Claim Missing Document
Check
Articles

PROFESSIONALISM OF EARLY CHILDHOOD EDUCATOR TO SUPPORT INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0 BASED ON LOCAL CULTURE Intan Prastihastari; Anik Lestariningrum
JURNAL INDRIA (Jurnal Ilmiah Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Awal) Vol 4, No 2 (2019): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1291.914 KB) | DOI: 10.24269/jin.v4i2.1967

Abstract

Professional educators are expected to be one of the efforts to realize quality human resources, especially towards the industrial revolution 4.0. However, the concept of professionalism, especially for early childhood educators, has very complex coverage especially with regard to the characteristics of their students and the competencies that educators must possess. Local culture based early childhood education is expected to be an effort to implement educator competencies where later the role that is raised will still maintain the peculiarities of early childhood education by not forgetting the preparation of students to recognize technology as one component in the 4.0 industrial revolution. Changes to this will be done by educators by first preparing their students in accordance with the conditions of their respective socio-cultural environment so that the concepts that children have remain meaningful in accordance with the stages of child development. This qualitative descriptive research method was carried out in TK Negeri Pembina Kediri City with a group B research object, the results of local culture-based development activities can be obtained if the professionalism of educators continues to be improved especially in handling according to revolution 4.0. The results obtained are the implementation that has been carried out by TK Negeri Pembina Kota Kediri through the development of themes that contain local culture, innovation required by teachers to master technology.
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DASAR SAINS PADA ANAK DIDIK KELOMPOK A TK PKK SURUHWADANG KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR Anik Lestariningrum; Nuryant '
Jurnal Educhild : Pendidikan dan Sosial Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33578/jpsbe.v5i1.3836

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh tentang kemampuan kognitif anak dalamhal konsep dasar sains dengan menggunakan metode eksperimen pada anak didik kelompokA TK PKK Suruhwadang sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Melakukan tindakanberupa penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalamkonsep dasar sains pada anak didik kelompok A TK PKK Suruhwadang. Mengetahui adatidaknya perbedaan kemampuan konsep dasar sains dengan menggunakan metodeeksperimen pada anak didik kelompok A TK PKK Suruhwadang antara sebelum dan setelahdilakukan tindakan. Rumusan masalah pada penitilian ini adalah apakah metode eksperimendapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dasar sains pada anak didik kelompokA TK PKK Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Untuk menjawabrumusan masalah digunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Kemmisdan Taggart melalui empat tahapan yaitu tahap perencanaan , pelaksanaan, observasi danrefleksiyang dilalui dengan dua siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknikobservasi dan dokumentasi. Adapun instrumen yang digunakan adalah lembar observasikegiatan anak dan lembar observasi pembelajaran oleh guru.Hasil penelitian menunjukanbahwa kemampuan kognitif anak kelompok A pada konsep dasar sain pada pra penelitianmenunjukkan prosentase 56.25%. Setelah pelaksanaan siklus I tentang bidang kemampuankognitif pada konsep dasar sains menunjukkan 59% mengalami peningkatan .Setelahpelaksanaan siklus ke II naik menjadi 83%. Hal ini menunjukkan pelaksanaan siklus ke IItelah mencapai kriteria ketuntasan dan membuktikan bahwa dengan metode eksperimendapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam konsep dasar sains.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF UNTUK ANAK USIA DINI DI KOTA KEDIRI (STUDI PADA PAUD INKLUSIF YBPK SEMAMPIR, KECAMATAN KOTA, KEDIRI) Anik Lestariningrum
Jurnal CARE (Children Advisory Research and Education) Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2616.858 KB)

Abstract

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, begitu pula pendidikan anak usia dini yang mengembangakan seluruh potensi anak secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang implementasi pendidikan inklusif sebagai upaya memberikan pelayanan kepada anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini dilakukan di salah satu lembaga PAUD Inklusif di Kota Kediri untuk memperoleh data kesesuaian pelaksanaan pendidikan inklusif dengan pedoman pelaksanaan pendidikan inklusif dan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Desain penelitian dalam penelitian ini kualitatif , data dikumpulkan melalui metode wawancara dengan guru dan observasi langsung saat pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan pendidikan inklusif di PAUD YBPK Semampir menerapkan kurikulum pembelajaran reguler kepada anak meskipun ada pelayanan secara terpisah untuk anak yang berkebutuhan khusus secara spesifik dengan tenaga yang sesuai dengan jenis kebutuhan khusus anak.
DAMPAK CERAI-GUGAT TKI/TKW TULUNGAGUNG PADA KESEHATAN MENTAL ANAK USIA DINI Prajna Paramarthasatya Ningrum; Anik Lestariningrum
Abata : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Nahdlatul Ulama University Sunan Giri Bojonegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.598 KB) | DOI: 10.32665/abata.v2i1.349

