Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

POLA HUBUNGAN ANTARA KINERJA BIAYA PROYEK DAN DAMPAK PENYIMPANGAN BIAYA PROYEK DENGAN PENDEKATAN INDIKATOR COST OVERRUN PADA PENGELOLAAN SUB KONTRAKTOR Achirwan, Achirwan; Latief, Yusuf
Konstruksia Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 2 Tahun 2013
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengendalian kinerja biaya proyek agar tetap berjalan sesuai dengan rencana adalah penting. Penelitian ini membahas mengenai pola hubungan antara kinerja biaya proyek dengan dampak penyimpangan biaya proyek dengan pendekatan indikator cost overrun,  terutama pada pengelolaan sub kontraktor, studi dikhususkan pada proyek gedung  bertingkat terutama dikota Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi. Berdasar dari bahan hasil penelitian  yang sebelumnya, didapat 4 indikator cost overrun pada pengelolaan sub kontraktor, yang masing masing atau kombinasi diantaranya sebagai ukuran dari dampak yang menyebabkan turunnya kinerja proyek, dari indikator tersebut akan dikaji dengan menggunakan perangkat pengolah data SPSS, pada bagian mana penyebab paling significant mempengaruhi penurunan kinerja biaya. Dari dampak yang significant selanjutnya diindentifikasi penyebabnya, untuk kemudian dilakukan corrective action (langkah perbaikan).KATA KUNCI: kinerja biaya proyek, gedung bertingkat, subkontraktor, indicator cost overrun,  dampak, penyebab, tindakan koreksi.
Rekomendasi Tindakan Koreksi Terhadap Penyimpangan Biaya Pembelian Material Konstruksi Veronika, Alin; Trigunarsyah, Bambang; Latief, Yusuf; Abidin, Ismeth
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 3 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.857 KB)

Abstract

Abstrak. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi sering terjadi penyimpangan biaya yang disebabkan antara lain oleh material, peralatan, tenaga kerja, subkontraktor, overhead, dan kondisi umum. Material merupakan komponen biaya utama dalam proyek konstruksi, sehingga manajemen material yang kurang baik dapat mengakibatkan penyimpangan biaya proyek. Pada manajemen material, pembelian material merupakan faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap besar kecilnya harga material. Pengendalian biaya proyek terhadap terjadinya penyimpangan biaya yang disebabkan oleh kurang baiknya pembelian material, dapat dilakukan dengan tindakan koreksi terhadap penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan biaya tersebut. Tujuan penelitian dalam makalah ini adalah mengidentifikasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya pembelian material dan melakukan rekomendasi tindakan koreksi terhadap penyebab penyimpangan. Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan survai terhadap proyek-proyek konstruksi bangunan bertingkat untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya pembelian material, serta wawancara kepada para pakar untuk memperoleh rekomendasi tindakan koreksi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analytical hierarchy process (AHP) dan metode Delphi. Hasil penelitian menunjukkan tindakan koreksi yang dilakukan terhadap penyimpangan biaya pembelian material merupakan tindakan pencegahan (before process).Abstract. In delivering construction projects, is not uncommon that cost overrun occur due to variation on materials, equipments, labors, subcontractors, overhead, and general condition. Material contributes around half of the construction project, which make material management becomes an important element in project cost control. And in managing construction materials, purchasing has become major influence on material cost. Corrective actions on cost overrun can be used to overcome the cost variance due to poor material purchasing. This paper is aimed at identifying what causes of purchasing material cost variances and correctice action recommendation. Research method to identifying purchasing material cost variance and corrective action recommendation using questionnaire survey and interview distributed to high rise building projects. Analyze method using analytical hierarchy process (AHP) and Delphi method. The result show that corrective action recommendationon purchasing material cost overrun is preventif action (before process variance).
Faktor-Faktor Kritis dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) untuk Optimasi Profitabilitas dan Daya Saing Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia Asa, M. Fanshurullah; Abidin, Ismeth S.; Latief, Yusuf
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 3 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.771 KB)

