Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN BELUNTAS, JAWER KOTOK, DAN SIRIH SERTA KOMBINASINYA TERHADAP Candida albicans Yuniarni, Umi; Lukmayani, Yani
Pharmaciana Vol 6, No 1 (2016): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.757 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v6i1.2684

Abstract

Piper betle, Coleus scutellarioides and Pluchea indica have been used empirically to overcome vaginal discharge and scientifically proven to inhibit the growth of Candida albicans. The goal of this research was to search for a combined extract with effective antimicrobial activity against Candida albicans. Single extract,combination of two and three extracts evaluated antimicrobial activity against Candida albicans using agar diffusion method. Inhibitory effect of Piper betle showed the greatest activity against Candida albicans compared to other single extract. Combination of Piper betle and Pluchea indica (26.57±0.56 mm) gave greater inhibition than two other  combination extracts (Piper betle and Coleus scutellarioides (25.17±0.96 mm); Coleus scutellarioides and Pluchea indica (22.73±0.95 mm).The combination of Piper betle, Pluchea indica and Coleus scutellarioides gave inhibition of 27.53±1.10 mm. extracts did not give a better diameter compared to the betle extract.
AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN BELUNTAS, JAWER KOTOK, DAN SIRIH SERTA KOMBINASINYA TERHADAP Candida albicans Umi Yuniarni; Yani Lukmayani
Pharmaciana Vol 6, No 1 (2016): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.757 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v6i1.2684

Abstract

Piper betle, Coleus scutellarioides and Pluchea indica have been used empirically to overcome vaginal discharge and scientifically proven to inhibit the growth of Candida albicans. The goal of this research was to search for a combined extract with effective antimicrobial activity against Candida albicans. Single extract,combination of two and three extracts evaluated antimicrobial activity against Candida albicans using agar diffusion method. Inhibitory effect of Piper betle showed the greatest activity against Candida albicans compared to other single extract. Combination of Piper betle and Pluchea indica (26.57±0.56 mm) gave greater inhibition than two other  combination extracts (Piper betle and Coleus scutellarioides (25.17±0.96 mm); Coleus scutellarioides and Pluchea indica (22.73±0.95 mm).The combination of Piper betle, Pluchea indica and Coleus scutellarioides gave inhibition of 27.53±1.10 mm. extracts did not give a better diameter compared to the betle extract.
Uji Efek Antipiretik Jus Jeruk Nipis pada Tikus Putih Galur Sprague Dawley Sel kelamin Amila Gadri; Rusnadi Rusnadi; Yani Lukmayani
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 24, No. 1, Year 2008
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.371 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v24i1.251

Abstract

As one of illness symptom, fever must be cured by antipyretic medicines. Unfortunately, in some cases, antipyretic resulted side effects. To avoid side effects, people consume citrus aurantifolia fruits as alternative for antipyretic medicine. This research aimed to reveal the effectiveness of citrus aurantifolia in curing fever scientifically. A laboratory experimental research was carried out. The result showed that citrus aurantifolia has antipyretic  effect  tendency  for curing fever,  which  inducted  by 5% of peptone suspension.
OPTIMASI KONDISI SINTESIS NANOPARTIKEL TEMBAGA MENGGUNAKAN EKSTRAK BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) Hilda Aprilia Wisnuwardhani; Arinda Roosma; Yani Lukmayani; Anggi Arumsari; Sukanta Sukanta
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2019): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.202 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v4i2.343

Abstract

Copper nanoparticles (CuNPs) is one of metal nanoparticles, which have many benefits especially in medicinal science. The aim of this research is to determine CuNPs synthesis optimum condition using melinjo seed extract as a bioreductor. In this work, copper (II) sulphate pentahydrate is used as a precursor. Melinjo seed extract was prepared at 600C using aquadest as a solvent. Two stabilizers were used i.e. β-cyclodextrin (BCD) and citric acid. The result showed that the optimum ratio condition of CuNPs synthesis is extract: CuSO4 1 mM: β-cyclodextrin 10 mg/mL = 1:1:1 (v/v/v). The CuNPs were synthesized by reflux method at 900C for 4 hours. It was observed that the addition of sonication process for 2 hours affected the stabilization of CuNPs. The average size of particles is 364,1 nm in diameter and 0,296 in polydispersity index.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) DAN MINYAK BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum L.) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT KULIT Yani Lukmayani
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v5i1.8300

