Faktor availability adalah hal yang sangat penting dalam menentukan sejauh mana kinerja sebuah sistem dalam mengatasi gangguan. Pada penelitian ini akan dianalisis availability sistem penanganan gangguan pada jaringan speedy di PT. Telkom. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Analisis yang dilakukan meliputi waktu kegagalan dan waktu perbaikan. Waktu kegagalan dimodelkan sebagai NHPP (NonHomogeneous Poisson Process) dengan parameter yang diukur adalah MTBF (Mean Time Between Failure), ekspetasi jumlah gangguan, dan keandalan. Waktu perbaikan dimodelkan dengan distribusi Weibull MLE (maximum likelihood estimator) dengan parameter yang diukur adalah MTTR(Mean Time To Repair). Penelitian dilakukan pada 4 lokasi gangguan yaitu gangguan pada sistem DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer), jaringan lokal kabel tembaga (jarlokat), fiber optik dan transmisi. Hasil perhitungan statistik menunjukkan untuk satu tahun ke depan sistem transmisi diperkirakan mengalami gangguan yang paling sedikit dibandingkan sistem lainnya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja penanganan gangguan pada sistem transmisi adalah yang terbaik dengan nilai availability sebesar 99,98%.