p-Index From 2019 - 2024
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal REKA RACANA
Bernardinus Herbudiman
Unknown Affiliation

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Kajian Perilaku Jembatan Cable Stayed terhadap Variasi Kemiringan Lantai Jembatan Studi Kasus: Jembatan Satu, Barelang Dewi Safitri; Bernardinus Herbudiman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.73

Abstract

ABSTRAKCamber atau desain kemiringan dek yang terdapat pada jembatan cable stayed mempengaruhi perilaku struktur jembatan. Berdasarkan kondisi tersebut dalam penelitian ini dikaji dua desain camber yang dirancang berdasarkan variasi panjang kabel dan variasi sudut kabel. Tipe camber I adalah desain camber sebelum modifikasi dengan kemiringan sidespan sebesar 5% dan kemiringan mainspan sebesar 2%. Tipe camber II adalah desain camber setelah modifikasi dengan kemiringan sidespan sebesar 5% dan kemiringan mainspan sebesar 4% hingga 1%. Untuk mengetahui perubahan perilaku jembatan pada tipe camber I dan tipe camber II dilakukan pengujian pembebanan pada model struktur jembatan. Pembebanan yang diaplikasikan mengacu pada RSNI T-02-2005. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SAP2000 versi 14. Hasil analisis yang dikaji adalah nilai lendutan struktur pylon, nilai lendutan struktur dek, serta nilai tegangan kabel. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perubahan pada nilai lendutan struktur pylon dan nilai lendutan struktur dek untuk kedua kasus camber. Perubahan ditemukan pada nilai tegangan kabel. Pada sidespan persentase perbedaan tegangan kabel maksimum adalah sebesar 17,43% dan persentase perbedaan tegangan kabel minimum adalah sebesar 0,14%. Pada mainspan persentase perbedaan tegangan kabel maksimum adalah sebesar 40,27% dan Persentase perbedaan tegangan kabel minimum adalah sebesar 0,85%.Kata kunci: jembatan cable stayed, camber, panjang kabel, sudut kabel, tegangan kabel ABSTRACTCamber or curvature deck design on cable stayed bridge, give an influence to the bridge behaviour. Based on its condition, this study perform two type of camber. The camber design arranged by variation of cable length and cable angle. First type is camber I. This camber is a camber design before modification with deck curvature consist of 5% slope in the sidespan and 2% slope in the mainspan.  Second type is camber II. This camber is a camber design after modification with deck curvature consist of 5% slope in the sidespan, and 4% to 1% slope in the sidespan. To discover the change of bridge behaviour on camber I and camber II loading test has given to the bridge models. Loading test that apply based on RSNI T-02-2005. Analysis was done by using SAP2000 version 14. Output from SAP2000 to be consider on this study are the value of pylon deformation, deck deformation,  and cable strength. The result show there are no different value for pylon deformation and deck deformation in both camber type, but There is a difference on the value of cable strength. For sidespan the maximum different value of cable strength is 17,43% and the minimum different value of cable strength is 0,14%. For mainspan the maximum different value of cable strength is 40,27% and the minimum different value of cable strength is 0,85%.Keywords: cable stayed bridge, camber, cable length, cable angle, cable strength
Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja Desi Hardianti; Bernardinus Herbudiman; Nessa Valiantine Diredja
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.118

