CORRY LIANA
Unknown Affiliation

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HUBUNGAN EKONOMI INDONESIA–AMERIKA SERIKAT DALAM BIDANG IMPOR HASIL PERTANIAN PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN RIFATUL AMALIA, SITI; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

dikenal sebagai negara agraris yang seharusnya mampu memenuhi kebutuhan barang konsumsi bagi penduduknya melalui produksi dari dalam negeri sendiri. Pada masa Demokrasi Terpimpin, yang merupakan masa dimana dunia sedang mengalami Perang Dingin, Indonesia menjalin hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat yang merupakan negara Blok Barat/ negara yang sedang menjadi peran utama dalam perang dingin. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana hubungan Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang impor hasil pertanian pada masa Demokrasi Terpimpin? Dan Bagaimana implementasi impor hasil pertanian antara Indonesia dan Amerika Serikat?Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Langkah pertama adalah mengumpulkan sumber data yang sejaman baik sumber primer maupun sekunder. Sumber primer yang telah dikumpulkan penulis yaitu berupa surat kabar, majalah, arsip BPS, arsip dari Kementrian Luar Negeri Indonesia, dan Jurnal dari web resmi Amerika Serikat, dan sumber sekunder berupa buku yang berkaitan. Selanjutnya dilakukan kritik dengan cara membaca semua sumber primer maupun sumber sekunder, dan memverifikasinya. Selanjutnya tahap interpretasi dilakukan dengan menghubungkan antar fakta lalu dapat disusun historiografi dengan judul Hubungan Ekonomi Indonesia-Amerika Serikat dalam Bidang Impor Hasil Pertanian Pada Masa Demokrasi Terpimpin.Ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin mengalami ketidakstabilan yang parah, mulai dari jumlah uang yang beredar naik dengan tidak seimbang dengan jumlah produksi barang, sehingga juga berpengaruh pada kenaikan harga yang drastis. Kebijakan ekonomi luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin berpacu berdasarkan UUD 1945, sedangkan kebijakan ekonomi luar negeri Amerika Serikat dibuat berkaitan dengan kondisi dunia yang sedang mengalami perang dingin. Impor hasil pertanian Indonesia dan Amerika yang berjalan sejak masa presiden Eisenhower, dan dilanjutkan pada masa presiden penggantinya, Kennedy, berpengaruh pada penambahan jumlah barang konsumsi yang beredar di masyarakat IndonesiaKata kunci : Impor, Demokrasi Terpimpin
BENNY LIKUMAHUWA DALAM PERKEMBANGAN MUSIK JAZZ DI INDONESIA TAHUN 1966-1986 NUR MAULIDA, RIZKI; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakAmbon merupakan kota yang dikenal menghasilkan musisi-musisi berkualitas yang sukses menghiasi industri musik Indonesia dalam berbagai genre terutama musik jazz. Musik jazz di Indonesia telah mengalami berbagai pasang surut dalam perkembangannya. Banyak faktor yang membuat perkembangan musik jazz terhambat mulai dari larangan presiden untuk mendengarkan lagu-lagu barat yang dianggap dapat meracuni jiwa pemuda Indonesia sampai lagu-lagu dari berbagai genre yang sedang populer di Indonesia. Benny Likumahuwa adalah salah satu musisi jazz asal Ambon yang mempertahankan eksistensi musik jazz di Indonesia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Mengapa banyak musisi jazz berasal dari Ambon? Bagaimana perjalanan karir musik Benny Likumahuwa Tahun 1966-1986? Apa saja sumbangsih Benny Likumahuwa untuk perkembangan musik Indonesia?Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Langkah pertama adalah mengumpulkan sumber data sejaman berupa surat kabar sejaman dan wawancara dengan Benny Likumahuwa sebagai pelaku sejarahnya. Selanjutnya dilakukan kritik dengan cara membaca semua sumber mulai dari surat kabar dan melakukan pemeriksaan silang dengan data wawancara yang telah dilakukan kemudian mengelompokkannya. Selanjurnya tahap interpretasi dilakukan dengan menghubungkan antar fakta lalu dapat disusun historiografi dengan judul Benny Likumahuwa Dalam Perkembangan Musik Jazz Di Indonesia Tahun 1966-1986Ambon adalah kota yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama kristen dimana terdapat budaya nyanyi-nyanyian dalam peribadahannya dan ini menambah wawasan musik untuk masyarakat Ambon sehingga pengetahuan musiknya luas. Karir Benny Likumahuwa tidak hanya berjalan di dalam negeri, di luar negeri pun Benny pernah berkarir. Dalam upaya membantu perkembangan musik jazz di Indonesia Benny Likumahuwa melakukan banyak antara lain membuat pertunjukkan-pertunjukkan musik sampai menjadi narasumber dalam acar-acara bertema musik jazz.Kata kunci: Benny Likumahuwa, Jazz, Ambon
