CORRY LIANA
Unknown Affiliation

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENANGANAN KONFLIK ANTAR PENDUDUK DENGAN BROMOCORAH DAN DUKUN SANTET DI JEMBER TAHUN 1980-1981 LIANA, CORRY; TIARA DWI NOVIANTI, ADIS
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jember adalah sebuah wilayah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Bondowoso di utara serta Kabupaten Banyuwangi di timur, Samudera Hindia di selatan, dan Kabupaten Lumajang di barat. Kabupaten Jember terdiri dari 31 kecamatan. Dalam konteks regional, Kabupaten Jember mempunyai kedudukan dan peran yang strategis sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Mayoritas penduduk Kabupaten Jember terdiri atas suku Jawa dan suku Madura. Jember adalah daerah migrasi dari madura. Wilayah ini relatif baru di buka dan dianggap sebagai daerah perbatasan (frontier area).Kepadatan penduduk dan timbulnya beberapa konflik yang terjadi menumbuhkan beberapa kasus kriminalitas dan kerusuhan di berbagai daerah di Jember.Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1.Bagaimana Latar Belakang terjadinya konflik antar penduduk dengan bromocorah dan dukun santet di Jember tahun 1980-1981? 2.Bagaimana penanganan konflik antar penduduk dengan bromocorah dan dukun santet di Jember tahun 1980-1981? 3.Bagaimana dampak terjadinya kasus konflik antar penduduk dengan bromocorah dan dukun santet di Jember tahun 1980-1981?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Sejarah dengan menggunakan sumber utama berupa arsip dan pemberitaan-pemberitaan media cetak dari surat-surat kabar seperti Surabaya Post dan Majalah Tempo serta menggunakan sumber pendukung berupa buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.Hasil analisis penelitian menjelaskan bahwa, ?Konflik Jember? merupakan kasus tindakan main hakim sendiri yang dilakukan massa yang bermotifkan balas dendam. Memuncaknya kemarahan masyarakat Jember kepada sindikat Bromocorah dan Dukun Santet yang sering mengganggu ketenangan masyarakat di beberapa desa di Kabupaten Jember. Peristiwa tersebut umumnya terjadi di pedukuhan atau desa yang jauh dari kota kecamatan sehingga bantuan keamanan sering mengalami hambatan. Di samping jalan menuju ke tempat peristiwa agak jauh dan berat karna kondisi geografis Jember yang sebagian besar masih perkebunan serta terbatasnya sarana komunikasi dan kendaraan sangat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan tugas pengamanan. Kadar pengetahuan masyarakat yang terbatas merupakan sasaran yang lunak bagi pihak ketiga untuk memasukkan pengaruh yang sifatnya menghasut.Terdapat dampak terhadap kehidupan politik,dan sosial akibat terjadinya konflik di Jember. Dalam bidang politik, secara keseluruhan memiliki dampak terhadap kegaduhan antar anggota partai politik yang beranggapan bahwa kasus ini ada campur tangan pemerintah yang menjalankan sehingga menimbulkan banyak korban. Dalam bidang sosial, memiliki dampak selain membuat masyarakat resah juga menimbulkan berbagai penanganan yang serius dari pemerintah untuk menyelesaikan konflik yang ada di Jember.Kata Kunci:Jember, Bromocorah, Dukun Santet, Konflik, Kriminalitas.