Abstract

Abstrak. Di tengah banyaknya tuntutan persaingan akan bisnis dengan menjual mutu peningkatan mutu, perusahan jasa finansial tentunya tidak terlepas dalam pelaksanaan dan pengembangan mutu produk dan jasa pada pelanggan. Sistem Manajemen Mutu Total Quality Management (TQM) telah dibuktikan sebagai teknik manajamen mutu terbaik yang pernah diaplikasikan. Studi empiris telah menyimpulkan bahwa pengaplikasian TQM dapat memberikan efek yang signifikan terhadap hasil dan dampak pada bisnis. Seiring keinginan industri agar para pemborong (subcontractors) bersertifikat, dan kemungkinan bahwa hal ini adalah prasyarat tender baru bagi perusahaan yang melayani publik, pesan yang disampaikan industri sangat jelas, yaitu apakah perusahaan mengadopsi ISO 9001:2000 dan menjadi kompetitif (mampu bersaing), atau mengabaikannya dan menjadikan hal tersebut menjadi resikonya sendiri. Namun demikian, dibalik kesuksesan banyaknya perusahaan dan negara yang mengadopsi Sistem Manajemen Mutu, ada pertanyaan yang mendasar, sejauh mana perusahaan yang sudah bersusah payah mengikuti standar internasional itu memang berhasil meningkatkan kinerja perusahaannya. Penelitian ini membuktikan secara empiris dan statistik korelasi penerapan profitabilitas dan daya saing dengan faktor-faktor kritis atau Critical Success Factor (CSF) Sistem Manajemen Mutu. Abstract. In the middle of the emulation business competitiveness demand by selling quality development, financial company services is of course not escape in execution and development of product quality and service to the customer.  Total Quality Management System (TQM) have been proved as the best technique of quality management which have applicated. Empirical study have concluded that application of TQM can give effect which is impact and result significantly to business. Along desire of industry so that all developer (subcontractors) have certificate, and possibility that this matter is prerequisite of new tender to public service company, The message by industry is very clear, do the company adopt ISO 9001:2000 and become competitive or disregarding it and become its own risk. But that way, at the opposite of successfulness the number of state and company which adopting Quality Management System, there is elementary question, how far company which have strained after follow that international standard, that is true succeed to improve its company performance. This research prove empirically and statistic correlation applying of competitiveness and  profitability with Critical Success Factors (CSF) of Quality Management System.
Penentuan Peringkat Faktor Risiko dalam Rekrutmen Tenaga Kerja yang Mempengaruhi Biaya Tenaga Kerja pada Proyek Riantini, Leni Sagita; Trigunarsyah, Bambang; Abidin, Ismeth; Latief, Yusuf
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 3 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.661 KB)

Abstract

Abstrak. Dalam melakukan rekrutmen tenaga kerja, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya tenaga kerja. Faktor-faktor ini dapat mengganggu kinerja pelaksanaan proyek dan dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan pada biaya tenaga kerja. Penyimpangan biaya ini perlu dianalisa, dicari penyebabnya dan ditentukan tindakan koreksi yang sesuai. Penentuan tindakan koreksi yang tepat merupakan suatu analisa pengambilan keputusan, yang mana perlu dilakukan analisa terhadap berbagai risiko yang dapat terjadi. Penentuan peringkat faktor-faktor risiko dalam rekrutmen tenaga kerja dapat membantu dalam mengambil keputusan tindakan koreksi yang paling sesuai untuk mengantisipasi penyimpangan yang terjadi. Bobot/nilai pada faktor risiko dapat ditentukan dengan memakai metode AHP (Analytical Hierarchial Process). Faktor risiko dengan peringkat yang tinggi (dengan bobot yang tinggi) berarti memiliki tingkat prioritas yang lebih utama untuk ditangani dan ditanggulangi.Abstract. In labor recruitment, there are several factors that affect the labor costs. These factors can disrupt the project execution and can cause variances in labor costs. These variances need to be analyzed through the roots of the causes and to be corrected. Deciding the proper corrective  action is part of a decision making analysis,where risk analysis is included. Determining the risk ranks from the factors in labor recruitment could support in attaining the suitable corrective action in order to anticipate any variances occurred. AHP (Analytical Hierarchial Process) method can be used to determine the weight/score of the factors. Factors that have high ranks (with high weighted factor) are factors with high risk priorities that need to be assessed and handled
Evaluasi Kinerja Infrastruktur Transportasi Udara di Ibukota Provinsi Ayomi D. Rarasati; Imran H. Mohammad; Yusuf Latief
WARTA ARDHIA Vol 42, No 4 (2016)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.941 KB) | DOI: 10.25104/wa.v42i4.248.185-194

