Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERUBAHAN ASAM ASETAT, TOTAL POLIFENOL DAN WARNA BIJI KAKAO ASALAN SELAMA FERMENTASI Mulono Apriyanto; Hermiza Mardesci; Rujiah Rujiah
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 15, No 1 (2020): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v15i1.5573

Abstract

Abstrak: Biji kakao asalan adalah biji kakao kering di tingkat petani di Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta sebagian besar dihasilkan tanpa fermentasi. Kelemahan biji kakao kering tersebut yaitu tidak menghasilkan prekursor flavour khas kakao, sehingga upaya memiliki prekursor flavour khas kakao dilakukan melalui proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan asam asetat, total polifenol dan warna biji kakao asalan selama fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan tiga cara yaitu: Perlakuan kontrol, perlakuan kedua yaitu penambahan inokulum S.cerevisiae (FNCC3056), L.lactis (FNC0086) dan A.aceti (FNCC0016), masing–masing108 cfu/gram yang diberikan serentak pada awal fermentasi. Perlakuan ketiga, pemberian inokulum secara bertahap S.cerevisiae (FNCC3056) pada awal fermentasi, L.lactis (FNC0086) di awal 24 jam kedua dan A.aceti (FNCC0016) di 24 jam ketiga, kemudian seluruh perlakuan difermentasi selama 120 jam. Hasil penelitian menunjukan persentase warna ungu kecoklatan, total polifenol keping biji kakao mengalami penurunan, hasil perlakuan kontrol, penambahan inokulum di awal fermentasi dan penambahan inokulum secara bertahap berturut-turut dari 30,11–5,03%, 30,14–4,98% dan 30,09–3,02% serta total polifenol berturut-turut dari 0,17–0,08; 0,18-0,07 dan 0,17–0,06 meq asam galat/gram. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan asam asetat, total polifenol memberikan akibat perubahan presentase warna coklat lebih banyak terjadi pada perlakuan penambahan inokulum secara bertahap.Kata kunci: Biji kakao asalan, fermentasi, total polifenol dan, warna
PENGOLAHAN NUGGET SAYUR Rujiah Rujiah; Retti Ninsix; Zinatal Hayati
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN Vol. 2 No. 1 (2013)
Publisher : Prodi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/jtp.v2i1.49

Abstract

Selama ini nugget yang dijual dipasaran berasal dari bahan baku hewani seperti ikan, daging, ayam maupun udang. Dengan memodifikasi bahan dasar pengolahan nugget pada penelitian ini dengan menggunakan sayur seperti wortel diharapkan dapat menghasilkan nugget yang bergizi tinggi namun harganya lebih murah sehingga dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Formulasi Perbandingan Wortel (Daucus carota L) dan Ikan Gabus (Ophiocephalus stiatus) Terhadap Karakteristik Nugget. Dari hasil analisis diperoleh perlakuan yang terbaik yaitu perlakuan E (3:1) dengan Kadar Air (61,75%), Kada Abu (20%), Kadar Protein (8%), Kadar Lemak (13,25%), Kadar B-Karoten (5,50%), Kadar Karbohidrat (17,25%), Warna (3,50), Rasa (3,25), Aroma (3,00), dan Tekstur (3,00).
Problem Based Learning in Mathematics Learning in First Grade Elementary Schools Rujiah Rujiah
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 4 (2021): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series (Special Issue 2
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.137 KB) | DOI: 10.20961/shes.v4i6.70564

Abstract

Keterampilan abad 21 dibedakan menjadi empat atau kita kenal dengan istilah 4C (Critical Thinking and Problem Solving, Creative Thinking and Innovation, Collaboration, Communicatin). Keterampilan berpikir kritis dapat diimplementasikan dengan pembelajaran berbasis HOTS (High Order Thinking Skill). Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mendukung ketercapaian pembelajaran berorientasi HOTS, yaitu dengan merancang dan mengimplementasikan pembelajaran yang mampu membentuk rasa ingin tahu, perilaku saintifik dan sosial peserta didik. Salah satu rujukan model pembelajaran berorientasi HOTS berdasar Permendikbud No. 22 Tahun 2016 adalah Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah).Tahapan kajian literatur ini adalah definisi,sintaks/langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning,kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning,implementasi Problem Based Learning dalam pembelajaran Matematika dan kesimpulan. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang direkomendasikan dalam pembelajaran Matematika di tingkat SD karena dapat mendukung peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik melalui penyelidikan dan pemecahan masalah yang berimplikasi pada perkembangan konstruksi pengetahuan peserta didik.