SEJARAH PERSELA LAMONGAN MAHMUDAH, SITI; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling digemari diseluruh dunia tanpa pandang usia, gender dan suku atau ras. Perkembangan permainan sepakbola terus mengalami kemajuan bukan hanya berada di China, akan tetapi di negara-negara lain juga telah berkembang permainan sepakbola salah satunya adalah Indonesia. Permainan sepakbola di Indonesia telah banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat dimulai dari tahun 1920 yaitu saat Belanda datang ke Indonesia. Kegembiraan dan antusiasme masayarakat terhadap perkembangan sepakbola tanah air juga ditunjukkan oleh masayarakat yang ada di daerah Kabupaten Lamongaan. Keinginan pemerintah Kabupaten Lamongan untuk mendirikan sebuah klub sepakbola akhirnya terwujud pada tanggal 18 Maret 1967 dengan dibentuknya klub sepakbola Lamongan dengan nama Persela (Persatuam Sepakbola Lamongan).Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana latar belakang dibentyknya Persela Lamongan?, (2) Bagaimana perjalanan Persela dari Divisi II ke Divisi Utama ?, (3) Bagaimana dampak setelah Persela masuk Divisi Utama bagi Industri Kreatif Lamongan?. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang menerapkan bebarapa tahapan yaitu : (1) Heuristik, mencarian dan mengumpulkan sumber. (2) Kritik terhadap sumber yang telah dikumpulkan dengan menyeleksi keasliannya. (3) Interpretasi sumbe, dengan membandingkan dan menganalisa sumber sejarah menjadi fakta sejarah. (4) Historigrafi, yaitu menyusun fakta sejarah secara kronologis sebagai laporan akhir penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkembangan sepakbola di Lamongan bukan hanya terjadi ketika lamongan disinggahi oleh bangsa Belanda, akan tetapi sepakbola Lamongan juga mengalami perkembangan yang sangat berarti ketika Lamongan berada dalam situasi politik yang cukup panas yakni setelah peristiwa pemberontakan G30 S PKI pada tahun 1965, yang pada tahun 1965 partai NU dan Masyumi adalah partai politik yang sangat kuat di Lamongan. Partai NU dan Masyumi memiliki peranan yang sangat penting dalam berjalannya kehidupan masyarakat Lamongan, yakni salah satunya adalah masyumi sangat memperhatikan perkembangan sepakbola Lamongan.Berdasarkan perkembangan persepakbolaan yang terus mengalami peningkatan prestasi, menjadikan pemerintah Kabupaten Lamongan untuk membentuk klub sepakbola yang tidak lagi dinaungi oleh partai politik namun langsung dibawah naungan pemerintah Kabupaten Lamongan. Keinginan pemerintah Kabupaten Lamongan untuk mendirikan sebuah klub sepakbola akhirnya terwujud pada tanggal 18 Maret 1967 dengan dibentuknya klub sepakbola Lamongan dengan nama Persela (Persatuam Sepakbola Lamongan).Kesuksesan Persela juga memberikan dampak yang baik bagi sistem perekonomian di kabupaten Lamongan. Masyarakat Lamongan yang memang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan pengusaha tambak perikanan, mulai memiliki usaha lain untuk dapat menambah keuangan keluarga yaitu dengan memanfaatkan berbagai peluang usaha yang muncul setelah keberhasilan yang didapatkan oleh Persela. Ketika prestasi Persela dalam persepakbolaan nasional semakin meningkat maka akan muncul para pelaku usaha kreatif di Lamongan. Usaha kreatif yang pertama kali muncul berasal dari LA.mania yaitu dengan menciptakan kaos yang menjadi salah satu identitas para LA.Mania. penjualan kaos Persela tidak hanya dilakukan oleh para pedagang kaki lima yang berada di depan Stadion Surajaya Lamongan, akan tetapi muncul ide kreatif lain dari salah satu LA. Mania untuk mengembangkan usahannya dalam penjualan atribut-atribut LA.Mania. Ide kreatif itu adalah dengan memperbarui sistem penjualan, desain tempat, dan konsep yang diusung adalah kefe kopi serta depstore baju-baju Persela yang memiliki kualitas tinggi dan dengan brang ternama yaitu Diadora.Kata kunci: Persela Lamongan, Industri Kreatif