Abstract

Infeksi kulit pada manusia dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak etanol kayu secang dan minyak bunga cengkeh mengandung metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi aktivitas antibakteri ekstrak etanol kayu secang dan minyak bunga cengkeh serta kombinasinya. Pengujian dilakukan dengan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kayu secang dan minyak bunga cengkeh pada konsentrasi 1,5% - 4,5% mempunyai potensi aktivitas antibakteri pada kategori sedang hingga sangat kuat. Sedangkan kombinasi A dengan total ekstrak dan minyak 3% serta B dan C dengan total 4,5%, memberikan rata-rata diameter hambat yang lebih kecil dibandingkan dengan ekstrak tunggal kayu secang 3% maupun 4,5%. Nilai diameter hambat kombinasi A, B dan C terhadap bakteri S. aureus lebih besar jika dibandingkan dengan minyak bunga cengkeh 3% dan 4,5%, namun terhadap bakteri P. acnes dan P. aeruginosa sampel kombinasi A, B, C memberikan rata-rata diameter hambat yang lebih kecil. Penambahan ekstrak etanol kayu secang pada minyak bunga cengkeh memberikan efek sinergis yang diharapkan hanya pada aktivitas daya hambat bakteri S. aureus.
Aktivitas Sitotoksik Tajuk Gandasoli Hutan (Hedychium roxburghii Blume) Wildan Khaidir Amarulloh; Yani Lukmayani
Jurnal Riset Farmasi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.363 KB) | DOI: 10.29313/jrf.v1i2.568

Abstract

Abstract. Zingiberaceae family (ginger family) is widely known by Indonesian people and is used as traditional medicine, cooking spices, ornamental plants, and natural dyes. Forest Gandasoli (Hedychium roxburghii Blume) is a wild plant belonging from the Zingiberaceae family. Based on chemotaxonomy tracing, forest Gandasoli have medical potential, one of which is as anticancer. This study aims to determine the class of phytochemical compounds and aerial parts potential of forest gandasoli as cytotoxic compounds. This research was conducted through several stages including material preparation, extraction, phytochemical screening and cytotoxic activity testing. The extraction method used in this research is maceration. The cytotoxic test method used in this study was the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). The results of phytochemical screening showed that aerial parts of the forest gandasoli contained polyphenols, flavonoids, anthraquinones, monoterpenes and sesquiterpenes. The test results obtained cytotoxic with BSLT method LC50 of 74.13 ppm. The results of this test showed that aerial parts extract of the forest gandasoli had cytotoxic activity. Abstrak. Suku Zingiberaceae (jahe-jahean) telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional, bumbu masakan, tanaman hias, serta pewarna alami. Gandasoli hutan (Hedychium roxburghii Blume) termasuk tumbuhan liar dari suku Zingiberaceae. Berdasarkan penelusuran kemotaksonomi, tumbuhan Gandasoli hutan memiliki potensi medis, salah satunya sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa fitokimia dan potensi tajuk gandasoli hutan sebagai senyawa sitotoksik. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap meliputi penyiapan bahan, ekstraksi, penapisan fitokimia dan uji aktivitas sitotoksik. Metode ekstrakasi yang digunakan pada penelitian ini adalah maserasi. Metode uji sitotoksik yang digunakan pada penelitian ini adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa tajuk gandasoli hutan mengandung polifenolat, flavonoid, antrakuinon, monoterpen dan sesquiterpen. Hasil uji sitotoksik dengan metode BSLT diperoleh nilai LC50 sebesar 74,13 ppm. Hasil uji ini menunjukkan bahwa ekstrak tajuk gandasoli hutan memiliki aktivitas sitotoksik.
Aktivitas Antiplasmodium in vivo fraksi N-butanol kulit batang Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Asam Klorogenat Lukmayani, Yani; Supriyatna, Supriyatna; P. S, Glorida; Muis, Abdul
Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. 8, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An antiplasmodial activity of n-butanol fraction from mahoni bark extract (Swietenia mahagoni Jacq.) and pure compound chlorogenic acid were investigated on white male miceSwiss derivated strain which were infected by Plasmodium berghei ANKA strain. Samplewere administrated i.p ., which n-butanol fraction with convertion dose 100, 200 and 400 mg/kgBW and chlorogenic acid with dose 0,01; 0,1; 1 and 10 mg/kg BW respectively for a period of 4days, consecutively started one day after parasit inoculation.Parasit persentage was counted daily (H0 to H4).The best aniplasmodial activity was shown by n-butanol fraction with convertion dose 200mg/kg BW (fraction dose 81,89 mg/ kg BW )with inhibition persentage 45.05% and chlorogenic acidwith dose 10 mg/kg BW with inhibition persentage 55,51%.
Penelusuran Pustaka Potensi Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Bakteri Gram Negatif Penyebab Diare pada Saluran Pencernaan Sri Puan Hanum; Livia Syafnir; Yani Lukmayani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.223 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.3348

