskah instrumen evaluasi berupa tes kemampuan berpikir kritis.. Kemampuan berpikir kritis merupakan bagian dari keterampilan berpikir tingkat tinggi atau high order thinking skills (HOTS), permasalahan ini muncul sejak tahun 2017 bahwa pelaksanaan penyelenggaraan UNBK sudah menerapkan ujian dengan bentuk high order thinking skills (HOTS), keadaan ini menyebabkan peserta didik mengeluh dengan soal-soal yang diberikan terlalu sulit dan dipandang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan di kelas. Sementara di pihak lain banyak sekali permasalahan yang dihadapi guru selama melaksanakan pembelajaran, apalagi dalam pembuatan alat evaluasi tes HOTS khususnya soal kemampuan berpikir kritis, karena selama ini belum ada pendampingan dan pelatihan dalam pembuatan instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis. Sekolah Menengah Pertama yang menjadi mitra merupakan sekolah yang terus berkembang dengan pendanaan untuk pengembangan fisik maupun untuk pengembangan guru-gurunya sangat bergantung dari dana yang berasal dari dana masyarakat khususnya dari siswa, maka sangat membutuhkan dorongan dan sekaligus bantuan dalam upaya meningkatkan kinerja para guru sehingga dapat menghasilkan pesera didik yang dapat dibanggakan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan pemerintah.
STRATEGI MENYIKAPI KESEHATAN, PENDIDIKAN, DAN EKONOMI DI ERA NEW NORMAL MELALUI ADAPTASI KEBIASAAN BARU (AKB) DI DESA CIPEUNDEUY KAB. BANDUNG BARAT: Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Sri Rohartati; Irmawan; Retno Anesti; Muhamad Faisal Ruslan Faisal Ruslan
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.179 KB) | DOI: 10.31949/jb.v3i4.3380

Abstract

Dengan adanya Covid-19 ini banyak sekali permasalahan yang timbul di daerah Kabupaten Bandung Barat Khususnya di Desa Cipeundeuy Kecamatan Padalarang, bukan hanya dalam bidang kesehatan namun dalam bidang pendidikan dan ekonomi ikut terkena dampaknya. Di desa tersebut terdapat 1 daerah yang salah satu warganya terjangkit virus covid-19, akibatnya dari pihak desa memperketat penjagaan agar tidak sembarangan orang bisa masuk ke daerah tersebut. Tidak hanya untuk daerah tersebut, Desa Cipeundeuy juga memperketat akses keluar masuk. Sehingga, tidak semua warga yang bukan berasal dari desa tersebut dapat keluar masuk. Dengan adanya satu daerah yang sudah terjangkit, pihak desa menghimbau seluruh warganya untuk tetap menjaga kesehatan, kebersihan, terutama tetap menjaga jarak saat akan melakukan kontak langsung. Namun, karna kurang nya rasa kesadaran masyarakat di desa tersebut banyak masyarakat yang masih menghiraukan penggunaan masker saat akan keluar rumah dan jaga jarak yang tidak dilakukan oleh masyarakat tersebut. PKM ini bertujuan memberikan pemahaman serta mengedukasi masyarakat, tentang pentingnya tatanan hidup baru dimasa New Normal banyak sekali masyarakat yang belum terbiasa dengan adanya hidup di era New Normal. Dengan melalui PKM ini Strategi Menyikapi Kesehatan, Pendidikan, Dan Ekonomi Di Era New Normal Melalui Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Desa Cipeundeuy Kecamatan Padalarang Kab Bandung Barat bisa memberi suatu wawasan baru tentang pentingnya kita menyikapi hidup di Era New Normal.
PELATIHAN PEMBUATAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA BELAJAR BAGI GURU-GURU DI SDN DEWISARI III KEC. RENGASDENGKLOK KAB. KARAWANG Sri Rohartati; Agung Cahya Gumilar; Cucu Lisnawati
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7630

Abstract

Beberapa kurikulum yang sudah diterapkan sejak kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga saat ini adalah: Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1975/1976, Kurikulum1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui pendekatan tematik terpadu. Untuk saat ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2020 atau Kurikulum Merdeka. Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi peserta didik. Namun, seperti halnya dengan implementasi kebijakan lainnya, Kurikulum Merdeka juga menghadapi beberapa permasalahan tidak terkecuali di tingkat sekolah dasar. Berdasarkan hasil survey dan diskusi dengan pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah, terkait penerapan Kurikulum Merdeka di SDN Dewisari III beberapa masalah yang dihadapi diantaranya, pemahaman/kesiapan guru tentang Kurikulum Merdeka belum optimal dikarenakan belum memahami sepenuhnya Kurikulum Merdeka salah satu diantaranya adalah masalah perangkat belajar yang digunakan (RPP/ Modul Ajar) di dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, kami bermaksud mengadakan pendampingan pada para guru dalam pembuatan/menyusun pembuatan perangkat pembelajaran yang sesuai Kurikulum Merdeka. Bentuknya berupa in service training berupa penjelasan (penyamaan persespi) tentang Kurikulum Merdeka, serta pendampingan sampai guru mampu membuat perangkat pembelajaran yang sesuai Kurikulum Merdeka. Luaran dari pengabdian ini adalah produk berupa jurnal pengabdian serta perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum Merdeka.
PELATIHAN PEMBUATAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA BELAJAR BAGI GURU-GURU DI SDN DEWISARI III KEC. RENGASDENGKLOK KAB. KARAWANG Sri Rohartati; Agung Cahya Gumilar; Cucu Lisnawati
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7630

Abstract

Beberapa kurikulum yang sudah diterapkan sejak kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga saat ini adalah: Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1975/1976, Kurikulum1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui pendekatan tematik terpadu. Untuk saat ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2020 atau Kurikulum Merdeka. Tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi peserta didik. Namun, seperti halnya dengan implementasi kebijakan lainnya, Kurikulum Merdeka juga menghadapi beberapa permasalahan tidak terkecuali di tingkat sekolah dasar. Berdasarkan hasil survey dan diskusi dengan pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah, terkait penerapan Kurikulum Merdeka di SDN Dewisari III beberapa masalah yang dihadapi diantaranya, pemahaman/kesiapan guru tentang Kurikulum Merdeka belum optimal dikarenakan belum memahami sepenuhnya Kurikulum Merdeka salah satu diantaranya adalah masalah perangkat belajar yang digunakan (RPP/ Modul Ajar) di dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, kami bermaksud mengadakan pendampingan pada para guru dalam pembuatan/menyusun pembuatan perangkat pembelajaran yang sesuai Kurikulum Merdeka. Bentuknya berupa in service training berupa penjelasan (penyamaan persespi) tentang Kurikulum Merdeka, serta pendampingan sampai guru mampu membuat perangkat pembelajaran yang sesuai Kurikulum Merdeka. Luaran dari pengabdian ini adalah produk berupa jurnal pengabdian serta perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum Merdeka.