Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS INSTRUKSIONAL PEMBELAJARAN TERPADU BERBASIS LITERASI BUDAYA PADA PELAJARAN MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA Clara Ika Sari Budhayanti; Sri Hapsari Wijayanti; Vanessa Emmily Dirgantara
Jurnal Cakrawala Pendas Vol 8, No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v8i1.3473

Abstract

Salah satu kendala guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu berbasis budaya terletak pada proses perancangan pembelajaran yaitu pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru kesulitan menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator pembelajaran, karena kurang memahami benang merah dari Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi. Hal ini menyebabkan guru kesulitan dalam tahapan analisis instruksional selanjutnya, yaitu perumusan tujuan pembelajaran dan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Guru memerlukan panduan dalam merumuskan indikator pembelajaran yang baik dan tepat.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi dasar dalam perumusan indikator pembelajaran terpadu berbasis literasi budaya pada Matematika dan Bahasa Indonesia di Kelas II Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dimana dokumen yang diteliti adalah kurikulum 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pembelajaran berbasis literasi budaya untuk Matematika dan Bahasa Indonesia, dapat dirumuskan dengan mengacu pada lima tahapan penyusunan rancangan pembelajaran terpadu menurut Saud, dkk. Pada tahap penetapan kompetensi dasar, digunakan tabel matrik kompetensi untuk mempermudah identifikasi kompetensi dasar Matematika dan Bahasa Indonesia yang sesuai untuk pembelajaran terpadu berbasis literasi budaya. Tabel matrik ini juga mempermudah untuk mengidentifikasi kompetensi literasi budaya sebagai konteks pembelajaran. Selain itu, perumusan indikator pembelajaran matematika dan Bahasa Indonesia mengacu pada lintasan belajar dan empat keterampilan berbahasa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perumusan indikator pembelajaran terpadu berbasis literasi budaya dapat menggunakan lima tahapan penyusunan rancangan pembelajaran terpadu menurut Saud, dkk.
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI GENERASI MILENIAL DI SOSIAL MEDIA Sri Hapsari Wijayanti; Kasdin Sihotang; Vanessa Emmily Dirgantara; Maytriyanti Maytriyanti
BASINDO : jurnal kajian bahasa, sastra Indonesia, dan pembelajarannya Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasikan bentuk-bentuk komunikasi di Facebook, Instagram, Line, dan Whatsapp. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Responden penelitian ini adalah 268 mahasiswa di Jakarta. Data dikumpulkan menggunakan g-form dan wawancara mendalam. Penelitian ini menemukan bahwa bahasa yang digunakan mahasiswa adalah  campuran bahasa Indonesia nonformal, bahasa daerah, bahasa Inggris, dan bahasa alay. Bentuk komunikasi meliputi singkatan dan akronim, emotikon, stiker, permainan huruf, penggunaan tanda seru, tanda tanya, tanda petik, angka dua, huruf kecil, huruf kapital, penambahan sufiks, eufemisme,kiasan, dan perubahan fonem.
ANALISIS INSTRUKSIONAL PEMBELAJARAN TERPADU BERBASIS LITERASI BUDAYA PADA PELAJARAN MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA Clara Ika Sari Budhayanti; Sri Hapsari Wijayanti; Vanessa Emmily Dirgantara
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.19 KB) | DOI: 10.31949/jcp.v8i1.1917

Abstract

Salah satu kendala guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu berbasis budaya terletak pada proses perancangan pembelajaran yaitu pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru kesulitan menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator pembelajaran, karena kurang memahami benang merah dari Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi. Hal ini menyebabkan guru kesulitan dalam tahapan analisis instruksional selanjutnya, yaitu perumusan tujuan pembelajaran dan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Guru memerlukan panduan dalam merumuskan indikator pembelajaran yang baik dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi dasar dalam perumusan indikator pembelajaran terpadu berbasis literasi budaya pada Matematika dan Bahasa Indonesia di Kelas II Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dimana dokumen yang diteliti adalah kurikulum 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pembelajaran berbasis literasi budaya untuk Matematika dan Bahasa Indonesia, dapat dirumuskan dengan mengacu pada lima tahapan penyusunan rancangan pembelajaran terpadu menurut Saud, dkk. Pada tahap penetapan kompetensi dasar, digunakan tabel matrik kompetensi untuk mempermudah identifikasi kompetensi dasar Matematika dan Bahasa Indonesia yang sesuai untuk pembelajaran terpadu berbasis literasi budaya. Tabel matrik ini juga mempermudah untuk mengidentifikasi kompetensi literasi budaya sebagai konteks pembelajaran. Selain itu, perumusan indikator pembelajaran matematika dan Bahasa Indonesia mengacu pada lintasan belajar dan empat keterampilan berbahasa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perumusan indikator pembelajaran terpadu berbasis literasi budaya dapat menggunakan lima tahapan penyusunan rancangan pembelajaran terpadu menurut Saud, dkk.
Mengembangkan Profesionalitas Guru sebagai Pemandu Acara Kegiatan Protokoler Sekolah Sri Hapsari Wijayanti; Yohanes Arianto Budi Nugroho; Vanessa Emmily Dirgantara; May Triyanti Manalu
I-Com: Indonesian Community Journal Vol 3 No 2 (2023): I-Com: Indonesian Community Journal (Juni 2023)
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.893 KB) | DOI: 10.33379/icom.v3i2.2592

Abstract

Kemampuan guru dalam berkomunikasi lisan bukan sebatas mengajar di depan kelas, melainkan juga berbicara di depan khalayak umum. Dalam banyak kegiatan formal dan protokoler, pastinya dibutuhkan seorang pembawa acara (pewara/ MC). Akan tetapi, menjadi pewara masih menjadi hambatan bagi guru-guru di SDN Cicayur 1 di Kecamatan Cisauk, Tangerang Selatan. Karena itu, kegiatan ini bertujuan melatih guru-guru di SDN Cicayur 1 Kecamatan Cisauk untuk dapat mengembangkan kemampuannya menjadi pewara dalam berbagai kegiatan sekolah. Kegiatan yang diikuti dua puluh guru ini disampaikan dengan  teknik tutorial, diskusi, demonstrasi, dan praktik. Dari penugasan berupa produksi video,  guru sudah dapat memperlihatkan kemampuannya tampil sebagai pewara, tetapi masih perlu dikembangkan lagi khususnya dalam hal  penampilan dan ekspresi wajah, menggunakan bahasa tubuh dengan lebih luwes lagi, dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Guru dapat tampil lebih profesional sebagai pewara dan dapat mengajarkannya kepada siswa. Selain itu, guru dapat lebih meningkatkan kreativitasnya dalam berkomunikasi publik.