GERAKAN PROTES MAHASISWA SURABAYA TERHADAP KEKUASAAN ORDE BARU PADA MEI TAHUN 1998 DI SURABAYA SEPTY PUSPITA, LAYLA; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gerakan mahasiswa pada 1998 dapat disebut sebagai gerakan yang menjadi pelopor terjadinya sebuah perubahan sosial di Indonesia. Di Surabaya, berbagai perguruan tinggi tidak luput melakukan berbagai aksi menuntut reformasi. Isu-isu yang diangkat sama dengan isu nasional hingga dapat menggulingkan rezim Orde Baru. Pemicu gerakan mahasiswa adalah krisis ekonomi dan krisis politik yang melanda Indonesia mulai dari tahun 1997-1998. Gerakan mahasiswa Indonesia serta gerakan mahasiswa di berbagai daerah memiliki banyak dampak dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah kebebasan berpendapat serta berekspresi bagi seluruh rakyat Indonesia yang telah diatur secara konstitusional.Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini mengambil rumusan masalah yaitu : (1) bagaimana proses gerakan protes mahasiswa Surabaya pada bulan Mei 1998 yang dianggap lebih aman dan terkendali dalam memperjuangkan reformasi Indonesia? (2) bagaimana dampak yang terjadi setelah peristiwa gerakan mahasiswa Surabaya terhadap organisasi serta kegiatan kemahasiswaan pasca Orde Baru tahun 1998?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan sumber utama yang dipakai adalah Koran Surabaya Post dan wawancara, serta buku-buku pendukung yang berkaitan dengan penelitian.Selanjutnya, hasil yang didapat dari penelitian ini adalah gerakan mahasiswa di Surabaya merupakan aksi solidaritas sesama mahasiswa sebagai kaum intelektual dalam memperjuangkan nasib serta hak?hak rakyat. Terdapat pra aksi, proses aksi, serta dampak yang ditimbulkan oleh gerakan mahasiswa di Surabaya. Pra aksi meliputi persiapan strategi, pembentukan komite aksi, perizinan, penentuan pusat aksi, aksi, hingga evaluasi akhir aksi. Banyak aksi yang dilakukan mahasiswa Surabaya hingga terjadi bentrok dengan aparat namun tidak terdapat korban jiwa karena mahasiswa Surabaya sudah sepakat untuk selalu melakukan aksi damai dalam berbagai demonstrasi yang dilakukannya. Kesepakatan tersebut dibuat dalam rapat konsolidasi yang dilakukan oleh wakil-wakil dari tiap kampus di Surabaya.Terdapat dampak yang terjadi di Surabaya namun tidak terlalu signifikan. Hal yang paling dirasakan oleh kalangan mahasiswa adalah kebebasan mereka dalam berpendapat dan berekspresi seperti pembentukan organisasi baru serta diskusi. kebebasan berpendapat sudah diatur secara konstitusional.Kata Kunci : Gerakan Mahasiswa, Orde Baru, Surabaya
PERANAN POETRI MARDIKA DALAM MENDUKUNG PENDIDIKAN PEREMPUAN PRIBUMI JAWA 1912-1918 LIANA, CORRY; INDAH SARI, NUR
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya masyarakat Jawa yang sangat memegang kental dengan adat istiadat feodal, perempuan tidak memiliki kebebasan untuk mendapat kebahagiaan dan kemajuan pendidikan. Dengan adanya adat istiadat yang mengikat, kaum perempuan pribumi tidak mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan yang layak. Karena sebagai perempuan tugas mereka hanya mengurusi dapur (memasak), di sumur (mencuci), dan di kasur (melayani suami). Keadaan ini yang memunculkan semangat kaum perempuan untuk melakukan perubahan nasib kaumnya, terutama kesempatan untuk dapat memperoleh pendidikan yang layak. Pada awal abad ke-20 terjadi banyak perubahan dalam aspek kehidupan masyarakat pribumi yang diupayakan untuk memajukan masyarakat. Dengan terjadinya perubahan,, memunculkan pandangan baru bahwa untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, juga meningkatkan derajat kaum perempuan pribumi Jawa salah satunya melalui pendidikan. Hal ini memunculkan gagasan dari perempuan yang duduk di perkunpulan Budi Utomo bagian Betawi untuk mendirikan sebuah organsisa perempuan yaitu Perkumpulan Poetri Mardika. Perkumpulan Poetri Mardika didirikan tahun 1912 di Jakarta, yang dilatar belakangi oleh keadaan pendidikan di sekolah yang begitu mahal dan keadaan kaum perempuan yang masih terikat oleh adat istiadat feodalisme, menyebakan kaum perempuan pribumi kesulitan untuk memasuki dunia pendidikan. Secara umum, penelitian ini , bagaimana usaha kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Penelitian ini akan membahas mengenai (1) Mengapa perjuangan Poetri Mardika difokuskan pada bidang pendidikan; (2) Bagaimana peranan Poetri mardika dalam mendukung pendidikan perempuan pribumi 1912-1918. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahap yaitu tahap Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Penelitian ini bertujuan mengetahui sejarah berdirinya perkumpulan Poetri Mardika dan peranan Poetri Mardika dalam bidang pendidikan. Hasil penelitian menjelaskan Poetri Mardika merupakan perkumpulan perempuan pertama di Indonesia awal abad ke-20. Poetri Mardika dalam perkembangannya mengalami perubahan perubahan tujuan yang awalnya untuk memajukan kedudukan perempuan dalam hukum, akibat dari kegagalan mosi yang dilakukannya berubah mernjadi pemberian beasiswa penididikan bagi anak-anak perempuan yang tidak mampu ekonominya baik di Jawa maupun luar Jawa. Kata Kunci : Perempuan, Poetri Mardika, PendidikanAbstr
