Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Agregat Setempat Terhadap Nilai Indeks dan Biaya Pada Analisa Satuan Pekerjaan Beton f’c 20 MPa Muhammad Humaidi; Khairil Yanuar; Aunur Rafik
Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v2i2.604

Abstract

Penggunaan material setempat yaitu agregat kasar dan agregat halus dalam pembuatan beton memiliki beberapa keuntungan yaitu mudahnya mendapatkan material, harga yang lebih murah dan biaya distribusi yang murah. Biaya distribusi dipengaruhi oleh jarak dan seberapa besar energi yang dipakai. Material setempat bisa dianggap sebagai green material karena proses distribusinya yang tidak banyak memerlukan energi. Kontraktor dalam menyusun biaya konstruksi (building cost) selain memperhatikan harga satuan juga harus memperhatikan indeks yang sesuai apabila menggunakan material setempat. Hal ini dilakukan agar biaya konstruksi yang ditawarkan kompetitif dan tetap memberikan keuntungan (profit) yang wajar. Untuk mendapatkan indeks material setempat untuk beton perlu dilakukan concrete mix design, yaitu dengan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk agregat kasar dan agregat halus serta melakukan perencangan proporsi campuran beton berdasarkan SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Proporsi campuran beton yang didapat merupakan indeks campuran dalam satu meter kubik beton. Indeks yang didapat dengan menggunakan material setempat kemudian dibandingkan dengan indeks yang terdapat pada SNI SNI 7394:2008. Hal ini dilakukan karena besaran indeks akan mempengaruhi biaya satuan pekerjaan beton. Proporsi yang didapat kemudian dibuat dalam bentuk benda uji untuk dilakukan uji tekan beton. Uji tekan beton digunakan untuk mengetahui apakah proporsi tersebut sudah memenuhi kuat tekan yang disyaratkan. Biaya satuan pekerjaan beton didapat dengan mengalikan harga satuan material pembuat beton dengan indeks materialnya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa indeks semen dan agregat kasar dari hasil concrete mix design denga material lokal leboh besar 57 kg dan 60 kg, sedangkan indeks agregat halus dan air lebih kecil 4 kg dan 30 liter dibandingkan indeks pada SNI SNI 7394:2008. Biaya yang diperlukan untuk membuat 1 m3 beton dengan agregat lokal sebesar Rp978.094,80 lebih besar dari menggunakan indeks SNI sebesar Rp. 877.918,40 atau dengan selisih 11,4%.
Komparasi Biaya Konstruksi Bangunan Atas Jembatan Slab On Pile di Atas Tanah Lunak untuk Beberapa Variasi Bentang Ruspiansyah Ruspiansyah; Muhammad Humaidi; Khairil Yanuar
Jurnal Teknik Sipil Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2020
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v4i2.851

Abstract

Jembatan tipe slab on pile umumnya terdiri dari dua bentang atau lebih. Sampai saat ini belum ada ketentuan atau pedoman terkait dengan panjang bentang terkecil dan terbesar. Dengan demikian penentuan panjang bentang jembatan slab on pile lebih kepada engineering judgment desainer dan/atau pemilik jembatan. Penelitian ini mencoba menentukan panjang bentang optimal yang dapat menghasilkan biaya konstruksi bangunan atas yang minimal dalam satuan rupiah per satuan luas jembatan slab on pile di daerah tanah lunak. Adapun lokasi penelitian berada di Jembatan Ray 2 Kabupaten Barito Kuala. Dalam penelitian ini, jembatan dibagi kedalam tiga tipe, yaitu Tipe I dengan bentang segmental 4 m dengan banyak bentang lima bentang dan panjang bentang total 20 m, Tipe II dengan bentang segmental 5 m dengan banyak bentang empat bentang dan panjang bentang total 20 m, dan Tipe III dengan bentang segmental 7 m dengan banyak bentang tiga bentang dan panjang bentang total 21 m. Berdasarkan hasil desain, biaya konstruksi bangunan atas per satuan luas untuk untuk jembatan slab on pile tipe I sebesar Rp5,795,673.4, jembatan slab on pile tipe II sebesar Rp5,313,707.8, dan jembatan slab on pile tipe III sebesar Rp4,925,033.0. Perbedaan biaya konstruksi ini dipengaruhi oleh jumlah pier head yang dimiliki jembatan, dimana tipe III memiliki jumlah pier head terkecil Abstract Slab on pile bridges consist of two spans or more. Until now, there are not codes state cleary about shortest and largest span of slab on pile bridge. Therefore, decision about length of span tends to engineering judgement of designer and/or owner of the bridge. This research tries to propose about optimal span that obtain a minimal construction cost of superstructure of slab on pile bridge on soft soil area in rupiah per square area. This research is located at Ray 2 Bridge in Barito Kuala District. In this research, bridge classifies in three types: type I (4 m segmental length, 5 spans, and 20 m total span length), type II (5 m segmental length, 4 spans, and 20 m total span length), and type III (7 m segmental length, 3 spans, and 21 m total span length). According to design results in this research, construction cost of superstructure for type I, II, and III are Rp5,795,673.4, Rp5,313,707.8, and Rp4,925,033.0. construction cos differs among types because the numbers of pier head, wherein type III has smallest number of pier head
ANALISIS SWOT DALAM IMPLENTASI PROMOTIONAL MIX DODOL PRODUKSI IBU MITA DI DESA KAPUH KANDANGAN Jumiati Jumiati; Muhammad Humaidi
Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis Vol 5 No 1 (2019): JURNAL ILMIAH EKONOMI BISNIS
Publisher : Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.349 KB) | DOI: 10.35972/jieb.v5i1.257

