Claim Missing Document
Check
Articles

Implementasi Pembelajaran Nilai Agama dan Moral pada Anak Usia 4-5 Tahun selama Belajar dari Rumah Maratus Solekah; Anik Lestariningrum; Linda Dwiyanti
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 1 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.509 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i1.1621

Abstract

Pendidikan mulai anak usia dini terhambat dengan pandemi melanda sehingga harus dilakukan proses pembelajaran dari rumah. Dibutuhkan kerjasama antara guru dan kedua orang tua dalam peningkatan aspek perkembangan juga salah satunya terkait pembiasaan penanaman nilai agama moral. Permasalahan yang dihadapi tidak semua orang tua mendukung dalam implementasi pembiasaan tersebut sementara lembaga ini memiiliki kekhasan pengembangan nilai agama moral selama di sekolah menjadi satu konsep yang ditekankan lebih banyak waktunya. Untuk mengatasi masalah tersebut guru menerapkan beragam media dan metode yang akan dilaksanakan dengan kolaborasi dan orang tua menggunakan kegiatan yang menyenangkan. Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok A di RA Kusuma Mulia Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri sebanyak 15 anak. Metode penelitian akan digunakan studi kualitatif dimana teknik di pengumpulan untuk data dari observasi, wawancara dan juga dokumentasi. Analisis dengan deskriftif secara kualitatif diperoleh hasil tentang implementasi pembelajaran terkait nilai agama moral. anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan media interaktif hasil buatan guru memperoleh hasil peningkatan pada indicator pelaksanaan ibadah dan pengenalan waktu sholat 1 anak MB, 8 nak BSH dan 6 anak BSB. Rekomendasi yang dapat diberikan keterbatasan media yang dibuat guru sebaiknya dapat ditingkatkan dengan memaanfaatkan lingkungan sekitar agar peningkatan aspek nilai agama moral juga dapat dilakukan seperti aspek lainnya.
Pengembangan Media Maze Kotaku untuk Menstimulasi Kemampuan Memecahkan Masalah pada Anak Usia 4-5 Tahun Anik Lestariningrum; Niken Ayu Saptiwi
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 2 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.476 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i2.1801

Abstract

Tahapan berpikir pra-operasional merupakan saat anak-anak membutuhkan sebuah media pembelajaran yang dapat menggabungkan pola pikir sederhana terutama dalam kemampuan mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Anak terbiasa dengan bimbingan dan pendampingan yang sangat ketat dari orang dewasa disekitarnya membuat tidak memiliki kebebasan menentukan pilihan sendiri. Permasalahan ini dihadapi oleh anak di lembaga PAUD Darussalam Jabon dari 13 anak capaian kognitif terkait kemampuan memecahkan masalah hanya 4 anak yang memperoleh BSH sedangkan 2 anak dalam kategori MB dan 7 anak BB. Analisis kebutuhan dilakukan ditemukan kebutuhan media pembelajaran yang perlu diinovasi sehingga dapat menumbuhkan minat anak mencapai kemampuan memecahkan masalah sederhana. Desain penelitian adalah R & D dengan mengadopsi Borg & Gall yang digunakan hanya sampai 4 tahapan dengan keterbatasan penelitian dimiliki yaitu potensi masalah, pengumpulan data, desain produk dan validasi desain. Hasil penelitian yang diharapkan adalah prototype terkait desain dan panduan media pembelajaran maze kotaku yang akan digunakan dalam pengembangan kemampuan kognitif anak fokus pemecahan masalah. Diharapkan desain hasil produk yang divalidasi nantinya dapat digunakan dalam tahapan selanjutnya. Kata Kunci: memecahkan masalah, maze kotaku, anak usia 4-5 tahun.
Efektifitas Pengembangan Model Permainan Bola Keranjang Aspek Motorik Kasar Anak 5-6 Tahun Isfauzi Hadi Nugroho; Abdian Asgi Sukmana; Anik Lestariningrum; Naufal Ismail Septiano; Agung Barokatir Rizqi
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i3.1974