PAGELARAN TARUNG BEBAS PENCAK DOR KEDIRI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BELA DIRI PENCAK SILAT TAHUN 1960-2017 LIANA, CORRY; FADLILATUL LAILIYAH, SITI
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aliran bela diri yang berkembang di Indonesia sangat beragam. Bela diri asing yang kian banyak diminati oleh masyarakat ini seakan menjadi ancaman bela diri asli Indonesia yaitu pencak silat. Bela diri peninggalan nenek moyang ini harus dijaga dan dilestarikan agar tidak tertimbun oleh bela diri asing. Pagelaran Tarung Bebas Pencak Dor adalah salah satu cara pelestarian pencak silat yang lahir dari perguruan GASMI (Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia). Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas tahap heuristik yaitu pengumpulan sumber baik primer maupun sekunder, kritik yaitu tahap penyaringan sumber yang diperoleh, interpretasi yaitu tahap penafsiran terhadap fakta dari sumber yang diperoleh, historiografi yaitu tahap penulisan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Hasil penelitian ini adalah mengetahui latar belakang, perkembangan, dan upaya pelestarian Pagelaran Tarung Bebas Pencak Dor dari tahun 1960 sampai 2017.Kata Kunci : Pencak Dor, Pencak Silat, Perkembangan, Pelestarian.
MAYOR R. DJAROT SUBIYANTORO DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI SURABAYA TAHUN 1945-1950 NOVALDI, AINUN; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Revolusi rakyat mempertahankan kemerdekaan di Surabaya dimulai sejak proklamasi di bacakan pada tanggal 19 Agustus 1945. Semangat nasionalisme anti penjajah dirasakan oleh seluruh rakyat Surabaya pada umumnya. pertahanan rakyat semesta didirkan sebagai jawaban sikap patriotism rakyat Surabaya diantaranya dengan membentuk barisan-barisan penggempur musuh disamping organisasi militer resmi bentukan pemerintah yaitu Badan Keamanan Rakyat (BKR). Salah satu yang tidak banyak dikenal diantara pemimpin barisan penggempur ialah Djarot Subiyantoro, seorang pemuda mantan komandan pasukan Jibakutai atau pasukan berani mati di masa pendudukan Jepang yang memiliki andil besar dalam sejarah perjuangan mempertahankan kota Surabaya di masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.Djarot Subiyantoro lahir di Mojokerto pada tanggal 11 Desember 1919 tepatnya di kampong Gedangsari. Kedatangan Inggris dan Belanda di Surabaya dengan senjata-senjata tangguhnya telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari kalangan rakyat, sehingga diperlukan pasukan pemberani untuk melawan. Keberadaan Mayor Djarot cukup membuat pasukan musuh ketakutan, dimulai dari serangan pendadakan yang dilakukan ketika pertempuran 10 November di Surabaya, agresi militer , infiltrasi operasi komando brawijaya, hingga diangkatnya Mayor Djarot menjadi komandan Komando Militer Kota Besar Surabaya sebagai upaya menjaga keamanan kota dimasa peralihan kekuasaan dari tangan Belanda.Dalam penelitian ini diambil tiga macam permasalahan yang diinginkan penulis antara lain (1) Bagaimana keterlibatan Mayor Djarot dalam perang semesta melawan penjajah tahun 1945-1949 ?. (2) Bagaimana peran Mayor Djarot dalam perang rakyat semesta melawan penjajah tahun 1945-1949 ?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keterlibatan Mayor Djarot dalam perang rakyat semerta tahun 1945-1949, serta perannya ketika menjabat komandan KMKB Surabaya untuk memulihkan keamanan dan ketertiban kota tahun 1949-1950.Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi Heuristik, kritik , interpretasi dan historiografi. Untuk mendukung metode tersebut, penulis mengkombinasikan dengan diawali pencarian Sumber baik berupa sumber sekunder berupa buku yang didapatkan dari Museum Brawijaya, Bapersip Jawa Timur, Perpustakaan DHD?45 Jatim, Perpustakaan Nasional RI. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan beberapa narasumber sebagai sumber primer antara lain bapak Soewandhi selaku putra tunggal Mayor Djarot Subiyantoro, Ibu Ny.Soebadhina yang merupakan adik kandung Mayor Djarot, serta berbagai veteran pejuang yang salah satu diantaranya merupakan rekan sesama komandan batalyon yaitu Bapak Soetjipto Kertodjojo ( mantan komandan batalyon Tjipto). Hasil dari penelitian ini dipoleh data mengenai latar belakang Mayor Djarot Subiyantoro yang merupakan anak dari delapan bersaudara putera dari pasangan suami istri Ibnu Sa?id Kartowardojo dan Kamiyatin adalah keturunan keraton Jogja yaitu Sultan Hamengku Buwono ke III. Karir militer Mayor Djarot dimulai sejak menjadi komandan Jibakutai, kemudian berubah menjadi komandan batalyon Djarot di masa revolusi fisik, komandan KMKB Surabaya, Komandan Brigade I Ronggolawe, Kepala Badan Kerjasama Buruh, serta masuk dalam struktur Komando pelatihan angkatan darat (KOPLAD) sebelum akhirnya pension dini. Peran Mayor Djarot di kota Surabaya terlihat semakin jelas ketika menjabat sebagai komandan KMKB. Berbagai kasus dihadapinya dimulai ketika upaya penyelidikan dan pengamanan kota dari terror, pemberian kebijakan terhadap rumah rumah dinas, pengamanan demontrasi pembubaran Negara Jawa Timur.Kata Kunci : Mayor Djarot, Perang, KMKB Surabaya
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MA DARUL ULUM BARENG KABUPATEN JOMBANG PADA MATA PELAJARAN SEJARAH NURMA LAILA FARIDA, SITI; LIANA, CORRY
Avatara Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang masalah pada penelitian ini adalah praktik pengajaran sejarah disekolah guru hanya membeberkan fakta-fakta saja dan model serta teknik pengajarannya tidak variatif. Umunya kurang disadari bahwa pembelajaran sejarah memiliki sifat-sifat yang memerlukan ketrampilan untuk mengajarkannya sehingga keaktifan siswa dalam belajar menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh dari penerapan metode Listening Team untuk meningkatkan kekativan belajar siswa di MA Darul Ulum Bareng Jombang; (2)mengetahui peningkatan nilai siswa setelah dilakukannya metode Listening TeamJenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas X ips Ma Darul Ulum Bareng Jombangyang terdiri dari 32 siswa pada semester genap. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penlitian ini adalah test pre-test dan post-test guna untuk melihat perubahan belajar siswa sebelum dan setelah dilakukannya penelitan, lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data guru dalam pelaksanaan metode Listening Team, analisis data aktivitas siswa terhadap Metode Listening Team, dan hasil dari pre-test dan post-test.Hasil dari penelittian ini adalah: pembelajaran sejarah di MA Darul Ulum Bareng sudah tepat dan sesuai, hal ini ditunjukan dari kenaikan kegiatan guru dalam proses pembelajaran sebelum dan sesudah dilakuakannya penelitain menggunakan model pembelajaran koopertif tipe Listening Team dan terdapat 76% siswa mendapat kategori baik siswa mampu belajar menggunakan metode Listening Team. Dengan demikian metode Listening Team dapat meningkatkan keaktivan belajar siswa.Kata Kunci : Pembelajaran sejarah, Listening Team, keaktivan siswa
PERKEMBANGAN MUSEUM KERATON SUMENEP SEBAGAI OBJEK PARIWISATA TAHUN 1994-2014 GHALI ABDULLAH, MOHAMMAD; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai salah satu Kabupaten di Pulau Madura yang kaya akan potensi pariwisata, Kabupaten Sumenep terus menerus berupaya untuk meningkatkan dan melestarikan destinasi-destinasi wisata yang ada di wilayahnya, tak terkecuali Museum Keraton Sumenep. Pengembangan Meseum Keraton Sumenep menjadi salah satu fokus Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep yang setiap tahunnya tercantum dalam Anggaran Pembangunan Daerah. Sebagai bentuk implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 11/2010 pasal 18, keberadaan Museum Keraton Sumenep wajib untuk dilestarikan dan dijaga dengan baik. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang perkembangan Museum Keraton Sumenep sebagai Objek pariwisata disebabkan oleh potensi wisata yang dimiliki oleh Museum Keraton Sumenep.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana Perkembangan Museum Keraton Sumenep sebagai Objek Wisata Tahun 1994-2014; (2) Bagaimana Pemanfaatan Museum Keraton Sumenep. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah meliputi Heuristik, Kritik, Interpretsi, dan Historiografi.Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumenep terus menerus berupaya untuk mengembangkan Museum Keraton Sumenep diantaranya melalui penambahan dan pemeliharaan fasilitas, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), serta meningkatkan aktivitas promosi terhadap Museum Keraton Sumenep dengan dana yang diberikan dari APBD sebesar 3% per tahunnya.Pengembangan Museum Keraton Sumenep selain untuk menarik minat wisatawan dan menambah kenyamanan, dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk berbagai macam kegiatan positif, seperti sebagai sarana pembelajaran mandiri bagi siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa koleksi yang ada di Museum Keraton Sumenep mampu mendukung seluruh kompetensi dasar ketiga yang ada pada Kurukulum K13 untuk mata pelajaran Sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA).Kata kunci: Museum Keraton Sumenep, Pariwisata, Sumber Belajar.