Abstract

Mental health is an educated thought of the individual's family and environmental factors. Individual circumstances that can not be separated from various forms of mental turbulence. Individuals can be declared to have mental health if they can adjust and solve problems with good stress management. The biggest influence on mental health is the family factor. Because, in the family the individual feels safe and loved. However, there are differences in the families of Indonesian migrant workers. TKI/TKW families actually have various problems in carrying out family life. Poor communication increases stress, resulting in decreased mental health. Poor mental health triggers various conflicts and leads to separation (divorce). Tulungagung district in the province of East Java, is one of the districts with the highest number of migrant workers, which is more than 1000 workers abroad per year. However, Tulungagung district also has the highest divorce rate, which is 200-400 filings for divorce per month. This study was conducted to determine the main factors for the decline in the mental health of the families of Indonesian migrant workers, as well as the motives for divorce that have been carried out by the families of migrant workers and to determine the impact of divorce The research method used is descriptive qualitative. Collecting data using literature study and using Alfred Schutz's phenomenological theory approach containing cause and purpose motives. The decline in mental health for migrant workers' families is due to several factors, namely: 1) lifestyle changes, 2) a sense of loneliness from both parties, 3) lack of communication, 4) lack of sexual desire, 5) loss of responsibility.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENDIDIK PAUD MELALUI DIKLAT KOMPETENSI SOSIAL Anik Lestariningrum; Intan Prastihastari W; Veny Iswantiningtyas; Dema Yulianto; Nur Lailiyah; Kuntjojo Kuntjojo
Jurnal Terapan Abdimas Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.632 KB) | DOI: 10.25273/jta.v4i2.4804

Abstract

Abstract. The objectives to be achieved through this activity are developing the competence of PAUD educators especially their social competencies. This is done in relation to the amount of input from PAUD educators who have difficulties in dealing with the work environment, communicating with colleagues as well as student guardians regarding the presence of PAUD educators who are considered young and have just graduated. The method that will be used in this activity is in the form of training, where participants will be provided with knowledge and learn to practice indicators that hold on to social competence. The training was held for 2 days, this was intended to enable participants to absorb knowledge and implement indicators of social competence through direct practice and independent assignments. Training results were analyzed by questionnaire showing very effective results of 3003, effective 2310, ineffective 1617, and very ineffective 924. Based on the results of the questionnaire calculation the total value was 3212 so it can be said that the implementation of training was very effective. In addition, there were many participants who wrote their suggestions and hopes so that the educator's competency training activities continued continuously. Abstrak. Tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan ini yaitu mengembangkan kompetensi pendidik PAUD khususnya kompetensi sosialnya. Hal ini dilakukan terkait banyaknya masukan dari pendidik PAUD yang mengalami kesulitanm dalam hal berhubungan dengan lingkungan kerja, berkomunikasi dengan sejawat juga dengan wali murid terkait adanya pendidik PAUD yang dianggap masih muda dan baru lulus sarjana. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan ini berupa diklat dimana peserta akan dibekali pengetahuan dan belajar mempraktekan indikator yang ada berpegangan dengan kompetensi sosial.  Diklat ini dilaksanakan selama 2 hari, hal ini dimaksudkan agar peserta mampu menyerap pengetahuan dan mengimplementasikan indikator kompetensi sosial melalui praktek langsung serta tugas mandiri. Hasil diklat dianalisis dengan angket menunjukkan hasil sangat efektif 3003, efektif 2310, tidak efektif 1617, dan sangat tidak efektif 924. Berdasarkan hasil penghitungan angket nilai total sebesar 3212 sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan diklat sangat efektif. Selain itu banyaknya peserta yang menuliskan saran serta harapannya supaya kegiatan diklat kompetensi pendidik terus dilakukan secara kontinyu.
Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal di TK Negeri Pembina Kota Kediri Anik Lestariningrum; Intan Prastihastari Wijaya
PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 8, No 2 (2019): Desember 2019 : PAUDIA (Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v8i2.4755