Abstract

Adanya penurunan kualitas infrastruktur transportasi di Indonesia menjadikan penelitian mengenai perbedaan kondisi antara kebutuhan dan kemampuan sektor transportasi udara perlu untuk dilaksanakan dalam rangka peningkatan kinerja infrastruktur transportasi udara. Artikel ini menitikberatkan pada analisa jumlah dan pertumbuhan penumpang, jumlah dan pertumbuhan kargo dan juga kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah terkait infrastruktur transportasi udara. Berdasarkan analisa multi kriteria yang didapatkan dari data primer dan sekunder, penelitian yang bersifat eksploratif ini akan memberikan gambaran kondisi infrastruktur transportasi udara berdasarkan lalu lintas udara di infrastruktur bandara dan beberapa sudut pandang pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi dan praktisi. Peningkatan pertumbuhan penumpang merupakan indikator utama kinerja transportasi udara sedangkan pertumbuhan barang hanya sebagai indikator sekunder jika dinilai dari sudut pandang pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. [The Evaluation of Air Transportation Infrastructure Performance in Indonesian Capital Province] The research related to the difference between supply and demand of air transportation due to the decrease in the quality of the transportation infrastructure in Indonesia is needed in order to improve the performance of the air transportation infrastructure. This paper focuses on the analysis of the number and growth of passengers, the number and growth of cargos, and related government policies in air transportation sector. Based on multi-criteria analysis derived from primary and secondary data, this exploratory study will provide the condition of air transportation infrastructure based on the air traffic at the airport and several stakeholders perspectives such as central government, local government, academics and practitioners. The increase in passenger growth is the key indicator of air transportation performance while the cargo growth only serves as the secondary indicator if measured from the viewpoint of the central government and local government.
Rekomendasi Tindakan Koreksi Terhadap Penyimpangan Biaya Pembelian Material Konstruksi Alin Veronika; Bambang Trigunarsyah; Yusuf Latief; Ismeth Abidin
Jurnal Teknik Sipil Vol 12 No 3 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2005.12.3.4

Abstract

Abstrak. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi sering terjadi penyimpangan biaya yang disebabkan antara lain oleh material, peralatan, tenaga kerja, subkontraktor, overhead, dan kondisi umum. Material merupakan komponen biaya utama dalam proyek konstruksi, sehingga manajemen material yang kurang baik dapat mengakibatkan penyimpangan biaya proyek. Pada manajemen material, pembelian material merupakan faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap besar kecilnya harga material. Pengendalian biaya proyek terhadap terjadinya penyimpangan biaya yang disebabkan oleh kurang baiknya pembelian material, dapat dilakukan dengan tindakan koreksi terhadap penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan biaya tersebut. Tujuan penelitian dalam makalah ini adalah mengidentifikasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya pembelian material dan melakukan rekomendasi tindakan koreksi terhadap penyebab penyimpangan. Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan survai terhadap proyek-proyek konstruksi bangunan bertingkat untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya pembelian material, serta wawancara kepada para pakar untuk memperoleh rekomendasi tindakan koreksi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analytical hierarchy process (AHP) dan metode Delphi. Hasil penelitian menunjukkan tindakan koreksi yang dilakukan terhadap penyimpangan biaya pembelian material merupakan tindakan pencegahan (before process).Abstract. In delivering construction projects, is not uncommon that cost overrun occur due to variation on materials, equipments, labors, subcontractors, overhead, and general condition. Material contributes around half of the construction project, which make material management becomes an important element in project cost control. And in managing construction materials, purchasing has become major influence on material cost. Corrective actions on cost overrun can be used to overcome the cost variance due to poor material purchasing. This paper is aimed at identifying what causes of purchasing material cost variances and correctice action recommendation. Research method to identifying purchasing material cost variance and corrective action recommendation using questionnaire survey and interview distributed to high rise building projects. Analyze method using analytical hierarchy process (AHP) and Delphi method. The result show that corrective action recommendationon purchasing material cost overrun is preventif action (before process variance).
Penentuan Peringkat Faktor Risiko dalam Rekrutmen Tenaga Kerja yang Mempengaruhi Biaya Tenaga Kerja pada Proyek Leni Sagita Riantini; Bambang Trigunarsyah; Ismeth Abidin; Yusuf Latief
Jurnal Teknik Sipil Vol 12 No 3 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2005.12.3.5

