Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STREET ART SEBAGAI KOMUNIKASI POLITIK: SENI, PROTES, DAN MEMORI POLITIK GEDE INDRA PRAMANA; AZHAR IRFANSYAH
Jurnal Ilmiah Widya Sosiopolitika Vol 1 No 2 (2019): ISU SOSIAL DAN POLITIK KONTEMPORER
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JIWSP.2019.v01.i02.p04

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berusaha mengungkapkan fenomena seni jalanan. Dalam studi komunikasi politik, seni jalanan, dalam beragam bentuknya, sering kali diidentifikasi sebagai bentuk partisipasi politik non-formal. Pada praktiknya, seni jalanan menjadi lahan subur tumbuhnya aksi protes dan mengambil posisi kritis dalam isu politik, sosial, dan budaya. Dalam kanon keilmuan politik, bentuk partisipasi dominan dari warga negara umumnya dikaji dalam hubungannya dengan praktik elektoral. Kajian tentang partisipasi politik non-elektoral, yang berada diluar praktik representasi formal, minim dalam kajian ilmu politik. Dengan mengambil praktik mural yang dilakukan sekelompok anak muda di ruang publik, maka dapat digambarkan bentuk partisipasi politik non-elektoral, dan menangkap relasi antara politik dan seni. Fokus kajian ini adalah praktik partisipasi politik non-elektoral pada periode pasca Soeharto.Penelitian ini berupaya untuk membaca kembali praktik seni jalanan ini, secara khusus mural yang dikembangkan oleh Komunitas Pojok. Sejak 2002, Komunitas Pojok aktif berkarya di Kota Denpasar. Jarang sekali, untuk tidak mengatakan tidak ada, sebuah kolektif yang bertahan dan secara reguler menyelenggarakan perayaan terhadap seni jalanan. Karya mereka yang mengangkat isu sosial yang spesifik, seperti Hak Asasi Manusia, menjadi statemen politis atas keberpihakan mereka terhadap isu yang seringkali diabaikan oleh Negara. Kata Kunci: Street Art, Non-formal Political Participation, Memory Politics
Berdakwah di Era Neoliberal: Telaah Depolitisasi Hijrah Dalam Unggahan Media Sosial Pemuda Hijrah Azhar Irfansyah
Jurnal Komunikasi, Masyarakat Dan Keamanan Vol 3 No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : LPPMP Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/komaskam.v3i1.3196

Abstract

Penelitian ini akan membahas tentang penggunaan istilah hijrah dalam dakwah Pemuda Hijrah melalui media sosial dan bagaimana penggunaan istilah dakwah tersebut mendepolitisasi generasi muda muslim Indonesia. Konsep depolitisasi dalam penelitian ini akan digunakan untuk memeriksa gejala yang terjadi baik lingkungan masyarakat maupun di level diskursus. Di level masyarakat, depolitisasi terjadi ketika urusan-urusan publik dilihat sebagai atau digeser menjadi urusan individu. Sedangkan di level diskursus, depolitisasi terjadi ketika bahasa retorika dan gagasan digunakan untuk menutup kemungkinan suatu isu dari potensi politisnya. Penelitian ini berupaya menelaah istilah pengunaan istilah hijrah yang dibingkai sebagai pertaubatan individual dalam dakwah Pemuda Hijrah sebagai bentuk depolitisasi. Hijrah yang baik secara historis dan metafor lekat dengan jihad dan kesadaran kolektif umat, namun dalam dakwahnya Pemuda Hijrah hanya menekankan hijrah sebagai metafora dari kesalehan individual saja. Penekanan dalam metafora oleh Pemuda Hijrah ini menyangkal dimensi politis hijrah, mendepolitisasi generasi muda muslim. Depolitisasi ini dilatarbelakangi dominasi neoliberal, di mana dakwah pun harus tunduk pada kaidah-kaidah pasar.