Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Analisis Getaran Mesin Bubut Emco Maximat V13 akibat Variasi Putaran Mesin dan Kedalaman Pemakanan Pada Proses Bubut Rata Baja ST 42 Ady Rukma; Andi Ramli Rasyid; Andi Muhammad Irfan
Teknik Mesin "TEKNOLOGI" Vol 22, No 1 APR (2021): Jurnal Teknik Mesin TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meganalisis perilaku getaran mesin bubut EMCO Maximat V13 akibat Variasi putaran mesin dan variasi kedalaman potong. Penelitian ini adalah penelitian experimen. Spesimen penelitian berjumlah 45 spesimen. Data penelitian ini peroleh dari pengukuran simpangan getaran dengan menggunakan Vibscaner yang dikur pada toll post mesin bubut. Dari data dapat dianalisis pengaruh kenaikan putaran mesin akan menyebabkan kenaikan getaran mesin bubut ditandai dengan kenaikan simpangan yang terukur pada Vibscaner, demikian pula akibat kedalam pemotongan, secara bersama sama baik kenaikan putaran dan kenaikan kedalam pemakanan secara bersama sama mempengaruhi kanaikan getaran mesin bubut yang terukur pada Vibscaner. Uji menggunakan statistik kuantitatif. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan : (1) Terdapat pengaruh kecepatan potong terhadap getaran bubut, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi (sig) 0,000 < 0,05 dan thitung 8,882 > 2,062 ttabel. (2) Terdapat pengaruh kedalaman potong terhadap getaran bubut, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi (sig) 0,000 < 0,05 dan thitung sebesar 5,652 > 2,063 ttabel , dan (3) Terdapat pengaruh kecepatan potong dan kedalaman pemotongan secara bersama sama terhadap getaran mesin bubut, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi (sig) 0,000 < 0,05 dan thitung 11,734 > 2,062 ttabel. Kata Kunci : Putaran Mesin, Kedalaman Pemakanan dan Getaran Mesin Bubut
Analisis Massa Tak Imbang Mesin Bubut Emco Maximat V13 pada Berbagai Tingkat Putaran Mesin Ady Rukma; Ismail Ismail
Teknik Mesin "TEKNOLOGI" Vol 16, No 1 Apr (2017): Jurnal Teknik Mesin TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.504 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui besar nilai massa tak imbang pada mesin bubut untuk dapat mengetahui pengaruhnya terhadap getaran pada mesin bubut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan alat vibscanner untuk mengukur besar simpangan pada setiap tingkat putaran mesin . Variabel penelitian yang diamati adalah besarnya getaran pada setiap tingkat putaran mesin. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah mengukur setiap putaran mesin bubut emco maximat v13. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa besar nilai massa tak imbang yang diperoleh sangat kecil, dapat disimpulkan bahwa nilai massa tak imbang pada mesin bubut emco maximat V13 tidak mempengaruhi getaran yang ada sehingga kondisi mesin masih stabil. Dari hasil perhitungan nilai massa tak imbang diperoleh besaran yang cenderung konstan dari tingkat putaran mesin terendah sampai tingkat putaran mesin tertinggi. Kata Kunci : Massa Tak Imbang, Simpangan, Getaran
Modifikasi Motor Tempel Menggunakan Bahan Bakar Gas LPG bagi Kelompok Nelayan Desa Tamasaju Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan Ady Rukma; Ashar Pramono; Yasdin Yasdin
Teknik Mesin "TEKNOLOGI" Vol 17, No 1 Okt (2017): Jurnal Teknik Mesin TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1238.759 KB)

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan IbM di Desa Tamasaju Kecamatan Galesong Utara  Kabupaten Takalar adalah:  (1) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan merakit konverter kit Bahan Bakar Gas (BBG), (2) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan melakukan perbaikan dan perawatan mesin (motor) perahu nelayan, dan (3) meningkatnya pendapatan masyarakat nelayan. Metode kegiatan yang digunakan antara lain: observasi, penyuluhan (teori), pelatihan (praktek), diskusi, dan evaluasi. Daya serap penguasaan materi oleh peserta rata-rata baik dan ini terbukti pada saat diadakan pelatihan, sekitar 80% dapat merakit alat konverter kit dengan baik dan dapat berfungsi sebagai alat pengkonversi BBM ke BBG. Pelatihan ini tanpa kendala yang berarti dan dapat terlaksana sesuai dengan target yang diharapakan. Hanya saja pada pelatihan perbaikan mesin, hanya sekitar  40% yang berhasil melakukan diagnosa  dengan tepat, sehingga sebagian besar peserta pelatihan masih kesulitan untuk menemukan permasalahan atau sumber kerusakan mesin. Hal ini wajar karena dalam perbaikan mesin memang membutuhkan banyak latihan dan pendampingan.Kata kunci : Motor Tempel, Konversi BBM ke BBG, Pelatihan 