Abstract

ABSTRAKSambungan baut pada batang tarik baja memiliki kapasitas dengan macam-macam tipe kegagalan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran untuk mengetahui salah satu jenis kegagalan pada sambungan batang tarik. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan kapasitas sambungan batang tarik plat baja 70mm*300mm*3mm disambung dengan baut penyambung diameter 8mm dengan mutu A449 melalui studi analisis kapasitas dan kegagalan dengan studi eksperimental. Pada studi analisis kapasitas dan kegagalan sambungan batang tarik baja diperoleh kapasitas sambungan sebesar 44,04kN dengan tipe kegagalan geser. Pada studi eksperimental dilakukan pengujian tarik sambungan baja batang tarik, didapatkan nilai kapasitas ultimit sebesar 52,23kN. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah baik hasil perhitungan secara analitis dan pengujian eksperimental di laboratorium menunjukkan trend yang baik dan sama. Kekuatan nominal tarik rencana () dari hasil studi analitis dengan beban ultimit hasil studi eksperimental memiliki perbedaan sebesar 15,69 % dengan hasil eksperimental lebih tinggi.Kata kunci: sambungan batang tarik baja, eksperimental, analitis, kapasitas. ABSTRACTThe bolted connection of the tension rod has capacity with various types of failure. Through this research, it is hoped that it can become a learning medium to find out one of the types of failures in the tension rod joint. In this research, the comparison of 70mm*300mm*3mm angle cross-section connections using 8mm bolt connectors with A449 quality through capacity analysis studies and failure with experimental studies. In the capacity analysis and failure of the steel pull rod connection, a connection capacity of 44.04kN was obtained with a type of shear failure. In the experimental study, tensile testing of tensile rod steel was carried out, obtained the ultimate capacity value of 52.23kN. The conclusion that can be drawn from this study is that both the results of analytical calculations and experimental testing in the laboratory show a good and the same trend. The nominal strength of plan pull () from the results of analytical studies with ultimate load results from experimental studies had a difference of 15.69% with higher experimental results.Keywords: steel tension joint, experimental, analytical, capacity.
Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat Meky Saryudi; Bernardinus Herbudiman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.83

Abstract

ABSTRAK Sistem struktur dinding geser terus berkembang menjadi beberapa sistem struktur yang populer digunakan dalam perancangan bangunan tinggi seperti struktur inti (core) yang merupakan modifikasi dari dinding geser (shear wall). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh core terhadap kinerja seismik gedung bertingkat. Obyek penelitian yaitu 2 tipe struktur yang berbeda dengan bentuk asimetris. Sistem struktur tipe 1 berupa portal terbuka dan struktur tipe 2 berupa portal terbuka yang dikombinasikan dengan core. Salah satu metode analisis untuk mengetahui kinerja suatu bangunan adalah analisis statik nonlinear pushover. Hasil penelitian menghasilkan, struktur tipe 2 memiliki nilai kapasitas maksimum  roof displacement untuk arah +UX , –UX, +UY dan -UY dengan rasio sebesar 1,67, 1,55, 0,23, dan 0,24 dari struktur tipe 1. Kapasitas maksimum gaya geser dasar untuk struktur tipe 2 mengalami peningkatan untuk keempat arah +UX , –UX, +UY dan -UY  dengan rasio 2,0, 1,99, 1,26 dan 1,27. Level kinerja untuk tipe struktur 1 dan 2 adalah immediate occupancy menurut peraturan ATC-40Kata kunci: pushover, core wall, asimetris ABSTRACTThe shear wall structure system evolve into some popular structural systems used in the design of tall buildings such as core structure which is a modification of the shear wall. The purpose of this study is to determine core effect on the seismic performance of tall building. The object of this study is two different types of structures with asymmetrical shape. System structure type 1 is open frame and structure type 2 is open frame combined with core. One of analysis method for determine the performance of a building is nonlinear static pushover analysis. The study results, structure type 2 has a maximum capacity roof displacement for direction +UX, –UX, +UY and –UY with ratio is 1.67, 1.55, 0.23 and 0.24 of the structure type 1. The maximum capacity base shear force for structure type 2 has increase to four directions +UX, –UX, +UY and –UY with ratio is 2.0, 1.99, 1.26, and 1.27. Performance level for structure type 1 and type 2 is immediate occupancy according to ATC-40 regulation. Keyword: pushover, core wall, asymmetrical
Pengaruh Bentuk Bracing terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang Darin Aryandi; Bernardinus Herbudiman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 3, No 1: Maret 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v3i1.48