Abstract

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan ditemukan permasalahan terkait konsep pembelajaran yang berbasis budaya lokal dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan belum tertuang di perangkat pembelajaran yang dibuat guru sementara di KTSP sudah tertuang pelaksanaan konsep tersebut. Permasalahan tersebut diatasi dengan menyusun desain pengembangan model pembelajaran dengan guru di TK Negeri Pembina Kota Kediri terkait pembelajaran berbasis budaya lokal tersebut dapat tertuang di perangkat pembelajaran mulai dari Prosem, RPPM dan RPPH. Tujuan Penelitian ini adalah; (a) Mendeskripsikan tingkat kebutuhan pengembangan model pembelajaran berbasis sosial budaya di TK Negeri Pembina Kota Kediri, (b) Mengetahui prototipe pengembangan model pembelajaran berbasis sosial budaya. Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan (research and development). Subjek penelitian adalah guru dan anak. Proses analisis data yang dilakukan yaitu menganalisis data secara gambaran deskriptif dan kepraktisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) Adanya tingkat kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran berbasis budaya lokal guru memahami akan pentingnya menyusun perangkat pembelajaran sesuai konsep memasukan budaya lokal sesuai karakteristik anak; (b) Konsep bentuk desain pengembangan model pembelajaran terdiri atas dua konsep yaitu konsep dasar filosofi model dan konsep dari implementasi model. Setelah melalui proses analisis data tingkat validitas isi dinyatakan pengembangan model pembelajaran berbasis budaya lokal sudah menuhi aspek praktis sehingga layak digunakan
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA PANGGUNG BONEKA TANGAN Anik Lestariningrum; INTAN PRASTIHASTARI WIJAYA
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri Vol 1 No 1 (2014)
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.655 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa panggung boneka tangan adalah salah satu media yang menyenangkan bagi anak usia dini selain itu  juga dianggap dapat membantu mempercepat berkembangnya bahasa anak yang meliputi kemampuan berbicara, menulis, membaca dan menyimak. Disisi lain panggung boneka tangan bisa digunakan dalam pembelajaran yang tidak terfokus pada tema tertentu saja, tetapi masuk secara holistik ke dalam semua tema yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif, dengan sampel anak didik  kelompok  A  PAUD Ar- Ridwan Kota Kediri sejumlah 19 anak. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, menggunakan instrumen berupa RKH, lembar observasi aktivitas guru, dan pedoman observasi aktivitas anak. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: (1) Melalui tiga siklus tindakan pembelajaran telah dapat ditemukan langkah-langkah (sintak) yang efektif tindakan bercerita panggung boneka tangan sebagai media pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak usia dini kelompok A. (2) Melalui tiga siklus tindakan pembelajaran dapat dibuktikan bahwa tindakan bercerita panggung boneka tangan terbukti berhasil dan efektif sebagai media pengembangan kemampuan berbahasa anak usia dini kelompok A. Implikasi praktis hasil penelitian ini adalah bahwa tujuan pendidikan pada satuan pendidikan PAUD/TK lebih diutamakan pada pengembangan kemampuan dasar pembiasaan, bahasa, kognitif, dan fisik/motorik. Untuk membentuk kemampuan dasar itu diperlukan beberapa syarat, diantaranya adalah penciptaan lingkungan belajar dan model pembelajaran yang menyenangkan. Penggunaan bercerita dengan media panggung boneka tangan terbukti dapat memenuhi tujuan tersebut. Maka guru-guru PAUD/TK dapat menggunakannya dalam pembelajaran, dalam upaya meningkatkan penguasaan kemampuan dasar anak, khususnya dalam kemampuan berbahasa anak.
OPTIMALISASI PENGGUNAAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN GITAR PEMULA (Studi Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok Ansembel Musik IGTKI-PGRI Kabupaten Kediri) Itot Bian Raharjo; Intan Prastihastari Wijaya; Anik Lestariningrum
Jurnal Pendidikan Anak Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Pendidikan Anak
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.917 KB) | DOI: 10.21831/jpa.v7i2.24457