Abstract

Permasalahan motorik kasar anak usia 5-6 tahun dari pembelajaran daring menyebabkan anak lebih banyak beraktifitas dengan duduk di depan laptop atau gawai HP sehingga gerak motorik kasarnya kurang seperti berlari, melempar, menendang bola, senam dimana aktivitas tersebut melatih kemampuan motorik dan sensori sebagai dasar pedoman pengembangan kemampuan melalui bermain bebas yang membutuhkan gerakan syaraf otot-otot besar sangat kurang. Tujuan penelitian ini mengembangkan model permainan  inovasi pembelajaran motorik kasar. Desain menggunakan pendekatan R D (Reseach and Development) yang menghasilkan produk mengadopsi model Borg Gall disederhanakan peneliti. Subjek penelitian anak kelompok B TK Perwanida Mrican Kediri. Teknik pengumpuln data lembar observasi ceklist dan wawancara. Analisis data  deskriptif kuantitatif. Tahapan analisis kebutuhan permainan, instrument dan model permainan di validasi dan uji coba kelompok kecil.   Hasil menunjukan efektifitas  pengembangan model permainan aspek motorik kasar anak usia 5-6 tahun valid, praktis dan memiliki potensi dapat digunakan seluruh guru ketika proses pembelajaran motorik kasar.
The role of loose parts play in logical thinking skill in KB Lab school Ega Shabrina; Anik Lestariningrum
JECCE (Journal of Early Childhood Care and Education) Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jecce.v3i1.1679

Abstract

Logical thinking is a pivotal skill for children that must be developed as early as possible in order to prepare an ability to think realistic and systematic. Think logically somehow is difficult for age 3-4 years old shown by facts that some children only do activities based on teacher’s example. Loose part play was selected because it facilitates creative, logical, and systematic thinking in problem solving. Loose part play is one activity that uses concrete and real object to explore. Using qualitative approach, this study involves ten students from KB Lab school. The result was analyzed using qualitative descriptive method. The data were collected using observation, interview, and documentation. The result of the study showed that the 3-4 years old children showed an improvement after playing loose part because the activities suits their developmental stage and utilized objects in their surroundings.
MEDIA KARTU POHON BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI Siti Winda Arifah; Ridwan Ridwan; Anik Lestariningrum
PERNIK : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 5, No 2 (2022): Vol 5, No 2 (2022): Pernik : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/pernik.v5i2.7777

Abstract

Latarbelakang dari penelitian ini ialah dari hasil observasi peneliti, bahwa kemampuan membaca permulaan anak kelompok B Taman Kanak – Kanak Pertiwi Banaran Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk masih rendah yaitu masih terdapat banyak anak yang kurang mampu membedakan abjad, menyebutkan huruf, serta kurang aktif pada pembelajaran membaca permulaan dikarenakan media yang digunakan dalam kegiatan membaca permulaan masih kurang dan belum maksimal. Dilaksanakannya penelitian ini  mendapatkan data mengenai perkembangan kemampuan membaca permulaan pada anak dengan menggunakan alat atau media yaitu karposa serta mengetahui perbedaan antara waktu sebelum dilakukannya penelitian dan sesudah dilakukannya penelitian. Peneliti berharap dengan digunakannya media karposa dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak, dimana media karposa terbuat dari bahan yang mudah di dapat dan dibuat sendiri, yaitu berupa kartu huruf yang ditempelkan dapat digunakan anak untuk belajar merangkai suatu kata, sehingga dengan menggunakan madia karposa anak dapat lebih tertarik dalam belajar mengenali huruf, membaca serta merangkai huruf menjadi kata dengan lebih menyenangkan. Pada Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek yaitu pada siswa kelompok B Taman Kanak – Kanak Pertiwi Banaran Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk dengan jumlah siswa kelompok B 25 anak diantaranya yaitu 9 anak laki – laki dan 16 anak perempuan. Peneliti menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart dengan teknik pengumpulan data menggunakan Observasi dan Dokumentasi. Pelaksanaan penelitian ini menggunkan 2 siklus. Pada penelitian ini terdapat adanya kemajuan dari Prasiklus, Siklus I dan II, pada penelitian ini diperoleh hasil yaitu pada Prasiklus terdapat 8 anak memperoleh kategori BSB (32%), selanjutnya pada Siklus I ada 15 anak memperoleh kategori BSB (52%), kemudian pada Siklus II ada 20 anak yang mendapatkan kategori BSB (80%). Berdasarkan penjelasan hasil  diatas maka terdapat kesimpulan bahwa dengan menggunakan media karposa maka dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B usia 5-6 tahun di Taman Kanak – Kanak Pertiwi Banaran Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk.
PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MELUKIS MEMANFAATKAN BAHAN BEKAS endang sri handayani; intan prastihastari wijaya; anik lestariningrum
PERNIK : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 4, No 2 (2021): Vol 4, NO 2 (2021):PERNIK:JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/pernik.v4i2.5338

