Claim Missing Document
Check
Articles

Content Analysis on Energy Issue in Kompas Daily Luqman, Yanuar
Komunikator Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.111020

Abstract

Energy sector has a very strategic role in Indonesia’s government besides infrastructure, food, education, health, and social protection. Energy issues are related with political, economic, social and cultural aspects. The government, in its national energy policy, manages the energy based on the principles of justice, sustainability, and environmental perception in order to create national energy independence and security. In the effort to create national energy independence and security, the government needs the participation of community and media. Media has a role in establishing public agenda to support government’s policy in energy sector. The role of mass media, in this case, is building public awareness about the importance of energy sector because it is not only for short-term benefit, but also for sustainable development.This research described how the media deliver the information about energy issues in Indonesia. The basic theory used in this research is the agenda setting theory and is complemented by other supporting theories. By using, quantitative descriptive content analysis research type, the issues on energy are seen with: technical, rubrication, writing style, writing technique and interviewee selection indicators. Kompas daily newspaper was the study subject in this research because it is a relatively consistent in editorial policy. The sample used was January - May 2018 edition. The results showed that Kompas Daily had not played much role in energy problems from various aspects.
PERAN DAN POSISI PUBLIC RELATIONS DALAM HOSPITALITY INDUSTRY Pradekso, Tandiyo; Luqman, Yanuar; Suprihatini, Taufik
JURNAL ILMU SOSIAL Volume 12, Issue 2, Year 2013
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4245.952 KB) | DOI: 10.14710/jis.12.2.2013.30-39

Abstract

The role of public relations in hospitality industry had been significantly increasing along with the rapid growth of the industry. A study of the issue in 2 respective hospitals and a hotel indicates that each had set a different level of position within the management. Regardless to the type of the organization, public relations with the higher level of position had a better access to resources and decision making, which consecutively put them as expert prescriber. Converssely, a stumpy management value had dispose public relations as a merely communication techni  cian. Organizational culture and communication climate were considered as determinants to how the management perceives public relations.
TEORI RELATIONAL DIALECTICS DALAM KONTEKS RELASI BUDAYA JAWA Manalu, S. Rouli; Santosa, Hedi Pudjo; Luqman, Yanuar
JURNAL ILMU SOSIAL Volume 6, Issue 1, Year 2007
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11685.807 KB) | DOI: 10.14710/jis.6.1.2007.20-31

Abstract

Theory is always formed within a specific social and cultural background. Therefore , Eastern and Western cultures are differs in the way they look at the concept of relationship. While Western theories tend to perceive relationship as the rel connections between two people or more, eastern theories consider roles, status, power, and social positions as important elements in building relationship. The main aim of this research is to implement a Relational Dialectics Theory, which is formed in the Western tradition to Javanese cultural contexts (as a part of Eastern Culture).  The research’s findings indicate that some important elements in the theory are inapplicable in Javanese contexts of relationship. This phenomenon due to the domination of partiarchal ideology in the Javanese culture.
Jounalisme Online luqman, yanuar
FORUM Vol 1, No 1 (2010): Forum
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.332 KB)

Abstract

Jurnalisme Online secara fungsional bisa dibedakan dari jenis jurnalisme lain, dengan menggunakan komponen teknologinya sebagai faktor penentu, dalam hal perumusan operasional. Jurnalis Online harus memutuskan tentang hal-hal sebagai berikut: * Format media yang mana, yang terbaik untuk menyampaikan suatu berita (multimediality). Sejauh ini bandwidht dan hak cipta merupakan faktor-faktor struktural yang masih menghambat pengembangan content multimedia yang inovatif. * Memberi pilihan pada publik untuk memberi tanggapan, berinteraksi, atau bahkan meng-customize (menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan publik bersangkutan) terhadap berita-berita tertentu (interactivity). * Mempertimbangkan cara-cara untuk menghubungkan (connect) berita yang ia buat dengan berita lain, arsip, sumber data dan seterusnya lewat hyperlinks (hypertextuality). Empat jenis Jurnalisme Online Orang yang memproduksi content terutama untuk Internet, dan khususnya untuk World Wide Web, dapat dianggap bekerja untuk salah satu atau lebih dari empat jenis Jurnalisme Online yang tersebut di bawah ini. Berbagai jenis jurnalisme online itu dapat ditempatkan di antara dua domain. Domain pertama, adalah suatu rentangan, mulai dari situs yang berkonsentrasi pada editorial content sampai ke situs-situs Web yang berbasis pada konektivitas publik (public connectivity). Editorial content diartikan di sini sebagai teks (termasuk kata-kata yang tertulis atau terucapkan, gambar-gambar yang diam atau bergerak), yang dibuat atau diedit oleh jurnalis. Sedangkan konektivitas publik dapat dipandang sebagai komunikasi ”titik-ke-titik yang standar” (standard point-to-point). Atau, bisa juga kita nyatakan sebagai komunikasi ”publik” tanpa perantaraan atau hambatan (barrier of entry), misalnya, hambatan dalam bentuk proses penyuntingan (editing) atau moderasi (moderation). Domain kedua, melihat pada tingkatan komunikasi partisipatoris, yang ditawarkan oleh situs berita bersangkutan. Sebuah situs dapat dianggap terbuka (open), jika ia memungkinkan pengguna untuk berbagi komentar, memposting, mem-file (misalnya: content dari situs tersebut) tanpa moderasi atau intervensi penyaringan. Sedangkan komunikasi partisipatoris tertutup (closed) dapat dirumuskan sebagai situs di mana pengguna mungkin berpartisipasi. Namun langkah komunikatif mereka harus melalui kontrol editorial yang ketat.
Citizen Journalism luqman, yanuar; Hasfi, Nurul
FORUM Vol 2, No 2 (2010): Forum
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1086.526 KB)

