Claim Missing Document
Check
Articles

KOMPETENSI PRAKTISI PR DI KOTA SEMARANG 2012 (PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA) Yanuar Luqman
Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna Vol 2, No 2 (2012): Jurnal Komunikasi Makna Vol. 2 No. 2 Agustus 2011 - Januari 2012
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FBIK Unissula

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jikm.2.2.165-174

Abstract

Public Relations (PR) sebagai profesi yang berkembang memerlukan standar kompetensi.  Masalah yang coba dijawab adalah bagaimanakah kompetensi praktisi PR di kota Semarang dalam menjalankan tugasnya.  Kegunaan studi ini untuk mengukur tingkatan kompetensi praktisi PR. Pada penelitian ini menggunakan teori dan konsep : PR Excellence (Grunig), PR sebagai fungsi manajemen dan peran PR (Cutlip, Center & Broom).  Menggunakan metode deskriptif kuantatif dengan populasi praktisi PR Semarang, samplenya PR BUMN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PR Junior, kompeten 89,5% dan 68,4% dari intensitas tinggi dalam melakukan pekerjaan, Public Relations Associate, kompeten dan 78,9% dari intensitas tinggi di kisaran 42,1% dan 47,4% cukup untuk melakukan pekerjaan itu, PR Ahli, kompeten 68,4% dan intensitas dalam kisaran cukup tinggi 42,1% dan 47,4% dalam melakukan pekerjaan dan kompetensi PR Manajerial bervariasi: 47,4% yang kompeten, 26,3% cukup kompeten, 21,1% kurang kompeten. Melakukan pekerjaan yang intensitas bervariasi: 26,3% tinggi, 36,8% dan 26,3% kurang cukup. Kata kunci : kompetensi, Public Relations, BUMN
Solusi Menuju Konvergensi Arah Komunikasi Kebijakan Publik dalam Rangka Antisipasi Krisis Energi Yanuar Luqman; Sumardjo Sumardjo; Sarwititi Sarwoprasodjo; Armansyah H Tambunan
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 15, No 2 (2017)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v15i2.2161

Abstract

KONSTRUKSI REALITAS DI MEDIA ONLINE (STUDI ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN RUU PERMUSIKAN DI MEDIA ONLINE DETIK.COM) Faizuddin Rahmatulloh; Yanuar Luqman
Interaksi Online Vol 8, No 1: Januari 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.301 KB)

Abstract

Information has become one of the main needs of society today. As a platform that is easily accessed and presented with full information, online media such as Detikcom are the first choice for the community. We often find many differences in how the news reported by online media. This is caused by differences in point of view and media agendas powned by media itself. The difference in how the news reported is a result of the reality created by the media which has a direct effect on the community that shapes understanding of the issue/event. This research tries to define the form of framing conducted by Detickcom in reporting the issue of RUU Permusikan. This research used Pan and Kosicki framing analysis method to decode the news. The result of this research indicate that Detikcom has interest in siding to DPR RI as the compiler of RUU Permusikan by presenting them as the dominanty party. Detik construct Jajak pendapat RUU Permusikan as an initial form of cooperation between musician and DPR RI in drafting process of RUU Permusikan. Detikcom tried to hide the fact that in this discussion that musicians found a lot of bug on the draft. This is intended to form a positive public perception of RUU Permusikan. Detik alignment also built by represent RUU Permusikan as a musician needs by feature only the postive point of view. In addition, Detik try to change th epublic perception
KOMUNIKASI STRATEGIS UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DALAM MEMBANGUN BRAND IMAGE UNIVERSITAS SEBAGAI GREEN UNIVERSITY Kurniawan Akbar; Yanuar Luqman; Djoko Setiabudi
Interaksi Online Vol 1, No 3: Agustus 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.676 KB)