Analisis Tegangan pada Percabangan Pipa dengan Menggunakan SAP 2000 V.14 Ady Rukma
Teknik Mesin "TEKNOLOGI" Vol 14, No 2 Okt (2011)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tegangan yang terjadi pada suatu jalur pipa dominan disebabkan oleh faktor rancangan jalur pipa itu sendiri. Terdapat banyak variasi jalur yang dapat dirancang untuk dapat digunakan menyalurkan fluida. Sesuai dengan permasalahan penelitian maka pada dasarnya penelitian ini bersifat eksperimen. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan metode analisis dengan melakukan pemodelan sistem perpipaan dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SAP 2000 v. 14 yang berbasis pada metode elemen hingga. Standar ukuran input yang dipakai pada model adalah satuan British dengan penjelasan sebagai berikut: input nomor nodal (from node to node) menggunakan angka input dimensi pipa menggunakan inchi ( In.) input panjang menggunakan inchi (In) orientasi pipa menggunakan sumbu x, y,dan z input material pipa menggunakan A105 dan A106B input kode standar menggunakan ASME B31.3 input temperatur menggunakan Fahrenheit (F) dan tekanan menggunakan pound /sq. inch (PSI). Dari hasil penganalisisan yang dilakukan dapat disimpulkan Tegangan pada cabang pipa merupakan titik kritis tegangan, dan terjadi pada nodal 180 yaitu sebesar 5756 psi/in2 dan Secara sistem perangkat lunak SAP 2000 V.14 dapat digunakan secara baik dan maksimal karena hasil yang didapat masih dalam batas standar yang digunakan.Kata kunci : Tegangan, Percabangan pipa, SAP 2000 v.14
Pengaruh Pelapisan Logam (Electroplating) Nikel Terhadap Kekuatan Tarik Pelat ST. 37 Ady Rukma
Teknik Mesin "TEKNOLOGI" Vol 13, No 4 Apr (2011)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang bertujuan mencari Pengaruh pelapisan logam (electroplating) nikel terhadap kekuatan tarik pelat ST. 37, dengan cara membandingkan nilai tegangan tarik antara pelat ST. 37 yang dilapis nikel dengan pelat ST 37 yang tidak dilapis nikel, pengujian tarik dilakukan dengan lima spesimen uji yang distandarkan dari masing-masing pelat ST. 37 dan pelat ST. 37 berlapis nikel, hasil penelitian diperoleh Pelat ST. 37 berlapis nikel memiliki tegangan tarik proporsional lebih tinggi dibandingkan dengan pelat ST. 37 yang tidak dilapis, berarti pelat ST. 37 berlapis nikel tinggi kekuatan tariknya pada batas proporsional dibandingkan pelat ST. 37, walaupun pada titik yielding, maksimum dan patah kedua pelat tidak berbeda. Jadi pengaruh pelapisan nikel hanya berpengaruh pada tegangan proporsional saja, karena setelah kulit pelapis nikel sudah sobek maka tegangan yang terjadi untuk kedua pelat sama. Terdapat perbedaan tegangan tarik proporsional dimana tegangan tarik  rata-rata dari lima spesimen Pelat ST. 37 berlapis nikel diperoleh 48,21N/mm2, sedangkan nilai tegangan tarik rata-rata dari lima spesimen uji pelat ST. 37 diperoleh 43,63N/mm2. Kata kunci : Electroplating, kekuatan tarik, ST.37
Perancangan dan Pembuatan Perkakas Pengarah dan Penuntun Gurdi (Jig Drill) Jenis Close Jig Drill Ady Rukma
Teknik Mesin "TEKNOLOGI" Vol 12, No 4 Okt (2010)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan hampir setiap proses produksi didukung oleh pemakaian mesin perkakas. Supaya mesin perkakas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik mesin perkakas itu dilengkapi dengan perkakas (sering disebut perkakas bantu) sebagai contoh; bila kita ingin membuat lubang drill pada sebuah benda, pertama yang di butuhkan adalah mesin drill, kemudian untuk membuat lubang diperlukan perkakas drill (mata drill) dan untuk mencekam benda kerja diperlukan perkakas pencekam yaitu ragum. Dengan melihat perlengkapan pengeboran tersebut dapatlah diambil kesimpulan bahwa untuk membuat lubang diperlukan mesin perkakas dan alat perkakas yang dapat menunjang pembuatan lubang tersebut. Untuk mempersingkat waktu pengerjaan, meningkatkan kepresisian baik ukuran lubang, maupun jarak antara lubang  dan kemudahan dalam operaional pembuatan lubang drill maka dirancang dan dibuat suatu perkakas pengarah dan penuntun gurdi (Jig drill). Kata kunci : Mesin perkakas, Penuntun gurdi