Abstract

Citizen journalism, selanjutnya disebut CJ, akhir-akhir ini menjadi perbincangan para pakar media internasional karena di beberapa negara ternyata memiliki kemampuan menjadi media alternatif bagi warga, bahkan pada beberapa kasus menyaingi eksistensi jurnalisme profesional dalam hal ini televisi, surat kabar dan radio. Sebut saja blog ohmynews.com di Korea Selatan yang efektif menyuarakan aspirasi warganya, Stomp.sg milik warga Singapura dan malaysiakini.com milik warga Malaysia yang disebut-sebut sebagai media oposisi pemerintah.Pada perkembangannya kemunculan CJ mendapatkan penolakan dari mainstream media yang merasa citizen jurnalis bukan profesional yang bisa melakukan reportase layaknya jurnalis profesional. Misalnya saja The New York Times yang mempertanyakan keakuratan dan objektifitas hasil peliputan CJ. Tradisional jurnalist juga mengaku skeptis dan menganggap CJ tidak dapat melakukan peliputan dengan baik karena hanya jurnalist terlatih yang mengetahui etika media saat melakukan peliputan.Meski mendapat kritikan pedas semacam ini, namun CJ terus berkembang, bahkan pada beberapa peristiwa penting di dunia CJ menjadi pihak nomer 1 yang memberikan informasi kepada masyarakat. Misalnya saja saat stunami terbesar di Samudera Hindia, video dan informasi penting justru bersumber dari blog yang dimiliki warga. Blog-blog pribadi warga juga menjadi2saksi peristiwa besar lain seperti perang irak1, runtuhnya WTC, Bom Bali I dan II, dll.Perkembangan CJ sendiri juga sampai di Indonesia, dimana saat ini – jika tidak bisa dibilang populer – nama CJ versi online mulai bernunculan. Misalnya saja blog wikiku.com, kabarindonesia.com, indonesiasatu.net dan mediabersama.com. Sayangnya keberadaan mereka masih kurang mendapat apresiasi warga sendiri. Padahal bloger di Indonesia pada dasarnya memberikan kontribusi besar bagi masa reformasi di Indonesia tahun 1998, dimana saat itu para bloger lah yang melaporkan indikasi KKN di keluarga cendana.Semenara saat tsunami di Aceh, CJ dengan blogger dan gambar video amatir yang diupload di youtube, berhasil memberikan data multimedia yang ternyata membantu menggalang dana besar dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia bagi para korban di Aceh.Dalam sebuah seminar tentang berkembangan teknologi informasi yang diikuti oleh penulis, pembicara dari Malaysia mengatakan bahwa citizen online journalism di Malaysia berkembang karena negara ini tidak memiliki kebebasan pers. Jadi dia sendiri mengatakan bahwa pada dasarnya negara seperti Indonesia tidak memerlukan CJ karena pers konvensional sudah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.Pernyataan itu bisa dibenarkan, namun meski demikian, seharusnya Indonesia tidak menutup diri untuk CJ kerena di negara asal CJ yaitu Amerika yang juga telah memiliki kebebasan pers saja, kehidupan media sudah1 http://www.camerairaq.com/citizen_journalism/3dipengaruhi oleh media online, termasuk informasi yang disediakan oleh para blogger dalam bentuk CJ.Di Indonesia sendiri, seiring dengan meningkatnya penggunaan internet di Indonesia dan tentu saja pengaruh dari trend media di era digital, CJ mulai dikenal. Namun sayangnya, saat ini belum ada perhatian dan pendataan yang resmi tentang gambaran CJ yang ada di Indonesia. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melihat ada 3 jenis website di Indonesia yang membuka forum untuk Citizen Journalism yaitu website mainstream media, portal (biasanya berita dan hiburan) dan situs khusus CJ.Peneliti juga melihat, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum paham tentang media baru yang di sebagian negara sudah menjadi channe demokrasi yang efektif bahkan melebihi fungsi yang dimiliki mainstream media. Pengenalan CJ di Indonesia justru berawal bukan dari website khusus CJ, namun justru buntut dari perkembangan online journalism gagasan mainstream media yang di era TI ini beramai-ramai membuat versi online. Sebut saja situs kompas.com milik harian Kompas yang memiliki dua situs CJ dengan brand extension masing-masing, yaitu Kompasiana dan KoKi. Dalam situsnya www.kompasiana.com2 dijelaskan bahwa kompasiana merupakan forum diskusi dan ruang kuliah berisi gagasan bernas dan mencerahkan, demokratis, konstruktif, dan bertanggung jawab. Pembaca atau pengunjung diajak urun rembug dengan mengomentari setiap artikel yang masuk. Sementara, “Komunitas kompas” atau Koki dengan alamat web http://community.kompas.com3 berisi2 22 Oktober 2009, sudah berubah format menjadi semacam facebook3 Sudah dihapus4tulisan masyarakat, sedangkan Kompasiana adalah semacam blog jurnalist yang berisi tulisan dari para jurnalist Kompas4.Contoh lain surat kabar daerah Suara Merdeka juga tidak mau ketinggalan dengan menyadiakan beberapa halaman di webnya untuk “suara warga” dengan alamat web http://citizennews.suaramerdeka.com. Hal yang berbeda dibuat oleh Media Indonesia yang menyediakan fasilitas weblog kepada pembacanya di alamat http://blog.mediaindonesia.com. Disini warga bisa membuat blog dan menulis tentang apa saja, dengan isi tanggung jawab pemilik blog.Sementara situ khusus CJ yang saat ini terdeteksi aktif melakukan kegiatan diantaranya www.wikimu.com, www.kabarindonesia.com, www.penyingkul.com, www.sumbawanews.com. Sementara yang ada di portal satu-satunya yang sementara ditemukan peneliti adalah www.inilah.com yang merupakan salah satu portal yang paling banyak dikunjungi di Indonesia selain www.detik.com dan www.okezone.com.Selain di media cetak dan situs internet, istilah CJ di Indonesia juga mucul dalam program berita televisi I-witness yang ditayangkan Metro TV, dimana didalamnya berisi berita video amateur yang diambil warga dan diolah kembali oleh tim pemberitaan Metro TV. Program sejenis ini, kabarnya juga akan segera dibuat oleh televisi berita terbaru di Indonesia yaitu TV One.Sementara dari media radio, radio Elshinta telah menerapkan citizen jounalism sejak tahun 2000 dan saat ini sudah memiliki 100.000 netizen. CJ di radio Elshinta sendiri bentuknya adalah laporan langsung dari warga yang4 Format terbaru kompasiana di-online-kan pada ulangtahunnya ke 1 tanggal 22 Oktober 20095menjadi saksi mata suatu kejadian. Mereka biasanya ditelpon oleh Elshinta untuk kemudian on-air melaporkan kejadian di lapangan.Perkembangan citizen online journalism menggembirakan karena memungkinkan masyarakat indonesia memiliki akses untuk menjadi subyek dalam pemberitaan. Masyarakat juga mendapat kesempatan menyuarakan aspirasinya karena memiliki space di online media. Hal ini penting mengingat media massa – meski berada di dalam lingkup negara yang memiliki kebebasan pers – tetap memiliki keterbatasan misalnya kecondongan pada berbagai kepentingan terutama kapital dan politis. Dengan demikian maka penting untuk menyambut CJ yang diharapkan akan memberikan warna tersendiri yang lebih independen dan jujur di dunia media di Indonesia.Yang menjadi perhatian peneliti disini adalah masih minimnya sumber informasi tentang CJ di Indonesia, mengingat CJ masih hal yang baru. Peneliti juga melihat CJ di Indonesia memiliki beberapa keunikan dan perbedaan dengan konsep CJ yang terjadi di negara asalnya. Dari dasar itulah, peneliti tertarik untuk melakukan study kasus tentang perkembangan CJ di Indonesia.
Memahami Proses Komunikasi Kelompok dalam Pengelolaan Konflik (Studi Etnografi pada Budaya Ma’ Kombongan dalam Upacara Rambu Solo’ Toraja) Panggalo, Agimoto; Luqman, Yanuar
Interaksi Online Vol 7, No 1: Januari 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.287 KB)