Abstract

KOMUNIKASI STRATEGIS UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN UNIVERSITASNEGERI SEMARANG DALAM MEMBANGUN BRAND IMAGE UNIVERSITASSEBAGAI GREEN UNIVERSITYAbstrakKebijakan green university merupakan kombinasi antara tiga elemen yaitu green building, greenplace dan green behaviour yang diterapkan pada komunitas akademis. Ketiga hal tersebut dapattercapai jika dilaksanakan melalui implementasi strategi komunikasi strategis yang tepat.Komunikasi strategis terdiri dari dua aspek yaitu komunikasi secara makro dan komunikasi secaramikro. Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi untuk menyebarluaskan pesan komunikasi yangbersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasilyang optimal pada implementasi program atau kebijakan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi implementasi strategikomunikasi strategis Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes)dalam membangun brand image universitas sebagai green university. Upaya menjawabpermasalahan dan tujuan penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan strategikomunikasi strategis yang diaplikasikan pada kebijakan green university. Metode penelitian yangdigunakan adalah metode penelitian deskriptif evaluatif dengan pendekatan studi kasus.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan green university belum diterapkansebagaimana mestinya karena masih menekankan pada pembangunan fisik kampus saja.Pemrosesan informasi pada target audiens terhadap kebijakan green university masih cukup rendahkarena strategi komunikasi yang dijalankan cenderung belum tepat sasaran dan tidakmengedepankan aspek efektivitas dan efisiensi sehingga berdampak pada pembangunan brandimage universitas yang tidak optimal. Hal tersebut juga dikarenakan strategi komunikasi yangdijalankan masih sebatas pada publisitas media dan pengadaan kegiatan.Disarankan setiap implementasi kebijakan sebaiknya dilakukan melalui pendekatankomunikasi strategis secara komprehensif dan didahului oleh proses riset serta dievaluasi denganindikator-indikator tertentu untuk mengetahui keberhasilan kebijakan yang diterapkan.Key Words: komunikasi strategis, green university, strategi komunikasi, brand image, implementasikebijakan.STRATEGIC COMMUNICATIONS OF UNIVERSITAS DIPONEGORO ANDUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG IN BUILDING BRAND IMAGE AS GREENUNIVERSITYAbstractGreen university policy is a combination of the three elements of green building, green place andgreen behavior is applied to the academic community. These three things can be achieved in theimplementation of strategic communication suitable strategy. Strategic communication consists oftwo aspects : the micro communication and macro communication. Both aspects have a function todisseminate communication messages that are informative, persuasive and instructivesystematically to target audience to obtain optimal results in the implementation of the program orpolicy.The purpose of this study to determine and evaluate the implementation of a strategiccommunications strategy of Universitas Diponegoro and Universitas Negeri Semarang in buildingthe brand image of the university as a green university. Efforts to address concerns and goals ofresearch by using a strategic communications strategies approach that apply to green universitypolicy. The research method is descriptive evaluative research with the case study approach.Results of this study indicate that the university has not been implemented green policies as theyshould because they emphasize the physical development of the campus. Processing of informationon the target audience of the green university policies are still quite low due to communicationstrategies tend out of the target and not prioritizing aspects of the effectiveness and efficiency sothat the impact on the development of the brand image of the university that are not optimal. Thatwas caused by priority in the strategic communications just concern at themedia publicity and special events. Policy implementation should be done through a comprehensiveapproach to strategic communications and is preceded by a process of research and evaluated withspecific indicators to determine the success of the green university is applied.Key Words: strategic communications, green university, communication strategy, brand image, theimplementation of the policy.PendahuluanFenomena dan isu mengenai kerusakan lingkungan sedang menjadi sorotan dan perhatian berbagaikalangan masyarakat dewasa ini. Lingkungan diartikan sebagai sebuah sistem yang kompleks dalamtatanan kehidupan makhluk hidup. Kompleksitas permasalahan lingkungan tersebut menuntutsebuah gerakan penyelamatan lingkungan dari semua kalangan baik pemerintah, pihak swasta,akademisi dan semua masyarakat secara umum.Berbagai bentuk antisipasi menyiasati berupa mitigasi serta adaptasi sebagai wujudkepedulian telah mewujudkan telah melahirkan berbagai program maupun gerakan lingkungan, baikprogram yang diprakarsai oleh pemerintah, gerakan lingkungan oleh LSM lingkungan, pendidikanlingkungan di lembaga pendidikan serta kampanye dan lain sebagainya.Salah satu hal yang muncul dalam bentuk antisipasi fenomena kerusakan lingkungan adalahmanifestasi konsep green campus pada perguruan tinggi. Green campus adalah sistem pendidikan,penelitian pengabdian masyarakat dan lokasi yang ramah lingkungan serta melibatkan wargakampus dalam aktifitas lingkungan yang harus berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi dansosial. Green campus tersebut merupakan konsep perpaduan antara lingkungan dengan duniakampus dimana konsep lingkungan yang meliputi 3R, penghijauan, in front of office, CSR dansebagainya digabung dengan konsep kampus yang terdiri dari fisik kampus, lokasi dan perilakuwarga kampus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa green campus merupakan kombinasi antaragreen building, green place dan green behaviour.Implementasi konsep green campus di beberapa perguruan tinggi disebut juga sebagai sebuahkomunitas perguruan tinggi untuk meningkatkan efisiensi energi, melestarikan sumber daya danmeningkatkan kualitas lingkungan yang berkelanjutan serta menciptakan lingkungan belajar yangsehat (Humblet, E.M, Owens, R. Roy, L.P., 2010). Konsep green campus meliputi beberapa elemenantara lain :a. Green BuildingGreen Building memiliki 4 ciri yaitu: Material Bangunan ramah lingkungan, Pengolahanlimbah, media promo tools yang ramah lingkungan dan bebas polusi udara dan suara.b. Green PlaceGreen Place memiliki lima ciri yaitu permukiman tersebut memiliki konsep yang disebutone stop living, ruang terbuka hijau, harmonis, mengurangi penggunaan kendaraan bermotordan kemudahan mengakses transportasi umum.c. Green BehaviourGreen behaviour memiliki ciri yaitu pengetahuan lingkungan, perilaku lingkungan sertatanggung jawab sosial.Terdapat fenomena menarik ketika banyak kampus khususnya yang tak hanya berwacananamun berlomba-lomba untuk menjadikan konsep green university sebagai reputasi dan citra yangdekat dengan perguruan tinggi tersebut yakni sebagai lembaga pendidikan yang berwawasanlingkungan. Sebagai contoh Universitas Indonesia (UI) bertekad menjadi green campus denganmengembangkan hutan kota seluas 100 hektare. Upaya tersebut sangat positif dalam kaitannyapelestarian flora dan fauna serta bisa menjadi daerah resapan air sekaligus mencegah banjir danlongsor, selain membangun danau untuk penghijauan, UI juga merilis green metric world universityranking yang melakukan pemeringkatan universitas di dunia merujuk pada konsep green university.Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) juga mengusungkonsep green kampus dengan mengoptimalkan kampus dengan fasilitas ramah lingkungan, InstitutPertanian Bogor (IPB) juga gencar melaksanakan gerakan penghijauan untuk mewujudkan greenuniversity pada area kampus.Universitas Diponegoro (Undip) muncul melalui gerakan penghijauan dan mewujudkan hutankampus dan diterapkannya program car free day di area kampus Undip Tembalang sekali setiapminggu setidaknya dapat meminimalisir polusi dan merupakan bagian dari upaya implementasi darikampus berwawasan lingkungan (green campus). Universitas Negeri Semarang (Unnes)mengembangkan taman keanekaragaman hayati yang meliputi program penghijauan, pemilahansampah organik dan anorganik di kawasan kampus termasuk pengolahan sampah organik menjadikompos. Dalam mewujudkan kampus berkonsep hijau, Pada tahun 2010 Unnes mendeklarasikandiri sebagai kampus konservasi dan masih banyak universitas lain di Indonesia yang membangunbrand image kampus sebagai green university. (Suara Merdeka, 17 Januari 2013)Undip dan Unnes dikenal sebagai tempat aktivitas pendidikan berlangsung danmengedepankan wawasan lingkungan terhadap warga kampus melalui penerapan konsep greenuniversity. Hal tersebut didukung dengan apresiasi yang diberikan oleh Kementerian LingkunganHidup Republik Indonesia dimana Universitas Diponegoro (Undip) ditunjuk sebagai model greencampus pertama di Indonesia, sebelumnya Undip juga meraih penghargaan dari KementerianKehutanan RI sebagai perguruan tinggi yang peduli terhadap penghijauan (Suara Merdeka, 30November 2012) sedangkan Universitas Negeri Semarang (Unnes) di tahun 2010 dikukuhkanKementerian Pendidikan RI untuk mendeklarasikan diri sebagai Universitas Konservasi bertarafinternasional. Hal tersebut berdampak pada citra Undip dan Unnes sebagai kampus dalampenerapan konsep green university dan berwawasan lingkungan terbaik dengan reputasiinternasional.PembahasanImplementasi dari sebuah kebijakan selalu berawal pada keputusan-keputusan lintas fungsionalyang dapat memungkinkan suatu perusahaan atau lembaga mencapai sasarannya, sehingga perludilakukan langkah strategis yang berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangankebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untukmenerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi tersebut, salah satu hal yangdisebut memiliki peran yang signifikan dalam keberhasilan suatu kebijakan agar dapat mencapaitujuan yang diinginkan oleh para perumus dan pelaksana kebijakan adalah upaya-upaya strategisdalam melakukan komunikasi yang baik dan terarah kepada sasaran kebijakan.Universitas Diponegoro (Undip) dan Uniiversitas Negeri Semarang (Unnes) merupakansalah satu lembaga pendidikan yang tengah menjalankan kebijakan green university di lingkungankampusnya. Melalui berbagai langkah strategis, Kedua lembaga pendidikan tinggi tersebutmengupayakan terciptanya brand image baru yang muncul di mata khalayak terhadap kampussebagai perguruan tinggi yang berhasil mengintegrasikan antara isu lingkungan dengan kehidupanakademis.Secara konsepsi kebijakan, Universitas Diponegoro dikenal khalayak baik secara internalmaupun eksternal sebagai universitas riset sehingga image excellent research university dilekatkanpada lembaga pendidikan tersebut, namun melalui pemikiran pimpinan universitas yang jugaberperan sebagai policy makers maka menginginkan adanya image baru yang ingin diciptakan olehUndip yakni sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bukan hanya dikenal