Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI ABSENSI ONLINE DENGAN HOT FIT MODEL Ratna Kartika Wiyati; Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari Sarja
Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.812 KB)

Abstract

ABSTRACT Attendance is a compulsory activity in lectures. STIKOM Bali uses an online attendance information system to attend student attendance in each teaching and learning process. To find out the success of implementing an information system needs to be evaluated. Evaluation is done so that the organization can find out the impact and benefits of implementing an information system for users such as lecturers and academic and organizational sections. Therefore it is necessary to evaluate the STIKOM Bali online attendance information system. This study evaluates success using the HOT Fit model. The selection of the HOT Fit model is because this model involves important components in the application of the system, namely human, technology and organization. The research methods used in this study are exploration of concepts and observations, analysis of variables and hypotheses, data collection and analysis and conclusions. Based on the results of hypothesis evaluation, eleven hypotheses proved significant. Based on this, it can be concluded that the success rate of the online attendance information system at Bali STIKOM is good. While based on the results of the regression test found the influence of the largest variable is the effect of system quality variables on user satisfaction and service quality on usage with the value of R Square of 62.5%. Keywords:  attendance, online attendance information system, HOT Fit model  ABSTRAK Absensi merupakan kegiatan wajib dalam perkuliahan. STIKOM Bali menggunakan sistem informasi absensi online untuk melakukan presensi kehadiran mahasiswa dalam setiap proses belajar mengajar. Untuk mengetahui keberhasilan penerapan sebuah sistem informasi perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan agar organisasi dapat mengetahui dampak dan manfaat penerapan sistem informasi baik bagi pengguna seperti dosen dan bagian akademik maupun organisasi. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem informasi absensi online STIKOM Bali. Penelitian ini melakukan evaluasi kesuksesan menggunakan model HOT Fit. Pemilihan model HOT Fit dikarenakan model ini melibatkan komponen penting dalam penerapan sistem yaitu human atau pengguna, teknologi dan organisasi Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplorasi konsep dan observasi, analisis variabel dan hipotesis, pengumpulan dan analisis data serta penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil evaluasi hipotesis, sebelas hipotesis terbukti signifikan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesuksesan sistem informasi absensi online pada STIKOM Bali baik. Sedangkan berdasarkan hasil uji regresi didapatkan pengaruh variabel terbesar adalah pengaruh variabel kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna dan kualitas layanan terhadap penggunaan dengan nilai R Square sebesar 62,5 %. Kata kunci : absensi, sistem informasi absensi online, model HOT Fit
PERANCANGAN SIMRS FLEKSIBEL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA RUMAH SAKIT DAN KLINIK PELAYANAN KESEHATAN Anggun Nugroho; Ratna Kartika Wiyati; Indrianto .
Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTInformation is the basis for policymaking, planning, programming, and accountability. Health informatics is the integration of information science, computer science, and health care. This system deals with the resources, tools, and methods needed to optimize data collection, storage, processing and use of information in the health and biomedical fields. Boddy et. al (2005) describe information systems as "a set of people, procedures and resources that collect data, transform and disseminate it". Most hospitals and clinics that are professionally managed, rely on Hospital Management Information Systems (HMIS) that can help them manage all their medical and administrative information. Health information systems can be defined as "a system consisting of all computer-based components that are used to enter, store, process, communicate, and present health-related or patient-related information, and are used by health care professionals or patients themselves, both in the context of inpatient or outpatient care "(UMIT, 2005). In health organizations such as hospitals, the application of HMIS is inevitable because many components are involved and decisive, such as organizations, people and technology. Data for the SIMRS research was collected through literature studies, observations at health service clinics, and internet searches. Four main areas will be discussed in the HMIS paper: 1. Analysis of HMIS and its components; 2. Benefits of HMIS; 3. Stages of HMIS planning; and 4. Development of HMIS. System testing using the black box method is carried out to ensure that the system is running well according to its purpose and functionality. The results of the study showed that the development and implementation of HMIS improved overall organizational performance. Additional studies show that End User training is also very important for the successful implementation of HMIS. Without users trained in their tasks, the chance of failure increases substantially.Key Words:Hospital Management Information Systems, Hospitals, Digital Medical RecordsABSTRAKInformasi adalah dasar untuk pembuatan kebijakan, perencanaan, pemrograman, dan akuntabilitas. Informatika kesehatan adalah pengintegrasian ilmu informasi, ilmu komputer, dan perawatan kesehatan. Sistem ini berkaitan dengan sumber daya, perangkat, dan metode yang diperlukan untuk mengoptimalkan pengambilan data, penyimpanan, pengolahan dan penggunaan informasi dalam bidang kesehatan dan biomedis. Boddy et. al (2005) menggambarkan sistem informasi sebagai "seperangkat orang, prosedur dan sumber daya yang mengumpulkan data, mentransformasikan dan menyebarluaskannya". Sebagian besar rumah sakit dan klinik yang dikelola secara profesional, bergantung pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang dapat membantu mereka mengelola semua informasi medis dan administrasi mereka. Sistem informasi kesehatan dapat didefinisikan sebagai “suatu sistem yang terdiri dari semua komponen berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengolah, berkomunikasi, dan menyajikan informasi terkait kesehatan atau terkait pasien, dan digunakan oleh para profesional perawatan kesehatan atau pasien itu sendiri, baik dalam konteks perawatan pasien rawat inap atau rawat jalan ”(UMIT, 2005). Dalam organisasi kesehatan seperti rumah sakit, penerapan SIMRS tidak dapat dihindari lagi karena banyak komponen yang terlibat dan menentukan, seperti organisasi, orang dan teknologi. Data untuk penelitian SIMRS ini229229 Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer, Volume 7, Nomor 2, Januari 2021dikumpulkan melalui studi kepustakaan, observasi pada klinik pelayanan kesehatan, danpenelusuran internet. Empat bidang utama akan dibahas dalam makalah SIMRS: 1. AnalisisSIMRS dan komponennya; 2. Manfaat SIMRS; 3. Tahapan perencanaan SIMRS; dan 4.Pengembangan SIMRS. Pengujian sistem menggunakan metode blackbox dilakukan untukmemastikan bahwa sistem telah berjalan dengan baik sesuai tujuan dan fungsionalitasnya. Darihasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan dan implementasi SIMRS meningkatkankinerja organisasi secara keseluruhan. Studi tambahan menunjukkan bahwa pelatihan PenggunaAkhir juga sangat penting untuk keberhasilan implementasi SIMRS. Tanpa pengguna yang terlatihsesuai tugas mereka, peluang kegagalan meningkat secara substansial.Kata kunci: Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, Rumah Sakit, Rekaman Medis Digital.
PEMAKAIAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM UNTUK PEMETAAN EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR LIMBAH DI KABUPATEN KARANGASEM Affan Irfan Fauziawan; I Made Agus Wirahadi Putra; Ratna Kartika Wiyati
Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Vol 6, No 3 (2020): Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTWaste production increases with the increase in population, urbanization rate and people’s income. Solid waste is a contributor to greenhouse gas (GHG) emissions which can cause global warming. At the Conference of Parties 25 (COP 25) in Madrid 2019, the Indonesian government is still commited to reducing GHG emissions and working to reduce/limit the increase in temperature below 1.50C. Karangasem regency is an area located in the eastern part of Bali Island, which administratively is one of the regency in Bali Province. The population of Karangasem regency in 2018 based on results of population registration was 414,800 people. The population is spread across 8 sub-districs with the population growth rate in Karangasem averaging 0.88% per year. The distribution of the population will be directly proportional to the distribution of solid waste produced. The method for calculating municipal solid waste will be carried out using the First Order Decay method contained in the IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) Guidelines. From the calculation results, GHG emission have been obtained in each sub-district in Karangasem regency. Total GHG emission in 2019 amounted to 11,764 tonnes of CO2-e. Mapping the area in Karangasem district to determine the amount of waste produced by each district is deemed necessary as a mitigation effort to be implemented. In this study, a mapping of each sub-district was carried out on the basis of Geographical Information System (GIS). It is necessary to carry out a GHG inventory at the district level, to determine how much GHG emission are generated from the waste sector. After the GHG emission in known, a mapping of each sub-district will be made to determine the level of emission produced, so that this GHG emission reduction mitigation action will focus more on the sub-districts that produce the most emission first followed by other sub-districts.Keywords: Waste, GHG Inventory, First Order Decay, Geographic Information System.ABSTRAKProduksi limbah meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat urbanisasi dan pendapatan masyarakat. Sampah merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) yang dapat menyebabkan adanya pemanasan global (global warming). Pada Conference of Parties 25 (COP 25) di Madrid tahun 2019, pemerintah Indonesia masih berkomitmen untuk dapat menurunkan emisi gas rumah kaca dan berupaya untuk mengurangi/membatasi peningkatan suhu dibawah 1,50C. Kabupaten Karangasem, merupakan daerah yang berada di belahan timur Pulau Bali, yang secara administratif merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Provinsi Bali. Jumlah penduduk Kabupaten Karangasem pada tahun 2018 berdasarkan hasil registrasi penduduk adalah 414.800 jiwa. Jumlah penduduk tersebut tersebar dalam 8 kecamatan dengan angka pertambahan penduduk di Karangasem rata-rata 0,88% per tahun. Sebaran jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan sebaran limbah padat yang dihasilkan. Metode penghitungan limbah padat kota akan dilakukan dengan menggunakan metode First Order Decay yang terdapat pada IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) Guidelines. Dari hasil perhitungan telah didapatkan emisi GRK di tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Karangasem. Total emisi GRK pada tahun 2019 yaitu sebesar 11.764 ton CO2-e. Pemetaan wilayah di kabupaten392 Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer, Volume 6, Nomor 3, Oktober 2020Karangasem untuk mengetahui jumlah sampah yang dihasilkan tiap kecamatan dipandang perlu dilaksanakan sebagai upaya mitigasi yang akan dilaksanakan. Pada penelitian ini dilaksanakan pemetaan tiap-tiap kecamatan dengan basis Sistem Informasi Geografis (SIG). Inventarisasi GRK di tingkat kabupaten ini perlu dilakukan, untuk mengetahui sampai berapa besar emisi GRK yang dihasilkan dari sektor limbah tersebut. Setelah emisi GRK sudah diketahui, maka akan dibuat sebuah pemetaan tiap-tiap kecamatan untuk mengetahui tingkat emisi yang dihasilkan, sehingga aksi mitigasi penurunan emisi GRK ini akan lebih fokus pada kecamatan-kecamatan yang menghasilkan emisi paling besar terlebih dahulu dilanjutkan dengan kecamatan yang lainnya.Kata Kunci : Limbah, Inventarisasi GRK, First Order Decay, Sistem Informasi Geografis.