PERAN KOPKAMTIB DALAM MEWUJUDKAN STABILITAS NASIONAL PEMERINTAH ORDE BARU TAHUN 1965-1988 LIANA, CORRY; SAIFULLOH FARIHI, MUHAMMAD
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stabilitas nasional adalah suatu negara dalam keadaan kondusif dari berbagai gejolak-gejolak yang bersifatpolitis, ekonomis, maupun sosial. Negara yang kondusif akan berdampak pada kreatifitas masyarakatnya dan bisamengantarkan suatu negara menjadi negara maju. Masa Orde Baru di Indonesia adalah masa dimana terwujudnyastabilitas nasional merupakan tujuan dari pemerintah. Berbagai upaya untuk mewujudkan stabilitas nasional dilakukan,salah satunya adalah dengan membentuk Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), organisasi sipildan militer yang dibentuk untuk menangani masalah-masalah sekitar peristiwa G30/S. Kopkamtib sebagai organisasiyang memiliki kewenangan lebih dalam menangani pelanggaran-pelanggaran negara, tidak hanya fokus pada masalahsekitar G30/S. Pada tahun 1965-1977 berbagai pelanggaran-pelanggaran negara ditangani Kopkamtib seuai denganamanat dari presiden Soeharto. Penanganan pelanggaran-pelanggaran negara tersebut, merupakan wujud dari Kopkamtibdalam upaya untuk menciptakan stabilitas nasional pemerintah Orde Baru tahun 1965-1977. Kewenangan lebihKopkamtib seperti penangkapan tanpa surat peringatan, dimanfaatkan Soeharto untuk memberantas pelanggaran negarayang marak pada tahun 1977-1988 yaitu masalah pungutan liar di pelabuhan Tanjung Priok. Melalui Inpres No. 9 tahun1977 tentang Operasi Tertib (opstib), maka secara sah Kopkamtib bertugas memberantas segala bentuk pungli yang adadi Indonesia, termasuk di Tanjung Priok. Pemberantasan pungutan liar Kopkamtib di pelabuhan Tanjung Priokmenghasilkan temuan bahwa faktor penyebab terdapatnya pungli adalah karena ada keserakahan (greeds), kesempatan(opportunities), kebutuhan (needs), dan pengungkapan (ekposure) sesuai dengan teori GONE. Peran Kopkamtib dalammenangani pungli Tanjung Priok sebagai wujud untuk mendukung pemerintah dalam menciptakan stabilitas nasional,adalah mampu membersihkan praktik pungutan liar yang terjadi di pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1988. Sebagaiwujud keberhasilan Kopkamtib dalam menangani pungli, maka pada tahun 1988 Opstib dicabut dan Kopkamtibdibubarkan.Kata Kunci: Stabilitas Nasional, Kopkamtib, Pungutan Liar
KRITIK SOSIAL MAJALAH TEMPO TERHADAP KASUS KELANGKAAN BERAS DI INDONESIA TAHUN 1972-1973 LIANA, CORRY; MUNIROH, SITI
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Majalah Tempo merupakan majalah yang didirikan oleh Goenawan Mohamad dan Fikri Jufri. Majalah ini berhasil diterbitkan pada tanggal 6 Maret 1971. Pendirian majalah Tempo, bertepatan dengan situasi pers Indonesia yang bebas dan cenderung berarah pada sistem pers liberal. Oleh karena itu, majalah Tempo tidak segan-segan melakukan kritik terhadap kebijakan pemerintah melalui pemberitaannya. Satu tahun setelah pendirian majalah Tempo, Indonesia mengalami kelangkaan beras pada akhir 1972 hingga pertengahan 1973 yang ditandai dengan naiknya harga beras. Majalah Tempo menunjukkan perannya dengan memberitakan kasus kelangkaan beras Beberapa pemberitaan mengandung unsur kritik sosial karena berdampak pada masyarakat. Kritik yang disampaikan majalah Tempo ditujukan bagi pihak yang dianggap lalai dalam pengadaan beras nasional. Pihak ?pihak tersebut yaitu pemerintah, BULOG, dan BUUD. Rumusan masalah penelitian ini yaitu (1) Bagaimana kritik sosial majalah Tempo terhadap kasus kelangkaan beras di Indonesia tahun 1972-1973; (2) Bagaimana respon pemerintah terhadap kritik majalah Tempo mengenai kasus kelangkaan beras tahun 1972-1973. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan). Berdasarkan tujuan penelitian dan latar belakang diatas, maka hasil penelitian ini yaitu dari 38 artikel majalah Tempo mengenai kasus kelangkaan beras tahun 1972-1973, terdapat tujuh artikel majalah Tempo yang mengandung kritik terhadap apatur Negara. Kritik majalah Tempo terhadap aparatur Negara sesuai dengan kondisi di dalam masyarakat karena didukung oleh sumber lain. Bahwasanya kelangkaan beras tahun 1972-1973 menyengsarakan sebagian besar masyarakat Indonesia. Kritik yang disampaikan majalah Tempo dipengaruhi oleh kondisi sistem pers saat itu yang cenderung mengarah pada sistem pers liberal. Penyampaian kritik oleh Tempo disebabkan oleh kinerja pemerintah dan aparatnya yang buruk. Dengan adanya kritik ini, diharapkan muncul kebijakan baru sebagai wujud evaluasi kinerja sebelumnya. Oleh karena itu, kritik yang disampaikan majalah Tempo ini mendapatkan respon secara tidak langsung dari pemerintah. Kebijakan-kebijakan baru yang diterapkan oleh pemerintah sesuai dengan kritik yang disampaikan majalah Tempo.Kata Kunci: Kritik Sosial, Majalah Tempo, Kelangkaan Beras Tahun 1972-1973.
KOPERASI SEBAGAI ALAT UNTUK MELAKSANAKAN PRINSIP EKONOMI TERPIMPIN DI INDONESIA TAHUN 1961 LIANA, CORRY; ARIF DARAINI, MUHAMAD
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa demokrasi terpimpin pemerintah mendorong tiga sektor perekonomian Indonesia yaitu sektor negara, swasta, dan koperasi untuk menyesuaikan dengan sistem ekonomi terpimpin. Koperasi sebagai salah satu sektor untuk menerapkan ekonomi terpimpin kemudian melaksanakan musyawarah nasional koperasi pertama di Surabaya pada tahun 1961 untuk menyesuaikan dengan sistem ekonomi terpimpin. Berkaitan dengan hal itu memunculkan persoalan bahwa (1) Apakah koperasi sebagai pilar perekonomian nasional merupakan alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin? (2) Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap koperasi untuk melaksanakan ekonomi terpimpin? (3) Bagaimana program gerakan koperasi Indonesia dalam sistem ekonomi terpimpin?. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik yaitu pengumpulan sumber, kritik sumber, Interpretasi, dan Historiografi.Hasil penelitian menunjukan bahwa koperasi memang benar-benar digunakan sebagai alat untuk melaksanakan sistem ekonomi terpimpin yang dibuktikan dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1959 tentang perkembangan gerakan koperasi yang mengatur koperasi sebagai alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin. Selain peraturan tersebut, pemerintah juga mengeluarkan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1960 tentang Badan Penggerak Koperasi yang mengatur sistem pendistribusian koperasi dan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 1960 tentang Pendidian Koperasi untuk menyusun sistem kaderisasi koperasi. Menindaklanjuti peraturan tersebut, gerakan koperasi melaksanakan Musyawarah Nasional Koperasi Pertama di Surabaya untuk menyusun program dalam melaksanaan peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, Program yang disusun oleh gerakan koperasi untuk melaksankaan ekonomi terpimpin adalah program dalam bidang perkoperasian, pendidikan, penerangan, produksi, distribusi, dan pembiayaan.Kata Kunci: Ekonomi terpimpin, Koperasi, Gerakan koperasi