sebagai universitas risettetapi juga universitas yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sedangkan konsepgreen university diterapkan Unnes sejak tahun 2010 dengan mendeklarasikan diri sebagaiuniversitas konservasi. Konsep konservasi yang dirumuskan oleh Universitas Negeri Semarang(Unnes) adalah menciptakan suasana kampus dengan melakukan pelestarian alam dan lingkungansekitar dan mengajarkan unsur nilai seni dan budaya kepada civitas akademika.Upaya untuk membangun brand image sebagai kampus green university dilakukan melaluiberbagai strategi oleh Undip dengan tujuan mencapai mutual understanding dari target audiens baikpublik internal seperti mahasiswa, dosen dan karyawan (seluruh civitas akademika) dan publikeksternal seperti masyarakat luas pada umumnya. Penerapan kebijakan green university olehUniversitas Diponegoro (Undip) dilakukan melalui langkah-langkah strategis dalam mencapaitujuan kebijakan. Hal tersebut sesuai dengan konsepsi green university yang dirumuskan olehUndip yakni dengan mengembangkan drainase (penataan lingkungan termasuk penghijauan),biopori, pengolahan sampah dan transportasi sedangkan Unnes menerapkan kebijakan greenuniversity atau kampus konservasinya berdasarkan 7 pilar konservasi Unnes yang meliputiarsitektur hijau dan transportasi internal, biodiversitas, pengolahan limbah, energi bersih, kebijakannir kertas, kaderisasi konservasi dan seni budaya.Kebijakan tersebut memiliki tujuan jangka panjang yaitu menciptakan mutual understandingtarget audiens dan stakeholders dan berakhir pada munculnya brand image sebagai greenuniversity. Tujuan green university akan tercapai melalui perumusan kebijakan komunikasi yangbaik dan tepat sasar. Upaya tersebut dilakukan oleh Undip dan Unnes dalam mencapai tujuan greenuniversity melalui formula kebijakan komunikasi seperti fact finding, planning, action andcommunication dan evaluation. Tahap fact finding dan planning dilakukan oleh perumus kebijakanmelalui observasi lingkungan kampus yang ternyata masih sangat minimnya jumlah ruang terbukahijau serta tingkat polusi udara yang cukup tinggi terlebih Unnes yang didukung dengan topologiatau lokasi kampus yang sangat mendukung untuk dikembangkannya kebijakan tersebut. Tahapanaction communication dijalankan oleh UPT. Hubungan Masyarakat (Humas) dari masing-masinginstitusi, berbeda dengan Undip , Unnes memiliki Badan Pengembang Konservasi sebagaipelaksana kebijakan tersebut berkoordinasi dengan Humas dalam menjalankan kebijakankomunikasinya. Undip lebih cenderung menekankan pada upaya publisitas dan pemanfaatan mediadalam membangun citranya sebagai green university, melalui pendistribusian press release kepadasejumlah media dengan ekspektasi yakni intensitas publikasi pemberitaan sebanyak-banyaknya sementaraUnnes lebih cenderung pada upaya media relations yakni membangun hubungan jangka panjang denganwartawan dalam upaya pemberitaan pada media melalui pengadaan acara bersama rekan pers dansebagainya, Pengadaan kegiatan (event) juga menjadi pilihan dalam melaksanakan startegi komunikasiseperti diadakannya car free day setiap hari jumat pagi di kampus Undip dan kebijakan kampus bebaskendaraan di lingkungan Unnes. Sementara untuk tahapan evaluasi, baik Undip maupun Unnes belummempunyai indikator keberhasilan yang rigid, hal tersebut dikarenakan tidak adanya target pencapaian yangharus dilakukan dalam strategi komunikasi. Tingkat keberhasilan diukur melalui respon dan kendali yangdiberikan oleh perumus kebijakan dan respon target audiens yang dilakan melalui survey secara informal.PenutupPengembangan kebijakan dan komunikasi strategis mempunyai hubungan yang kuat dalamimplementasi kebijakan dan akan berdampak pada respon audiens terhadap pelaksanaan kebijakantersebut dan akan berimbas pada tujuan kebijakan. Dalam membangun brand image universitassebagai green university, implementasi strategi komunikasi strategis yang diterapkan oleh Undipbelum diformulasikan secara optimal. Secara konsep kebijakan green university yang diterapkanoleh Undip belum dengan pola kebijakan green university yang seharusnya mencakup pada tigaaspek yaitu green builing, green place dan green behaviour. Hal tersebut dikarenakan Undip masihmenekankan pada pembangunan secara fisik atau green building dan green place sedangkan aspekgreen behaviour belum me Dalam menjalanjadi prioritas, Kondisi audiens yang masih sangatrendah jika dilihat dari segi pemrosesan informasi (aspek kognisi, afeksi dan konasi) menunjukkanbahwa belum diterpkannya kebijakan komunikasi secara efisien dan tepat sasar.Implementasi kebijakan green university Unnes dilakukan oleh Badan PengembangKonservasi Unnes bekerjasama dengan pimpinan universitas berupaya untuk mencapai aspek greenbehaviour sehingga yang dilakukan bukan hanya pada aspek green building dan green place sajanamun program yang dijalankan dan berdasarkan pada tujuh pilar konservasi sesuai rencanastrategis universitas dalam kebijakan cenderung tidak didasarkan pada proses riset tetapi lebihmenekankan pada kewajiban yang diberlakukan oleh perumus kebijakan dan harus diikuti olehtarget audiens. Hal tersebut berdampak positif terhadap tingkat kognisi, afeksi dan konasi targetaudiens namun karena dilakukan melalui tidakan koersif maka tidak akan mencapai pada tataranbehaviour (perilaku) dalam jangka waktu yang lama.Strategi komunikasi dalam kebijakan green university Unnes dilakukan dengan cara mediarelations (hubungan media), event (pengadaan kegiatan) dan komunikasi verbal dua arah melaluisosialisasi langsung namun karena hal tersebut tidak melalui proses riset dan perencanaan makaaspek green behaviour yang dicapai hanya merupakan efek dari tindakan koersif yang diberlakukanoleh perumus kebijakan saja meskipun tetap dapat disimpulkan bahwa dampak implementasistrategi komunikasi strategis Unnes kaitannya dalam kebijakan green university dapat dikatakansudah berhasil dalam membangun brand image universitas sebagai green university meskipunbelum secara optimal.DAFTAR PUSTAKAAbdurahman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.Allen , Center dan Scott Cutlip. 2007. Effective Public Relations. Jakarta : PT. Kencana PrenadaMedia GroupAlo, Liliweri. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : Kencana Prenada Media GroupArdianto, Elvinaro & Soemirat, Soleh. 2004. Dasar-Dasar Public Relations, Cetakan Ketiga,Bandung : Remaja Rosda KaryaAprilia, Hera. 2009. Evaluasi Pelaksanaan Program Transmigrasi Model Ring Satu. Tesis.Universitas Gadjah Mada.Argenti, Paul. A. Howell, Robert A, Beck, Karen A. 2005. The Strategic Communication. MITSloan ManagementBeard, M. 2002. Running a Public Relations Departement. London : Kogan SageCutlip, S. M., Center, A. H., & Broom, G. M.. (2000). Effective Public Relations.Jakarta : Kencana.Cutlip, S. M., Center, A. H., & Broom, G. M.. (2007). Effective Public Relations.Jakarta : Kencana.Danim Sudarman. 2000. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Jakarta : Bumi Aksara.Denig, E, A. Van Der Meiden. 1985. A Geographic of Public Relations Trends. Dordrecht :Martins Publisher.Effendy, Onong Uchajana. 1981. Komunikasi dan Modernasi, Bandung : AlumniJefkins, Frank. (1998). Public Relations. Jakarta : Erlangga.Jefkins, Frank. (2003). Public Relations. Jakarta : Erlangga.Goldblatt, Joe. 2010. Special Events A New And The New Frontier. 6ed. John Willey : New Jersey.Grindle, Marilee. 1980. Politics and Policy Implementation in The Third World. PrincetonUniversity Press : New JerseyGregory, Anne. 2010. Planning and Managing Public Relations Campaigns : A StrategicApproach. Kogan Page Publisher : LondonKurniawan.E, 2006. Studi Analisis Isi Pemberitaan Media Masa Tentang Lingkungan danImplikasinya Terhadap Kebijakan Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Bangka. Tesis.Universitas DiponegoroLesly, Philip, 1987. Lesly’s Public Relations Handbook Third Edition. Englewood Cliff, New York: Prentice Hall.Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.Mulyana, Dedy. 2007. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.Nakamura, R & Smallwood. F, 1980. Politics and Policy Implementation. New York : St. Martin’sPress.Ruslan, Rosady. 2005. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta : PT. Raja GrafindoPersadaRakhmat Jalaludin, 1996. Komunikasi Massa. Bandung : PT. Remaja Rosda KaryaSabatier, Paul. 1986. Top Down And Bottom Up Models of Policy Implementation : A CriticalAnalysis and Sugested Synthesis. Journal of Public Policy.Sukmadinata. 2005. Landasan Kebijakan Makro, Bandung : PT. Remaja Rosda KaryaSoemirat, Soleh dan Elvinaro Radianto.2003. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : RemajaRosdakarya.Wilcox, Dennis L, dkk. 2006. Public Relations Strategies and Tactics. Interaksa : Batam.www.e-journal.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/1451/teknik-perencanaan-wilayah-dankota/ISSN-2338-3526. (diunduh 19 Maret 2013, pk. 16.35)www.edukasi.kompas.com/read/2011/12/14/13141023/inilah.kampus.hijau.terbai.di.dunia.versi.ui(diunduh 23 Maret 2013, pk.20.09)www.dikti.go.id/?p=8453&lang-id 5 perguruan tinggi jadi percontohan kampus hijau. (diunduh 23Maret 2013, pk. 21.44)www.digilib.unmuhjember.ac.id/gdl.pdf?mood=browse&op=read&id=umj-ix-heribudh-1355Analisis asosiasi merek dalam membentuk brand image (diunduh 24 Maret 2013, pk. 16.37)www.suaramerdeka.com/vi/index.php/read/news/2013/03/06/148015/ tahun ini lima perguruantinggi dijadikan green campus. (diunduh 26 Maret 2013, pk. 17.22)www.sustainablecampus.org/universities.html.the.sustainable.campus. sustainable campusdevelopment. (diunduh 26 Maret 2013, pk.14.22)www.unnes.ac.id/bulettin/sosialisasi-kebijakan-transportasi-hijau-unnes-sekaran (diunduh 26 Maret2013, pk. 20.10)www.e-resources.pnri.go.id/index.php?option=com-library&itemid=53key=1. corporatecommunication : a strategic approach to building reputation. (diunduh 27 Maret 2013pk.17.23)http://www.shnews.co/duniakampus/detile-1206-ui-raih-peringkat-kampus-terhijau-ke25-didunia.html (diunduh 29 Maret 2013 pk.16.42)http://www.ui.ac.id/en/campus/page/green-campus green campus global development in recentyears brings indications that the future of the world are on the down edge of the environmen.(diunduh 5 April 2013 pk.13.20)www.find.lib.uts.edu.au/search-do-jsesionedid, Building The Brand : A Case Study of TroyUniversity (diunduh : 23 Maret 2013, pk. 19.22)www.researchgate.net/profile/andrea-muntean/publication, The Brand : One of The University’sMost Valuable Asset. (diunduh : 24 Maret, pk.13.21)www.palgrave.journal.com.pb./journal.abs/p20137a.html, City Branding : A brand concept mapAnalisys of a university top (diunduh 24 Maret 2013, pk. 17.09)www.digilib.ui.ac.id/file?file-abstrak-79123.pdf, Studi Kasus Brand Image Universitas Terbuka(Membangun ekuitas merek (brand equity) elemen brand awareness dan brand associationUniversitas Terbuka (diunduh : 24 Maret 2013, pk. 22.14)www.e-prints.undip.ac.id/21945/1/447.ki-fsp-1995a.pdf. Membentuk Citra Undip Melalui Media(diunduh :25 Maret 2013, pk.12.18)www.puslit.petra.ac.id.journals/iko/190080202/180020202.pdf. Kajian Peran Public Relationsdalam Meningkatkan Citra Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Tengah (diunduh : 25 Maret 2013,pk. 17.22)