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN DWI ARIYANTORO, SANDY; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demokrasi Terpimpin dalam politik luar negerinya banyak diwarnai peristiwa-peristiwa internasional yang cukup membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat dan politiknya. Masalah perdebatan dan pembebasan Irian Barat adalah salah satu peristiwa politik luar negeri yang mewarnai hubungan internasional pada masa Demokrasi Terpimpin. Pada masa Demokrasi Terpimpin juga banyak diwarnai peristiwa-peristiwa internasional yang melibatkan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional. Politik luar negeri Indonesia pada masa demokrasi terpimpin merupakan salah satu kajian sejarah yang menarik dalam pembabakan sejarah Indonesia namun tak banyak yang menelaah teori politik luar negerinya terutama dalam dua teori besar. Permasalahan pada penelitian ini yaitu 1) Bagaimana karakteristik politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan Demokrasi Terpimpin? 2) Bagaimana pelaksanaan politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan Demokrasi Terpimpin? 3) Bagaimana realisme dalam politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin dan dampaknya? Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu memperoleh penjelasan mengenai politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin. Penelitian ini juga menjelaskan analisis teori realisme dalam politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Langkah awal yaitu mengumpulkan sumber-sumber terkait dengan judul penelitian yaitu Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965) atau yang biasa disebut dengan heuristik, sumber primer didapat dari majalah atau koran sezaman, sedangkan sumber sekunder didapat dari buku-buku dan jurnal online. Kedua, yaitu dengan melakukan kritik sumber, memilah sumber baik primer maupun sekunder yang terkait dengan fakta mengenai perpolitikan luar negeri Indonesia pada tahun 1959-1965. Ketiga, intepretasi sumber yaitu membandingkan sumber satu dengan sumber lain sehingga diperoleh fakta sejarah mengenai politik luar negeri Indonesia masa Demokrasi Terpimpin. Terakhir historiografi, setelah semua fakta sejarah direkontruksi sesuai dengan tema maka dilakukan penulisan sejarah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin banyak ditujukan untuk kepentingan revolusi Indonesia. Revolusi Indonesia ini diperjuangkan dalam bentuk diplomasi ofensif dan militer demi terwujudnya kepentingan revolusi Indonesia yaitu tuntutan kemerdekaan penuh dan penghapusan imperialisme dan kolonialisme demi terwujudnya perdamaian dunia. Dikarenakan demi tuntutan-tuntutan revolusi Indonesia dan demi menyelenggarkan negara dan dunia yang bebas dari penjajahan maka politik luar negeri Indonesia lebih cenderung bersifat realisme. Realisme dalam politik luar negeri Indonesia secara aktif bersifat radikal dan revolusioner.Kata Kunci: Politik Luar Negeri, Soekarno, Realisme, Power