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan optimalisasi pembelajaran gitar pemula melalui metode drill dan mendeskriksikan dampak metode drill dalam meningkatkan keterampilan guru TK pada materi teori dasar dan praktik bermain gitar pemula. Subjek penelitian ini adalah guru TK anggota IGTKI-PGRI Kabupaten Kediri yang berjumlah 26 orang sebagai perwakilan 26 Kecamatan. Penelitian ini menggunakan Desain PTK model Kurt Lewin (Wijaya K. dan Dedi D., 2012: 20). Dikatakan penelitian ini berhasil jika mampu melakukan perpindahan antar kunci dan mampu memainkan pola rhythm yang diperlihatkan melalui kriteria minimal 75%. Teknik pengumpulan data dalam PTK ini adalah observasi dan instrumen yang digunakan dalam penilaian proses pembelajaran ini mencakup 2 (dua) aspek keterampilan, antara lain: perpindahan antar kunci (jari tangan kiri) dan pola rhythm (jari tangan kanan).Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar perpindahan kunci sebanyak 3 orang (11,5%) di siklus I, sebanyak 16 orang (61,5%) di siklus II, dan prosentase ketuntasan belajar mencapai 80,8% pada siklus III. Dan pola rhythm sebanyak 5 orang (19,2%) di siklus I dan dengan prosentase ketuntasan belajar mencapai 77% pada pelaksanaan di siklus II. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan penggunaan metode drill pada pembelajaran gitar pemula pada kelompok ansembel IGTKI-PGRI Kabupaten Kediri tahun 2017, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat diterima. Kata Kunci: optimalisasi, drill, gitar pemula
Analysis of Motor and Cognitive Development in Early Childhood by Gender and Learning Styles Through Drawing and Coloring Activity Isfauzi Hadi Nugroho; Anik Lestariningrum; Jamiludin Usman
Jurnal Ilmiah POTENSIA Vol 6, No 2 (2021): JULI
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jip.6.2.109-108

Abstract

Motor and cognitive development of children is very important to improve for their success in the future. This study aims to find out the development of motor and cognitive skills in early childhood by gender and learning styles through drawing and coloring activity. The subjects in this study were children aged 5-6 years consisting of 27 boys and 25 girls who attend Early Childhood Education (PAUD) in Purwoasri, Kediri Regency. This study used an experimental design. The learning styles questionnaire developed by the researcher refers to the learning style theory indicators developed by DePorter & Hernacki, (2007) which are used to identify and classify children learning styles into visual, auditory, and kinesthetic. The children's fine motor and cognitive skills were measured by assessing their ability to draw and color a picture in a worksheet. The results of the analysis using the independent T-Test sample showed that a significance value of 0,047 for drawing and 0,036 for coloring (p<0.05) in terms of gender, it means there was a difference in motor and cognitive skills used in drawing and coloring activity. The results of the One-way ANOVA analysis showed that there was no significant difference in drawing ability between the three groups of learning styles. However, a significant difference in coloring ability was found between the visual and kinesthetic groups with significance value of 0,038 (p<0,05).
PELATIHAN GERAK TARI BEBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK ANAK USIA DINI Anik Lestariningrum; Ayu Titis Rukmana Sari; Rosa Imani Khan; Rid wan; Valensya Puriarantika.S
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 2, No 2 (2022): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v2i2.100

Abstract

Kegiatan tari haruslah menyenangkan bagi anak-anak untuk merangsang anak menjadi  kreatif. Kegiatan tari sangat berguna bagi anak-anak, karena dapat menyalurkan gagasan dan perasaan, memberi pengalaman anak untuk tampil di depan orang banyak, dan memberi pengalaman berkomunikasi dengan orang lain. Dibutuhkan solusi dalam mengatasi stimulasi gerak tari pada anak dimulai dasarnya. Tim PkM Prodi PG-PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri melakukan praktek langsung bersama anak di PAUD Labschool dan mengembangkan tari yang mengususng budaya local Kota Kediri. Tujuan diadakan PkM ini akan memeberikan kepada anak tentang stimulasi seni diiringi dengan gerakan motorik kasar dan juga sebagai bentuk keluasan bergerak setelah pembelajaran saat pandemic Covid-19 berlangsung. Harapannya anak dapat dibekali kelestarian budaya dan memiliki keterampilan menggerakan seluruh anggota tubuh seiring irama music yang ceria sesuai karakteristik anak.