Komunikasi Antarbudaya dalam Kancah Global: Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Pelajar Indonesia di Amerika Naomi Uli Quanti Siahaan; Turnomo Rahardjo; Yanuar Luqman
Interaksi Online Vol 9, No 4: Oktober 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In the era of globalization, competition and competition between countries is unavoidable. Every individual is competing to prepare themselves in global competition. Studying abroad is one of the chosen ways to equip oneself. However, in cultural activities there will be intercultural conflicts, culture shock, as evidenced by various cases, such as cases of resignation due to not being able to adapt to the new culture. Intercultural conflicts are also seen in the enthusiasm of Indonesian students to America which has decreased by 3.4%. This study aims to describe the intercultural communication of Indonesian students in America with a qualitative research method, which refers to the interpretive paradigm and phenomenological approach and uses in-depth interviews as a data collection technique. The theories used as a reference are the theory of Intercultural Communication Competence and Anxiety & Uncertainty Management. The results of the study revealed that the competence of the students who were characterized by motivation, knowledge and skills did not only talk about results and realization, but also about the process, from nothing to something and a little to more. It was called dynamic capabilities, where students are able to continue to move, accept and adapt to circumstances. All three were shown from before starting to starting college in America. Motivation was also not enough to carry out cross-cultural activities, but motivation to continue to communicate with other students and differences and new habits. And it doesn't stop at knowledge, the most important competency was the application of knowledge through and daily implementation with other people.
PR Campaign Klub Sepatu Roda di Bawah Porserosi Semarang Melalui Rangkaian event “Juara Bersama Sepatu Roda” dan “Fun Skate on Car Free Day” (Marketing Communications) Ruli Sawitri; Yanuar Luqman; Nurist Surraya ulfa
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan Olahraga merupakan suatu kegiatan positif yang penuh dengan manfaat bagi setiapinsan yang menjalankannya. Berbagai jenis cabang olahraga telah dikenal di Indonesia,bahkan diantaranya mampu membawa Indonesia dikenal di kancah dunia, sebut saja BuluTangkis, Angkat besi, Dayung dan masih banyak lagi. Disamping olahraga – olahragatersebut, masih banyak cabang olahraga yang berpotensi untuk mengukir prestasi, sebut sajasepatu roda.Akhir-akhir ini masyarakat kota Semarang memang sedang mengalami musimpermainan sepatu roda, dimana tiap sore hingga malam disepanjang jalan Simpang Limadipenuhi masyarakat pecinta sepatu roda yang memainkan atraksinya dan tidak sedikit pulapara pemula yang belajar untuk mencoba permainan ini. Hal ini diikuti dengan menjamurnyakomunitas yang menyewakan sepatu roda di kawasan Simpang Lima Semarang. Tidak sedikitpengunjung yang ikut meramaikan permainan sepatu roda ini, mulai dari anak-anak hinggaremaja bahkan dewasa yang bermain sepatu roda tiap harinya.PORSEROSI (Persatuan Olah Raga Sepatu roda Seluruh Indonesia) kota Semarangpun menyatakan bahwa selama ini, sosialisasi tentang olah raga sepatu roda memang masihkurang. Sosialisasi klub – klub sepatu roda di bawah naungan PORSEROSI kota Semaranguntuk menjaring anggotanya juga sangat kurang. Sampai saat ini terdapat 3 (tiga) klub sepaturoda di kota Semarang, diantaranya Eagle, Ikos, Kairos. Klub-klub tersebut siap memberipelatihan dan mengajarkan teknik – teknik olahraga sepatu roda, baik untuk anak – anakmaupun dewasa. Karenanya PORSEROSI kota Semarang akan menyasar pada tingkat anakanak,dengan jenjang usia 7 – 12 tahun, dengan maksud dapat mendapatkan anak-anak yangberbakat sejak dini.Segmen pesepatu roda dini atau anak-anak, dipilih berdasarkan beberapa faktor,diantaranya anak-anak adalah fase yang berpeluang untuk dijejali motivasi dan gambarangambaran,yang akan mampu mendorong dan menjadi pedoman mereka untuk menggali danmenentukan bakatnya sejak dini. Kedua, anak – anak tersebut masih memiliki pemikiranyang terbatas sehingga hal ini merupakan peluang untuk mengedukasi mereka dan dapatmenghasilkan anak-anak berbakat yang akan menjadi atlet sebagai upaya regenerasi Sepaturoda Jawa Tengah khususnya Kota Semarang.Dapat dilihat antara fenomena yang terjadi sekarang ini, bahwa sepatu roda yangsedang digandrungi disemua kalangan. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan pengetahuanmasyarakat akan keberadaan klub-klub sepatu roda di kota Semarang. Masih banyakmasyarakat yang belum mengetahui klub-klub sepatu roda, sehingga banyak diantara merekayang tidak berminat untuk bergabung ke klub-klub sepatu roda. Sebagian dari masyarakatkota Semarang yang gemar bersepatu roda, hanya melakukan olah raga ini untuk mengisiwaktu luang dan mengikuti trend terkini.Selain sosialisasi klub yang sangat kurang, faktor area atau lapangan untuk berlatihjuga minim sehingga jumlah anggota klub-klub yang terbentuk juga tidaklah banyak, hanyasekitar 50 – 70 anggota di tiap klub-nya. Dengan berkembangnya permainan sepatu roda dikota Semarang, PORSEROSI bermaksud untuk mengajak anak-anak yang tertarik Sepaturoda untuk turut serta bergabung dengan klub-klub Sepatu roda dengan tujuan agar merekamendapat pengarahan, pengetahuan serta teknik-teknik Sepatu roda. Di samping itu, dengantergabungnya mereka ke dalam klub sepatu roda juga dapat menjaring bibit-bibit unggulsebagai upaya regenerasi atlet Sepatu roda yang masih lambat.B. Batang TubuhKarya bidang ini disusun dengan menggunakan pendekatan persuasif serta penerapanteori- teori kampanye PR untuk mendukung keberhasilan tujuan komunikasinya. Melaluipenyelenggaraan serangkaian event yang meliputi roadshow “Juara Bersama Sepatu Roda”dan “Fun Skate on Car Free Day” cara ini dinilai efektif untuk meningkatkan awarenessmasyarakat akan klub sepatu roda. Roadshow diselenggarakan di enam sekolah dasar di kotaSemarang dengan materi acara meliputi perkenalan olah raga sepatu roda, perkenalan klubbeserta atletnya serta mengadakan coaching clinic teknik dasar bermain sepatu roda. Acarapuncak “Fun Skate on Car Free Day” diselenggarakan di area Car Free Day jalan Pahlawandengan menampilkan atraksi masing- masing klub sepatu roda. Masyarakat yang inginbergabung dalam klub pun dapat mendaftar secara langsung di stan masing-masing klub yangdiinginkan.Keberhasilan dalam mencapai tujuan komunikasi dapat diketahui berdasarkan risetpasca event. Setelah event berlangsung, awareness audiens meningkat sebanyak 23,37% dariyang semula 48,3% menjadi 71,67%. Sedangkan minat untuk bergabung ke dalam klubsepatu roda juga meningkat sebesar28,67%. Dengan demikian, rangkaian event PR campaignini efektif untuk mencapai tujuan komunikasi awal. Berikut merupakan parameterkeberhasilan event ini :Tabel Parameter keberhasilan eventParameter KeteranganCommunicationObjectiveDari riset penyelenggara pasca event yang dilakukan melalui60 responden yang mengetahui Klub sepatu roda kotaSemarang, sebanyak 43, yang berminat gabung ke dalamklub sebanyak 41 responden dan yang mengetahui event“Fun Skate on CFD” sebanyak 53 responden. Data per klubmenunjukkan jumlah kenaikan anggota setelah acaraterselenggara. (Ikos mengalami kenaikan anggota sebanyak18 anak, Kairos 21 anak dan Eagle 14 anak)Konsep Acara Dari 34 responden yang mengikuti acara “Fun Skate on CarFree Day”, sebanyak 23 responden menyatakan bahwa acaratersebut “sangat menarik”, sisanya menyatakan “menarik”.Target Audience Total peserta coaching clinic “Juara Bersama Sepatu Roda”dan „Fun Skate on CFD” secara akumulatif mencapai 550peserta dari target minimal 200 peserta.Rundown dan Timeline a. Tidak terjadi pembatalan event. Event “Fun Skate onCFD” tetap dilaksanakan pada hari H, yaitu Minggu, 28Oktober 2012 sesuai dengan kesepakatan.b. Acara “Fun Skate on CFD” berjalan sesuai denganrundown, meskipun terjadi delay selama 15 menit danovertime selama 20 menit, namun tetap masih dalam batastoleransi awal yaitu maksimal delay adalah selama 59 menit.Budgeting a. Tidak terjadi adanya pembengkakan budget selamaperencanaan hingga pelaksanaan eventb. Semua anggaran pelaksanaan acara” diperoleh darikegiatan sponsorshipc. Kegiatan “Fun Skate on CFD” mendapatkan surplussebesar Rp. 2.250.000,- dari sponsorshipSponsorship a. Kegiatan “Fun Skate on Car Free Day” berhasilmendapatkan pendanaan secara penuh dari pihak sponsor,yaitu PT KAI, Suara Merdeka group dan sponsor lainnyab. Kegiatan ini juga didukung oleh sponsor (dalam bentukproduk), yaitu Telkomsel, Aquaria, Horison,CocacolaPermit and Venue Kegiatan “Fun Skate on CFD” berhasil mendapatkan izinvenue di enam sekolah dasar dan area Car Free Day jalanpahlawan pada waktu yang telah ditentukan tanpamengeluarkan biaya.C. PenutupKarya bidang ini diharapkan dapat memberikan implikasi-implikasi dalam aspekakademis dan praktis. Implikasi akademis karya bidang ini berupa kontribusi untukmemperkaya pengetahuan akan penerapan strategy persuasive dan penerapan teori PRcampaign dalam pencapain tujuan komunikasi. Sementara itu, implikasi praktis memberikanpengetahuan dan pengalaman untuk membuat kegiatan promosi yang efektif sesuai dengantarget audiens serta tujuan komunikasinya.D. Daftar Pustaka1. Websitei. http://ponriau2012.com/index.php?option=com_content&view=article&id=200&Itemid=149 (diakses pada tanggal 30 Mei 2012 pukul 21.45 WIB).ii. http://www.satlakprima.com/news/sepatu-roda-berpeluang-ukir-medali/) diaksespada tanggal 30 Mei 2012 pukul 22.10 WIB).iii. http://sports.okezone.com/read/2012/04/02/43/603974/sepatu-roda-jabargemilang-di-selandia-baru (diakses pada tanggal 30 Mei 2012 pukul 22.17 WIB).iv. http://wsmulyana.wordpress.com/2008/12/16/69 (diakses pada tanggal 2 juni2012 pukul 23.10 WIB).2. Bukui. Belch E.George and Belch A. Michael,2001, Introduction to Advertasing andPromotions an Interegated Marketing Communications Perspective, New Yor; :Mc Graw Hill.ii. DeVito,Joseph.1997.Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Professional Bookiii. Effendy, Onong Uchjana. 2002, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya.iv. Larson,Charles U.2009.Persuasion: Reception andResponsibility.California:Wadsworth Publishing Company.v. Lerbinger,Otto.2003.Design for Persuasive Communication. Yogyakarta;PustakaPelajar.vi. Littlejohn, Stephen W.2009.Teori Komunikasi ( Theories of HumanCommunication). Jakarta: Salemba Humanika Sissors, Jack Z. and Bumba,Lincoln. (1996). Advertising and Media Planning, (5th ed.). USA: Ntc BusinessBooks3. Sumberlaini. Data Statistik kota Semarang tahun 2009ii. Data keanggotaan klub Porserosi kota Semarang 2012
Penulisan Naskah Program Berkah Islami di Kompas TV Jawa Tengah Istiqomah Sheyla Al Kautsar; Yanuar Luqman
Interaksi Online Vol 8, No 1: Januari 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.412 KB)

