Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

APLIKASI SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS FAKTORFAKTOR PENYEBAB KECACATAN PRODUK CRUMB RUBBER SIR 20 PADA PT. XYZ Ivan Vitho; Elisabeth Ginting; Anizar Anizar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 4 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.244 KB)

Abstract

PT. XYZ bergerak dalam bidang industri pengolahan karet dengan bahan bakuberupa getah pohon karet dan menghasilkan bahan setengah jadi yaitu crumb rubber.Kenyataan di lapangan masih ditemukan banyak produk cacat hingga bisa mencapaiangka 20% pada akhir proses produksi. Ini mengakibatkan perusahaan mengalamikerugiaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktordominan penyebab kecacatan produk crumb rubber SIR 20 dengan menggunakan metodeDMAIC (define, measure, analyze, improve and control) Six Sigma. Hasil penelitianmenunjukkan faktor dominan penyebab kecacatan adalah faktor kadar PRI. Dari hasilFMEA (Failure Mode and Effect Analysis) didapat penyebab kecacatan bahan bakuberkualitas rendah adalah karena banyak mengandung kotoran (remah kayu, tanah danlainnya), proses pencucian kurang bersih karena menggunakan air yang kotor serta prosespenjemuran dan pengeringan kurang baik dengan waktu yang relatif cepat (kurang dari 7hari). Usulan perbaikan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada lantai produksiadalah melakukan seleksi bahan baku yang ketat dengan memperhatikan tingkat kotoranyang terkandung pada bahan baku, melakukan pencucian dengan menggunakan air yangbersih, melakukan proses penjemuran yang sempurna yaitu selama 7 sampai 12 hari, danpemeriksaan secara berkala pada mesin. Kesadaran dan peningkatan komitmen pekerjauntuk melaksanakan tugas dengan sebaik–baiknya merupakan tindakan mendasar yangharus dibangun.
DESAIN EKSPERIMEN EKSTRAKSI DNA BAWANG PUTIH Elisabeth Ginting; Khalida Syahputri
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2016): JSTI Volume 18 Number 1 January 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.236 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i1.343

Abstract

Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yangberhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan. Percobaan yangdibuat adalah percobaan ekstraksi DNA bawang putih. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui berapabanyak takaran garam, sabun, dan kadar alkohol yang efektif agar menghasilkan volume DNA bawang putih yangsebanyak mungkin untuk keperluan medis lanjutan, seperti klonning, untuk menangani kelainan-kelainan genetik danpenemuan obat-obat baru, pada bidang pertanian, peternakan, kehutanan untuk meningkatkan produk-produk baiktanaman maupun hewan unggul maupun di bidang lingkungan dalam hal mengatasi polutan serta perannya dalamkemajuan produksi pangan. Data diperoleh dari percobaan yang dilakukan dengan melihat berapa banyak volumeDNA bawang putih yang keluar. DNA bawang putih yang diamati berupa benang-benang putih dan halus yangmengapung ke permukaan cairan. Volume yang didapat merupakan data primer yang akan digunakan untukpengolahan data keterkaitan antara taraf faktor jumlah garam, jumlah sabun, dan kadar alkohol terhadap volumeDNA bawang putih yang dihasilkan. Hasil pengujian kenormalan data dengan uji Anderson Darling maka diperolehbahwa nilai p-value=0,2540 sedangkan α = 0,05 sehingga data yang didapat berdistribusi normal. Dalam pengujianhomogenitas varians terhadap jumlah sabun, jumlah garam dan kadar alkohol dapat digunakan uji Bartlet. Pengujianhomogenitas varians melalui uji Bartlett, diperoleh bahwa varians untuk interaksi faktor jumlah sabun, jumlahgaram, dan kadar alkohol adalah sama. Hasil perhitungan ANAVA menunjukkan untuk setiap perlakuan didapatkanHo diterima yang artinya setiap taraf faktor tidak memberikan efek signifikan terhadap perubahan volume DNAbawang putih. Persamaan regresi yang digunakan adalah regresi linear berganda, sehingga diperoleh persamaanregresi Y = 9,367+ (-0,079)X1 + 0,975 X2 + 0,625 X3. Dari perhitungan persamaan regresi didapat untuk hubunganjumlah sabun(X1), jumlah garam(X2), dan kadar alkohol (X3). Koefisien korelasi antara jumlah sabun (X1) denganperubahan volume DNA bawang putih (Y) sebesar -0,8679 yang artinya bahwa untuk faktor jumlah sabun memilikihubungan terbalik terhadap perubahan volume DNA bawang putih. Sebaliknya, koefisien korelasi jumlah garam (X2)dan kadar alkohol (X3) dengan perubahan volume DNA bawang putih (Y) didapatkan sebesar 0,411 dan 0,2635 yangartinya bahwa untuk faktor jumlah garam memiliki hubungan searah dengan perubahan volume DNA bawang putih.
IDENTIFIKASI KECACATAN COIL BASAH DAN UPAYA PERBAIKAN DENGAN METODE SEVEN TOOLS DAN FAULURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT. XYZ MEDAN Tiara Melinda; Elisabeth Ginting
Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 18 No. 2 (2016): JSTI Volume 18 Number 2 July 2016
Publisher : TALENTA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.038 KB) | DOI: 10.32734/jsti.v18i2.356

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang insektisida dengan produk obat nyamuk bakar (coil). PT. XYZ melakukan proses produksi sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan , namun pada kenyataanya masih ditemukan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan perusahaan (cacat). Identifikasi kecacatan coil basah dilakukan dengan menerapkan metode Seven Tools. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga jenis kecacatan yang terjadi yaitu coil terpotong sebanyak 4757 dc, coil retak sebanyak 3307 dc dan coil renggang sebanyak 2375 dc. Faktor penyebab kecacatan umumnya dipengaruhi viskositas tepung onggok yang berperan sebagai perekat adonan coil. Hasil control chart menunjukkan jumlah produk cacat yang berada diluarcontrol yaitu sebesar71,43%. Hasilbrainstormingyang dirincikan pada cause and effect diagram, didapat beberapa faktor yang menyebabkan tingginya kecacatan yaitu faktor manusia dan mesin. Langkah selanjutnya adalah menetapkan faktor penyebab kecacatan dengan metode FMEA. Jenis kecacatan terpotong memiliki nilai RPN tertinggi pada faktor manusia yang kurang inisiatif sebesar 240.Jenis kecacatan retak memiliki nilai RPN tertinggi pada faktor mould bermasalah sebesar 256.