Abstract

ABSTRAKSistem rangka bresing baja konsentrik merupakan salah satu sistem struktur tahan gempa yang biasanya digunakan di Indonesia. Bresing konsentrik memiliki ragam bentuk diantaranya tipe Z, X, V dan Ʌ. Penelitian ini bertujuan mengetahui kapasitas dan kinerja seismik struktur masing-masing bentuk bresing melalui pemodelan analisis pushover. Objek penelitian membandingkan 2 tipe struktur simetris yaitu tipe 1 berupa portal terbuka dan tipe 2 berupa portal terbuka yang dikombinasikan dengan bentuk-bentuk bresing konsentrik. Hasil penelitian menunjukan bresing bentuk X memiliki sifat paling kaku untuk arah UX dan UY dengan rasio sebesar 0,34 dan 0,41 dari struktur tipe 1, sedangkan bresing bentuk Ʌ memiliki sifat paling daktail diantara bentuk bresing lainnya. Kapasitas gaya geser lantai dasar mengalami peningkatan paling besar untuk bresing bentuk X dengan rasio sebesar 1,63 untuk arah UX dan UY. Level kinerja untuk struktur tipe 1 dan 2 adalah immediate occupancy berdasarkan metode ATC-40.Kata kunci: bresing, pushover, simetrisABSTRACTConcentrically steel bracing system is one of earthquake-resistant structure system that usually used in Indonesia. Concentrically bracing have a variety of shape configuration including Z-type, X, V and Ʌ. The purpose of this study is to determine structural capacity and seismic performance building for each bracing configuration with pushover analysis. The object of this study have two different symmetrical structures that is open frame for type 1 and type 2 is combined open frame with concentrically bracing configuration variety. The study result show that X-brace has the most rigid for direction UX and UY with ratio is 0.34, 0.41 of the structure type 1, while Ʌ-brace has the most ductile between other bracing configuration. The most increase base shear capacity has a X-brace with ratio is 1.63 for direction UX and UY. Performance level for structure type 1 and 2 is immediate occupancy according to ATC-40 method.Keywords: bracing, pushover, symmetric
Kajian Distribusi Tegangan Sambungan Material Fiber Reinforced Polymer pada Kondisi Elastik Linier dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Putri Primasari; Bernardinus Herbudiman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.61

Abstract

ABSTRAK Pengembangan fiber reinforced polymer untuk menjadi suatu material yang dapat diperhitungan dalam konstruksi jembatan, yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Puslitbang Jalan dan Jembatan) merupakan suatu langkah penting untuk memajukan bidang infrastruktur teknik sipil. Penggunaan FRP masih terbatas pada aplikasi perkuatan jembatan. Untuk menjadikan suatu struktur utama jembatan, diperlukan kajian guna memahami perilaku dan mengetahui dasar-dasar perencanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran peningkatan konsentrasi tegangan pada sambungan spesimen FRP dan membandingkan grafik gaya terhadap deformasi hasil pemodelan dengan hasil eksperimental. Untuk itu, metode penelitian yang dilakukan ialah menganalisis spesimen FRP melalui pendekatan numerik menggunakan software Ansys Workbench.Hasil analisis pemodelan menunjukkan peningkatan konsentrasi tegangan yang terbesar terdapat pada konfigurasi 5 lubang baut dengan nilai tegangan tekan sebesar 76,52%, dan luas sebaran lebih dari 1/2 D lubang. Selain itu, persentase perbedaan terbesar uji numerik terhadap uji eksperimental sekitar 12%.Kata kunci: fiber reinforced polymer, ANSYS Workbench versi 14, konsentrasi tegangan, sambungan.ABSTRACT Development the fiber reinforced polymer to be a material which can be counted in contruction of bridges, that is being conducted at the Center for Research and Development Road and Bridge is a important stride for developing indonesian civil engineering infrastruktur. Utilization of FRP is still limited to the application of strengthening bridges. For making a main structural of bridge, required to study for understanding behaviour and knowing their design basics. This research aims to give the description of increasing consentration of stress for FRP connection. And compare the force-deformation curves of the modelling to labour’s test. Therefor, the method which is used to analyze the specimens approach modelling the specimen using Ansys Workbench.Otherwise, the result showed the largest compressive stress is 76,52 %, and its spreading is more than a half of diameter of bolt hole. Beside that, the largest percentage difference between the modelling and experimental is about 12%.Keywords: fiber reinforced polymer, ANSYS Workbench version 14, stress consentration, connection
Kajian Eksperimental Kapasitas Sambungan Material Fiber Reinforced Polymer Euneke Widyaningsih; Bernardinus Herbudiman; Setyo Hardono
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.29

