Muhammad Fajri Nurmawan
Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap rendemen kemiri utuh yang dipecah secara mekanis Yunia Angraeni; Citra Setiawati; Muhammad Fajri Nurmawan; Nur Aini Haryati
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5748.105-110

Abstract

Kemiri (Aleurites mollucana Wild) merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang bijinya dimanfaatkan untuk keperluan pangan serta bahan sediaan farmasi dan kosmetika. Pemecahan biji kemiri dari cangkangnya secara tradisional menyebabkan banyak inti kemiri rusak sedangkan pemecahan dengan mesin pemecah kemiri dengan sistem ripple mill menghasilkan rendemen kemiri utuh di bawah 40%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap rendemen dan kualitas kemiri utuh yang dipecah secara mekanis menggunakan mesin pemecah kemiri sistem ripple mill dengan variasi suhu pengeringan 50, 60 dan 70 °C dan variasi waktu pengeringan selama 1, 2, 3, 4 dan 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemecahan kemiri utuh secara optimal diperoleh pada perlakuan suhu pengeringan 70 °C selama 3 hari dengan rendemen kemiri utuh sebanyak 64,71%, inti kemiri pecah dua 20,59%, inti kemiri lengket sebanyak 8,82% dan inti kemiri hancur 5,88%. Hasil uji mutu inti kemiri menunjukkan bahwa pada perlakuan tersebut diperoleh inti kemiri dengan kandungan air sebesar 1,4846 % (b/b).ABSTRACTCandlenut (Aleurites mollucana Wild) is one of the non-timber forest products whose seeds are used for food and pharmaceutical and cosmetic preparations. The breakdown of candlenut seeds from their shells has traditionally caused much damage to the candlenut kernel while breaking it using the machine with ripple mill system produces a yield of whole candlenuts below 40%. This research was conducted to determine the effect of drying temperature and drying time on the yield and quality of whole candlenut that is broken down mechanically using a ripple mill system with variations in drying temperature of 50, 60 and 70 °C and variations in drying time for 1, 2, 3, 4 and 5 days. The results showed that the optimal cracking of the whole candlenut was obtained at a treatment temperature of 70 °C for 3 days with percentage of unbroken candlenut kernel is 64.71%, broken candlenut kernel is 20.59%, sticky candlenut kernel is 8.82% and destroyrd candlenut kernel is 5.88%. Candlenut kernel quality test results indicate that in the treatment obtained candlenut kernel with water content of 1,4846 % w/w.
Sintesis dan karakterisasi biosorben berbasis tannin gambir (Uncaria gambier Roxb.) dan aplikasinya pada penyerapan ion logam Pb (II) Muhammad Fajri Nurmawan; Citra Setiawati; Nur Aini Haryati
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6541.103-110

Abstract

Ekstrak tanin gambir (Uncaria gambier Roxb.) memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan biosorben yang dapat diaplikasikan untuk adsorpsi ion logam Pb2+. Gel tanin gambir (Gambier Tannin Gel, GTG) telah disintesis melalui reaksi polimerisasi dengan penambahan formaldehida dalam suasana basa NaOH selama 8 jam pada suhu 80 °C. Karakterisasi spektrum inframerah dengan FT-IR Spectrophotometer menunjukkan adanya jembatan metilen (–CH2–) dan jembatan metilen eter (C–O–C) ditandai dengan pita serapan pada bilangan gelombang masing-masing 2910 cm-1 dan 1040 cm-1. Hasil pembacaan pola difraksi sinar X dengan X-Ray Diffractometer (XRD) menunjukkan bahwa GTG yang dihasilkan memiliki tingkat kristalinitas yang rendah dengan ukuran kristal sebesar 1,07–2,82 Å. Penentuan kapasitas adsorpsi menggunakan pola isoterm Freundlich dan Langmuir dengan variasi konsentrasi Pb2+ sebesar 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm. Banyaknya ion logam yang terserap diukur dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa proses adsorpsi ion logam Pb2+ oleh GTG mengikuti persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 0,4917 mg/g.
Pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap rendemen kemiri utuh yang dipecah secara mekanis Yunia Angraeni; Citra Setiawati; Muhammad Fajri Nurmawan; Nur Aini Haryati
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.255 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5748.105-110

