Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pengaruh Amilum Manihot Partially Pregelatinized sebagai Penghancur Intragranular – Ekstragranular pada Formulasi Tablet Ekstrak Daun Ubi Jalar Merah (Ipomoea batatas L. ) Dewi, S.P. Puspita; Prasetia, I.G.N. Jemmy A.; Arisanti, C.I.S.
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i1.674

Abstract

Amilum berfungsi sebagai bahan penghancur karena granulnya mampu mengembang apabila kontak dengan air dan amilosa merupakan komponen yang memiliki sifat sebagai bahan penghancur karena kemampuannya untuk mengembang (Poedjiadi, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi konsentrasi amilum manihot partially pregelatinized sebagai penghancur yang ditambahkan secara kombinasi intragranular ekstragranular terhadap sifat fisik dan waktu hancur tablet ekstrak daun ubi jalar merah.Tablet dibuat dalam tiga formula berdasarkan variasi perbandingan bahan penghancur secara intragranular – ekstragranular yaitu F1 (10%:0%). F2 (5%:5%), F3 (0%:10%). Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dengan bahan pengikat PVP K-30. Dilakukan pengujian sifat fisik granul dan diuji sifat fisik tablet meliputi organoleptis, keseragaman bobot, kerapuhan, kekerasan dan waktu hancur. Hasil penelitian menunjukkan variasi konsentrasi amilum manihot partially pregelatinized formula 1 (10% : 0%), formula II (5% : 5%) dan formula III (0% : 10%) sebagai bahan penghancur yang ditambahkan secara kombinasi intragranular – ekstragranular berpengaruh terhadap sifat fisik tablet. Penambahan pada konsentrasi 10 % secara intragranular memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan 10% ekstragranular dan kombinasi (5% intragranular – 5% ekstragranular sehingga waktu hancur pada penambahan bahan penghancur secara intragranular tinggi.
THE EFFECT OF NaOH CONCENTRATION IN DELIGNIFICATION PROCESS ON MICROCRYSTALLINE CELLULOSE FROM GREEN ALGAE (Cladophora sp.) AS THE RENEWABLE MARINE PRODUCT I Gusti Ngurah Jemmy Anton Prasetia; Shelia Deviana; Trisna Damayanti; Angga Cahyadi; I Made Agus Gelgel Wirasuta
Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal of Pharmaceutical Sciences and Community) Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.546 KB) | DOI: 10.24071/jpsc.001026

Abstract

Research on marine natural resources as an excipient material of pharmaceutical product is still rare. One of the marine products is the green algae, Cladophora sp. High cellulose content causes Cladophora sp. which can be used as an alternative material of microcrystalline cellulose (SM). There are two stages to produce SM, namely delignification and hydrolysis. Delignification is the process of removing the lignin of complex compounds. The delignification process is carried out chemically in alkaline situation using a NaOH solution which dissolves lignin, carbohydrates, organic acids, and resins so that cellulose is released from its bonds. This is important because the presence of lignin may inhibit acid penetration prior to hydrolysis. Therefore, the purpose of this study is to investigate the effect of delignification by using NaOH solution at various concentrations (2, 4, and 6%) to cellulose content and physical character of microcrystalline cellulose from Cladophora sp. (SMC). In the hydrolysis process, 5% HCl solution was used. SMCs of various concentrations of NaOH were observed and the cellulose levels included alpha, beta and gamma levels. While the physical character observation is done on Scanning Electron Microscopy (SEM) test. Based on the cellulose content, the higher the concentration of NaOH used, the higher the alpha cellulose will increase. The opposite result occurs on the measurement of beta and gamma cellulose. Based on SEM test, it appears that there is no effect of increasing NaOH concentration on physical character of SMC.
Pengaruh Suhu terhadap Stabilitas Larutan Vitamin C (Acidum ascorbicum) dengan Metode Titrasi Iodometri Putu Vellina Damayanti; I Gusti Ngurah Jemmy Anton Prasetia
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 12 No 2 (2021): Cerata Jurnal Ilmu Farmasi
Publisher : STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The stability of pharmaceutical preparations is a very important criterion for a good production result where the stability of the drug can be influenced by external factors such as temperature. The sample used was a vitamin C solution with another name Acidum Ascorbicum (ascorbic acid) with a molecular formula of C6H8O6 and a molecular weight of 176.13 g / mol where the solution was tested for stability using the Iodometric titration method. Based on the calculation results, the vitamin C levels obtained in sample I (without heating) were 0.16644% w/v, in sample II (heating for 30 minutes) was 0.06376% w/v, in sample III (heating for 60 minutes) which is 0.15675% w/v, in sample IV (heating for 90 minutes) is 0.15288% w/v, and in sample V (heating for 120 minutes) is 0.16063% w/v. Thus, an increase in temperature can accelerate the occurrence of reactions that can disturb a substance's stability. Vitamin C The longer the heating time, the more vitamin C is oxidized, so that the remaining vitamin C levels will decrease due to the decomposition process.
EVALUASI KANDUNGAN SELULOSA MIKROKRISTAL DARI JERAMI PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS IR64 I G. N. J. A. Prasetia; I D. A. Yuliandari; D. G. Ulandari; C. I. S Arisanti; A. A. I. S. H Dewandari
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol.12 No.2 Juli 2018
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.055 KB) | DOI: 10.24843/JCHEM.2018.v12.i02.p01

