This Author published in this journals
All Journal Singuda ENSIKOM
Surya Tarmizi Kasim
Universitas Sumatera Utara

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH HARMONISA TERHADAP ARUS NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (APLIKASI PADA R.S.U SARI MUTIARA MEDAN) Frederick Sakaja Ginting; Satria Ginting; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.662 KB)

Abstract

Penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit ke konsumen dikatakan baik apabila menggunakan frekuensi yang konstan serta bekerja pada level tegangan tertentu. Akan tetapi hal tersebut sangat jarang terpenuhi akibat beberapa faktor, salah satunya adalah akibat hadirnya harmonisa pada sistem tenaga listrik. Harmonisa dalam sistem tenaga listrik diakibatkan oleh pemakaian beban non-linier dimana didalamnya terdapat komponen semikonduktor. Sebagai salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik, transformator distribusi juga akan merasakan dampak hadirnya harmonisa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harmonisa terhadap arus netral transformator distribusi. Berdasarkan hasil pengukuran dan proses analisis menunjukkan THD arus di Transformator R.S.U Sari Mutiara melebihi standar dimana phasa R melebihi sebesar 2,172%, phasa S sebesar 11,533% dan phasa T sebesar 2,746%, sedangkan untuk THD tegangan tidak ada yang melebihi standar IEEE 519, selain itu besar arus urutan nol pada phasa R (3,487 A), S (6,761 A), T (3,316 A) dan phasa Netral (13,561 A). Sedangkan besar arus netralnya tergantung dari besar komponen harmonisa ganjil kelipatan 3, dimana menunjukkan bahwa harmonisa memberikan penambahan yang cukup besar terhadap besar arus netral.
PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA: SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motor induksi tiga fasa banyak digunakan dalam perindustrian karena penggunaannya yang sederhana. Bila motor induksi tiga fasa kurang perawatan atau motor tersebut sudah tua, dapat menyebabkan tahanan rotor menjadi tidak seimbang ataupun satu fasanya rusak. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja dan efisiensi motor induksi tersebut. Telah dilakukan percobaan untuk mengetahui nilai efisiensi motor induksi dengan tahanan rotor tidak seimbang dan motor induksi dengan satu fasa rotor terbuka. Hasil percobaan menunjukkan untuk beban 20%, 40%, dan 60% motor induksi tahanan rotor yang tidak seimbang memiliki efisiensi 12.76%, 18.02%, dan 20.28% dengan daya masuk 0.38 Kw, 0.41 Kw, dan 0,47 Kw. Dengan beban yang sama motor induksi dengan satu fasa rotor terbuka memiliki nilai efisiensi 37.4%, 49.1%, 69.9% dengan daya masuk 1.1 Kw, 1,4 Kw, dan 1,83 KW.
ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Ali Sahbana Harahap; Raja Harahap; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.554 KB)

Abstract

Motor induksi tiga fasa sangat banyak digunakan di perindustrian, hal ini dikarenakan penggunaan dan perawatan motor induksi tiga fasa lebih sederhana, pemasangannya tidak sulit, dan biayanya lebih murah dari pada motor sinkron. Pada motor induksi tiga fasa terkadang karena pengaruh kurang perawatan atau keadaan mesin yang sudah tua dapat menyebabkan salah satu fasa rotornya menjadi rusak dan tidak berfungsi. Hal ini memberikan pengaruh terhadap torsi awal dan torsi maksimumnya serta efisiensi yang dapat mengurangi kinerja kerja dari motor tersebut. Hasil yang peroleh dari analisa adalah torsi start yang dihasilkan oleh motor dalam keadaan satu phasa rotor terbuka lebih besar dari pada dalam keadaan normal, dikarenakan pada keadaan start  slip = 1 , pada keadaan satu phasa rotor terbuka menghasilkan Te1 dan Te2 yang saling menjumlah dan dengan nilai yang besar, dengan besar slip maksimal  yang sama yaitu 0,32 dan I2 yang sama yaitu 10,03 A  di ketahui torsi maksimum yang dihasilkan oleh motor dalam keadaan satu phasa rotor terbuka lebih besar dari pada dalam keadaan normal serta di ketahui efisiensi yang dihasilkan oleh motor dalam keadaan satu phasa rotor terbuka lebih kecil dari pada dalam keadaan normal, namun daya input yang diperlukan oleh motor dengan satu phasa rotor terbuka lebih besar dari pada keadaan normal, dengan kata lain kemampuan motor dalam memikul beban berkurang.
ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA TRANSFORMATOR NEON SIGN Melaty Sitanggang; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.347 KB)