Abstract

Abstrak. Dalam melakukan rekrutmen tenaga kerja, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya tenaga kerja. Faktor-faktor ini dapat mengganggu kinerja pelaksanaan proyek dan dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan pada biaya tenaga kerja. Penyimpangan biaya ini perlu dianalisa, dicari penyebabnya dan ditentukan tindakan koreksi yang sesuai. Penentuan tindakan koreksi yang tepat merupakan suatu analisa pengambilan keputusan, yang mana perlu dilakukan analisa terhadap berbagai risiko yang dapat terjadi. Penentuan peringkat faktor-faktor risiko dalam rekrutmen tenaga kerja dapat membantu dalam mengambil keputusan tindakan koreksi yang paling sesuai untuk mengantisipasi penyimpangan yang terjadi. Bobot/nilai pada faktor risiko dapat ditentukan dengan memakai metode AHP (Analytical Hierarchial Process). Faktor risiko dengan peringkat yang tinggi (dengan bobot yang tinggi) berarti memiliki tingkat prioritas yang lebih utama untuk ditangani dan ditanggulangi.Abstract. In labor recruitment, there are several factors that affect the labor costs. These factors can disrupt the project execution and can cause variances in labor costs. These variances need to be analyzed through the roots of the causes and to be corrected. Deciding the proper corrective  action is part of a decision making analysis,where risk analysis is included. Determining the risk ranks from the factors in labor recruitment could support in attaining the suitable corrective action in order to anticipate any variances occurred. AHP (Analytical Hierarchial Process) method can be used to determine the weight/score of the factors. Factors that have high ranks (with high weighted factor) are factors with high risk priorities that need to be assessed and handled
Faktor-Faktor Kritis dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) untuk Optimasi Profitabilitas dan Daya Saing Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia M. Fanshurullah Asa; Ismeth S. Abidin; Yusuf Latief
Jurnal Teknik Sipil Vol 15 No 3 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2008.15.3.1

Abstract

Abstrak. Di tengah banyaknya tuntutan persaingan akan bisnis dengan menjual mutu peningkatan mutu, perusahan jasa finansial tentunya tidak terlepas dalam pelaksanaan dan pengembangan mutu produk dan jasa pada pelanggan. Sistem Manajemen Mutu Total Quality Management (TQM) telah dibuktikan sebagai teknik manajamen mutu terbaik yang pernah diaplikasikan. Studi empiris telah menyimpulkan bahwa pengaplikasian TQM dapat memberikan efek yang signifikan terhadap hasil dan dampak pada bisnis. Seiring keinginan industri agar para pemborong (subcontractors) bersertifikat, dan kemungkinan bahwa hal ini adalah prasyarat tender baru bagi perusahaan yang melayani publik, pesan yang disampaikan industri sangat jelas, yaitu apakah perusahaan mengadopsi ISO 9001:2000 dan menjadi kompetitif (mampu bersaing), atau mengabaikannya dan menjadikan hal tersebut menjadi resikonya sendiri. Namun demikian, dibalik kesuksesan banyaknya perusahaan dan negara yang mengadopsi Sistem Manajemen Mutu, ada pertanyaan yang mendasar, sejauh mana perusahaan yang sudah bersusah payah mengikuti standar internasional itu memang berhasil meningkatkan kinerja perusahaannya. Penelitian ini membuktikan secara empiris dan statistik korelasi penerapan profitabilitas dan daya saing dengan faktor-faktor kritis atau Critical Success Factor (CSF) Sistem Manajemen Mutu. Abstract. In the middle of the emulation business competitiveness demand by selling quality development, financial company services is of course not escape in execution and development of product quality and service to the customer.  Total Quality Management System (TQM) have been proved as the best technique of quality management which have applicated. Empirical study have concluded that application of TQM can give effect which is impact and result significantly to business. Along desire of industry so that all developer (subcontractors) have certificate, and possibility that this matter is prerequisite of new tender to public service company, The message by industry is very clear, do the company adopt ISO 9001:2000 and become competitive or disregarding it and become its own risk. But that way, at the opposite of successfulness the number of state and company which adopting Quality Management System, there is elementary question, how far company which have strained after follow that international standard, that is true succeed to improve its company performance. This research prove empirically and statistic correlation applying of competitiveness and  profitability with Critical Success Factors (CSF) of Quality Management System.
PENGEMBANGAN PROSES PERENCANAAN PADA PROYEK EPC BERBASIS PMBOK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PERENCANAAN PROYEK YANG BERKAITAN DENGAN KINERJA WAKTU DI PT. KE Novika Candra Fertilia; Yusuf Latief; Eddy Subiyanto
Rekayasa Sipil Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jrs.2018.v07.i1.02