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK SEKAR JATI DI KABUPATEN JOMBANG TAHUN 1993-2010 FRANSISKA, ELLA; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Jombang merupakan salah satu kawasan yang berada di Jawa Timur yang memiliki berbagai sektor industri kecil. Salah satu industri kecil yang terkenal di Kabupaten Jombang yaitu industri batik Sekar Jati yang terletak di Desa Jatipelem. Keberadaan industri batik Sekar Jati dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Jatipelem. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana latar belakang berdirinya industri batik Sekar Jati? (2) Bagaimana perkembangan motif batik Sekar Jati sehingga memperoleh hak cipta motif batik? (3) Bagaimana kontribusi industri batik Sekar Jati terhadap perekonomian masyarakat di Desa Jatipelem tahun 1993-2010? Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan empat tahapan, yaitu : Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi.Berdasarkan hasil analisis terhadap data dan sumber yang telah didapatkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan industri batik Sekar Jati tahun 1993 berawal dari ide Ibu Hj Maniati dalam melestarikan budaya membatik di Desa Jatipelem, guna untuk mengisi kekosongan saat masa pensiun telah tiba. Dalam memproduksi batik, Ibu Hj Maniati dibantu oleh anaknya yang kemudian mampu menciptakan banyak motif batik, namun hanya 2 diantara jenis motif yang mendapatkan hak cipta motif dari pemerintah. Hal ini berdasarkan dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Jombang. Keberadaan sentra industri batik sekar jati memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat Desa Jatipelem sehingga dapat membantu perekonomian keluarga bagi karyawan batik bahkan beberapa warga termotivasi untuk mendirikan usaha batik.Kata kunci: Industri, Batik Sekar Jati, Desa Jatipelem
KOPERASI SEBAGAI ALAT UNTUK MELAKSANAKAN PRINSIP EKONOMI TERPIMPIN DI INDONESIA TAHUN 1961 ARIF DARAINI, MUHAMAD; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa demokrasi terpimpin pemerintah mendorong tiga sektor perekonomian Indonesia yaitu sektor negara, swasta, dan koperasi untuk menyesuaikan dengan sistem ekonomi terpimpin. Koperasi sebagai salah satu sektor untuk menerapkan ekonomi terpimpin kemudian melaksanakan musyawarah nasional koperasi pertama di Surabaya pada tahun 1961 untuk menyesuaikan dengan sistem ekonomi terpimpin. Berkaitan dengan hal itu memunculkan persoalan bahwa (1) Apakah koperasi sebagai pilar perekonomian nasional merupakan alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin? (2) Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap koperasi untuk melaksanakan ekonomi terpimpin? (3) Bagaimana program gerakan koperasi Indonesia dalam sistem ekonomi terpimpin?. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik yaitu pengumpulan sumber, kritik sumber, Interpretasi, dan Historiografi.Hasil penelitian menunjukan bahwa koperasi memang benar-benar digunakan sebagai alat untuk melaksanakan sistem ekonomi terpimpin yang dibuktikan dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1959 tentang perkembangan gerakan koperasi yang mengatur koperasi sebagai alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin. Selain peraturan tersebut, pemerintah juga mengeluarkan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1960 tentang Badan Penggerak Koperasi yang mengatur sistem pendistribusian koperasi dan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 1960 tentang Pendidian Koperasi untuk menyusun sistem kaderisasi koperasi. Menindaklanjuti peraturan tersebut, gerakan koperasi melaksanakan Musyawarah Nasional Koperasi Pertama di Surabaya untuk menyusun program dalam melaksanaan peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, Program yang disusun oleh gerakan koperasi untuk melaksankaan ekonomi terpimpin adalah program dalam bidang perkoperasian, pendidikan, penerangan, produksi, distribusi, dan pembiayaan.Kata Kunci: Ekonomi terpimpin, Koperasi, Gerakan koperasi