Abstract

Television is still ranked as the highest mass media consumed by the public. The development of the increasingly rapid television industry also invited local television to take part in filling Indonesia's glass screens. One of the local television stations in Central Java, especially Semarang, which still exists on air until now is Kompas TV in Central Java. Kompas TV Jawa Tengah became a television station that featured news programs and information that were accurate, fast, informative, trusted, educating and inspiring. The making of the Berkah Islami program stems from the lack of religious programs that raise adab and sunnah regarding minor issues in human daily life based on the Koran and Hadith which are discussed lightly and can be applied so that they are easily understood by the public. So that it becomes a challenge for the script writer to pour his ideas into a piece of paper that is presented in accordance with good writing procedures for television programs, so that the content presented in a program can be a reference and make it easier for all parties involved in the execution process both in front or behind the scenes to produce shows that are interesting, informative, and can educate the public. The "Berkah Islami" program is presented in a talkshow format which is present to give knowledge to the public about adab and sunnah in Islam and its application in daily life based on the Koran and hadith for thirteen (13) different themes in each episode. The Berkah Islami Program airs every Sunday at 05.00 WIB on Kompas TV Central Java with a duration of 21-24 minutes and airs from September 1 to November 23 2019. Work on the production of the work program "Berkah Islamic" program involves four production teams and one marketing person . This report focuses on describing the tasks of the script writer from the production, production, and post-production stages along with the obstacles and solutions. Through the Islamic Blessings program it is expected that the script writer can pour his ideas into a writing as a document that can be a reference for the director and work relatives (crew) in completing the production of television programs, in providing informative religious shows and educating Muslim communities in applying the customs and sunnah taught by Islam thus brings blessing.
STRATEGI BRANDING KOTA SURAKARTA DALAM PENGELOLAAN SEBAGAI DESTINASI WISATA Lina Mustikawati; Yanuar Luqman; Djoko Setiabudi
Interaksi Online Vol 1, No 3: Agustus 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.313 KB)