Abstract

This research was initiated by the change of motive in Rambu Solo’ Ceremony which would leads to conflict between family members involved in the ceremony. People of Toraja will have a family meeting called ma’ kombongan before they carry out rambu solo’ ceremony, this meeting will help settle the whole plan. Therefore this research wants to find an answer on how a family should manage conflict, since the goal of group communication is to solve problems. This research uses Functional Perspectif on Group Decision Making Theory, Coordinated Management of Meaning Theory and Thomas-Kilmann Conflict Mode Instrument Theory. Constructive paradigm is used in the research, with communication ethnographic approach. Data analysis on this research is separated into three steps; description, analysis and interpretation. Researcher gathers information from Paembongan Family whose sitting in Kampung Bua’ Burake, Makale, Tana Toraja, to observe how is the comunication process on every ma’ kombongan and how a family would manage conflicts. Using Thomas-Kilmann Conflict Mode Instrument Theory, shows that Paembongan family often relies on collaboration style in terms of rambu solo’ funding, dilema in mantunu tedong accommodation, and compromising between the inconsistency of aluk. The results from research’s site shows that every member of Paembongan Family has their own role in managing conflicts. There are some conflict triggers, including motive differences for conducting rambu solo’ ceremony and inconsistency of aluk. This research also found that Paembongan Family will improve their communication between members to reach effectiveness. Conflicts in Paembongan Family caused by a failure to interpret messages, also failure to understand communication context and situation. So, to overcome these conflict, requires all of family members’ participation to reach unison and conduct rambu solo’ ceremony.
Pengaruh Terpaan Iklan Frestea di Televisi dan Terpaan Komunikasi Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Produk Frestea Eris Ariesda, Teo; Luqman, yanuar
Interaksi Online Vol 8, No 1: Januari 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.748 KB)

Abstract

The purpose of this study was to understand the effects of Frestea advertising exposure on television and word of mouth communication exposure towards purchase decisions of Frestea products. Theory that was used in this research are Advertising Exposure Theory and Buyer Information Environment Theory. Sampling techniques that being used is non-probability sampling with 60 total samples, man or woman domiciled in Semarang Cit, aged 17 – 30 years, had seen Frestea advertisement on television, and had interact through word of mouth about Frestea products. The analysis data used is simple linear regression. The results of the study indicates that advertising exposure and word of mouth communication exposure had a very significance effects to purchase decisions of Frestea products.
PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI DAN KUALITAS WEBSITE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI SITUS BELANJA ONLINE BUKALAPAK Ardini Sekarpramudita, Alifa; Luqman, Yanuar
Interaksi Online Vol 8, No 2: April 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of exposure to television advertising and website quality on purchasing decisions on Bukalapak online shopping sites. This study uses the theory of advertising exposure and reasoned action (TRA). The sampling technique used is non-probability sampling with a total sample of 60 respondents with the characteristics of having accessed the Bukalapak online shopping site, having seen Bukalapak advertisements on television, and with ages ranging from 19-34 years. Analysis of the data used is a simple linear regression test. The results of the study indicate that there is a significant influence of exposure to television advertising and website quality on purchasing decisions on Bukalapak online shopping sites.
PENGUATAN KARAKTER REMAJA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG CAKRIK BATIK Widagdo, Muhammad Bayu; Luqman, Yanuar
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 10, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/interaksi.10.1.82-93