KOPERASI SEBAGAI ALAT UNTUK MELAKSANAKAN PRINSIP EKONOMI TERPIMPIN DI INDONESIA TAHUN 1961 ARIF DARAINI, MUHAMAD; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa demokrasi terpimpin pemerintah mendorong tiga sektor perekonomian Indonesia yaitu sektor negara, swasta, dan koperasi untuk menyesuaikan dengan sistem ekonomi terpimpin. Koperasi sebagai salah satu sektor untuk menerapkan ekonomi terpimpin kemudian melaksanakan musyawarah nasional koperasi pertama di Surabaya pada tahun 1961 untuk menyesuaikan dengan sistem ekonomi terpimpin. Berkaitan dengan hal itu memunculkan persoalan bahwa (1) Apakah koperasi sebagai pilar perekonomian nasional merupakan alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin? (2) Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap koperasi untuk melaksanakan ekonomi terpimpin? (3) Bagaimana program gerakan koperasi Indonesia dalam sistem ekonomi terpimpin?. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik yaitu pengumpulan sumber, kritik sumber, Interpretasi, dan Historiografi.Hasil penelitian menunjukan bahwa koperasi memang benar-benar digunakan sebagai alat untuk melaksanakan sistem ekonomi terpimpin yang dibuktikan dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1959 tentang perkembangan gerakan koperasi yang mengatur koperasi sebagai alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin. Selain peraturan tersebut, pemerintah juga mengeluarkan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1960 tentang Badan Penggerak Koperasi yang mengatur sistem pendistribusian koperasi dan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 1960 tentang Pendidian Koperasi untuk menyusun sistem kaderisasi koperasi. Menindaklanjuti peraturan tersebut, gerakan koperasi melaksanakan Musyawarah Nasional Koperasi Pertama di Surabaya untuk menyusun program dalam melaksanaan peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, Program yang disusun oleh gerakan koperasi untuk melaksankaan ekonomi terpimpin adalah program dalam bidang perkoperasian, pendidikan, penerangan, produksi, distribusi, dan pembiayaan.Kata Kunci: Ekonomi terpimpin, Koperasi, Gerakan koperasi
KRITIK SOSIAL MAJALAH TEMPO TERHADAP KASUS KELANGKAAN BERAS DI INDONESIA TAHUN 1972-1973 MUNIROH, SITI; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Majalah Tempo merupakan majalah yang didirikan oleh Goenawan Mohamad dan Fikri Jufri. Majalah ini berhasil diterbitkan pada tanggal 6 Maret 1971. Pendirian majalah Tempo, bertepatan dengan situasi pers Indonesia yang bebas dan cenderung berarah pada sistem pers liberal. Oleh karena itu, majalah Tempo tidak segan-segan melakukan kritik terhadap kebijakan pemerintah melalui pemberitaannya. Satu tahun setelah pendirian majalah Tempo, Indonesia mengalami kelangkaan beras pada akhir 1972 hingga pertengahan 1973 yang ditandai dengan naiknya harga beras. Majalah Tempo menunjukkan perannya dengan memberitakan kasus kelangkaan beras Beberapa pemberitaan mengandung unsur kritik sosial karena berdampak pada masyarakat. Kritik yang disampaikan majalah Tempo ditujukan bagi pihak yang dianggap lalai dalam pengadaan beras nasional. Pihak ?pihak tersebut yaitu pemerintah, BULOG, dan BUUD. Rumusan masalah penelitian ini yaitu (1) Bagaimana kritik sosial majalah Tempo terhadap kasus kelangkaan beras di Indonesia tahun 1972-1973; (2) Bagaimana respon pemerintah terhadap kritik majalah Tempo mengenai kasus kelangkaan beras tahun 1972-1973. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan). Berdasarkan tujuan penelitian dan latar belakang diatas, maka hasil penelitian ini yaitu dari 38 artikel majalah Tempo mengenai kasus kelangkaan beras tahun 1972-1973, terdapat tujuh artikel majalah Tempo yang mengandung kritik terhadap apatur Negara. Kritik majalah Tempo terhadap aparatur Negara sesuai dengan kondisi di dalam masyarakat karena didukung oleh sumber lain. Bahwasanya kelangkaan beras tahun 1972-1973 menyengsarakan sebagian besar masyarakat Indonesia. Kritik yang disampaikan majalah Tempo dipengaruhi oleh kondisi sistem pers saat itu yang cenderung mengarah pada sistem pers liberal. Penyampaian kritik oleh Tempo disebabkan oleh kinerja pemerintah dan aparatnya yang buruk. Dengan adanya kritik ini, diharapkan muncul kebijakan baru sebagai wujud evaluasi kinerja sebelumnya. Oleh karena itu, kritik yang disampaikan majalah Tempo ini mendapatkan respon secara tidak langsung dari pemerintah. Kebijakan-kebijakan baru yang diterapkan oleh pemerintah sesuai dengan kritik yang disampaikan majalah Tempo.Kata Kunci: Kritik Sosial, Majalah Tempo, Kelangkaan Beras Tahun 1972-1973.