PKM Workshop dan Pendampingan Pembuatan Desain LKPD (Jobsheet) bagi Guru Smk di Kabupaten Pangkep Amiruddin Amiruddin; Ady Rukma; Muhammad Hasim S; Wirawan Setialaksana
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 4
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.667 KB)

Abstract

Abstrak: Pengembangan Perangkat Pembelajaran berupa LKPD (Jobsheet) bagi Guru SMK pada Kurikulum SMK di Kabupaten Pangkep Propinsi Sulawesi Selatan. Subjek pengabdian yaitu para guru SMK Muhammadiyah Bungoro di Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Banyak tantangan dalam proses pembelajaran diantaranya membuat perencanaan pembelajaran merupakan tahapan pertama yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Lembar Kegiatan Peserta Didik.  Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran (Analisis SKL-KI dan KD, RPP, Bahan Ajar, LKPD, Media Pembelajaran dan Perangkat Penilaian). Untuk menyusun perangkat pembelajaran yang benar dapat mempelajari hakikat, prinsip dan langkah-langkah penyusunan perangkat pembelajaran seperti yang salah satunya tertera pada Permendikbud No 23 tentang Standar Penilaian dan Panduan Penilaian Terbaru. Fokus pengabdian adalah menyiapkan guru-guru yang mampu menjawab tantangan kompetensi di abad 21 diantarnya: 1) Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan mengenai pengembangan perangkat pembelajaran berupa LKPD (Jobsheet); 2) Bagaimana cara mengimplementasikan dengan baik pengembangan perangkat pembelajaran berupa LKPD (Jobsheet) dalam proses pembelajaran; dan 3) Bagaimana cara menyebarluaskan atau mendiseminasikan pengetahuan pengembangan perangkat pembelajaran berupa LKPD (Jobsheet). Rencana kegiatan dan metode yang akan dilakukan dalam pengabdian ini adalah memberikan pemahaman kepada guru SMK mengenai Pengembangan Perangkat Pembelajaran berupa LKPD (Jobsheet) di Kabupaten Pangkep dalam bentuk pelatihan dan bimbingan. Selain itu, diadakan pula pendampingan untuk memastikan keberlangsungan implementasi Pengembangan Perangkat Pembelajaran dalam pembelajaran di sekolah. Kata kunci: Program PKM, LKPD, Jobsheet, Pelatihan & Bimbingan
Modifikasi Frekuensi Pribadi Poros Akibat Lenturan dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Ady Rukma
Teknik Mesin "TEKNOLOGI" Vol 5, No 4 APR (2007)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu sifat dinamika struktur yang penting adalah nilai frekuensi pribadi sturktur. Walaupun nilai frekuensi pribadi tidak dapat digunakan sebagai data awal untuk perancangan struktur tetapi nilai frekuensi pribadi struktur akan menjadi akibat dari struktur yang dihasilkan misalnya dapat terjadi resonansi akibat frekuensi pribadi struktur sama dengan frekuensi kerja struktur sehingga terjadi suatu getaran yang sangat hebat dna dapat merusak struktur. Getaran selalu dikaitkan dengan osilasi mekanis sehingga getaran terkadang disebut sebagai getaran mekanis. Supaya getaran mekanis terjadi dibutuhkan minimal dua elemen pengumpul energi. Yang pertama adalah massa yang menyimpan energi kinetik dan yang kedua adalah elastik seperti pegas yang menyimpan energi potensial. Poros adalah sebuah struktur yang dapat dimasukkan kedalam sistem getaran dimana bila poros berputar, gaya sentrifugal yang terjadi akan mengakibatkan penyimpangan dengan keadaan seperti itu poros akan bergetar, untuk menghindari kemungkinan resonansi dapat dilakukan dengan pengubahan beberapa dimensi poros (diameter atau panjangnya) sepanjang tidak menghilangkan efek kekuatan dan ketahanannya. Penelitian ini memuat cara untuk memodifikasi frekuensi pribadi poros dengan optimasi pemodelan elemen hingga.