Abstract

Abstract. Diarrhea is an infection that is included in the top 10 diseases with high mortality rate. It is generally infected by bacteria. Anti-bacteria are used to treat the infection caused by it, but an improper use of anti-bacteria causes it to become resistant. Therefore, a potential anti-bacteria alternative is needed, and one of them comes from natural ingredients. Binahong plant (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) is one of the plants which has been scientifically proven to carry an anti-bacterial activity, specifically on its leaf. To determine the content of compounds that act as anti-bacteria and the potential of binahong leaf extract on gram-negative antibacterial activity that causes diarrhea in the digestive tract, a research is conducted by carrying-out literature searches from online journals. From this research, it is concluded that binahong leaf extract contains a secondary metabolite content and able to hinder Salmonella typhi, Escherichia coli, and Shigella flexneri bacterial activity which are gram-negative bacteria and the cause of diarrhea in the digestive tract. Abstrak. Diare merupakan suatu penyakit infeksi yang masuk kedalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian terbesar di dunia. Penyakit diare umumnya diinfeksi oleh bakteri. Untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut maka digunakan antibakteri, akan tetapi penggunaan antibakteri yang tidak tepat menyebabkan antibakteri menjadi resistensi. Untuk itu dicari alternatif yang memiliki potensi sebagai antibakteri, salah satunya melalui bahan alam. Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan salah satu tanaman yang secara ilmiah sudah dibuktikan memiliki aktivitas antibakteri, khususnya pada bagian daun. Untuk mengetahui kandungan senyawa yang berperan sebagai antibakteri dan bagaimana potensi ekstrak daun binahong terhadap aktivitas antibakteri gram negatif penyebab diare pada saluran pencernaan, maka dilakukan penelitian ini dengan melakukan penulusuran pustaka dari jurnal yang terdapat media online. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa ekstrak daun binahong memiliki kandungan metabolit sekunder dan dapat menghambat aktivitas bakteri Salmonella typhi, Escherichia coli, dan Shigella flexneri, yang merupakan bakteri Gram negatif penyebab penyakit diare pada saluran pencernaan.
Penelusuran Pustaka Pengaruh Kombinasi Minyak Atsiri Herba Marga Thymus dengan Antibiotik terhadap Aktivitas Antibakteri Ainun Navisah; Yani Lukmayani; Indra Topik Maulana
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.625 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.3576