Abstract

Pemanfaatan limbah hasil pertanian yang berupa jerami padi varietas IR64 di Bali belum optimal. Jerami padi yang merupakan suatu biomassa lignoselulosa dengan kandungan selulosa sekitar 40% dapat dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan microcrystalline cellulose (MCC). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan alfa, beta dan gamma selulosa dari selulosa mikrokristal yang dihasilkan. Kandungan alfa selulosa merupakan komponen selulosa utama yang berpengaruh terhadap tingkat kemurnian dari suatu selulosa mikrokristal. Metode pembuatan selulosa mikrokristal dari jerami padi dilakukan dengan proses delignifikasi dengan NaOH 15% dan proses hidrolisis menggunakan variasi konsentrasi HCl yaitu 1,5N; 2N; 2,5N; 3N dan 3,5N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar alfa selulosa tertinggi yang diperoleh adalah 91,95%. Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa penggunaan NaOH dalam proses delignifikasi dan HCl 3,5N sebagai agen penghidrolisis pada jerami padi varietas IR64 mampu menghasilkan selulosa mikrokristal dengan kandungan alfa selulosa tertinggi.
UJI ERITEMA DAN EDEMA SECARA IN VIVO PADA NATRIUM LAURIL SULFAT 10% Dewantara, I. G. N. A.; Prasetia, I. G. N. Jemmy, A.; Putri, N. N. T. A. N.; Arsana. D. A. M. I. P. S.; Prabayanti, N. P. M.
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 4, No. 2, Tahun 2015
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.046 KB)

Abstract

Surfaktan merupakan suatu molekul dengan rantai hidrokarbon panjang dengan gugus ujung bersifat polar atau ionik. Surfaktan berfungsi untuk mengangkat dan mengikat kotoran dari suatu permukaan dengan cara menurunkan tegangan antar muka. Bahan surfaktan sintetik yang sering digunakan sebagai bahan baku sediaan dipasaran adalah natrium lauril sulfat. Penggunaan surfaktan sebagai bahan baku sediaan harus diperhatikan, penggunaan bahan yang tidak sesuai akan dapat menyebabkan efek samping seperti iritasi pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh surfaktan sintetik yaitu natrium lauril sulfat 10% sebagai bahan baku sediaan terhadap efek iritasi pada kulit. Pengujian iritasi dilakukan secara in vivo dengan menggunakan enam kelinci albino galur New Zeland dewasa berkelamin jantan. Pencukuran bulu kelinci dilakukan 24 jam sebelum diberikan bahan uji. Bahan uji diberikan dengan cara patch test tertutup. Pengamatan dilakukan pada jam ke 24, 48 dan 72 setelah pemberian bahan uji. Area uji diperiksa dan diamati perubahannya sebagai reaksi kulit terhadap bahan uji dan dinilai indeks iritasi kulit dengan cara memberi skor 0 sampai 4 tergantung tingkat keparahan reaksi kulit yang dilihat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa natrium lauril sulfat dengan konsentrasi 10% memberikan efek iritasi kulit pada jam ke 24, 48 dan 72.
PENGARUH RASIO AMILUM:AIR DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP SIFAT FISIK AMILUM SINGKONG PREGELATIN YANG DITUJUKAN SEBAGAI EKSIPIEN TABLET Kadek Lenny Karisma Sari; I G.N. Jemmy Anton Prasetia; Cok. Istri Sri Arisanti
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 1, No. 1, Tahun 2012
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1062.806 KB)

