Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Studi Penambatan Molekul Senyawa Curcuma longa pada Bakteri Resisten Carbapenem Acinetobacter baumanii dengan Metode In Silico Nabila Shafa Athharani; Nugraha Sutadipura; Yuli Susanti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v3i1.7417

Abstract

Penemuan berbagai senyawa obat baru dari berbagai proses penelitian yang semakin memperjelas peran penting studi komputasi sebagai dasar awal untuk menemukan sumber bahan baku obat baik dari alam maupun sintetis. Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau patogen lain di rumah sakit, dan ditularkan melalui peralatan di rumah sakit. Salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Acinetobacter baumanii bakteri tersebut dapat membangun resistensi dalam tubuh. Metode penelitian ini dilakukan secara in silico dengan metode molecular docking dengan melihat penambatan molekul senyawa yang dimilikinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa yang diuji terhadap target reseptor yaitu Acinetobacter baumanii memiliki kemampuan sebagai antibakteri, terlihat dari ikatan afinitas yang diperoleh dari sekitar -7,7 kkal/mol hingga -8,1 kkal/mol. Kesimpulannya, kunyit dapat digunakan sebagai kandidat untuk mencegah Acinetobacter baumanii menjadi resisten. Molecular Docking Study of Curcuma Longa Compounds on Bacteria Resistant Carbapenem Acinetobacter Baumanii with in Silico MethodThe discovery of various new medicinal compounds from various research processes that further clarify the important role of computational studies as the initial basis for finding sources of medicinal raw materials both from natural and synthetic. Nosocomial infections can be caused by bacteria, viruses or other pathogens in the hospital and transmitted through equipment in the hospital. One of the bacteria that most often causes infection is Acinetobacter baumanii where these bacteria can build up resistance in the body. Method  of  this research is carried out in silico with the molecular docking method by looking at the docking of its compound molecules. The results showed that of the compounds tested against the receptor target, Acinetobacter Baumanii, had the ability as antibacterial, seen from the affinity bonds obtained from around -7.7 kcal/mol to -8.1 kcal/mol.  Conclusion is turmeric can be used as a candidate to prevent Acinetobacter baumanii from becoming resistance.
Analisis Keterkaitan Penyakit Pasien pada Puskesmas Menggunakan Metode Association Rule karina auliasari; Yuli Susanti
INFORMAL: Informatics Journal Vol 1 No 2 (2016): INFORMAL : Informatics Journal
Publisher : Faculty of Computer Science, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The need for vigilance against the disease is an effort to reduce morbidity and prevalence of complications in diseases. Medical records of hospitalized patients in the many and varied Puskesmas can then be processed to analyze the pattern of disease that often affects people in the area around Puskesmas. Implementation of association rule method is expected to generate linkages between the rule of item combinations of diseaseThe data used in this research is an inpatient medical records of patients Brang Rea Puskesmas from January to June 2015. The system was developed using the programming language Visual Basic and Microsoft SQL Server 2008 as the database. Tests on the analysis modules generate output system of rules "if" "then" or "if" "it", rule or rule illness taken from the rules that exceed the value or the minimum support and minimum confidence. From the results of system testing conducted seen that the rules that can be used by the health center for analysis Brang Rea inpatients disease is a rule that has a value of minimum support and minimum confidence-value equals or exceeds the value specified by the administrator.
Scoping Review: Hubungan Stres Kerja dengan Hipertensi pada Tenaga Kesehatan Fani Sugiarti; lia marlia kurniawati; Yuli Susanti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v3i1.7319