Abstract

The popularity of puppets and batik in the eyes of teenagers, especially Javanese people, is already inferior to fictional Hollywood superhero figures such as Hulk, Superman, Batman, Ironman, Spiderman, and other Avenger. On the other hand, we actually have a wealth of traditional art forms that are very rich in philosophical values and unmatched artistic techniques. However, nowadays, youth's pride in the nation's art works seems fragile and easily outdated, being replaced by an external art culture that is full of modernity and relatively superficial in value. The redesign of the wayang cakrik batik from the wayang kulit reference object is an effort to strengthen the national identity of the youth, while at the same time offering a solution so that the youth will love and be proud of the art of their ancestral heritage. This survey research with a quantitative descriptive approach seeks to evaluate and capture the responses of adolescents as the main target audience regarding the redesign of this batik cakrik puppet so that it fosters the enthusiasm of the teenagers. As a result, the teenagers received well the works of wayang cakrik batik from various aspects that were important to observe, namely mainly with the visual communication design approach. A process that is no less important after this research is the development and refinement of the redesign of the batik cakrik wayang by considering the audience's response.
PROSES KOMUNIKASI PADA EXTENDED FAMILY DALAM MEMBANGUN KONSEP DIRI ANAK Mary Nuriko Tresia Sucipto, Sisilia; Luqman, Yanuar
Interaksi Online Vol 10, No 1: Januari 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The role of parents in caring for and controlling children sometimes cannot be done ideally because of various reasons, so the obligation requires the involvement of extended families for helping the children to develop well. However, living with an extended family means that children are faced with more diverse backgrounds and communication patterns and they need to study communication interactions with each family member to find out how they should behave. In addition, the communication process that takes place in the family contributes to the process of developing the self-concept of the children who live in it. The purpose of this research is to determine communication within the extended family and its role in the process of building the self-concept of the children who live in it. The type of research is descriptive qualitative. The research uses family communication pattern theory dan self-disclosure theory. Research’s subject is the extended family that consist of a 10-15 years old child; parents; and kin that lives together at this moment. The research uses depth interview as the data collection technique. The results of the research states that the communication that occurs in the extended family is unique because family members learn to deal with people with diverse backgrounds and ways of communicating. The children create knowledge schemas about their relationships with family members through the communication they do in everyday life. Family members who become significant others for children have a big role in the process of developing children’s self-concept because their opinions, responses, teachings, and suggestions are very much cared for by the children. Also, the extended family environment plays an important role in providing basic knowledge for the children. A good extended family environment encourage the children develop positive self-concept and vice versa
Co-Authors Ade Irma Safitri Widyasari Aditia Galih Purnama Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Agus Sudrajat Ahmad Firdaus Faza Ajeng Novita Handayani Aldy Rizaldy Ramadhan Alexandra Parahita Bening Kesumaputri Alifa Ardini Sekarpramudita Amida Yusriana Ardini Sekarpramudita, Alifa Armansyah H Tambunan Arsya Yanuar Widyati Asti Rifiana Audrey Filia Rheinaya Daniel Panogari Dewi Fatmawaty Djoko Setiabudi Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi Egi Famela EKA NOVITASARI Eleonora Irsya Eris Ariesda, Teo Faizuddin Rahmatulloh Farrah Alfarani Nur Hidayat Felda Aurellia Anandani Felisitas Yolandita Suryo Kinasih Gilang Wicaksono Hartuti Purnaweni Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Ignatia Endra Kristianti Iqbal Aulia Ahsan Istiqomah Sheyla Al Kautsar Joyo Nur Suyanto Gono Karem Rouby Islam Klara Laurensia Kurniawan Akbar Lina Mustikawati Lintang Ratri Rahmiadji M Bayu Widagdo Mary Nuriko Tresia Sucipto, Sisilia Michael Lucky Ananda Mimi Sakinah Hilma Mira Adinia Muhammad Aufar Al Wafi Muhammad Bayu widagdo Muhammad Bayu Widagdo Muhammad Wahyu Widagdo Naomi Uli Quanti Siahaan Nisa Tunjung Hapsari Nurist Surayya Ulfa Nurist Surayya Ulfa Nurist Surraya ulfa Nurul Hasfi Osadhani Rahma Pemila Panggalo, Agimoto Primada Qurrota Ayun Pua Ayu Wardhani Putri Febrianti Rahma Kurniasari Retno Palupi Ridha Fadhila Rifka Ayu Pertiwi Rifqah Nailah Rodra Ciptaning Rosita Rachma Ruli Sawitri S. Rouli Manalu Sarwititi Sarwoprasodjo Siti Zahara Alawiyah Yulissa Sudarno Sudarno Sumardjo Sumardjo Syahdam Arrahman Tan Faizal Rachman Tandiyo Pradekso Taufik Suprihatini Thalya Anggita Putri Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Vina Aulia Maharani Wiwid Noor Rakhmad Yasirul Amri Muhammad Yoga Yuniadi Yuaristi Ekantina Zainiyah Alfirdaus