Andrie Kisroh Sunyigono
Universitas Trunojoyo Madura

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KADER PELESTARI LINGKUNGAN DI PULAU MANDANGIN BERBASIS PONDOK PESANTREN Eko Setiawan; Kaswan Badami; Andrie Kisroh Sunyigono
Jurnal Ilmiah Pangabdhi Vol 3, No 2: Oktober 2017
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.371 KB) | DOI: 10.21107/pangabdhi.v3i2.5952

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra adalah 1) kesadaran terhadap pelestarian lingkungan sangat rendah, 2) kerusakan lingkungan daratan, pesisir dan pantai yang sangat parah, 3) keterbatasan teknologi budidaya tanaman baik untuk penghijauan, perlindungan wilayah pesisir, dan 4) rendahnya kemampuan untuk mendapatkan sumber pendapatan tambahan dari budidaya tanaman. Target luaran yang yang akan dicapai dalam kegiatan IbM ini adalah berupa peningkatan kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan yang disinergikan dengan teknologi budidaya tanaman buah dan konservasi, serta peningkatan sumber pendapatan baru. Luaran yang kegiatan ini adalah: 1) Terbentuknya kelompok santri pelestari lingkungan, 2) Penamanan masingmasing 25 tanaman buah yang terdiri dari mangga, jambu air, jambu biji, delima, sirsat, srikaya, belimbing, sawo, belimbing wuluh, kelapa, 3) Penanaman 200 tanaman cemara udang di pesisir Pulau Mandangin, 4) Penguasaan teknologi budidaya tanaman buah dan konservasi, dan 5) Penguasaan teknologi budidaya sayuran. Metode pelaksanaan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini meliputi strategi pemberdayaan dan penyadaran partisipatif yang memperhatikan pilar pendidikan dan penyadaran, ekonomi dan lingkungan. Hal ini dilakukan untuk menjamin kontinuitas dari program pemberdayaan. Logika yang digunakan adalah masyarakat akan sadar apabila kita memberikan contoh dan teladan, Namun hal itu saja tidak cukup, program dan kegiatan yang ditawarkan harus memberikan insentif ekonomi tambahan bagi mereka. Adapun strategi pemberdayaan dan penyadaran partisipatif yang akan dilaksanakan dapat dikelompokkan menjadi: 1) Sosialisasi, 2) Pemberian motivasi dan insentif, 3) Penyuluhan, 4) Pelatihan teknologi, 5) Praktek, 6) Pendampingan oleh kader sebaya lokal dan 7) Bantuan program. Hasil kegiatan yang telah dilakukan: 1. program pengembangan santri pelestari lingkungan menghadapi beberapa kendala terutama pada motivasi dan kesadaran akan lingkungan yang rendah, 2. penerapan penghijauan dan permakultur menghadapi kendala utama yaitu keberadaan kambing yang sangat banyak dan dibiarkan berkeliaran, 3. permakultur disain yang telah diterapkan yaitu natural wave barrier, banana circle dan vertical garden. Hal ini bertujuan untuk melakukan suksesi pada lahan di sekitar lokasi agar menjadi lahan yang lebih produktif.Kata Kunci: Lingkungan, Berkelanjutan, Pelestari, Santri, Pondok Pesantren
STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI DESA BICORONG KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN Intan Nia Tata Ayu; Andrie Kisroh Sunyigono; Elys Fauziyah
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 8, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v8i2.7841

Abstract

Pamekasan Regency is the center for Madura cattle development in East Java. The basic problem faced by farmers is that they are not free to sell livestock and their bargaining position is weak in determining prices. The purpose of this study was to analysis the structure, conduct and performance of beef cattle fattening business in Bicorong Village, Pakong District, Pamekasan Regency. The sample of this study consisted of 42 farmers and 13 respondents from marketing institutions using snowball sampling. The data analysis method used the SCP approach. The results show that the market structure in marketing beef cattle in Bicorong Village leads to an oligopoly competitive market with moderate concentration. The market conduct shows the price of beef cattle is determined by trader. For performance, it’s efficient because there is only one marketing agency involved and the share received by farmers is quite large, namely ≥ 60  percent.