Abstract

Stres merupakan suatu respons adaptif melalui karakteristik individu dan atau proses psikologis secara langsung terhadap tindakan, situasi dan kejadian eksternal. Stres kerja merupakan kondisi ketegangan yang dapat memengaruhi cara berpikir, emosi, dan kondisi individu. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia maupun di dunia. Hipertensi dapat terjadi karena berbagai faktor, antara lain stres, obesitas, merokok, konsumsi alkohol, usia, jenis kelamin, dan genetik. Stres merupakan kondisi yang dapat dialami semua orang. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan salah satu di antara lima belas belas profesi dengan tingkat stres paling tinggi. Kondisi stres dapat menimbulkan sakit kepala, insomnia serta salah satunya hipertensi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan stres kerja dengan hipertensi pada tenaga kesehatan. Pencarian sistematis dilakukan melalui pencarian database elektronik, yaitu PubMed, Science Direct, Proquest, Google Scholar, dan SpringerLink. Artikel yang di-review adalah yang berkaitan dengan stres kerja dan hipertensi pada tenaga kesehatan. Dari pencarian kata kunci yang ditemukan pada kelima database dicatat pada diagram prisma sebanyak 2.925 artikel dan terdapat 10 artikel yang sesuai untuk direview. Diperoleh hasil bahwa stres kerja berhubungan dengan hipertensi pada tena-ga kesehatan. Kondisi tersebut terjadi karena disfungsi hipotalamus-hipofisis-adrenal dan sistem saraf autonom telah terbukti menjadi sistem pengaturan utama yang terlibat dalam proses terjadinya hipertensi. Relationship of Job Stress with Hypertension in Health workers: Scoping ReviewStress is an adaptive response, through individual and/or direct psychological processes to external actions, situations and events. Mental job stress that can affect ways of thinking, emotions, and individual conditions. Hypertension is one of the main health problems in Indonesia and also in the world. Hypertension can occur due to various factors, including stress, obesity, smoking, alcohol consumption, age, gender and genetics. Stress is a condition that can serve everyone. A health worker is anyone who devotes himself to the health sector. The health worker is one of fifteen high-stress professions. Stress conditions can cause headaches, insomnia and one of them hypertension. This study aims to determine whether there is a relationship between job stress and hypertension among health workers. Systematic searches are carried out through electronic database searches, namely PubMed, Science Direct, Proquest, Google Scholar, SpringerLink. The articles reviewed were those related to job stress and hypertension in health workers. From the keyword search found in the five databases, there were 2,925 articles on the prism diagram and there were 10 articles that were suitable for review. The results show that job stress is related to hypertension in health workers. This condition occurs because the dysfunction of the hypothalamus-pituitary-adrenal and autonomic nervous system has been shown to be the main regulatory system involved in the process of hypertension.
Strategi Guru dalam Meningkatkan Gerakan 6 S di Kelas IV C SDN 64/I Muara Bulian Ahmad Hariandi; Ira Rohaya Sitio; Putri Ramadhani; Adi Priyono; Yuli Susanti
JIP Jurnal Ilmiah PGMI Vol 6 No 1 (2020): JIP (Jurnal Ilmiah PGMI)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jip.v6i1.4669

Abstract

The goals is to describe strategies that class teacher use for increase school 6 S movement in class IV C Elementary School Number 64/I Muara Bulian. Qualitative descriptive that used. For collecting the data were used to observation and interview. Interview with class IV C teacher in Elementary School Number 64/I Muara Bulian, analysis data used interactive model (Miles and Huberman) and for tested the validity of data that use triangulation data. From this research there are five strategies that class IV C Teacher use in Elementary School Number 64/I Muara Bulian, such as wall poster for meaningful learning and practice things in the wall poster sentences.
Scoping Review: Pengaruh Pemberian Vitamin D terhadap Penurunan Berat Badan pada Penderita Obesitas Dewasa Widia Rachmawati; Ieva B Akbar; Yuli Susanti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v4i1.9490

Abstract

Obesitas merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat global yang berkembang dengan cepat saat ini. Berbagai upaya dilakukan dalam menangani obesitas seperti olahraga dan modifikasi makanan menjadi lebih sehat, namun hal tersebut masih belum mampu mengatasi obesitas. Dalam rangka pengembangan pengobatan, upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberi suplemen vitamin D. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian vitamin D terhadap penurunan berat badan pada penderita obesitas dewasa. Penelitian ini menggunakan metode Scoping review terhadap penelitian yang menggunakan rancangan Randomized Controlled Triall, pencarian sistematis dilakukan melalui database elektronik PubMed, Science Direct, Ovid, Cochrane, dan Google Scholar yang memenuhi kriteria kelayakan. Hasil pencarian dari total 1.492 artikel terdapat 971 sesuai dengan kriteria inklusi dan didapatkan 9 artikel sesuai PICOS. Setelah dilakukan telaah kritis, didapatkan sebanyak 7 artikel yang sesuai dengan kriteria eligible serta di-review uraiannya Hasil telaah dan analisis dari 7 artikel, semua artikel menunjukan bahwa terjadi penurunan berat badan pada kelompok yang diberi suplemen vitamin D daripada kelompok kontrol yang diberi plasebo. Hal tersebut diakibatkan vitamin D meningkatkan absorpsi kalsium dari intestine sehingga menurunkan serum parathyroid tubuh sehingga akumulasi jaringan adiposa tubuh jadi ikut menurun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian vitamin D dapat menurunkan berat badan pada penderita obesitas dewasa. AbstractObesity is one of the global public health challenges today. Various efforts have been made to deal with obesity, such as exercise, and modifying food to be healthier, but these have not been able to overcome obesity. In order to develop treatment, another effort that can be made is to provide vitamin D supplements. The purpose of this study was to analyze the effect of vitamin D administration on decreasing body weight in obese adults. The research uses a scoping review study to identify, analyze, and evaluate scientific papers through PubMed, Science Direct, Ovid, Cochrane, and Google Scholar that meet the eligibility criteria. There were 1,492 articles contained 971 according to the inclusion criteria, and 9 articles were obtained according to PICOS (Population, Intervention, Comparation, Outcome, Study). After critical appraisal study, seven articles were found met the eligible criteria, and their descriptions were reviewed. The results of the review and analysis of seven articles showed that there was a decrease in body weight in the group that was given vitamin D supplements rather than in the control group that was given a placebo. This is because vitamin D increases the absorption of calcium from the intestine, thereby lowering the body's parathyroid serum so that the accumulation of adipose tissue in the body decreases. The conclusion of this study is the administration of vitamin D can reduce body weight in obese adults.
Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Asam dan Basa dengan Menggunakan Metode Praktikum Yuli Susanti
utile: Jurnal Kependidikan Vol. 2 No. 1 (2016): Utile: Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37150/jut.v2i1.299