PERAN KOPKAMTIB DALAM MEWUJUDKAN STABILITAS NASIONAL PEMERINTAH ORDE BARU TAHUN 1965-1988 SAIFULLOH FARIHI, MUHAMMAD; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stabilitas nasional adalah suatu negara dalam keadaan kondusif dari berbagai gejolak-gejolak yang bersifatpolitis, ekonomis, maupun sosial. Negara yang kondusif akan berdampak pada kreatifitas masyarakatnya dan bisamengantarkan suatu negara menjadi negara maju. Masa Orde Baru di Indonesia adalah masa dimana terwujudnyastabilitas nasional merupakan tujuan dari pemerintah. Berbagai upaya untuk mewujudkan stabilitas nasional dilakukan,salah satunya adalah dengan membentuk Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), organisasi sipildan militer yang dibentuk untuk menangani masalah-masalah sekitar peristiwa G30/S. Kopkamtib sebagai organisasiyang memiliki kewenangan lebih dalam menangani pelanggaran-pelanggaran negara, tidak hanya fokus pada masalahsekitar G30/S. Pada tahun 1965-1977 berbagai pelanggaran-pelanggaran negara ditangani Kopkamtib seuai denganamanat dari presiden Soeharto. Penanganan pelanggaran-pelanggaran negara tersebut, merupakan wujud dari Kopkamtibdalam upaya untuk menciptakan stabilitas nasional pemerintah Orde Baru tahun 1965-1977. Kewenangan lebihKopkamtib seperti penangkapan tanpa surat peringatan, dimanfaatkan Soeharto untuk memberantas pelanggaran negarayang marak pada tahun 1977-1988 yaitu masalah pungutan liar di pelabuhan Tanjung Priok. Melalui Inpres No. 9 tahun1977 tentang Operasi Tertib (opstib), maka secara sah Kopkamtib bertugas memberantas segala bentuk pungli yang adadi Indonesia, termasuk di Tanjung Priok. Pemberantasan pungutan liar Kopkamtib di pelabuhan Tanjung Priokmenghasilkan temuan bahwa faktor penyebab terdapatnya pungli adalah karena ada keserakahan (greeds), kesempatan(opportunities), kebutuhan (needs), dan pengungkapan (ekposure) sesuai dengan teori GONE. Peran Kopkamtib dalammenangani pungli Tanjung Priok sebagai wujud untuk mendukung pemerintah dalam menciptakan stabilitas nasional,adalah mampu membersihkan praktik pungutan liar yang terjadi di pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1988. Sebagaiwujud keberhasilan Kopkamtib dalam menangani pungli, maka pada tahun 1988 Opstib dicabut dan Kopkamtibdibubarkan.Kata Kunci: Stabilitas Nasional, Kopkamtib, Pungutan Liar
MAYOR R. DJAROT SUBIYANTORO DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI SURABAYA TAHUN 1945-1950 NOVALDI, AINUN; LIANA, CORRY
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Revolusi rakyat mempertahankan kemerdekaan di Surabaya dimulai sejak proklamasi di bacakan pada tanggal 19 Agustus 1945. Semangat nasionalisme anti penjajah dirasakan oleh seluruh rakyat Surabaya pada umumnya. pertahanan rakyat semesta didirkan sebagai jawaban sikap patriotism rakyat Surabaya diantaranya dengan membentuk barisan-barisan penggempur musuh disamping organisasi militer resmi bentukan pemerintah yaitu Badan Keamanan Rakyat (BKR). Salah satu yang tidak banyak dikenal diantara pemimpin barisan penggempur ialah Djarot Subiyantoro, seorang pemuda mantan komandan