Abstract

Kemiri (Aleurites mollucana Wild) merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang bijinya dimanfaatkan untuk keperluan pangan serta bahan sediaan farmasi dan kosmetika. Pemecahan biji kemiri dari cangkangnya secara tradisional menyebabkan banyak inti kemiri rusak sedangkan pemecahan dengan mesin pemecah kemiri dengan sistem ripple mill menghasilkan rendemen kemiri utuh di bawah 40%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap rendemen dan kualitas kemiri utuh yang dipecah secara mekanis menggunakan mesin pemecah kemiri sistem ripple mill dengan variasi suhu pengeringan 50, 60 dan 70 °C dan variasi waktu pengeringan selama 1, 2, 3, 4 dan 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemecahan kemiri utuh secara optimal diperoleh pada perlakuan suhu pengeringan 70 °C selama 3 hari dengan rendemen kemiri utuh sebanyak 64,71%, inti kemiri pecah dua 20,59%, inti kemiri lengket sebanyak 8,82% dan inti kemiri hancur 5,88%. Hasil uji mutu inti kemiri menunjukkan bahwa pada perlakuan tersebut diperoleh inti kemiri dengan kandungan air sebesar 1,4846 % (b/b).ABSTRACTCandlenut (Aleurites mollucana Wild) is one of the non-timber forest products whose seeds are used for food and pharmaceutical and cosmetic preparations. The breakdown of candlenut seeds from their shells has traditionally caused much damage to the candlenut kernel while breaking it using the machine with ripple mill system produces a yield of whole candlenuts below 40%. This research was conducted to determine the effect of drying temperature and drying time on the yield and quality of whole candlenut that is broken down mechanically using a ripple mill system with variations in drying temperature of 50, 60 and 70 °C and variations in drying time for 1, 2, 3, 4 and 5 days. The results showed that the optimal cracking of the whole candlenut was obtained at a treatment temperature of 70 °C for 3 days with percentage of unbroken candlenut kernel is 64.71%, broken candlenut kernel is 20.59%, sticky candlenut kernel is 8.82% and destroyrd candlenut kernel is 5.88%. Candlenut kernel quality test results indicate that in the treatment obtained candlenut kernel with water content of 1,4846 % w/w.
Sintesis dan karakterisasi biosorben berbasis tannin gambir (Uncaria gambier Roxb.) dan aplikasinya pada penyerapan ion logam Pb (II) Muhammad Fajri Nurmawan; Citra Setiawati; Nur Aini Haryati
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.714 KB) | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6541.103-110

Abstract

Ekstrak tanin gambir (Uncaria gambier Roxb.) memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan biosorben yang dapat diaplikasikan untuk adsorpsi ion logam Pb2+. Gel tanin gambir (Gambier Tannin Gel, GTG) telah disintesis melalui reaksi polimerisasi dengan penambahan formaldehida dalam suasana basa NaOH selama 8 jam pada suhu 80 °C. Karakterisasi spektrum inframerah dengan FT-IR Spectrophotometer menunjukkan adanya jembatan metilen (–CH2–) dan jembatan metilen eter (C–O–C) ditandai dengan pita serapan pada bilangan gelombang masing-masing 2910 cm-1 dan 1040 cm-1. Hasil pembacaan pola difraksi sinar X dengan X-Ray Diffractometer (XRD) menunjukkan bahwa GTG yang dihasilkan memiliki tingkat kristalinitas yang rendah dengan ukuran kristal sebesar 1,07–2,82 Å. Penentuan kapasitas adsorpsi menggunakan pola isoterm Freundlich dan Langmuir dengan variasi konsentrasi Pb2+ sebesar 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm. Banyaknya ion logam yang terserap diukur dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa proses adsorpsi ion logam Pb2+ oleh GTG mengikuti persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 0,4917 mg/g.