Abstract

ABSTRAKMaterial Fiber Reinforced Polymer (FRP) adalah alternatif baru dalam perencanaan struktur yang memiliki keunggulan rasio strength terhadap berat sendiri yang sangat tinggi. Khususnya pada pembangunan jembatan yang hingga saat ini memiliki waktu perakitan yang lama dan material yang sulit dibawa tanpa alat berat, FRP menjadi pilihan dalam mendapatkan suatu struktur jembatan yang ringan, cepat dalam instalasi, dan memiliki kapasitas terhadap beban lalu lintas yang cukup besar.  Pada pengujian ini menggunakan 9 buah benda uji berupa pelat FRP dengan dimensi 100 mm x 400 mm x 9 mm dengan variasi lubang baut sebanyak 3 buah, yaitu 2, 4, dan 5 buah. Parameter yang dikaji adalah pola keruntuhan, nilai P, dan nilai stroke. Pengujian dilakukan di Laboratorium Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan di Puslitbang Jalan dan Jembatan Bandung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pola kerusakan pada FRP didominasi oleh kerusakan pada arah geser, nilai P hasil pengujian terhadap nilai P hasil perhitungan memiliki faktor koreksi sebesar 0,2%, 23%, dan 32%.Kata kunci : Fiber Reinforced Polymer, variasi jumlah lubang baut, pola keruntuhan, nilai P, nilai stroke ABSTRACTFiber Reinforced Polymer is a new alternative in the design of structure that has advantage of a very high strength to weight ratio. Especially in the construction of the bridge which has long time to assemble and difficult to transport the material without using heavy equipment, FRP is an option in getting a bridge structure that is lightweight, fast in installation, and has the capacity to load large amount of traffic. This study uses 9 specimens of FRP plates with dimensions of 100 mm x 400 mm x 9 mm and variations bolt holes of 2, 4, and 5 holes. The parameters studied is the collapse pattern, the value of P, and the value of the stroke. The test has been done at the Laboratory of Center of Bridge and Roads Complementary Buildings at The Center of Roads and Bridges Bandung. The results showed that the pattern of damage for the FRP dominated by shearing failure, as P value from the test result to P value from the calculation have correction factors of 0.2%, 23%, and 32%.Key words: Fiber Reinforced Polymer, bolt holes variation, damage pattern, P value, stroke value
Kajian Ekonomis Perancangan Sistem Sambungan Struktur Baja pada Rangka Atap dengan Variasi Ukuran Baut, Konfigurasi Baut, dan Mutu Baut Andre Pranata Setialaksana; Bernardinus Herbudiman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 3, No 4: Desember 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v3i4.1

Abstract

ABSTRAKMeningkatnya kebutuhan manusia terhadap penggunaan material baja yang berdampak pada meningkatnya harga material baja. Hal ini mendorong para teknisi untuk berusaha menghemat biaya struktur bangunan. Oleh karena itu setiap elemen pembentuk struktur harus didesain ekonomis, efesien, dan memenuhi persyaratan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kombinasi sambungan yang paling ekonomis berdasarkan harga material pelat baja dan baut. Hasil dari kajian ekonomis perancangan sistem sambungan baja dengan studi kasus rangka atap Pasar Sae Sarijadi yang menggunakan metode variasi ukuran baut, konfigurasi baut, dan mutu baut, kombinasi yang dapat menghemat biaya struktur adalah kombinasi A4 (27D, 6 baut, 2 baris), kombinasi B2 (27D, 8 baut, 2 baris), kombinasi C3 (27D, 8 baut, 2 baris), kombinasi D4 (24D, 6 baut, 2 baris), dan kombinasi E2 (16D, 6 baut, 3 baris).Kata kunci:  struktur baja, ekonomis, kombinasi sambunganABSTRACTThe increasing needs for the use of steel material that impacts the rising prices of steel materials, encourages technicians to spare the cost of building structures, therefore every element of the structure must be designed to be economical, efficient, and meet the requirements. This research is intended to find the most economical combination based on the price of steel plate and bolt. The results of the economical study of the design of steel connection systems with the case studies of the roof truss of Pasar Sae Sarijadi using method of bolt size variation, bolt configuration, and bolt quality, the combination that can save the structure cost is combination A4 (27D, 6 bolt, 2 line), combination B2 (27D, 8 bolt, 2 line), combination C3 (27D, 8 bolt, 2 line), combination D4 (24D, 6 bolt, 2 line), and combination E2 (16D, 6 bolt, 3 line).Keywords: steel structure, economical, combination of connections
Kajian Analisis Struktur Jembatan Gantung Pejalan Kaki Asimetris Ganda Altie Santika Arifin; Bernardinus Herbudiman; Gatot Sukmara
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.32