Abstract

Bermain dalam kegiatan melukis akan membuat anak memiliki pengalaman dalam hal peningkatan kreativitas karena akan bekaitan dengan imajinasi yang akan dituangkan anak saat menggoreskan kuas lukis. Permasalahan ditemukan dalam kegiatan melukis yang dilakukan menggunakan bahan kertas gambar saja sehingga peneliti akan menggunakan bahan bekas dari tempat air minum kemasan sebagai media yang mudah didapatkan ,aman bagi anak dan karya ide yang dihasilkan akan lebih bervariasi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan rincian eksploratif dimana peneliti akan menunjukan gambaran tentang kegiatan melukis dalam peningkatan kreativitas anak. Subjek penelitian 16 anak usia 4-5 tahun  di kelompok A TK Labschool UN PGRI Kediri.  Data dikumpulkan dengan observasi, interview langsung dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis kualitatif yang berpijak pada logical thingking dikuatkan dengan teori dan capaian perkembangan kreativitas anak yang diamati. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan dalam kemampuan kreativitas anak dengan kegiatan bermain melukis di bahan bekas. Rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini apabila merancang kegiatan bermain sebaiknya tidak membatasi ruang gerak anak dalam berekspresi serta bereksplorasi karena akan membuat anak bukan menjadi penemu tetapi peniru.
Penerapan Media Loose Part untuk Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Dewi Safitri; Anik Lestariningrum
Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/kiddo.v2i1.3645

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan anak dalam berkreasi menuangkan ide gagasannya secara mandiri tanpa bantuan guru. Hal ini terlihat dari kurangnya anak dalam menyelesaikan keterampilan dalam membuat suatu karya bebas. Karena pembelajaran masih terdominasi pada buku panduan atau LKA. Tujuan penelitian akan menguraikan secara deskriptif kualitatif  pembelajaran dalam penerapan media loose parts terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun.. Desain penelitian ini menggunakan kualitatif dengan jumlah subjek penelitian 24  anak yang terdiri dari 9 anak perempuan dan 15 anak laki-laki. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui media loose parts dapat meningkatkan kreativitas anak. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada guru PAUD dalam meningkatkan kreativitas anak dapat mengunakan media media loose parts menggunakan bahan dari lingkungan sekitar anak
PEMANFAATAN MEDIA BIJI-BIJIAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIDANG PENGEMBANGAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI Anik Lestariningrum
Efektor Vol 2 No 2 (2015): Efektor Vol 2 No 2 Tahun 2015
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.608 KB) | DOI: 10.29407/e.v2i2.71

