Yan Liu
School of Geography Planning and Environmental Management, University of Queensland

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Spatial Dynamic Models for Inclusive Cities: a Brief Concept of Cellular Automata (CA) and Agent-Based Model (ABM) Wahyudi, Agung; Liu, Yan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 26, No 1 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.543 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.1.6

Abstract

Abstrak.Kawasan perkotaan terutama di negara-negara berkembang menunjukkan laju pertumbuhan fisik yang tinggi. Telah banyak model yang mencoba merekonstruksi pertumbuhan perkotaan ini dengan menggunakan data demografi dan data sosial. Permodelan ini adalah salah satu yang lazim digunakan para praktisi perencana karena ketersediaan data dan waktu proses yang relatif lebih singkat. Sayangnya, model ini bersifat statis yaitu hanya menangkap karakteristik dan bentuk kota pada satu satuan waktu. Model ini tidak akan berubah saat variabel waktu berubah. Kebanyakan model ini bertujuan untuk memperkuat atau memperjelas suatu teori perencanaan perkotaan. Model statis ini juga memanfaatkan batas-batas administrasi dan tidak memungkinkan untuk melakukan permodelan diluar bentuk administrasi sebuah kota. Dengan permasalahan perkotaan yang semakin rumit yang menuntut pengambil keputusan membuat kebijakan tepat, diperlukan suatu metode permodelan pertumbuhan perkotaan yang dinamis yang dapat memberikan informasi yang lebih lengkap kepada pengambil kebijakan terkait struktur dan bentuk perkotaan, serta beroperasi pada skala yang lebih detail. Kemudian model perkotaan ini juga perlu mewakili perilaku para aktor pembangunan perkotaan. Salah satu konsep yang berkembang sejak tiga dasawarsa lalu adalah cellular automata (CA) dan agent-based urban model (ABM). Dalam konteks penelitian perkotaan di Indonesia, sayangnya konsep-konsep ini belum banyak tersedia pada jurnal-jurnal perkotaan dan terlebih lagi belum banyak kontribusi pada konsep-konsep permodelan dan mekanisme pada proses perubahan guna/tutupan lahan. Artikel ini bertujuan untuk memperkenalkan teori dasar CA dan adaptasi dari sistem tersebut untuk keperluan aplikasi di bidang spasial perkotaan. Kami juga akan menjelaskan konsep ABM sebagai komponen dari model yang memiliki kemampuan mewakili perilaku para pelaku pembangunan. Beberapa contoh aplikasi dan kemungkinan perkembangan model dinamis untuk kota inklusif akan diberikan di akhir artikel ini.Kata kunci. Cellular automata, agent-based, permodelan perkotaan, Sistem Informasi GeografisAbstract. Urban areas in the developing countries experience a rapid urban growth. Current practices in urban modelling employ demographic and social data as the inputs for urban models. These practices occur as a result of data scarcity in the developing countries. These models are static in which only captures the shapes of a city at the selected time. They have limitation in presenting the sequence of simulations over a series of time. Another limitation of static models is the use of administrative boundary as their unit of analysis, which often less accurate for large regions. When facing with a mounting complexity of a city, the decision makers need to obtain as much as information to guide their decisions. They need to know how big the magnitude of urban problems could have, and where exactly the policy should be implemented. They also need to know how different stakeholders influence the spaces in the cities. Cellular Automata (CA) and Agent-based Model (ABM) are the two prominent dynamic models occupying a large portion of spatial discussions in the last two decades. In the context of research in Indonesia, they are less recognized, and have less contribution to many urban applications. This article aims to briefly introduce the concept of CA and ABM in spatial context, in particular land use land cover changes in urban areas. Examples and potential application for inclusive cities are given in the last part of the discussion.Keywords. Cellular automata, agent-based model, urban modelling, GIS