Abstract

ABSTRAKKeberadaan jembatan sangat membantu perkembangan ekonomi penduduk, karena terhubungnya satu wilayah dengan wilayah lainnya. JUDESA (Jembatan Untuk Pedesaan Asimetris) adalah jembatan gantung yang dikembangkan oleh Puslitbang Jalan Jembatan, didesain tipikal dapat mengakomodasi kebutuhan panjang jembatan dengan bentang 30 m hingga 120 m. Terdapat dua tipe JUDESA yaitu asimetris tunggal dan asimetris ganda. Penelitian ini mengkaji JUDESA asimetris ganda dengan bentang 120 m. Perubahan geometrik pada jembatan gantung memberi efek yang signifikan dalam aspek kekuatan struktur.  Pada penelitian ini diajukan alternatif konfigurasi batang penggantung dengan menggunakan dimensi dan mutu yang sama. Konfigurasi 1 menempatkan batang penggantung dengan jarak 2m sepanjang setengah bentang dan konfigurasi 2 menempatkan batang penggantung sepanjang bentang dengan jarak pisah 4m.  Pemodelan dan perencanaan jembatan gantung menggunakan SAP2000 ver.20. Dari hasil pemodelan dan pengecekkan, didapatkan konfigurasi model 2 menunjukan perilaku struktur yang lebih baik dengan beberapa parameter yang dijadikan acuan.Kata Kunci: jembatan gantung, asimetris ganda, konfigurasi batang penggantung ABSTRACTThe existence of the bridge is very helpful economic development of the population, because the connected one region with other areas. JUDESA (Jembatan Untuk Pedesaan Asimetris) is a suspention bridge that developed by Puslitbang Jalan Jembatan, designed to accommodate a tyipical bridge with span 30 m to 120 m. In this study will analysis double asymmetrical bridge with span 120 m. Changes of geometric have a significant effect on the suspention bridge. Type 1 have the configuration that hanger placed in every 2 m on the half-sapan. Type 2 have the configuration that hanger places ini every 4 m along the span. This suspention bridge modeling by used SAP2000 ver. 20. From the modeling and analysis, type 2 shows that configuration give the better structure performance with the parameter that used.Keywords: suspention bridge, double asymmetric, configuration of hanger
Kajian Perancangan Komposisi Beton Memadat Mandiri dengan Menggunakan Batu Apung Mohamad Mugni Taufik; Bernardinus Herbudiman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 4: Desember 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i4.1