Abstract

Anak TK usia 4-5 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai usia 6 tahun. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar seluruh pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin dan lain-lain. Untuk itu diperlukan berbagai stimulasi untuk merangsang pengembangan seluruh aspek tersebut tanpa melewatkan bahwa anak usia dini belajar melalui bermain. Untuk pembelajaran yang menyenangkan tidak perlu dengan sumber belajar yang mahal tetapi juga dari benda-benda di sekitar anak. Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa media biji-bijian dapat membantu anak usia dini dalam pengembangan matematika sesuai dengan pola berfikir anak yang masih dalam pra-operasional membutuhkan benda-benda konkret dalam kegiatan pembelajarannya. Media biji-bijian dapat dimanfaatkan untuk pemahaman konsep matematika sebagai salah satu aspek pengembangan kognitif. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: akan mendiskripsikan bagaimana media biji-bijian dapat meningkatkan pengembangan matematika pada anak TK Kelompok A dengan pemecahan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan rancangan model Kemmis & Taggart dengan perencanaan 2 siklus dalam pelaksanaannya. Hasil penelitian ini disimpulkan anak lebih mudah memahami konsep matematika karena dilakukan dengan bermain yang menyenangkan serta anak diajak bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat serta konkret. Biji-bijian sebagai objek konkret mengembangkan kemampuan berfikir untuk memahami konsep matematika sederhana yaitu konsep mengenal bilangan 1-10. Penguasaan konsep matematika anak TK yang diamati melalui permainan ini sudah baik, sehingga diharapkan dapat menunjang keberhasilan pengajaran matematika pada pendidikan selanjutnya. Biarkan anak mempunyai gambaran bahwa matematika bisa dipelajari dengan konsep sederhana dan menyenangkan.
Pengaruh Senam Bebek Berenang Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun Anik Lestariningrum
Efektor Vol 6 No 1 (2019): Efektor Vol 6 No 1 Tahun 2019
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.562 KB) | DOI: 10.29407/e.v6i1.12606

Abstract

This study aims to determine the effect of swimming duck gymnastics activity against gross motor skills of children aged 3-4 years using a type of pre-experiment research (non-design) with a one-shot case study design. The population of all of the students PAUD Labschool UN PGRI Kediri age 3-4 years with a sample of 10 children using saturated sampling technique. Data collection in this research is the method of observation and documentation conducted in the second semester of academic year 2016/2017 for a month that is January 2017. Test analysis used is the Wilcoxon Signed-Rank Test test because of the sample less than 30 and do not use control class and see the influence of the activities of duck gymnastics swimming in children before and after applied. The results of the Test Statistics showed the amount of Sig of 0.005 then the decision taken is to reject Ho because the Sig value is smaller than the alpha that has been set that is 0.05 so it shows there is a significant influence of the activity of swimming duck gymnastics in early childhood. From the results of Ranks also seen the mean value of 5.50. A positive mean value indicates that swimming duck gymnastics activities have a positive effect.
Strategi Pembelajaran Berbasis STEAM Dengan Bermain Loose Parts Untuk Pencapaian Keterampilan 4c Pada Anak Usia 4-5 Tahun Titania Prameswari; Anik Lestariningrum
Efektor Vol 7 No 1 (2020): Efektor Vol.7 No.2 Tahun 2020
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.463 KB) | DOI: 10.29407/e.v7i1.14387

Abstract

Learning problems in producing students who have 4c competence (creativity, communication, collaboration, critical thinking) are still very limited, especially in PAUD. The problem can be seen from the achievements of children's development were limited creativity when teaching learning process occurs, children have low communication skills and express opinions from the results of groups or collaborations. This is due to the role of the teacher is still dominant in teaching learning process and teacher limits the children's creativity by providing less varied of learning media because it only uses student worksheets that are available at school. STEAM-based learning (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematic) with loose parts media was chosen because it is in line with 21st century education where critical thinking skills, creative, collaborative and communicative are honed by playing. Based on the results of observation showed that learning activities implemented by teacher in Group A Pertiwi 2 Bodor Kindergarten did not lead to 21st century learning yet so that learning activities were monotonous and the teacher was not be able to direct students to master the 4c ​​skills. From these problems, the teacher applied STEAM-based learning by using Loose Parts media. The research method used descriptive qualitative with 13 subjects of Group A aged 4-5 years old at TK Pertiwi 2 Bodor. Data collection was done by observation and documentation techniques, then it was analyzed qualitatively that is analyzing the child's developmental achievements objectively. The results showed that STEAM-based learning using loose parts media effectively was increased the ability of 4c children aged 4-5 years, so it is recommended that this learning can be implemented continuously to see the students’ achievement in other aspects.