Abstract

Rendahnya pemahaman siswa kelas VII tentang materi kimia diakibatkan oleh kondisi pembelajaran khususnya yang berkenaan dengan metode atau strategi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari data daya serap siswa kelas VIIE di SMP 1 Kebonpedes pada materi sebelumnya yang telah diajarkan, menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa jauh dari yang diharapkan. Sekitar 70% siswa belum mencapai nilai KKM dan 30% siswa sudah mencapai KKM. Untuk mengoptimalkan pembelajaran ini perlu adanya kegiatan yang memanfaatkan berbagai metode, antara lain metode praktikum agar tujuan pembelajaran tercapai. Kegiatan praktikum memberikan peluang kepada siswa untuk memperdalam pemahaman terhadap materi yang diajarkan, mengembangkan ketrampilan kerja serta menumbuhkembangkan sikap ilmiah pada diri siswa khususnya pada materi kimia. Berdasarkan latar belakang penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi Asam dan Basa di kelas VII E SMPN 1 Kebonpedes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pembelajaran dengan metode praktikum dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VII E SMPN 1 Kebonpedes pada materi Asam dan Basa, terbukti dengan hasil skor penilaian prestasi meningkat dari siklus I ke siklus II. Disamping itu pembelajaran ini ternyata dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa diukur dari keterlibatan siswa dalam pembelajaran dengan metode praktikum meningkat dari siklus I ke siklus II. Disarankan kepada guru agar menggunakan metode praktikum untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi , khususnya kepada guru yang memiliki karakteristik siswa dan materi sejenis.
Peran Vitamin D pada Penderita Obesitas Dewas: Kajian Pustaka Widia Rachmawati; Ieva Baniasih Akbar; Yuli Susanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.500

Abstract

Abstract. Obesity is one of the biggest global health challenges that is growing rapidly. According to WHO, obesity is abnormal or excess fat accumulation and has the potential to interfere with health. BMI in obesity 30 kg/m2. Meanwhile, according to the Asia Pacific standard for obesity is a BMI of 25 kg/m2. The causes of obesity are very complex, including genetic factors, environmental factors in terms of diet and decreased physical activity. Various efforts that can be done in tackling obesity are being healthier, physical activity such as exercise, pharmacological therapy, namely offering anti-obesity drugs and giving vitamin D supplements. Obese people generally have lower levels of vitamin D than those who are not obese. Giving vitamin D to obese patients is thought to be able to lose weight and return the body's vitamin D levels to normal. Therefore a literature review was conducted regarding the administration of vitamin D in adult obese patients. The type of data used is secondary data. The method of data collection is literature study. From this literature review study, it was found that the administration of vitamin D can lose weight in obese adults through a direct mechanism, directly through the role of Vitamin D Dependent Receptor (VDDR) and indirectly through the role of parathyroid hormone. Abstrak. Obesitas merupakan salah satu tantangan terbesar kesehatan global yang berkembang pesat saat ini. Obesitas adalah akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebih serta berpotensi menganggu kesehatan. IMT pada obesitas ≥30 kg/m2. Sedangkan menurut Asia Pasifik standard untuk obesitas adalah IMT ≥25 kg/m2. Penyebab obesitas sangat kompleks yaitu mencakup faktor genetik, faktor lingkungan dari segi pola makan dan penurunan aktivitas fisik. Berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi obesitas adalah modifikasi makanan menjadi lebih sehat, aktivitas fisik seperti olahraga, terapi farmakologi yaitu pemberian obat anti obesitas dan pemberian suplemen vitamin D. Penderita obesitas umumnya memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Pemberian vitamin D pada penderita obesitas diperkirakan dapat menurunkan berat badan dan mengembalikan kadar vitamin D tubuh menjadi normal. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan cara literature review mengenai pemberian vitamin D pada penderita obesitas dewasa. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data adalah studi pustaka. Dari studi literature review ini, didapatkan kesimpulan bahwa pemberian vitamin D dapat menurunkan berat badan pada penderita obesitas dewasa melalui mekanisme secara langsung yaitu peran dari Vitamin D Dependent Receptor (VDDR) dan secara tidak langsung melalui peran hormon parathyroid.
Hubungan Pemberian MP-ASI dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6–24 bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Cigalontang Rury Kemara Giri; Yuli Susanti; Satryo Waspodo
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1025