Abstract

ABSTRAKBeton ringan memadat mandiri atau Lightweight Self-Compacting Concrete (LWSCC) merupakan suatu inovasi teknologi beton. Memiliki kelecakan tinggi, bobot ringan dan kuat tekan struktural, penggunaan LWSCC diharapkan dapat memangkas biaya konstruksi secara signifikan. Bahan yang digunakan antara lain batu apung, RCC-15 serta superplasticizer. Komposisi yang digunakan adalah volume agregat kasar dari volume agregat total ( ) sebesar 40 %; kadar RCC-15 17,5 %,  20 % dan 22,5 % dari powder; dosis superplasticizer 0,9 %, 0,95 %, 1,0 %, 1,05 % dan 1,1 % dari powder. Terdapat 15 mix design dengan 3 benda uji untuk setiap mix design. Pengujian yang dilakukan adalah uji slump flow, uji kuat tekan, dan penimbangan benda uji untuk mengetahui berat isi. Semua benda uji memenuhi syarat karakteristik SCC, dengan slump flow antara 53,5 cm hingga 74,5 cm, dan diketahui bahwa slump flow membesar apabila dosis superplasticizer ditambah. Semua mix design menghasilkan beton ringan, dengan berat isi maksimum 1.592 kg/m3. Namun kuat tekan seluruh benda uji tidak mencapai kuat tekan struktural, dengan kuat tekan yang dihasilkan maksimum sebesar 14,21 MPa.Kata kunci: beton memadat mandiri, perancangan komposisi, batu apung ABSTRACTLightweight concrete that compact independently or Lightweight Self-Compacting Concrete (LWSCC) is an innovation in concrete technology. Having a high workability, light in weight, and structural compression strength, LWSCC expected to cut construction costs significantly. The materials used include pumice, RCC-15 and superplasticizer. Composition used is coarse agregat volume of total aggregate ( ) is 40 %; RCC-15 level is 17.5 %, 20 % and 22.5 % of powder; superplasticizer dosage 0.9 %, 0.95 %, 1.0%, 1.05 % and 1.1 % of powder. There are 15 mix designs and 3 specimens for each mix design. Tests run are slump flow test, compression strength test, and weighing to determine bulk density of concrete. All specimens eligible the SCC characteristics, with slump flow of 53.5 cm to 74.5 cm, and it is known that the slump flow enlarged if the superplasticizer dose added. All mix designs produce lightweight concrete, with maximum bulk density 1,592.19 kg/m3. Nevertheless, no specimens reach structural compression strength, with maximum compression strength gained of 14.21 MPa.Keywords: self compacting concrete, mix design, lightweight aggregate
Efek Tipe Superplasticizer terhadap Sifat Beton Segar dan Beton Keras pada Beton Geopolimer Berbasis Fly Ash Ria Utami; Bernardinus Herbudiman; Rulli Ranastra Irawan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 3, No 1: Maret 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v3i1.59

Abstract

ABSTRAKBeton geopolimer adalah beton tanpa semen portland dengan bahan pengikat material yang mengandung silika dan alumunium yang tinggi seperti fly ash. Silika dan alumunium pada fly ash diaktifkan oleh aktivator yaitu sodium hidroksida (NaOH) dan katalisator yaitu sodium silikat (). fly ash yang digunakan pada penelitian adalah campuran fly ash PLTU Suralaya 1 dan PLTU Suralaya 2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh tipe superplasticizer terhadap beton segar dan keras beton geopolimer yaitu slump flow, setting time dan kuat tekan. Superplasticizer yang digunakan adalah naphthalene, sodium glukonat dan polycarboxylate. Benda uji kuat tekan adalah kubus berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm sebanyak 3 buah, pengujian dilakukan pada umur beton 1, 3, 7 dan 28 hari. Hasil dari penelitian diketahui bahwa superplasticizer sodium glukonat adalah superplasticizer terbaik untuk beton geopolimer karena beton mendapatkan flow dan setting time yang lama, dengan kuat tekan yang tidak jauh berbeda dengan beton geopolimer.Kata kunci: beton geopolimer, fly ash, superplasticizer, beton segar, beton keras ABSTRACTGeopolymer concrete is a concrete without portland cement with high component silica and aluminium as the binding material such as fly ash. Silica and aluminum in fly ash is activated by sodium hydroxide (NaOH) and sodium silicate (). fly ash used in the study was mix  two steam power plant, fly ash PLTU Suralaya 1 and PLTU Suralaya 2. The study was conducted to determine the effect of type superplasticizer on fresh concrete and hardened of geopolymer concrete which is Slump flow, setting time and compressive strength. Superplasticizer used is naphthalene, sodium gluconate and polycarboxylate. Compressive strength test specimen is a cube measuring 5 cm x 5 cm x 5 cm as much as 3 pieces, testing is done on the concrete 1, 3, 7 and 28 days. The results of the study note that sodium gluconate is the best admixture for geopolymer concrete because concrete has highest flow characteristic and longer setting time, with difference of compressive strength was not significantly.Keywords: geopolimer concrete, fly ash, superplasticizer, fresh concrete, hardened concrete