Abstract

Cassava starch is the common type of starch with enormous application in pharmaceutical industries. However, cassava starch has poor compressibility and flowing hard. Therefore, it is need to be modified. One of starch modification methods is physical method like gelatinization because easier than the other method. A good pregelatin starch will be formed by the addition of water and use the proper temperature. This research aimed todetermine the effect ofratio starch:waterandheatingtemperature of cassavastarchtowardphysical characteristic ofpregelatinized cassavastarchintendedasa tabletexcipient. This research was conducted through several stage. First, the manufacture of pregalatinized cassava starch by using ratio starch:water that are 1:0,5 ; 1:0,75, 1:1 and heating temperature are 50°C ; 55°C ; 60°C. Furthermore, cassava starch and pregelatinized cassava starch preliminary tested. Starch which meets the standard then tested their physical properties including moisture testing, particle size distribution test, flow properties test dan compressibility test. Starch with physical properties that meet the requirements then compressed with direct compression method and tested. Testing includes weight uniformity, hardness, friability and disintegrant time. Data were analyzed with one-way ANOVA and LSD with 95% confidence level. The result indicated, the addition of water and heating temperature gives a significance influence (P<0,05) toward the flow characteristic and compressibility of pregelatinized cassava starch. Increasing the amount of water and heating temperature causes decreasing of compressibility. Decreasing of compressibility make flow properties is better. Based on physical properties of test criteria tablet, then selected ratio 1:1 (50°C) as selected formula for tablet excipient direct compression method.
KARAKTERISTIK MCC JERAMI PADI BERAS MERAH DENGAN METODE DELIGNIFIKASI NaOH 5% I.G.N.A Dewantara Putra; I.G.N. Jemmy A. Prasetia; G.A. Aparigraha
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 5, No. 1, Tahun 2016
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.307 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisitik sifat fisik meliputi organoleptis, pH, viskositas, kompaktibilitas, dan sifat alir selulosa mikrokristal jerami padi beras merah yang kemudian dibandingkan dengan karakteristik sifat fisik dari selulosa mikrokristal produk komersil yaitu Avicel PH 101. Selulosa mikrokristal jerami padi beras merah diperoleh melalui proses delignifikasi dengan NaOH konsentrasi 5% dilanjutkan dengan proses hidrolisis dengan larutan HCl 2,5N. Selulosa mikrokristal kemudian dilakukan uji karakteristik meliputi organoleptis, pH, viskositas, kompaktibilitas, sifat alir. Hasil dari penelitian diperoleh organoleptis (putih kekuningan, tidak berbau, jarum kristal), pH (5,31), viskositas (5,9), kompaktibilitas (30,06%), dan sifat alir sangat buruk. Karakteristik selulosa mikrokristal jerami padi beras merah yang diperoleh melalui proses delignifikasi konsentrasi NaOH 5% memiliki karakteristik yang sama dengan Avicel PH 101.
Hasil Skor Indeks Iritasi Primer Natrium Lauril Sulfat 1% sebagai Bahan Baku Deterjen Sintetik P.A.R. Listiani; I G.N.A. Dewantara; I G.N.J.A Prasetia
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 4, No. 1, Tahun 2015
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.605 KB)

Abstract

Uji iritasi kulit dari bahan baku atau produk akhir sediaan topikal merupakan elemen penting dari prosedur keamanan. Bahan baku deterjen sintetik dapat menginduksi iritasi pada kulit. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji iritasi bahan baku deterjen sintetik yang telah beredar di pasaran yaitu natrium lauril sulfat 1% dengan metode patch test untuk mengetahui tingkat keamanan bahan baku deterjen. Uji iritasi dilakukan secara in vivo pada enam kelinci albino dewasa berkelamin jantan yang bulu di bagian punggungnya telah dicukur. Bahan uji diberikan dengan cara dioleskan pada area uji. Setelah dioleskan sediaan uji, area uji lalu ditutup dengan perban yang tidak reaktif. Setelah 24 jam, perban dibuka dan area uji dibersihkan dengan air untuk menghilangkan sisa bahan uji. Pada waktu 24, 48, dan 72 jam diamati perubahannya dan dihitung nilai derajat iritasi. Hasil uji iritasi menunjukan natrium lauril sulfat 1% dapat menyebabkan iritasi ringan pada kulit sehingga kurang aman digunakan secara berkesinambungan.
PERUBAHAN AKTIVITAS MENGKELAT LOGAM EKSTRAK ETANOL UBI JALAR UNGU TERHADAP PENGARUH SINAR UV-B Prasetia I.G.N.J.A.; Widjaja I.N.K.; Nachia S.R.; Suryani N.K.A.; Putra, I.M.K.; Wirasuta I. M.A.G
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 5 No. 2 Tahun 2016
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.556 KB)