Abstract

Neon sign memerlukan daya listrik untuk bisa menghasilkan cahaya. Daya listrik tersebut diperoleh dari transformator neon sign. Transformator neon sign menghasilkan tegangan tinggi yang akan digunakan untuk proses ionisasi gas isian tabung neon sign. Tabung neon sign pada umumnya diisi dengan gas Neon dan Argon yang besar energi pengionannya berbeda-beda. Pada percobaan yang dilakukan, digunakan neon sign dengan ukuran diameter dan gas isian yang sama tetapi dengan panjang yang berbeda, yaitu 103 cm, 128 cm, 170 cm, 231 cm, 273 cm, 298 cm dan 401 cm. Dari hasil percobaan, didapat bahwa transformator neon sign mengkonsumsi energi paling banyak dengan panjang tabung 401 cm, dan paling sedikit pada panjang tabung 103 cm.
ANALISIS BIAYA PRODUKSI LISTRIK PER-KWH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOGAS LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT (APLIKASI PADA PLTBGS PKS TANDUN) David Partogi Butar-Butar; M Natsir Amin; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan permintaan energi dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbarukan. Salah satu energi terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah biogas, khususnya yang berasal dari limbah cair kelapa sawit. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik. Dengan bahan bakar biogas, akan menghasilkan biaya produksi listrik yang lebih murah dan ramah terhadap lingkungan. Sebagai implementasi studi kasus yang dipilih adalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Sawit (PLTBGS) Pabrik Kelapa Sawit Tandun, Riau milik PT. Perkebunan Nusantara V. Pada paper ini akan dilihat analisis biaya untuk memproduksi listrik per kWh dengan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan biogas limbah cair kelapa sawit sebagai bahan bakar, dengan memperhitungkan biaya modal, biaya bahan bakar serta biaya operasional dan perawatan. Sehingga didapat biaya produksi listrik per kWh berdasarkan suku bunga 6%, 9%, 12% adalah Rp 569,13/kWh, Rp 659,34/kWh, Rp 770,89/kWh dan biaya produksi listrik per kWh tanpa memperhitungkan biaya pengembalian modal adalah Rp 250/kWh.
PENGUJIAN PERFORMANSI GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT Pryandi Siahaan; M Natsir Amin; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.791 KB)

Abstract

Kebutuhan akan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, terutama untuk pembangkitan tenaga listrik. Namun ternyata cadangan minyak bumi yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Perlu dicari sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan sebagai penggantinya. Dari hasil penelitian ternyata biogas berpotensi dijadikan sebagai pengganti bahan bakar fosil, dimana biogas itu sendiri terdiri dari sebagian besar gas CH4 dan CO2 yang dihasilkan dari perombakan anaerobik senyawa-senyawa organik seperti dari kotoran ternak, sampah, dan limbah cair pabrik kelapa sawit serta memiliki nilai kalor yang tinggi. Apabila tidak dimanfaatkan dengan baik, senyawa CH4 dan CO2 yang terkandung bisa menyebabkan efek rumah kaca yang merugikan manusia. Potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga biogas sangat prospektif di Indonesia karena Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Dari hasil pengujian performansi generator pembangkit listrik tenaga biogas di LP3M USU diketahui bahwa tegangan dan frekuensi yang dihasilkan generator hanya mencapai 215 V dan 35 Hz. Hal ini dikarenakan putaran yang dihasilkan motor hanya sebesar 1000-1100 rpm dan belum mampu memutar generator hingga mencapai 1500 rpm.
ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI DAN FAKTOR DAYA MOTOR KAPASITOR START DENGAN MOTOR KAPASITOR RUN DENGAN TEORI MEDAN PUTAR SILANG DAN TEORI MEDAN PUTAR GANDA ( Aplikasi pada Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK)) Ahmad Muhajir Hasibuan; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.296 KB)

Abstract

Motor kapasitor start dan motor kapasitor run adalah jenis motor induksi satu phasa yang pemakaiannya cukup luas. Pada penggunaan motor kapasitor start dan motor kapasitor run ini perlu diketahui besar perbandingan efisiensi dan faktor daya, karena efisiensi dan faktor daya merupakan  hal yang penting dari sebuah motor listrik dari umumnya. Penelitian ini menganalisis perbandingan efisiensi dan faktor daya dengan teori medan putar silang dan teori medan putar ganda. Berdasarkan hasil pengukuran dan proses analisis ditunjukkan bahwa motor kapasitor run dengan torsi 0,3 Nm diperoleh efisiensi sebesar 11,90 % dan faktor daya 0,5. dengan torsi 0,5 Nm diperoleh efisiensi sebesar 17,80 %dan faktor daya 0,52. sedangkan pada motor kapasitor start dengan torsi 0,3 Nm diperoleh efisiensi sebesar 11,38 % dan faktor daya 0,432. pada torsi 0,5 Nm diperoleh efisiensi sebesar 17,30 % dan faktor daya 0,449. Berdasarkan analisa data diperoleh bahwa efisiensi pada motor kapasitor start dan motor kapasitor run dengan torsi yang sama diperoleh bahwa efisiensi  dan faktor daya yang dihasilkan pada motor kapasitor run lebih baik daripada motor kapasitor start.
PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Donny Ticcos Benaya; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 3, No 3 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.266 KB)