Abstract

Abstract. Indonesia is a country with a high prevalence of stunting. One of the causes of stunting is the lack of complementary feeding to meet nutritional needs at the age of 6–24 months, which cannot be fulfilled if only breast milk is given. The purpose of this study was to determine the relationship between complementary feeding and the incidence of stunting in children aged 6–24 months at the Posyandu in the Work Area of the Cigalontang Health Center. This study used a cross-sectional method. The determination of sample size was based on the hypothesis test formula for two population proportions and obtained a sample size of 80. Univariate data analysis showed the distribution of complementary feeding and the incidence of stunting in children aged 6–24 months, and bivariate analysis was conducted to analyze the relationship between complementary feeding and the incidence of stunting in children aged 6–24 months using the test chi-square. Based on the results of univariate data analysis, it shows that the provision of complementary feeding to children aged 6–24 at the Posyandu in the Cigalontang Health Center working area is mostly inaccurate, and the incidence of stunting shows 30 people in the short category and 5 people in the very short category. Based on the results of data analysis using the method chi-square, a value of 0.197 (p > 0.05) was obtained, so that it can be concluded that there is no relationship between the provision of complementary feeding and the incidence of stunting in children aged 6–24 months at the Posyandu in the Cigalontang Public Health Center. Abstrak. Indonesia merupakan negara dengan prevalensi stunting yang tinggi. Salah satu penyebab stunting adalah pemberian MP-ASI kurang untuk memenuhi kebutuhan gizi pada saat usia 6–24 bulan yang tidak dapat tercukupi apabila hanya diberikan ASI. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6–24 bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Cigalontang. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Penentuan ukuran sampel berdasar atas rumus uji hipotesis untuk dua populasi proporsi dan didapatkan jumlah sampel 80. Analisis data univariat menunjukkan distribusi pemberian MP-ASI dan kejadian stunting pada anak usia 6–24 bulan serta analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6–24 bulan menggunakan uji chi-square. Berdasar atas hasil analisis data univariat menunjukkan bahwa pemberian MP-ASI pada anak usia 6–24 di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Cigalontang sebagian besar kurang tepat dan kejadian stunting menunjukkan 30 orang kategori pendek dan 5 orang sangat pendek. Berdasar atas hasil analisis data dengan menggunakan metode chi-square, diperoleh 0,197 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada anak usia 6–24 bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Cigalontang.
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Berlebih Dengan Keluhan Nyeri Lutut Pada Karyawan Universitas Islam Bandung Tahun 2021 Octka Damayanti Pratama; Mudjtahid Ahmad Djojosugito; Yuli Susanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1044