Abstract

Abstract: This study aims to analyze SWOT in the implantation of Mita's promotional Mix Dodol Production in Kapuh Kandangan Village. The variables used in this study are promotion and SWOT strategies. The population and samples in this study were 9 leaders and employees of Dodol Production Mita Kandangan Production. The technique of collecting data uses the method of observation, interviews, documentation, and literature. Data analysis techniques in this study are SWOT analysis (S) Strengths, (W) Weakness, (O) Opportunities, and (T) Threats. EFAS (External Strategic Factor Analysis Summary) and IFAS (External Factor Analysis Summary). This result that the promotion strategy to increase sales in the Production of Mother Mita Dodol in the Kapuh Kandangan Village is based on the EFAS Matrix analysis with a value of 2,843 indicating that the Ibu Mita Production Dodol in Kapuh Kandangan Village is able to anticipate opportunities that arise from the external environment and based on IFAS Matrix analysis obtained a value of 2,765, this indicates that the Production Mole of Mrs. Mita in Kapuh Kandangan Village has developed and can overcome weaknesses. Although externally able to anticipate external opportunities and threats, Ibu Mita's Production Dodol in Kapuh Kandangan Village needs internal improvement, so as to be able to use the power to take advantage of the opportunities. Keywords: promotion strategy, SWOT, dodol, Kandangan Vilage Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis SWOT dalam implentasi promotional Mix   Dodol Produksi Ibu Mita di Desa Kapuh Kandangan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi promosi dan SWOT. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pimpinan serta karyawan Dodol Produksi Ibu Mita Kandangan yang berjumlah 9 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis SWOT (S) Strengths, (W) Weakness, (O) Opportunities, and (T) Threats. EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) dan IFAS (Eksternal Factor Analysis Summary). Hasil ini bahwa strategi promosi untuk meningkatkan penjualan pada Dodol Produksi Ibu Mita Di Desa Kapuh Kandangan adalah berdasarkan analisis Matriks EFAS diperoleh nilai sebesar 2,843 hal tersebut menunjukkan bahwa Dodol Produksi Ibu Mita di Desa Kapuh Kandangan  mampu mengantisipasi peluang yang muncul dari lingkungan eksternal dan mengantisipasi datangnya ancaman dan berdasarkan analisis Matriks IFAS diperoleh nilai sebesar 2,765 hal tersebut menunjukkan bahwa Dodol Produksi Ibu Mita di Desa Kapuh Kandangan  sudah berkembang dan dapat mengatasi kelemahan. Walaupun secara eksternal mampu mengantisipasi peluang dan ancaman eksternal, Dodol Produksi Ibu Mita di Desa Kapuh Kandangan perlu pembenahan secara internal, sehingga mampu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Kata kunci : Strategi promosi, SWOT, dodol, Desa Kandangan