pasukan Jibakutai atau pasukan berani mati di masa pendudukan Jepang yang memiliki andil besar dalam sejarah perjuangan mempertahankan kota Surabaya di masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.Djarot Subiyantoro lahir di Mojokerto pada tanggal 11 Desember 1919 tepatnya di kampong Gedangsari. Kedatangan Inggris dan Belanda di Surabaya dengan senjata-senjata tangguhnya telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari kalangan rakyat, sehingga diperlukan pasukan pemberani untuk melawan. Keberadaan Mayor Djarot cukup membuat pasukan musuh ketakutan, dimulai dari serangan pendadakan yang dilakukan ketika pertempuran 10 November di Surabaya, agresi militer , infiltrasi operasi komando brawijaya, hingga diangkatnya Mayor Djarot menjadi komandan Komando Militer Kota Besar Surabaya sebagai upaya menjaga keamanan kota dimasa peralihan kekuasaan dari tangan Belanda.Dalam penelitian ini diambil tiga macam permasalahan yang diinginkan penulis antara lain (1) Bagaimana keterlibatan Mayor Djarot dalam perang semesta melawan penjajah tahun 1945-1949 ?. (2) Bagaimana peran Mayor Djarot dalam perang rakyat semesta melawan penjajah tahun 1945-1949 ?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keterlibatan Mayor Djarot dalam perang rakyat semerta tahun 1945-1949, serta perannya ketika menjabat komandan KMKB Surabaya untuk memulihkan keamanan dan ketertiban kota tahun 1949-1950.Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi Heuristik, kritik , interpretasi dan historiografi. Untuk mendukung metode tersebut, penulis mengkombinasikan dengan diawali pencarian Sumber baik berupa sumber sekunder berupa buku yang didapatkan dari Museum Brawijaya, Bapersip Jawa Timur, Perpustakaan DHD?45 Jatim, Perpustakaan Nasional RI. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan beberapa narasumber sebagai sumber primer antara lain bapak Soewandhi selaku putra tunggal Mayor Djarot Subiyantoro, Ibu Ny.Soebadhina yang merupakan adik kandung Mayor Djarot, serta berbagai veteran pejuang yang salah satu diantaranya merupakan rekan sesama komandan batalyon yaitu Bapak Soetjipto Kertodjojo ( mantan komandan batalyon Tjipto). Hasil dari penelitian ini dipoleh data mengenai latar belakang Mayor Djarot Subiyantoro yang merupakan anak dari delapan bersaudara putera dari pasangan suami istri Ibnu Sa?id Kartowardojo dan Kamiyatin adalah keturunan keraton Jogja yaitu Sultan Hamengku Buwono ke III. Karir militer Mayor Djarot dimulai sejak menjadi komandan Jibakutai, kemudian berubah menjadi komandan batalyon Djarot di masa revolusi fisik, komandan KMKB Surabaya, Komandan Brigade I Ronggolawe, Kepala Badan Kerjasama Buruh, serta masuk dalam struktur Komando pelatihan angkatan darat (KOPLAD) sebelum akhirnya pension dini. Peran Mayor Djarot di kota Surabaya terlihat semakin jelas ketika menjabat sebagai komandan KMKB. Berbagai kasus dihadapinya dimulai ketika upaya penyelidikan dan pengamanan kota dari terror, pemberian kebijakan terhadap rumah rumah dinas, pengamanan demontrasi pembubaran Negara Jawa Timur.Kata Kunci : Mayor Djarot, Perang, KMKB Surabaya