Abstract

Ubi jalar ungu terbukti memiliki aktivitas antioksidan melalui mekanisme mengkelat logam. Aktivitas mengkelat senyawa antioksidan pada ubi jalar ungu dapat berubah oleh beberapa faktor lingkungan salah satunya yaitu paparan sinar UV-B. Paparan sinar UV-B dapat menyebabkan perubahan struktur suatu senyawa. Sehingga diperlukan pengujian untuk melihat perubahan aktivitas mengkelat logam dari ekstrak ubi jalar ungu terhadap pengaruh sinar UV-B. Pengujian terhadap perubahan aktivitas antioksidan melalui mekanisme mengkelat logam dapat di uji dengan metode FIC FIC (Ferrous Ion chelating).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan stabilitas senyawa antioksidan pada ekstrak ubi jalar ungu terhadap pengaruh sinar UV-B yang dilihat dari perubahan aktivitas dalam mengkelat logam. Tahapan penelitian ini meliputi penyiapan  sampel ubi jalar ungu, ekstraksi dengan etanol 70%, pemaparan dengan UV-B (300 nm) dengan kekuatan sinar 1 mW/cm2, pengujian dengan FIC. Pemaparan dengan sinar UV-B dilakukan dengan variasi dosis sinar UV-B masing-masing 0, 90, 180, 270, 360, 720, 1080 mJ/cm2. Pengujian aktivitas antioksidan dalam mengkelat logam dilakukan dengan metode FIC dengan reagen ferrozine dan Fe. Pengukuran perubahan aktivitas dilakukan dengan spektrofotometri UV-Vis dengan melihat perubahan absorbansi kompleks Fe-ferrozine yang dinyatakan dengan persen chelating ability. Paparan sinar UV-B pada ekstrak etanol ubi jalar memberikan perubahan yang signifikan dengan nilai (p<0,05). Paparan sinar UV-B tersebut menyebabkan penurunan kemampuan mengkelat logam. Penurunan aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol ubi jalar ungu menurun dengan peningkatan dosis sinar UV-B yang diberikan.
Uji Iritasi Gelling Agent Semi Sintetik HPMC pada Kelinci N. K. A. Trisnayanti,; I. G. N. A. Dewantara,; I. G. N. J. A. Prasetia,
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 4, No. 1, Tahun 2015
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.227 KB)

Abstract

Gel merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi partikel organik maupun anorganik yang berukuran besar ataupun kecil, terpenetrasi dalam suatu cairan. Bahan utama dalam pembuatan gel adalah gelling agent. Sebelumnya telah dilakukan penelitian formulasi gel menggunakan gelling agent HPMC yang optimum secara fisika dan kimia diproleh pada konsentrasi 15%. Namun, penggunaan HPMC pada konsentrasi di atas 5% dapat menimbulkan masalah iritasi kulit serta menimbulkan ketidaknyamanan yaitu rasa lengket selama penggunaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah gelling agent semi sintetik HPMC yang optimum secara fisik dan kimia pada konsentrasi 15% menimbulkan iritasi pada kulit kelinci. Pengujian ini di lakukan secara in vivo pada enam kelinci albino dewasa berkelamin jantan yang bulu di bagian punggungnya telah dicukur. Pencukuran ini dilakukan 24 jam sebelum diberi perlakuan. Setelah 24 jam, perban dibuka dan area uji dibersihkan dengan air untuk menghilangkan sisa bahan uji. Pada waktu 24, 48 dan 72 jam setelah pemberian bahan uji, kedua area uji diperiksa dan diamati perubahannya sebagai reaksi kulit terhadap bahan uji dan dinilai dengan cara memberi skor 0 sampai 4 tergantung tingkat keparahan reaksi kulit yang dilihat. Hasil penelitian menunjukkan gelling agent HPMC menghasilkan tingkat iritasi sedikit mengiritasi (0,41-1,9).