Abstract

Sistem penerangan jalan umum adalah pelayanan yang menerangi jalan umum dimana penerangan ini lampu hanya dinyalakan pada malam hari, penerangan jalan umum menggunakan lampu merkuri dan memakan daya yang besar dalam menerangi jalanan selama malam hari hingga waktu menjelang pagi, sehingga tidak efisien dalam penggunaan daya. Pemanfaatan energi matahari merupakan satu diantara sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan jalan di perkotaan maupun pedesaan. Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga matahari berbasis LED jenis hi-power yang sangat terang, hemat energi dan tahan lama menggunakan panel surya/solar cell sebagai sumber yang berfungsi  menerima cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses photovoltaic. Lampu Jalan Tenaga Surya ( PJU Tenaga Surya) secara otomatis dapat mulai menyala pada sore hari dan padam pada pagi hari dengan perawatan yang mudah dan efisien selama bertahun-tahun. Secara keseluruhan sistem ini dirancang untuk penyediaan cahaya penerangan umum dengan sumber energi terbarukan, bebas biaya perawatan dan berumur ekonomis lama. Dengan sistem pemasangan yang cepat dan mudah, PJU LED Tenaga Surya dapat menjadi solusi yang cepat dalam mengatasi kebutuhan penerangan jalan umum.     Kata Kunci : Solar Cell, Modul  Surya, Lampu LED, Baterai, Controller, Lampu Penerangan Jalan Umum
STUDI KEANDALAN DAN KETERSEDIAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP UNIT 2 PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN Lukmanul Hakim Rambe; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 6, No 3 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses produksi listrik pembangkit listrik tenaga uap merupakan pembangkit listrik thermal yang memiliki kapasitas yang besar, karena merupakan pembangkit yang menyuplai beban dasar dalam sistem kelistrikan. Dari segi ekonomis PLTU merupakan pembangkit listrik yang hemat sehingga banyak digunakan, walaupun dalam investasi awal PLTU sangatlah mahal. Pembangkit Listrik Tenaga Uap memiliki beberapa komponen utama antara lain turbin uap, boiler, kondensor dan generator. Semua komponen tersebut terintegrasi menjadi satu kesatuan sistem unit yang bekerja untuk dapat menghasilkan energi listrik. Seperti yang diketahui, bahwa pembangkit sering mengalami pelepasan sebagian beban melihat perkembangan beban yang semakin besar sehingga perlu dilakukan evaluasi. Dari sisi kualitas PLTU dipengaruhi oleh besarnya kapasitas faktor dan faktor ketersediaan terhadap produksi listrik. Dalam penelitian ini didapat nilai kapasitas faktor PLTU unit 2 sebesar 70,52 % dan faktor ketersediaan sebesar 69,23%. Sedangkan secara kuantitas komponen yang memiliki keandalan terburuk selama 26304 jam adalah preasure gauge, untuk ketersediaan terbaik adalah modul i/o level. Agar keandalan tetap terjaga maka dilakukan rencana operasi dengan menjadwalkan perawatan pencegahan, dimana didapat bahwa komponen yang harus mengalami perawatan tercepat yaitu condensat pump dan termokopel 1.
PERBANDINGAN TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL Daniel Bimbingan Limbong; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 8, No 3 (2014)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.675 KB)

Abstract

Salah satu solusi dari pemerintah Indonesia akan menipisnya pasokan sumber energi konvensional yaitu dengan mengubah atau mengurangi pemakaian PJU (Penerangan Jalan Umum) konvensional menjadi  PJU solar cell. Perbedaan material antara PJU solar cell dengan PJU konvensional, menyebabkan perbedaan pada sisi teknis (kenyamanan) dan ekonomis (kehematan). Oleh karena itu, kita harus mengetahui perbedaan tersebut untuk mendapatkan PJU yang lebih menguntungkan dan layak dipakai. Pada paper ini diketahui PJU solar cell menggunakan lampu LED (43 watt) dan dihitung sistem penerangannya memiliki intensitas penerangan rata-rata E_(rata-rata)  = 6,2 lux. Sedangkan PJU konvensional menggunakan lampu SON T (250 watt) dan dihitung sistem penerangannya memiliki intensitas penerangan rata-rata E_(rata-rata)  = 23,6 lux, dan Break Even Point (BEP) atau titik balik biaya keseluruhan PJU konvensional versus biaya keseluruhan PJU solar cell terjadi pada tahun ke-6 dimana biaya pengeluaran PJU konvensional yang sebesar Rp 1.250.672.373 akan melewati atau lebih besar dari biaya pengeluaran PJU solar cell yang sebesar Rp 1.138.231.220 atau lebih ringkasnya pada tahun ke 6 PJU solar cell lebih hemat daripada PJU konvensional.