Pengembangan Model Mesin Potong Rotari Ady Rukma; Muhsin Z.; Ashar Pramono
Teknik Mesin "TEKNOLOGI" Vol 23, No 1 OKT (2022): Jurnal Teknik Mesin Teknologi
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan merancangan pengembangan Mesin Potong Rotari dengan menambahkan struktur rangka alat pemegang dan penuntun benda kerja sehingga diperoleh hasil pemotongan yang lebih baik dan presisi. Adapun data mesin rotary yang dikembangkan dengan data-data, kemampuan potong dari mata potong (batu gerinda) dengan putaran maksimum 3200 ppm. Sudut putar ragum dari 0° sampai dengan 45o dengan cekaman maksimal 50 mm, Syarat perancangan Mesin Potong Rotari ini adalah sebagai berikut: Bahan dan komponen alatnya mudah didapat dipasaran, Konstruksi alat mudah dibuat dan dilaksanakan oleh bengkel kecil. Secara ekonomis lebih menguntungkan dibanding dengan alat yang telah ada sebelumnya. Perancangan alat dilakukan secara sistematis setiap bagian didasarkan pada fungsi dan kegunaanya. Pertama adalah membuat gambar secara skematis dari rancangan alat yang akan dibuat dan perhitungan bagian yang direncanakan. kedua adalah menghitung bagian yang direncanakan, selanjutnya penentuan langkah-langkah pembuatan. Pengujian dilakukan setelah pembuatan alat selesai secara keseluruhan yang meliputi dua bagian yaitu: Pengujian fungsional.dilakukan untuk mengetahuai apakah suatu bagian alat hasil rancangan dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Apabila dalam pengujian ini ditemukan ada bagian alat yang kurang berfungsi, maka pada bagian tersebut langsung diperbaiki dan dilakukan pengujian kembali. Apabila semua alat telah berfungsi dengan baik, maka barulah dilakukan pengujian verifikasi. Pengujian verifikasi dilakukan untuk membandingkan dan meyakinkan apakah keadaan alat telah sesuai dengan spesifikasi yang ada. Hal-hal yang diamati pada pengujian ini meliputi jumlah dan ukuran komponen alat, Pengujian unjuk kerja dimaksudkan untuk mengetahui penampilan (performance) pada alat yang telah dibuat. Dari hasil pengujiaan mesin potong rotari dapat ditarik kesimpulan yaitu: Model pengembangan ini dapat digunakan dengan baik dan aman, Mesin dapat menghasilkan pemotongan yang lebih presisi dab dapat memotong pada sudut 00 - 450 secara presisi.
Perancangan Alat Penepat Asah Pahat Fiskia Rera Baharuddin; Ady Rukma
Teknik Mesin "TEKNOLOGI" Vol 11, No 2 Apr (2010)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pembuatan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut, pahat sangat berperan aktif karena pahat merupakan alat yang akan menyayat benda yang akan dibuat nantinya dan juga tingkat kehalusan dari benda yang akan dibuat itu tergantung dari ketajaman pahat dan sudut kemiringan dari pahat tersebut.Hasil pengasahan pahat yang baik sangat berpengaruh terhadap hasil benda kerja terutama kekasaran dan tebal penyayatan. Untuk itu, dengan merancang alat penepat asah pahat diharapkan dapat menjadi solusi dalam proses pengasahan pahat bagi pengguna mesin perkakas sehingga kelemahan-kelemahan dalam proses pengasahan pahat secara manual dapat ditanggulangi sehingga bentuk mata pahat yang diinginkan dapat tercapai. Dari tabel diatas terlihat bahwa pencapaian sudut pahat ideal dengan menggunakan alat penepat pengasah pahat lebih baik dibandingkan dengan pengasahan manual. Maka dapat disimpulkan dengan menggunakan alat penepat asah pahat ini maka ketepatan sudut dari pahat dapat diperoleh sesuai dengan sudut potong yang diinginkan. Dan alat penepat asah pahat dapat mengefisienkan pengasahan pahat baik dari segi waktu maupun material pahat.