Abstract

STRATEGI BRANDING KOTA SURAKARTA DALAM PENGELOLAANSEBAGAI DESTINASI WISATAAbstrakPengembangan pariwisata menjadi salah satu fokus dalam peningkatan kualitashidup masyarakat melalui pendapatan daerah. Surakarta menjadi salah satu kota diIndonesia yang konsen terhadap sektor pariwisata karena memiliki potensi senidan budaya untuk dijadikan sebuah produk wisata yang dapat dijual kepadawisatawan.Saat ini, Surakarta menjadi sebuah kota wisata dengan konsep wisatabudaya. Tahun 2010 menjadi tahun dimana kota Surakarta mengoptimalkan brandpariwisatanya yaitu ’Solo, The Spirit of Java’ sejak diresmikan tahun 2003.Namun pada kenyataanya hingga saat ini, Surakarta masih belum dapat bersaingdengan kota-kota wisata lainnya seperti Bandung dan Yogyakarta dari segi jumlahwisatawan.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuistrategi branding dan mengevaluasi proses branding kota Surakarta dalammengkomunikasikannya sebagai sebuah destinasi wisata. Fase-fase destinationbranding dan destination branding model menjadi dasar dalam evaluasi brandingpariwisata kota Surakarta. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakanadalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan evaluatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses branding yang dilakukan olehkota Surakarta masih belum sesuai dengan konsep branding sebuah destinasi,karena tidak ada keterpaduan antara tujuan pemasaran dan tujuan komunikasi.Surakarta cenderung menekankan pada hal-hal yang bersifat komersial untukkepentingan industri pariwisata sehingga mengesampingkan esensi sebenarnyadari konsep branding sebuah destinasi yaitu penyampaian pesan-pesankomunikasi brand pariwisata kota Surakarta.Kata Kunci : branding, Surakarta, destinasi, pariwisata, pemasaran, komunikasiviiiNama : Lina MustikawatiNIM : D2C009012SURAKARTA CITY’S BRANDING STRATEGIES IN MANAGEMENT ASA TOURISM DESTINATIONAbstractTourism development is one focus in improving quality of life through localrevenues. Surakarta became a city in Indonesia, concentrated on the tourism sectorbecause it has the potential of arts and culture to be used as a tourism product thatcan be sold to tourists.Currently, Surakarta became a city tour with the concept of culturaltourism. The year 2010 became the year in which Surakarta optimize its tourismbrand 'Solo, The Spirit of Java' since it was inaugurated in 2003. But the fact isuntil today, Surakarta still can not compete with other tourism cities such asBandung and Yogyakarta in terms of the number of tourists.The objectives of this research is to investigate and evaluate the process ofbranding strategies branding Surakarta in communicating it as a tourismdestination. Phases of destination branding and destination branding model thebasis for the evaluation of tourism branding Surakarta. Therefore, the researchmethod used was a qualitative research method with an evaluative approach.The results showed that the branding process conducted by the city ofSurakarta still not in accordance with the concept of branding a destination,because there is no coherence between the objectives of marketing andcommunication objectives. Surakarta tends to emphasize matters of a commercialnature for the benefit of the tourism industry to the exclusion of the true essenceof the concept of branding a destination that is delivering brand communicationmessages Surakarta tourism.Key words : branding, Surakarta, destination, tourism, marketing,communicationSTRATEGI BRANDING KOTA SURAKARTA DALAM PENGELOLAAN SEBAGAIDESTINASI WISATA1. PendahuluanSurakarta atau Solo adalah kota di Jawa Tengah yang tengah menjadi salah satu ikon dalampromosi pariwisata Indonesia. Strategi komunikasi pariwisata kota Surakarta dikelola olehDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta yang berkedudukan sebagai NationalTourism Organization (NTO). Berbagai kegiatan difokuskan pada kegiatan yang berujungpada kota MICE (Meeting, incentive, convention, and exhibition).Sebagai kota tujuan wisata, komunikasi branding kota Surakarta belum mampumencapai posisi teratas dalam kunjungan wisatawan. Surakarta baru mencapai targetkunjungan wisatawan tahun 2012 dengan kunjungan 2.133.848 orang. Sementara brandpariwisata dengan „Solo, The Spirit of Java‟ sudah berjalan semenjak tahun 2005, namunselama 5 tahun berjalan hingga tahun 2010, pariwisata kota Surakarta masih belummenunjukkan perkembangan untuk bersaing dengan kota-kota wisata lainnya. Tahun 2010,kepemimpinan Jokowi-Rudy periode kedua, Surakarta melakukan perubahan dari berbagaibidang, baik infrastruktur, kebijakan ekonomi, hingga pariwisata. Angin segar bagi pariwisataditunjukkan dengan peresmian badan promosi pada tahun 2010 yang khusus bertugasmempromosikan pariwisata kota Surakarta kepada calon-calon wisatawan di seluruh daerah.Kunjungan wisatawan menunjukkan adanya peningkatan, namun terkesan lambat untuksebuah kota wisata yang telah dibangun selama 7 tahun. Hal ini ditunjukkan denganpenurunan tertinggi terjadi pada wisatawan mancanegara yang datang melalui pintu masukbandara Adi Sumarmo sebanyak 9,31 persen dari kunjungan wisman tahun 2012 sebanyak8.044.062 pengunjung. (sumber : Berita resmi statistik, Perkembangan pariwisata, dantransportasi nasional 2012).Perkembangan pariwisata kota Surakarta pada tahun 2010ditandai dengan banyaknya penyelenggaraan berbagai event budaya dan promosi pariwisatadi dalam negeri maupun luar negeri, bahkan sempat dinobatkan oleh Indonesia TourismAward 2010 sebagai „kota Terfavorit‟ yang dikunjungi wisatawan, dan „Kota denganPelayanan Terbaik‟. Hal ini semestinya berdampak positif pada perkembangan jumlahwisatawan yang berkunjung ke kota tersebut. Mengamati kondisi tersebut, penelitian inibermaksud merumuskan permasalahan tentang bagaimana strategi branding yang dilakukankota Surakarta dalam pengelolaannya sebagai daerah destinasi wisata? Apakah dalam prosesmengkomunikasikan brandingnya sesuai dengan tahapan-tahapan yang seharusnya dilakukanuntuk destinasi branding pariwisata?Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi branding yang diterapkan olehkota Surakarta dalam pembangunan brand sebagai sebuah destinasi wisata, dan mengevaluasiproses strategi branding dalam mengkomunikasikan kota Surakarta sebagai sebuah destinasiwisata. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep destination branding, yaitu destinationbranding models yang dikemukakan oleh Cai (2002), destination branding phase, destinationbranding complexity. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian kualitatif pendekatan evaluatif dimana evaluasi dilakukan secara deskriptifberdasarkan konsep ideal dari branding sebuah destinasi (destination branding).Tipe Penelitian ini tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan evaluatif program,yang berfokus pada proses dan hasil suatu perencanaan strategi program. Sumber data dalampenelitian ini meliputi data primer yang diperoleh secara langsung dari sumbernya melaluiwawancara mendalam (indepth interview) kepada narasumber terkait dan data sekunderdigunakan sebagai pendukung data primer yang dikumpulkan secara tidak langsung darisumber penelitian yaitu berupa tambahan sumber yang diperoleh peneliti secara tidaklangsung melalui media perantara.2. PembahasanEvaluasi dilakukan melalui analisis tentang proses dan kegiatan branding yang dilakukankota Surakarta untuk selanjutnya disesuaikan dengan konsep branding sebagai sebuahdestinasi. Hal ini didasarkan dengan analisis SOSTAC yang merupakan langkah-langkahdalam melakukan pemasaran branding yang nantinya akan terlihat apakah proses brandingkota Surakarta tersebut sesuai dengan konsep branding pariwisata yang seharusnya dilakukanuntuk menciptakan sebuah destinasi.Latar belakang yang dimiliki oleh kota Surakarta untuk dijadikan sebuah destinasi,sudah sesuai dengan konsep destination audit, yang meliputi daya tarik, kekuatan destinasi,dan jangkauan wisatawan. Ketiga faktor ini adalah sesuai dengan target audiens yang ingindicapai, yaitu wisatawan, baik asing maupun nusantara dengan segala fasilitas yang ada dapatmenikmati pariwisata di Surakarta. Branding destinasi wisata (destination branding)didefinisikan sebagai nama, simbol, logo, word mark atau gambaran lainnya yang dapatmengidentifikasi dan membedakan sebuah destinasi, selebihnya menjanjikan sebuahpengalaman wisata yang dapat diingat karena keunikan yang dimiliki oleh sebuah destinasiyang juga berfungsi dalam memperkuat ingatan kenangan yang mengesankan dari sebuahpengalaman destinasi (Ritchie, Ritchie; 1998). Definisi konsep branding destinasi wisata kotaSurakarta menunjukkan bahwa adanya kesesuaian, dimana Surakarta memiliki keunikansebagai pusat peradaban jawa yang berbasis seni dan kultur. Kekayaan yang dimiliki didalamnya seperti seni, budaya, kuliner dan wisata belanja memberikan pengalaman wisatayang menarik karena merupakan potensi khas kota Surakarta tidak dimiliki oleh kota-kotalainnya. Adapun tujuan (objective) branding destinasi kota Surakarta adalah (1) Keterbukaanakses yang lebih luas bagi wisatawan, (2) Perkembangan wisatawan yang signifikan setiaptahunnya (5-10%) untuk menghadirkan multiplier effect bagi sektor perdangangan danindustri pariwisata, (3) Keanekaragaman objek dan atraksi wisata yang dapat mendukunglama tinggal wisatawan, (4) Efisiensi sumber daya bagi pengembangan kepariwisataan(anggaran, SDM dan sumberdaya lainnya).Proses perencanaan meliputi penentuan strategi yang didahului dengan riset analisisSWOT dan Benchmarking kota Surakarta terhadap wilayah yang memiliki potensi serupaseperti Singapura dan Bali. Setelah itu dilakukan penentuan target audiens yang meliputiTarget Primer yaitu Wisatawan Nusantara, Target Sekunder yaitu wisatawan Malaysia,Singapura, dan Australia, dan target wisatawan tersier yang berdomisili selain target primerdan sekunder. Strategi branding dituangkan dalam Roadmap pariwisata yang didesain secaratematik sesuai dengan renstra meliputi Festive City, Theater of Community Arts, Pioneer ofEco Art, ArtEpolis.Kegiatan Implementasi dilakukan melalui kegiatan komunikasi pemasaran directmarketing dengan kegiatan promosi secara langsung seperti pameran pariwisata. Sedangkanindirect marketing dilakukan melalui kegiatan event seni budaya yang dilakukan dalam satutahun penuh. Selain itu dalam memperkuat brand equity, dilakukan maksimalisasi dalamberbagai komponen seperti brand identity melalui slogan dan logo, endorser melalui putradan putri Solo, dan kerjasama promosi melalui asosiasi terkait seperti Visit Jateng danWonderful Indonesia.Proses evaluasi dilakukan selama 1 tahun sekali, dimana ada indikator tertentu yangdigunakan untuk mengukur keberhasilan dari proses branding yang dilaksanakan, adapunindikator tersebut adalah The Number of Tourism, Length of Stay (LoS), Peredaran uang,Peningkatan jumlah akomodasi, dan penghargaan. Indikator keberhasilan kota Surakarta diatas belum sesuai dengan faktor ideal dalam mengukur keberhasilan branding sebuahdestinasi. Hal ini disebabkan karena tujuan utama yang ingin dicapai oleh kota Surakartaberfokus pada peningkatan jumlah wisatawan yang masuk ke kota Surakarta.3. PenutupBerdasarkan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini, maka dapat dipaparkan kesimpulansebagai