Abstract

Abstract. Infection is a disease caused by pathogenic microbes and without clinical symptoms. Infection can lead to complications if not treated immediately. Infectious diseases can be treated with antibiotics. About 40-62% of antibiotics are used in an inappropriate way, namely for diseases that do not actually require the use of antibiotics. The use of antibiotics in Indonesia is quite high and inappropriate can cause resistance. The combination of antibiotics with herbal plants can overcome bacterial resistance and can kill bacteria that are already resistant to antibiotics. A plant when combined with antibiotics can provide a synergistic effect. The purpose of this study was to determine the effectiveness combination of thymus herbaceous essential oil with antibiotics against antibacterial. The data used is the result of a search through the official website in the form of National and International journals totaling 8 journals. The results of this study indicate that the thymus genus has very high antibacterial properties so that it can increase the working effect of antibiotics, this can be observed in the results of the MIC values obtained. The smaller the MIC value, the better the antibacterial activity, thus providing a synergistic effect. Abstrak. Infeksi adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri patogen dan tanpa ditimbulkan oleh gejala klinik. Infeksi dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera ditangani. Penyakit infeksi dapat ditangani dengan menggunakan obat antibiotik. Kebanyakan 40% hingga 62% antibiotik digunakan dengan cara yang tidak tepat salah satunya yaitu pada penyakit yang tidak memerlukan penggunaan antibiotik. Antibiotik di Indonesia penggunaannya cukup tinggi dan kurang tepat dapat menyebabkan resistensi. Kombinasi antibiotik dengan tanaman herbal dapat mengatasi resistensi bakteri dan dapat membunuh bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Suatu tanaman jika dikombinasikan dengan antibiotik maka dapat memberikan efek sinergis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan kombinasi minyak atsiri herba marga thymus dengan antibiotik terhadap antibakteri. Data yang digunakan adalah data hasil dari pencarian melalui website resmi berupa jurnal Nasional dan Internasional berjumlah 8 jurnal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa herba marga thymus memiliki sifat antibakteri yang sangat tinggi sehingga dapat meningkatkan efek kerja pada antibiotik, hal ini dapat diamati pada hasil nilai MIC yang didapatkan. Semakin kecil nilai MIC maka semakin baik aktivitas antibakterinya, sehingga memberikan efek sinergis.
Penelusuran Pustaka Ekstrak Bonggol dan Kulit Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Antibakteri Fatia Asy-Syahidah Al-Haq; Kiki Mulkiya Yuliawati; Yani Lukmayani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.757 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.3626

Abstract

Abstract. Infectious diseases are diseases caused by microorganisms, in this case bacteria. Alternative treatment of infections that come from natural ingredients, namely hump and pineapple peel which has the potential as an antibacterial agent. Pineapple hump and peel contain compounds that act as antibacterial, one of which is flavonoids, tannins, saponins, alkaloids and bromelain enzymes. The purpose of this literature search is to examine the potential of pineapple hump and peel extract as antibacterial and to determine the content of chemical compounds in pineapple waste that act as antibacterial. The research method used is the Systematic Literature Review (SLR). The results of this literature search showed that pineapple hump extract was more effective on Gram-positive bacteria with a concentration of 50% producing an inhibition zone of 17.67 mm against Enterococcus faecalis bacteria. While the pineapple peel extract was more effective on Gram-negative bacteria with a concentration of 25% producing an inhibition zone of 42.83 mm against Escherichia coli bacteria. The presence of antibacterial activity is suspected because it contains flavonoid compounds, saponins, tannins, alkaloids, steroids and bromelain enzymes in the weevil extract and pineapple peel. Abstrak. Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dalam hal ini bakteri. Alternatif pengobatan infeksi yang berasal dari bahan alam yaitu bonggol dan kulit buah nanas yang berpotensi sebagai zat antibakteri. Bonggol dan kulit buah nanas mengandung senyawa yang berperan sebagai antibakteri salah satunya yaitu flavonoid, tannin, saponin, alkaloid dan enzim bromelin. Tujuan dari penelusuran pustaka ini yaitu untuk menelaah potensi ekstrak bonggol dan kulit buah nanas sebagai antibakteri serta mengetahui kandungan senyawa kimia dalam limbah nanas yang berperan sebagai antibakteri. Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan Systematic Literature Review (SLR). Hasil penelusuran pustaka ini menunjukan bahwa ekstrak bonggol buah nanas lebih efektif pada bakteri Gram positif dengan konsentrasi 50% menghasilkan zona hambat sebesar 17,67 mm terhadap bakteri Enterococcus faecalis. Sedangkan pada ekstrak kulit buah nanas lebih efektif pada bakteri Gram negatif dengan konsentrasi 25% menghasilkan zona hambat sebesar 42,83 mm terhadap bakteri Escherichia coli. Adanya aktivitas antibakteri diduga karena mengandung senyawa flavonoid, saponin, tannin, alkaloid, steroid dan enzim bromelin pada ekstrak bonggol dan kulit buah nanas.