Abstract

Abstract. A lifestyle consists of food intake and daily activity patterns that affect energy metabolism in the body. Sedentary lifestyles and consumption of high-calorie foods can increase the incidence of excess Body Mass Index (BMI). The knee region has an important role in supporting the body. When there is a deviation from the knee axis, there can be an increase in the stress load on the knee region. Excess BMI and heavy physical activity every day can trigger knee pain conditions. The design of this research is analytic observational with a cross sectional study method with a sample of 60 respondents. The body mass index variable was measured using a calibrated anthropometric measuring instrument. The variable level of physical activity was measured using the International Physical Activity Questionnaires-short form (IPAQ-sf) questionnaire, and the variable level of knee pain was measured using the Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC) questionnaire. In the study, most respondents were aged 31–40 years (46.7%). Most of the respondents were overweight (63.3%) with moderate activity patterns (63.3%) and experienced mild knee pain in daily activities (95%). Although most of the respondents were overweight, and there were complaints of mild knee pain, statistically there was no relationship between excessive BMI and complaints of knee pain (p = 0.317, p > 0.05), while for moderate physical activity with complaints of knee pain, there was no significant relationship. (p = 0.073, p > 0.05). The conclusion of this study is that there is no significant relationship between excess Body Mass Index (BMI) and knee pain complaints in employees of the Islamic University of Bandung. Abstrak. Gaya hidup terdiri dari asupan makanan dan pola aktivitas sehari-hari mempengaruhi metabolisme energi dalam tubuh. Sedentary lifestyle dan konsumsi makan tinggi kalori dapat meningkatkan kejadian Indeks Massa Tubuh (IMT) berlebih. Regio lutut memiliki peran penting dalam menopang tubuh, ketika terjadi deviasi dari axis lutut dapat terjadi peningkatan beban stress pada regio lutut. IMT berlebih dan aktivitas fisik berat setiap harinya dapat menginisiasi kondisi nyeri lutut. Desain penelitian ini analitik observasional dengan metode cross sectional study dengan sampel sebanyak 60 responden. Variabel indeks massa tubuh diukur menggunakan alat ukur antropometri terkalibrasi. Variabel tingkat aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner International Physical Activity Questionnaires-short form (IPAQ-sf) dan variabel tingkat nyeri lutut di ukur menggunakan kuesioner Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC). Pada penelitian didapatkan responden paling banyak berusia 31-40 tahun (46,7%), sebagian besar responden mengalami overweight (63,3%) dengan pola aktivitas kategori sedang (63,3%) dan mengalami nyeri lutut ringan dalam berkegiatan sehari-hari (95%). Walaupun sebagian besar responden mengalami overweight dan untuk keluhan nyeri lutut ringan namun secara statistic tidak ada hubungan antara IMT berlebih dengan keuhan nyeri lutut (p= 0,317, p>0,05) sedangkan untuk aktivitas fisik sedang dengan keluhan nyeri lutut tidak terdapat hubungan yang signifikan (p=0,073, p>0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) berlebih terhadap keluhan nyeri lutut pada karyawan Universitas Islam Bandung.
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Stigma terhadap Penderita Covid-19 pada Orang Tua Murid SD Sawwawa Salsabila Sukmara; Yuli Susanti; Tjoekra Roekmantara
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1323

Abstract

Abstract. COVID-19 has an impact on all sectors of people's lives, especially in densely populated areas that have a high number of positive COVID-19 cases. The impact of COVID-19 can cause excessive anxiety and fear so that there is a stigma on COVID-19 sufferers. Another factor that can trigger stigma is the level of knowledge. This study aims to determine the relationship between knowledge and stigma of patients with COVID-19 in parents of students. This research is a research with analytical observational design through cross sectional approach. Data analysis used Chi-Square test with SPSS version 20 application. Data was collected using a Google form questionnaire to 204 parents by simple random sampling. Based on the results of the study, most of the respondents had good knowledge, namely 152 people (74.5%) and most of the respondents had a negative stigma towards COVID-19 sufferers as many as 123 people (60.3%). There is a significant relationship p=0.000 (p<0.05) between the level of knowledge about COVID-19 and the stigma of COVID-19 sufferers among parents of students at SD Negeri 259 Griya Antapani, Bandung City. The conclusion of the study is that a good level of knowledge about COVID-19 causes a higher stigma on parents of students at SD Negeri 259 Griya Bumi Antapani, Bandung City. Abstrak. COVID-19 berdampak pada seluruh sektor kehidupan masyarakat terutama di wilayah padat penduduk yang memiliki jumlah kasus positif COVID-19 yang tinggi. Dampak COVID-19 dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan berlebih sehingga terdapat stigma pada penderita COVID-19. Faktor lain yang dapat memengaruhi timbulnya stigma salah satunya adalah tingkat pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan stigma terhadap penderita COVID-19 pada orang tua murid. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain analitik observasional melalui pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan aplikasi SPSS versi 20. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Google form kepada 204 orang tua murid secara simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu terdapat 152 orang (74,5%) dan sebagian besar responden memiliki stigma negatif terhadap penderita COVID-19 sebanyak 123 orang (60,3%). Terdapat hubungan signifikan p=0,000 (p<0.05) antara tingkat pengetahuan tentang COVID-19 dengan stigma terhadap penderita COVID-19 pada orang tua murid SD Negeri X Kota Y. Simpulan penelitian yaitu tingkat pengetahuan yang baik tentang COVID-19 menimbulkan stigma yang lebih tinggi pada orang tua murid SD Negeri X Kota Y.