S Sofyan
Baristand Industri Padang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Biomordan gambir pada pewarnaan kain viskos menggunakan ekstrak pewarna dari limbah kulit jengkol (Archidendron jiringa) F Failisnur; S Sofyan; S Silfia; Salmariza Sy; A Ardinal
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.28 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4324.77-82

Abstract

Biomordan merupakan mordan alam yang berfungsi untuk meningkatkan afinitas zat warna terhadap serat dan membangkitkan warna dalam proses pencelupan. Pemanfaatan gambir sebagai biomordan adalah salah satu terobosan baru dalam pemanfaatan komoditi potensi lokal yang dapat menghasilkan kain berwarna yang ramah lingkungan.  Penelitian dilakukan dengan membandingkan antara proses pewarnaan tanpa menggunakan mordan, pemakaian biomordan gambir pada konsentrasi 5, 10, dan 15%, serta pemakaian biomordan gambir yang dikombinasikan dengan mordan kimia CaO. Hasil penelitian menunjukkan terdapat komponen fenol pada ekstrak limbah kulit jengkol yang dapat memberikan warna pada kain viskos. Hasil pewarnaan meggunakan biomordan gambir dapat meningkatkan nilai intensitas warna. Sifat ketahanan luntur warna terhadap pencucian 40⁰C meningkat dari 3 (cukup) dan 4 (baik) menjadi 4-5 (baik sampai sangat baik) serta terhadap pengaruh cahaya dari 3-4 (cukup sampai baik) menjadi 4 (baik).AbstractThe biomordant is a natural mordant that functions to increase the affinity of dyes to the fiber and generate color in the dyeing process. The use of gambier as a biomordant is one of inovation in the utilization of local potential commodities that can produce eco-friendly coloring fabrics. The study was conducted by comparing the dyeing process without using mordant, the use of biomordant gambier at a concentration of 5, 10, and 15%, as well as the use of biomordant gambier was combined with CaO chemical mordant. The results showed that there were phenol components in the extract of dogfruit pod waste which could give color to the viscous fabric. The coloring results using gambier biomordant could increase the color intensity value. The color fastness characteristics of washing 40oC increased from 3 (fairly good) and 4 (good) to 4-5 (good to very good) and to the fastness of light raised from 3-4 (fairly good to good) to 4 (good).
Ekstraksi kayu secang (Caesalpinia sappan Linn) dan aplikasinya pada pewarnaan kain katun dan sutera F Failisnur; S Sofyan; S Silfia
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.758 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i1.5272.33-40

Abstract

Kayu secang (Caesalpinia sappanLinn) mengandung komponen kromofor brazilein yang dapat memberikan warna merah apabila dilarutkan dalam air. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh proses ekstraksi maserasi dan perebusan dari kayu secang menggunakan pelarut air terhadap pewarnaan kain katun dan sutera. Hasil pewarnaan memberikan warna merah muda, merah keunguan, coklat dan coklat keabu-abuan. Pewarnaan kain sutera dengan ekstrak kayu secang yang menggunakan proses perebusan memberikan intensitas warna rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, dengan ketahanan luntur warna yang cukup sampai sangat baik terhadap pencucian, keringat, sinar dan gosokan. abstractSappan wood (Caesalpinia sappan L.) contains a chromophore component of brazilein which can give red color when dissolved in water. The aim of the study was to see the effect of maceration and boiling extraction processes from sappan wood using water solvents on the dyeing of cotton and silk fabrics. The dyeing results gave pink, purplish red, brown and grayish brown. The dyeing of silk fabric with sappan wood extract using the boiling process provided a higher average color intensity compared to other treatments, with color fastness for washing, perspiration, lighting, and rubbing were sufficient to excellent.
Biomordan gambir pada pewarnaan kain viskos menggunakan ekstrak pewarna dari limbah kulit jengkol (Archidendron jiringa) F Failisnur; S Sofyan; S Silfia; Salmariza Sy; A Ardinal
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.28 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4324.77-82

Abstract

Biomordan merupakan mordan alam yang berfungsi untuk meningkatkan afinitas zat warna terhadap serat dan membangkitkan warna dalam proses pencelupan. Pemanfaatan gambir sebagai biomordan adalah salah satu terobosan baru dalam pemanfaatan komoditi potensi lokal yang dapat menghasilkan kain berwarna yang ramah lingkungan.  Penelitian dilakukan dengan membandingkan antara proses pewarnaan tanpa menggunakan mordan, pemakaian biomordan gambir pada konsentrasi 5, 10, dan 15%, serta pemakaian biomordan gambir yang dikombinasikan dengan mordan kimia CaO. Hasil penelitian menunjukkan terdapat komponen fenol pada ekstrak limbah kulit jengkol yang dapat memberikan warna pada kain viskos. Hasil pewarnaan meggunakan biomordan gambir dapat meningkatkan nilai intensitas warna. Sifat ketahanan luntur warna terhadap pencucian 40⁰C meningkat dari 3 (cukup) dan 4 (baik) menjadi 4-5 (baik sampai sangat baik) serta terhadap pengaruh cahaya dari 3-4 (cukup sampai baik) menjadi 4 (baik).AbstractThe biomordant is a natural mordant that functions to increase the affinity of dyes to the fiber and generate color in the dyeing process. The use of gambier as a biomordant is one of inovation in the utilization of local potential commodities that can produce eco-friendly coloring fabrics. The study was conducted by comparing the dyeing process without using mordant, the use of biomordant gambier at a concentration of 5, 10, and 15%, as well as the use of biomordant gambier was combined with CaO chemical mordant. The results showed that there were phenol components in the extract of dogfruit pod waste which could give color to the viscous fabric. The coloring results using gambier biomordant could increase the color intensity value. The color fastness characteristics of washing 40oC increased from 3 (fairly good) and 4 (good) to 4-5 (good to very good) and to the fastness of light raised from 3-4 (fairly good to good) to 4 (good).
Ekstraksi kayu secang (Caesalpinia sappan Linn) dan aplikasinya pada pewarnaan kain katun dan sutera F Failisnur; S Sofyan; S Silfia
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.758 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i1.5272.33-40

Abstract

Kayu secang (Caesalpinia sappanLinn) mengandung komponen kromofor brazilein yang dapat memberikan warna merah apabila dilarutkan dalam air. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh proses ekstraksi maserasi dan perebusan dari kayu secang menggunakan pelarut air terhadap pewarnaan kain katun dan sutera. Hasil pewarnaan memberikan warna merah muda, merah keunguan, coklat dan coklat keabu-abuan. Pewarnaan kain sutera dengan ekstrak kayu secang yang menggunakan proses perebusan memberikan intensitas warna rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, dengan ketahanan luntur warna yang cukup sampai sangat baik terhadap pencucian, keringat, sinar dan gosokan. abstractSappan wood (Caesalpinia sappan L.) contains a chromophore component of brazilein which can give red color when dissolved in water. The aim of the study was to see the effect of maceration and boiling extraction processes from sappan wood using water solvents on the dyeing of cotton and silk fabrics. The dyeing results gave pink, purplish red, brown and grayish brown. The dyeing of silk fabric with sappan wood extract using the boiling process provided a higher average color intensity compared to other treatments, with color fastness for washing, perspiration, lighting, and rubbing were sufficient to excellent.