berikut :3.1 Proses perumusan konsep didasari dengan latar belakang kota Surakarta yangdijadikan pusat dari pengembangan pariwisata Solo Raya karena memiliki potensiyang ada sesuai dengan konsep branding sebagai sebuah destinasi wisata (destinationaudit) meliputi keragaman atraksi, kekuatan untuk disandingkan dengan destinasilainnya, dan jangkauan wisatawan. Perumusan konsep dilakukan oleh berbagai pihakdimulai dari organisasi pemerintah, badan eksekutif dan legislatif, tokoh seni danbudaya, serta stakeholder pariwisata. Namun media sendiri yang berkedudukansebagai pembentuk opini tidak dilibatkan di sini karena media dianggap sebagaichannel dari pihak eksternal yang berguna dalam penyampaian informasi mengenaiberbagai kegiatan dalam proses branding. Objektif dari branding kota Surakarta masihbergantung tujuan marketing dibandingkan tujuan komunikasi. Selain itu, targetaudiens kota Surakarta didasarkan aspek geografis saja, sedangkan dalam prosesbranding, penentuan target audiens, setidaknya harus didasarkan pada aspekpsikografis, karena berkaitan dengan minat dan ketertarikan target audiens terhadapkonsep wisata kota Surakarta sebagai kota Budaya, sehingga akan memudahkandalam penyerapan pesan branding.3.2 Perencanaan strategis dalam jangka panjang penting dilakukan oleh sebuah kotasebagai dasar untuk melakukan segala kegiatan branding. Strategi tersebut,diimplementasikan melalui sebuah manajemen yaitu manajemen produk, manajemenbrand, dan manajemen servis.3.3 Implementasi strategi branding kota Surakarta melibatkan NTO (National TourismOrganization) dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta denganberbagai stakeholder Internal pariwisata yaitu ASITA, PHRI, HPI, dan BPPIS. Dalamprosesnya, NTO mengikut sertakan para stakeholder pada setiap kegiatan promosiyang terdiri dari kegiatan direct marketing dan indirect marketing. Penetapan tolakukur keberhasilan kegiatan branding kota Surakarta masih belum sesuai denganfaktor-faktor penentu keberhasilan branding sebuah destinasi yang lebih menekankanpada komunikasi brand untuk selanjutnya dipahami oleh berbagai stakeholder dantarget audiens. Dalam membranding sebuah destinasi akan terlibat melalui berbagaiaspek, dimana faktor ini sewaktu-waktu akan menghambat dalam proses branding.Aspek Natural diatasi dengan perjanjian dalam MoU yang ditandatangani olehmasing-masing walikota dalam kerjasama promosi terhadap keunikan masing-masingdestinasi. Aspek politik yang merujuk pada isu kerusuhan diatasi hal ini,dilakukankirab budaya oleh walikota Surakarta dalam rangka menciptakan image kotaSurakarta yang aman dan nyaman. Kendala lain dari aspek ekonomis adalahbudgeting yang dinilai sangat kecil, dilakukan pendekatan untuk menumbuhkan senseof belonging pada stakeholder eksternal, dimana melalui perasaan tersebut akanmenekan budgeting yang harus dikeluarkan. Manusia menjadi salah satu aspek,dimana akan mempengaruhi dalam perencanaan branding karena bertindak sebagaipembuat keputusan. Hal ini dianggap sebagai perubahan selera masyarakat, dan untukmengatasinya, Surakarta memfasilitasinya dalam hal ini melalui wisata belanjadengan produk-produk tradisional sehingga menarik wisatawan seperti batik dansouvenir.DAFTAR PUSTAKABukuAaker , David A. 2000. Brand Leadership. New York : The Free Press.Aaker, David A . 1991. Managing Brand Equity: Capitalising on the Value of a Brand Name,London: the Free PressBungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group.Cultures and Markets. Kogan Page Business BooksDreyfuss, Henry. 1972. Symbol Sourcebook : An Authoritative Guide to InternationalGraphic Symbols. McGraw-Hill Inc.Gelder, Sicco Van. 2005. Global Brand Strategy : Unlocking Brand Potential AcrossCountries,Gregory, Anne. 2010. Planning and Managing Public Relations Campaigns : A StrategicApproach. Kogan Page Publisher.Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan Positioning.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Keller, Kevin Lane. 2003. Strategic Brand Management : Building, Measuring, andManaging Brand Equity. California : Prentice Hall.Kerzner, Harold. 2001. Strategic Planning for Project Management Using a ProjectManagement Maturity Model. WileyKotler Philip & Keller Kevin Lane, 2009, Manajemen Pemasaran, edisi ketiga belas, Jakarta:Erlangga.Kotler, P, Haider, DH & Rein, IJ . 1993. Marketing places: Attracting investment, industry,and Tourism to cities, States, and Nations.Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana.Lesly, Philip. 1991. Lesly's Handbook of Public Relations And Communications. McGrawHill.Macnamara, Jim. 1996. Public Relations Handbook For Manager and Executive.Australia: Prentice Hall.McNally, David. Speak, Karl D. 2004. Be Your Own Brand. Jakarta : Gramedia PustakaUtama.Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.Morgan, N., Pritchard, A., & Pride, R. (2004). Destination Branding – Creating the UniqueDestination Proposition. (2ndEd). Oxford: Butterworth-Heinemann.Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.Percy, Larry. 1987. Advertising Communication and Promotion Management. Mc Graw HillInc.Ries, A. and Trout,J. 1981. Positioning, The battle for your mind. New York : Warner Books– McGraw-Hill Inc.Sadat, Andi M. 2009. Brand Belief : Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan.Jakarta : Salemba Empat.Schultz, Don. E and Barnes, Beth E. (1999). Strategic Brand Communication Campaigns.Lincolnwood, IL : NTC Business Books.Smith, Paul Russel. 2003. Great Answer Tough Marketing Quest. Koogan Page Publisher.Temporal, Paul. 2002. Advanced Brand Management : Managing Brand in A ChangingWorld. WileyTjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta : Andi Offset.tourism to cities, states, and nations. New York: The Free Press.UNWTO and ETC. 2009. Handbook on Tourism Destination Branding. Madrid : The WorldTourism Organization and the European Travel Commission.Upshow, Lynn B. 1995, Building Brand Identity, A strategy for success in hostilemarketplace. John Wiley & Sons, Inc, pp. 15-16.Worthen, Blaine R. ,Sanders, James R. 1979. Practices and Problems in Competency-BasedMeasurement.PenelitianChaerani, R.Y. (2011). Pengaruh City Branding Terhadap City Image (Studi Pencitraan KotaSolo : „The Spirit of Java’). Laporan Penelitian. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.Illiachenko, Elena Y. 2005. Exploring Culture, History and Nature as Tourist DestinationBranding Constructs : The Case of a Peripheral Region in Sweden. Dipresentasikanpada Seminar Policy and marketing/ Destination image and marketing di Akureyri,Iceland (22-25 Sept 2005) :1-12Ionela Cretu. (2011) . Destination image and destination branding in transition countries :the Romanian tourism branding campaign ‘Explore the Caparthian Garden’ .Desertasi. University of York.Liestiandre, Hanugerah K. Analisis Positioning Bali Sebagai Destinasi Wisata. Tesis.Universitas Udayana Denpasar.Linh, Duong Thuy. (2012). Practice of Internet Marketing in Destination Branding.Bachelor’s Thesis. Savonia University.Morrison, A. M & Anderson, D. J. 2002. Destination Branding, Dipresentasikan padaSeminar the Annual Meeting of the Missouri Association of Convention and VisitorBureaus.Risitano, M. (2005). The role of destination branding in the tourism stakeholders system. TheCampi Flegrei case. Laporan Penelitian. Faculty of Economics: University of NaplesFederico II.Stufflebeam, Daniel L. (2003). The CIPP Model for Evaluation. Dipresentasikan padaAnnual Conference of The Oregon Program Evaluators Network (OPEN) di Portland,Oregon. (10 Maret 2003) : 2-68.Hassan,Suzan B., Mohamed Soliman A. Hamid, dan H. Al Bohairy. (2001). Perception ofDestination Branding Measures : A Case Study of Alexandria Destination MarketingOrganizations. Laporan Penelitian.Trost, Klaric, dan Ruzik. (2012). Events as a Framework For Tourist Destination Branding-Case Studies of Two Cultural Events in Croatia. Laporan Penelitian.JurnalArgenti, Paul A. , Howell, Robert A. , Beck, Karen A. 2005. The Strategic CommunicationImperative. MIT Sloan Management Review. 83-89.Armstrong, J. Scott. 1986. Strategic Planning Improves Manufacturing Performance.Marketing Papers. 127-129Cai, L. A. (2002). Cooperative branding for rural destination. Annals of Tourism Research.29 (3), 720 – 742.David A. and Kevin L. Keller (1990), “Consumer Evaluations of Brand Extensions,” Journalof Marketing, 54 (January), 27-41Lassar, W., Mittal B. , and Sharma A. (1995). Measuring Customer-Based Brand Equity.Journal of Consumer Marketing 12(4): 11-19.Lavidge and Steiner. (1961). A Model for Predictive Measurements of AdvertisingEffectiveness. Journal of Marketing (October 1961) : 59–64.Ritchie, J.R.B. and Ritchie, R.J.B. (1998). Branding of Tourism Destinations : pastachievements and future challenges. A basic report for presentation th the 1998Annual Congress of the International Association of Scientific Experts in Tourism,Marrakech, Morocco, September 1998.Schultz, D., and H. Schultz. 1998. Transforming marketing communication into the twentyfirstcentury.Journal of Marketing Communications 4, no. 1: 9–26.Yoo, Bonghee , Donthu, Naven, Lee, Sungho. (2000). An Examination of Selected MarketingMix Elements and Brand Equity. Journal of Academy Marketing Science . SagePublications, 28 ; 195.InternetBPPIS Solo Fokus Promosi ke Tiga Kawasan Potensial . (2013). Dalamhttp://www.harianjogja.com/baca/2013/02/01/bppis-solo-fokus-promosi-ke-tigakawasan-potensial-374585 . Diunduh pada tanggal 18 Maret 2013 pukul 12.59 WIB.EUROCITIES. 2010. A shared vision on city branding in Europe [electronic material].Dalamhttp://ddata.overblog.com/xxxyyy/1/19/97/12/eurocities/EUROCITIES_City_branding_final-SMUL.pdf. Diunduh tanggal 15 April 2013 pukul 9.05 WIBIndonesia Tampil Total dalam Pameran Wisata Berlin . (2013). Dalamhttp://www.antaranews.com/berita/359928/indonesia-tampil-total-dalam-pameranpariwisata-berlin. Diunduh pada tanggal diunduh pada tanggal 18 Maret 2013 pukul12.32 WIB.Kunjungan Wisatawan ke Semarang Meningkat. (2013). Dalamhttp://travel.kompas.com/read/2013/01/15/14164693/Kunjungan.Wisatawan.ke.Semarang.Meningkat . Diunduh pada 17 Februari 2013 pukul 22.43 WIB.Kunjungan Wisatawan ke Semarang Meningkat. Dalamhttp://travel.kompas.com/read/2013/01/15/14164693/Kunjungan.Wisatawan.ke.Semarang.Meningkat diunduh pada tanggal 9 April 2013 pukul 11.10 WIB.Pertumbuhan Ekonomi Sragen Tertinggi di Surakarta. (2012). Dalamhttp://economy.okezone.com/read/2012/12/28/20/738578/2012-pertumbuhanekonomi-sragen-tertinggi-di-surakarta . Diunduh pada tanggal 17 Maret 2013 pukul18.00 WIBSurakarta targetkan 2 juta wisatawan per-tahun. Dalamhttp://www.wisatamelayu.com/id/news/12650-Surakarta-Targetkan-2-Juta-Wisatawan-Per-Tahun diunduh pada tanggal 9 April 2013 pukul 12.07 WIB.Ulfah, Anita. (2012). ”Eco-Cultural” City Jokowi. Dalamhttp://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/07/26/194009/10/Ecocultural-City-Jokowi . Diunduh pada tanggal 16 Maret 2013 pukul 11.41 WIB.
Pengaruh Terpaan Iklan Televisi dan Kualitas Website terhadap Keputusan Pembelian di Situs Belanja Online Bukalapak Alifa Ardini Sekarpramudita; Yanuar Luqman
Interaksi Online Vol 8, No 2: April 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.461 KB)