Abstract

Proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction) telah menjadi salah satu metode pelaksanaan proyek populer yang banyak dipilih oleh pemilik proyek maupun kontraktor. Proyek EPC merupakan jenis proyek konstruksi yang kompleks dan memiliki perbedaan karakter dengan proyek konstruksi biasa, sehingga keterlambatan proyek merupakan fenomena yang kerap terjadi pada proyek EPC. Praktik Proyek EPC saat ini harus mengutamakan penerapan manajemen proyek, terutama untuk proyek skala besar di seluruh dunia. PT. KE merupakan salah satu badan usaha yang mengelola proyek EPC yang dalam pelaksanaannya banyak mengalami keterlambatan, salah satu penyebabnya adalah dispute antara desain dan dokumen kontrak yang menunjukkan lemahnya proses perencanaan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peristiwa risiko dalam tahap perencanaan yang mempengaruhi kualitas perencanaan dalam keterkaitannya dengan kinerja waktu di PT. KE untuk mengembangkan kerangka perencanaan proyek yang diharapkan dapat dijadikan strategi baru dalam meningkatkan kinerja waktu proyek berbasis PMBOK (Project Management Body of Knowledge) 2013. Pada penelitian ini ditemukan 3 faktor dominan yang berpengaruh pada kualitas perencanaan yang berdampak pada kinerja waktu di PT.KE dan dalam integrasi perencanaan eksisting terhadap PMBOK 2013, ditemukan 1 aktivitas precanaan yang harus ditambahkan.
POLA HUBUNGAN ANTARA KINERJA BIAYA PROYEK DAN DAMPAK PENYIMPANGAN BIAYA PROYEK DENGAN PENDEKATAN INDIKATOR COST OVERRUN PADA PENGELOLAAN SUB KONTRAKTOR Achirwan Achirwan; Yusuf Latief
Konstruksia Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 2 Tahun 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.434 KB) | DOI: 10.24853/jk.4.2.%p

Abstract

Pengendalian kinerja biaya proyek agar tetap berjalan sesuai dengan rencana adalah penting. Penelitian ini membahas mengenai pola hubungan antara kinerja biaya proyek dengan dampak penyimpangan biaya proyek dengan pendekatan indikator cost overrun, terutama pada pengelolaan sub kontraktor, studi dikhususkan pada proyek gedung bertingkat terutama dikota Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi. Berdasar dari bahan hasil penelitian yang sebelumnya, didapat 4 indikator cost overrun pada pengelolaan sub kontraktor, yang masing masing atau kombinasi diantaranya sebagai ukuran dari dampak yang menyebabkan turunnya kinerja proyek, dari indikator tersebut akan dikaji dengan menggunakan perangkat pengolah data SPSS, pada bagian mana penyebab paling significant mempengaruhi penurunan kinerja biaya. Dari dampak yang significant selanjutnya diindentifikasi penyebabnya, untuk kemudian dilakukan corrective action (langkah perbaikan).KATA KUNCI : kinerja biaya proyek, gedung bertingkat, subkontraktor, indicator cost overrun, dampak, penyebab, tindakan koreksi.