Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INDONESIAN NATIONAL IDENTITY MODEL: THE IMPORTANCE OF RELIGION, SELF-ESTEEM, AND RELATIONS BETWEEN GROUPS AMONG MUHAMMADIYAH STUDENTS Moordiningsih Moordiningsih; Wahyu Rahardjo; Lisnawati Ruhaena; Zahrotul Uyun; Ninik Supartini
Jurnal Psikologi Integratif Vol 9, No 2 (2021): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v9i2.2236

Abstract

National identity is a discourse that attracts a lot with diversity, religion, self-esteem, and relations between groups, both in the context of family and peers. The issue of national identity in Indonesia intersects with efforts to maintain the harmony of the nation's life through the various challenges of pluralism. This study aims to analyze the importance of religion, self-esteem, negative multicultural communication in the family and on campus, and attitudes towards multiculturalism towards national identity. The participants of this study is 456 Moslem students from the Javanese tribe-Indonesia. This study uses structural equation modeling (SEM) to build empirical constructs of Indonesian national identity models. The results show some interesting findings. First, the empirical model fits into a theoretical model which means that the importance of religion, self-esteem, attitudes towards multiculturalism, and inter-group relations are able to explain the national identity of Indonesians. Second, the attitude towards multiculturalism has the strongest role in affecting the identity of Indonesians, followed by self-esteem and the importance of religion. Thirdly, the negative content of communication of diversity in family and educational settings poorly affected attitudes towards multiculturalism.Keywords: Attitude Toward Multiculturalism, Importance of Religion, National Identity, Negative Multicultural Communication, Self-EsteemIdentitas nasional merupakan diskursus menarik yang banyak dikaitkan dengan keberagaman, agama, harga diri, serta relasi antar kelompok, baik dalam konteks keluarga dan teman sebaya. Persoalan identitas nasional di Indonesia beririsan dengan usaha menjaga keharmonisan kehidupan berbangsa dalam melewati berbagai tantangan kemajemukan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pentingnya agama, harga diri, komunikasi tentang multikultural yang negatif di keluarga  dan di kampus, sikap pada multikulturalisme terhadap identitas nasional. Partisipan penelitian ini berjumlah 456 orang mahasiswa beragama Islam yang berasal dari suku Jawa. Penelitian ini menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk melakukan konstruksi empiris model identitas nasional orang Indonesia. Hasil penelitian memperlihatkan beberapa temuan menarik. Pertama, model empiris fit dengan model teoretik yang artinya bahwa pentingnya agama, harga diri,komunikasi antar kelompok, sikap pada multikulturalisme, mampu menjelaskan identitas nasional orang Indonesia. Kedua, sikap pada multikulturalisme memiliki peran terkuat dalam memengaruhi identitas nasional orang Indonesia diikuti oleh harga diri dan pentingnya agama bagi individu. Ketiga, isi komunikasi keberagaman yang negatif pada setting keluarga dan kampus berpengaruh secara negatif pada sikap terhadap multikulturalisme. Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa identitas nasional Indonesia dapat dibangun dengan mengembangkan sikap terhadap multikulturalisme yang baik, yaitu dengan cara membangun komunikasi antar kelompok, memperkuat konsep harga diri dan konsep keyakinan pentingnya agama masing-masing individu.Kata kunci: Sikap terhadap multikulturalisme, Pentingnya agama, Identitas nasional, komunikasi multicultural yang negatif, Harga diri
Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Penderita Penyakit Jantung Melalui Pelatihan Kebersyukuran Ririn Nur Abdiah Bahar; Moordiningsih Moordiningsih
Jurnal Studia Insania Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Humanities

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jsi.v8i2.3881

Abstract

Individuals diagnosed with heart disease, especially at young people will cause psychological burden because they have to do long-term treatment, even last a lifetime with various risks that accompany, so that it will reduce subjective well-being for sufferers. The hypothesis of this study is subjective well-being of people with heart disease increases after receiving Gratitude Training. This study uses one group pretest-posttest with follow-up design. The measurement of subjective well-being is done by using SWLS and PANAS in Indonesian version. Gratitude training is given to individuals diagnosed with heart disease at productive age, 20-45 years (n = 5). Subjects attended the Gratitude Training 2 times online meetings. The analysis used in this study, the Friedman Test which showed significant results (χr2 = 8.4; p <0.05). These results indicate that the Gratitude Training in this study was proven to improve subjective well-being in people with heart disease.
Pengaruh Terapi Mindfulness untuk Menurunkan Tingkat Depresi pada Ibu Hamil Risiko Tinggi Nathalia Nindi Kristyaningrum; Moordiningsih - Moordiningsih
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajpp.76584

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi mindfulness terhadap penurunan tingkat depresi pada ibu hamil risiko tinggi. Subjek penelitian adalah empat orang ibu hamil risiko tinggi, berusia 32-39 tahun dan terindikasi mengalami depresi. Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen one group pretest-posttest design. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), wawancara sebelum dan sesudah pemberian terapi, dan observasi sebelum, saat, serta sesudah pemberian terapi. Analisis data yang digunakan adalah uji Friedman Test statistik nonparametrik untuk melihat perbedaan skor pre-test, post-test, dan follow up pada kelompok eksperimen. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor chi square sebesar 8,000 (p <0,05). Artinya bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi antara skor pre-test, post-test, dan follow up.  Partisipan penelitian pada kelompok eksperimen mengalami penurunan tingkat depresi setelah mendapatkan terapi mindfulness. Hal ini membuktikan bahwa terapi mindfulness berpengaruh terhadap penurunan tingkat depresi pada ibu hamil yang beresiko tinggi.