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of exposure to television advertising and website quality on purchasing decisions on Bukalapak online shopping sites. This study uses the theory of advertising exposure and reasoned action (TRA). The sampling technique used is non-probability sampling with a total sample of 60 respondents with the characteristics of having accessed the Bukalapak online shopping site, having seen Bukalapak advertisements on television, and with ages ranging from 19-34 years. Analysis of the data used is a simple linear regression test. The results of the study indicate that there is a significant influence of exposure to television advertising and website quality on purchasing decisions on Bukalapak online shopping sites.
MEMAHAMI KEGIATAN KOMUNIKASI DALAM UPAYA MEMBENTUK RASA PERCAYA (TRUST) DI GROUP BLACKBERRY MESSENGER (BBM) SHOP Eka Novitasari; Djoko Setyabudi; Yanuar Luqman
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan Sejak munculnya e-commerce, penjual dan pembeli dapat melakukan transaksi jualbeli tanpa harus bertemu langsung (face to face). E-commerce merupakan prosestransaksi komersial yang dilakukan melalui teknologi digital. Sebagian besar transaksiyang terjadi melalui internet dan Web (Loudon & Traver,2009:10).Masyarakat Indonesia sekarang ini mulai “melek” dengan teknologi sehinggatransaksi melalui e-commerce mulai banyak dilakukan, karena dinilai lebih efektif danefisien. Ini terbukti dari hasil survey Nielsen Company Indonesia (AC Nielsen 2011)yang menyatakan tren belanja lewat e-commerce di Indonesia meningkat sepanjangtahun 2011. Tercatat 70 persen dari 30 juta pengguna internet di Indonesia melakukane-commerce sepanjang Maret hingga September 2011. Catherine Eddy, DirekturEksekutif Riset Konsumen Nielsen Company Indonesia, menyatakan bahwa padaperiode yang sama tahun sebelumnya keinginan berbelanja secara e-commerce masihdi bawah 68 persen, namun saat ini telah mengalami kenaikan karena kenyamanandan keamanan dalam berinternet juga meningkat. Nielsen melakukan riset konsumensejak Maret 2011 lalu terhadap 500 orang yang mewakili 29 juta pengguna internet diIndonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan 52 persen pelaku e-commerce tertarikuntuk membeli buku, pakaian dan sepatu (44 persen), tiket pesawat 35 persen, sertaperalatan elektronik 32 persen.Fenomena yang sedang berkembang di Indonesia belakangan ini adalahmaraknya penggunaan Blackberry Messenger (BBM) sebagai tempat untukmelakukan kegiatan e-commerce melalui fitur Group BBM. Adanya fenomena GroupBBM Shop yang berkembang di masyarakat, merupakan bagian dari perkembanganmedia baru yang ada. Perkembangan media baru ini tidak dapat dihindari, karenatermasuk dalam perkembangan kehidupan manusia. Banyak penjual yang beralihmenggunakan Group BBM Shop sebagai alternatif dalam melakukan e-commercekarena dinilai efektif dan murah. Seperti yang dikatakan oleh Manzur dalam bukunya(2011:6), dengan menggunakan Blackberry seseorang dapat melakukan aktivitas ecommercedimanapun dan kapanpun tanpa memandang tempat dan waktu. Sehinggaseseorang dapat melakukan interaksi dengan pelanggannya baik melalui email ,chat,maupun jejaring sosial secara mobile.Walaupun demikian, proses transaksi tidak langsung yang terjadi pada groupbbm shop tetap menjadi kendala yang menyebabkan terjadinya kegagalan komunikasidan penipuan. Sehingga rasa percaya pada transaksi didalam group bbm shop inimemiliki peran yang sangat penting agar pembeli mau melakukan pembelian.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan komunikasi yangdilakukan dalam membentuk rasa percaya (Trust) melalui transaksi jual beli yangterjadi pada Group Blackberry Messenger (BBM) Shop.Teori yang digunakan adalah teori komunikasi persuasif yang digunakanuntuk mendeskripsikan bagaimana upaya membentuk rasa percaya (trust) di dalamgroup bbm shop. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatifdengan pendekatan fenomenologi. Subyek dalam penelitian ini adalah penjual danpembeli yang melakukan transaksi melalui group bbm shop.B. Batang TubuhSebelum bergabung dalam sebuah group bbm shop, biasanya pembeli akanmemperhatikan beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut diantaranya produk, hargadan yang paling penting rekomendasi dari orang terdekat, seperti teman maupunsaudara. Ketiga faktor inilah yang dijadikan acuan oleh para pembeli sehinggaakhirnya memutuskan bergabung dalam group bbm shop.Setelah pembeli bergabung didalam sebuag group bbm shop untukmembentuk rasa percaya di group bbm shop, penjual melakukan kegiatan komunikasidengan pembeli. Seperti yang diungkapkan oleh Engel, Blackwell dan Miniard(1995:382) bahwa kegiatan komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeliketika melakukan transaksi merupakan kegiatan yang digunakan untuk salingmembagi informasi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama disini adalahadanya pembelian. Kegiatan komunikasi yang dilakukan terjadi dengan tiga tahapan:Pertama, yaitu penjual melakukan kegiatan komunikasi yang dilakukan untukmenarik pembeli agar mau melakukan pembelian. Kegiatan ini diawali denganpenjual terlebih dulu mengupload foto produk yang dijual di group bbm shop,kemudian penjual menjelaskan harga dari produk tersebut. Dan yang terakhir penjualmelakukan promosi dengan menggunakan broadcast message maupun menggunakandisplay picture. Hal ini merupakan bagian dari adanya konsep bauran pemasaran(marketing mix) yang digunakan untuk mempengaruhi permintaan pembeli (Mowendan Minor,2008:62-63).Kedua, setalah penjual melakukan tahapan kegiatan komunikasi yang pertama,pembeli yang merasa tertarik untuk melakukan pembelian akan mengomentari fotoproduk tersebut. Kemudian penjual pun akan melakukan tahapan kegiatan komunikasikedua yang dilakukan untuk meyakinkan pembeli.Pada tahapan kedua ini, akan terjadi dua pendekatan yaitu pendekatan nonpersonal dan pendekatan personal. Pada pendekatan non personal penjual melakukaninteraksi dengan pembeli menggunakan group chat. Pada pendekatan ini biasanyapembeli akan merasa kurang nyaman, karena dapat mengganggu pembeli lain.Sehingga pembeli biasanya akan membatalkan pembelian jika penjual hanyamelakukan interaksi dengan menggunakan group bbm shop.Sedangkan pada pendekatan personal, penjual biasanya menggunakan bbm.Pendekatan ini sangat efektif bagi penjual, karena pembeli akan merasa lebih nyamanuntuk melakukan interaksi. Sehingga pembeli pun merasa yakin untuk melakukanpembelian. Pada interaksi yang terjadi terjadi upaya – upaya yang bertujuan untukmeyakinkan pembeli dimana hal ini merupakan bagian dari komponen komunikasipersuasif yang diungkapkan oleh Adler (2000:405) yaitu Meyakinkan. Dimana darimeyakinkan pembeli rasa percaya dapat terbentuk. Untuk meyakinkan pembeli inipenjual melakukan upaya2 diantaranya menggunakan sapaan, promosi, prosestransaksi yang dilakukan, jaminan dan informasi detail mengenai produk yang dijual.Pada tahapan ketiga, setelah pembeli merasa yakin maka penjual punmelakukan tahapan kegiatan komunikasi yang terakhir yang bertujuan untukmembangun rasa percaya. Rasa yakin yang terbentuk pada tahapan kegiatankomunikasi sebelumnya, akan berkembang menjadi rasa percaya pada tahapan ini.Dari rasa percaya inilah pembeli memutuskan untuk melakukan pembelian. Sehinggapembelian pun akhirnya terjadi. Berikut merupakan bagan yang menjelaskanmengenai bagaimana kegiatan komunikasi yang terjadi pada group bbm shopsehingga dapat terbentuk rasa percaya.Bagan Kegiatan Komunikasi dalam Upaya Membentuk Rasa Percaya (Trust) diGroup Blackberry Messenger (BBM) ShopC. PenutupHasil penelitian mengenai kegiatan komunikasi dalam upaya membentuk rasa percaya(trust) di group bbm shop, menunjukkan beberapa hasil yang dapat memberisumbangan kepada penjual maupun pembeli yang melakukan transaksi melalui groupbbm shop. Dalam membentuk rasa percaya (trust) kepada pembeli, penjual perlumelakukan kegiatan komunikasi yang pada akhirnya nanti dapat membentuk rasapercaya pada pembeli sehingga pembelian pun terjadi. Untuk membentuk rasapercaya tersebut, penjual dapat melakukan kegiatan komunikasi yang dilakukan untukmenarik pembeli terlebih dahulu. Setelah pembeli merasa tertarik, maka selanjutnyapenjual dapat melakukan kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk meyakinkanpembeli. Pada tahapan kegiatan komunikasi ini pembeli akan merasa yakin denganadanya pendekatan personal yang dilakukan penjual melalui blackberry messenger(bbm). Setelah pembeli merasa yakin maka rasa percaya pun terbentuk sehinggaterjadilah pembelian pada transaksi melalui group bbm shop.D. Daftar PustakaAdler,Ronald B. dan Goerge Rodman.2000.Understanding Human Communication(7th edition).USA.Horcourt Collage PublisersDenscombe,Martyn.2007.”The Good Research Guide”for small-scale social researchprojects. 3th Edition.LondonEngel,James F, Roger D. Blackwell & Paul W. Miniard.1995. Perilaku KonsumenJilid I.Jakarta.Binarupa AksaraEngel,James F, Roger D. Blackwell & Paul W. Miniard.1995. Perilaku KonsumenJilid 2.Jakarta.Binarupa AksaraHawkins, Dell, dkk. 2007.Consumer Behaviour:Building Marketing Strategi.NewYork :Mc Graw – Hill/IrwinKotler, Philip& Gary Amstrong.2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid1.Jakarta.ErlanggaKotler, Philip& Gary Amstrong.2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid2.Jakarta.ErlanggaLittle John, Stephen.W & Karen A Foss.2008.Teori Komunikasi “Theories of HumanCommunication”edisi ke 9.Jakarta:Salemba HumanikaLoudon, Kenneth C. 2009.E-Commerce “The Revolution is Just Beginning”Manzur,Aunurrofiq.2011.Kendalikan Dagang Online dengan Blackberry. Jakarta:PTElex Media KomputindoMulyana,Deddy.1996. Human Communication. Prinsip-Prinsip Dasar.Bandung:Remaja RosdakaryaMcQuail,Dennis.1987.Mass Communication Theory.Jakarta:ErlanggaMcQuail,D.2000. McQuail’s Mass Communication Theory, 4th Edition, / London,Thousand Oaks, New Delhi: Sage Publications.Moleong, Lexy J.2007.Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.Bandung: PTRemaja RosdakaryaMowen,John C. & Michael Minor.(2002).Perilaku Konsumen Jilid 1 (edisi5).Jakarta.ErlanggaMulyana,Deddy.2001.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung.PT RemajaRosdakaryaSellers, L. 1999. Warning: Shameless Advertising Disguised as Editorial Content WillKill Your Credibility, Alianate Your Costumers, and You May Burn In Hell,dalam Severin, Werner J. & James W. Tankard,Jr. (2009). Teori Komunikasi :Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa Edisi Kelima. Jakarta:Kencana Prenada Media GroupSeverin,Werner J. & James W. Tankard,Jr. (2009). Teori Komunikasi : Sejarah,Metode, dan Terapan di dalam Media Massa Edisi Kelima. Jakarta: KencanaPrenada Media GroupSutopo,H.B.2002.Metode Penelitian Kualitatif:Dasar Teori dan Terpaannya dalamPenelitian.Surakarta:Sebelas Maret University PressYuswohady.2012.Consumer 3000: Revolusi Konsumen Kelas Menengah diIndonesia.Jakarta:Gramedia
Co-Authors Ade Irma Safitri Widyasari Aditia Galih Purnama Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Agus Sudrajat Ahmad Firdaus Faza Ajeng Novita Handayani Aldy Rizaldy Ramadhan Alexandra Parahita Bening Kesumaputri Alifa Ardini Sekarpramudita Amida Yusriana Ardini Sekarpramudita, Alifa Armansyah H Tambunan Arsya Yanuar Widyati Asti Rifiana Audrey Filia Rheinaya Daniel Panogari Dewi Fatmawaty Djoko Setiabudi Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi Djoko Setyabudi Egi Famela EKA NOVITASARI Eleonora Irsya Eris Ariesda, Teo Faizuddin Rahmatulloh Farrah Alfarani Nur Hidayat Felda Aurellia Anandani Felisitas Yolandita Suryo Kinasih Gilang Wicaksono Hartuti Purnaweni Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Ignatia Endra Kristianti Iqbal Aulia Ahsan Istiqomah Sheyla Al Kautsar Joyo Nur Suyanto Gono Karem Rouby Islam Klara Laurensia Kurniawan Akbar Lina Mustikawati Lintang Ratri Rahmiadji M Bayu Widagdo Mary Nuriko Tresia Sucipto, Sisilia Michael Lucky Ananda Mimi Sakinah Hilma Mira Adinia Muhammad Aufar Al Wafi Muhammad Bayu widagdo Muhammad Bayu Widagdo Muhammad Wahyu Widagdo Naomi Uli Quanti Siahaan Nisa Tunjung Hapsari Nurist Surayya Ulfa Nurist Surayya Ulfa Nurist Surraya ulfa Nurul Hasfi Osadhani Rahma Pemila Panggalo, Agimoto Primada Qurrota Ayun Pua Ayu Wardhani Putri Febrianti Rahma Kurniasari Retno Palupi Ridha Fadhila Rifka Ayu Pertiwi Rifqah Nailah Rodra Ciptaning Rosita Rachma Ruli Sawitri S. Rouli Manalu Sarwititi Sarwoprasodjo Siti Zahara Alawiyah Yulissa Sudarno Sudarno Sumardjo Sumardjo Syahdam Arrahman Tan Faizal Rachman Tandiyo Pradekso Taufik Suprihatini Thalya Anggita Putri Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Vina Aulia Maharani Wiwid Noor Rakhmad Yasirul Amri Muhammad Yoga Yuniadi Yuaristi Ekantina Zainiyah Alfirdaus