Devi Farah Ghina
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH PUSKESMAS CILACAP SELATAN II KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 Devi Farah Ghina; Muhammad Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.028 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i1.3014

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue yang selanjutnya disebut DBD adalah salah satu penyakit menularyang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan dari seorang penderita kepada orang lain melalui gigitannyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian untuk Mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah antaralain hubungan tempat penampungan air, keberadaan pakaian menggantung, suhu rumah, kelembaban rumah dancurah hujan dengan kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah puskesmas Cilacap Selatan IIKabupaten Cilacap Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional desain studicase control. Sampel kasus adalah semua kasus penderita DBD di wilayah Puskesmas Cilacap Selatan II daribulan Januari sampai bulan Mei 2016 (30 kasus). Sampel kontrol adalah tetangga yang tidak menderita DBDdengan kriteria jenis kelamin yang sama dan umur yang tidak jauh berbeda (± 2 bulan) dengan penderita denganjarak rumah radius ± 100 m (30 kontrol). Hasil penelitian dari 30 penderita, 20 % terdapat TPA, 56,7 % terdapatpakaian menggantung di dalam kamar rumah responden, 80 % suhu memenuhi syarat, 100 % kelembaban rumahmemenuhi syarat. Tidak ada hubungan TPA dengan kejadian DBD, tetapi menjadi faktor risiko. Tidak adahubungan keberadaan pakaian menggantung dengan kejadian DBD dan merupakan faktor risiko. Suhu rumahberhubungan tetapi nilai batas bawah kurang dari 1 dan dianggap tidak ada hubungan. Kelembaban rumah tidakberhubungan dengan kejadian DBD karena semua responden mendapatkan paparan yang sama (konstan). Curahhujan berhubungan dengan kejadian DBD dengan curah hujan tinggi meningkatkan jumlah kasus DBD.Kesimpulan penelitian ini adalah curah hujan berhubungan dengan kejadian DBD karena berpotensi menimbulkanbanyak genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk. Penelitian ini bersifat lemah karena sampel kontrolyang diambil tidak mampu menguatkan kasus.
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH PUSKESMAS CILACAP SELATAN II KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 Devi Farah Ghina; Muhammad Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.028 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i1.3015

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue yang selanjutnya disebut DBD adalah salah satu penyakit menularyang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan dari seorang penderita kepada orang lain melalui gigitannyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian untuk Mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah antaralain hubungan tempat penampungan air, keberadaan pakaian menggantung, suhu rumah, kelembaban rumah dancurah hujan dengan kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah puskesmas Cilacap Selatan IIKabupaten Cilacap Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional desain studicase control. Sampel kasus adalah semua kasus penderita DBD di wilayah Puskesmas Cilacap Selatan II daribulan Januari sampai bulan Mei 2016 (30 kasus). Sampel kontrol adalah tetangga yang tidak menderita DBDdengan kriteria jenis kelamin yang sama dan umur yang tidak jauh berbeda (± 2 bulan) dengan penderita denganjarak rumah radius ± 100 m (30 kontrol). Hasil penelitian dari 30 penderita, 20 % terdapat TPA, 56,7 % terdapatpakaian menggantung di dalam kamar rumah responden, 80 % suhu memenuhi syarat, 100 % kelembaban rumahmemenuhi syarat. Tidak ada hubungan TPA dengan kejadian DBD, tetapi menjadi faktor risiko. Tidak adahubungan keberadaan pakaian menggantung dengan kejadian DBD dan merupakan faktor risiko. Suhu rumahberhubungan tetapi nilai batas bawah kurang dari 1 dan dianggap tidak ada hubungan. Kelembaban rumah tidakberhubungan dengan kejadian DBD karena semua responden mendapatkan paparan yang sama (konstan). Curahhujan berhubungan dengan kejadian DBD dengan curah hujan tinggi meningkatkan jumlah kasus DBD.Kesimpulan penelitian ini adalah curah hujan berhubungan dengan kejadian DBD karena berpotensi menimbulkanbanyak genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk. Penelitian ini bersifat lemah karena sampel kontrolyang diambil tidak mampu menguatkan kasus.