Gaib Suwasana
Universitas Islam Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Fenomena Teknologi Informasi Perpustakaan Dan Dampaknya Terhadap Entri Data Bibliografis Gaib Suwasana
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 5 No. 1 2014
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aplikasi teknologi komputer benar-benar telah menandai revolusi peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat dan efisien. Konsep teleworking menjadikan para eksekutif di dalam organisasi-organisasi bisnis dapat mengerjakan tugas-tugas kantor di rumah mereka sendiri sementara komunikasi dengan kantor tetap terjaga berkat hubungan komputer melalui media telekomunikasi. Perkembangan teknologi dibidang perpustakaan salah satunya adalah teknologi identifi kasi berbasis gelombang radio atau dikenal dengan istilah RFID (Radio Frequency Identifi cation) adalah teknologi identifi kasi berbasis gelombang radio. Implementasi RFID di Indonesia, khususnya dalam bidang perpustakaan, masih tergolong sangat baru. Oleh karena itu, implementasi RFID ini akan memberikan nilai ekslusivitas serta publikasi yang tinggi, selain juga akan mewujudkan revolusi dalam manajemen perpustakaan modern. Entrepreneur juga tidak luput dari banjir informasi ini. Katalog perpustakaan dapat digunakan oleh pemustaka untuk menemukan bahan pustaka yang diinginkannya berdasarkan pengarang, judul, maupun subjeknya. Pengertian ini menekankan fungsi katalog perpustakaan sebagai sarana atau alat bantu dalam temu balik informasi (information retrieval) di suatu perpustakaan. Tidak hanya itu saja katalog dapat menunjukkan dokumen apa saja yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan. Katalog sebagai suatu sistem komunikasi yang dapat menunjukkan kekayaan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Artinya, suatu perpustakaan melalui katalognya dapat mengkomunikasikan kepada pemustaka, koleksi apa saja yang dimilikinya, seberapa banyak koleksi tersebut dan sebagainya. Katalog perpustakaan di satu sisi dapat berfungsi sebagai sistem komunikasi, dan di sisi lain berfungsi sebagai daftar inventaris dari seluruh bahan pustaka yang dimilikinya. Katalog juga dapat membantu pada pemilihan sebuah buku berdasarkan edisinya, atau berdasarkan karakternya - sastra atau topiknya, bentuk, jenis dan gambaran koleksinya, ukuran dan ketebalannya, ilustrasi isinya. Akantetapi pada intinya semua mempunyai fungsi yang sama sebagai sarana temu kembali informasisesuai dengan yang diinginkan oleh pemustakanya.
Peningkatan Kuantitas Koleksi: Evaluasi Sasaran Mutu Yang Telah Ditetapkan di Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Gaib Suwasana; Admiko Suharto
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 2 No. 1 2009
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koleksi sebagai sumber informasi utama suatu perpustakaan, apapun jenis, bentuk, dan ragam-macamnya dapat dikatakan sebagai ciri dari kekayaan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Buku masih mendominasi koleksi sebagian besar peipustakaan kita. Dalam konsep mutu, manajemen mutu universitas, dan sasaran mutu yang akan dicapai harus jelas dan tegas. Parameter pengukurannya mudah dan gampang dipahami semua pihak. Sasaran yang masih menimbulkan banyak tafsiran dalam parameter tolak ukurnya, perlu diubah menjadi lebih sempit sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti. Sasaran mutu yang telah ditetapkan dalam konsep pengembangan koleksi harus mudah diukur dengan parameter kuantitas seperti: dari sisi jumlah judul, jumlah eksemplar, atau dari sisi anggaran untuk pengembangan koleksi per tahun anggaran. Dengan demikian, tingkat pencapaian sasaran mutunya dapat dievaluasi secara keseluruhan setiap tahunnya.
Perpustakaan Dalam Konsep Pendidikan Islam Gaib Suwasana
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 6 No. 1 2015
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perpustakaan dalam konsep pendidikan Islam adalah sebagai pendukung sumber-sumber rujukan terkait dengan aspek-aspek pembekalan dan pengajaran Islam, dakwah, etika sosial, interaksi social dan pembinaan umat menuju rahmatan lil’alamin dimanapun tempat kita berada. Aspek-aspek yang terkait dalam konsep tersebut adalah Pendidikan Islam, Masjid, dan Pesantren. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berkesadaran dan bertujuan. Konsep pendidikan dalam Islam adalah: Pertama, pendidikan merupakan kegiatan yang harus memiliki tujuan, sasaran dan target yang jelas. Kedua, Pendidik yang sejati dan mutlak adalah Allah SWT, Dialah Pencipta fi trah, Pemberi bakat, Pembuat berbagai sunnah perkembangan, peningkatan, dan interaksi fi trah sebagaimana Dia pun mensyariatkan aturan guna mewujudkan kesempurnaan, kemaslahatan dan kebahagiaan fi trah tersebut. Ketiga, pendidikan menuntut terwujudnya program berjenjang melalui peningkatan kegiatan pendidikan dan pengajaran selaras dengan perkembangan anak. Keempat, peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan Allah SWT yang menciptakanNya. Masjid dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum Muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah semata. Karena itu Al-Quran sural Al-Jin (72): 18, misalnya, menegaskan bahwa, “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, karena janganlah menyembah selain Allah sesuatu pun”. Rasul Saw. juga bersabda, “Telah dijadikan untukku (dan untuk umatku) bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri” (HR Bukhari dan Muslim melalui Jabir bin Abdullah). Sedangkan Pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam, juga pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian. Perpustakaan dalam konsep Pendidikan Islam dapat sebagai supporter demi keberhasilan aspek-aspek pembekalan dan pengajaran Islam, dakwah, etika sosial, interaksi sosial dan pembinaan umat menuju rahmatan lil’alamin terkait dalam konsep Pendidikan Islam.
Strategi Pemindahan Koleksi Dalam Ruang Terbatas: Konsep kegiatan di masa pandemi Covid 19 Gaib Suwasana
Buletin Perpustakaan Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pemikiran, pengembangan inovasi, tata atur ruang dan koleksi perpustakaan setiap saat memungkinkan untuk berubah. Momen-momen penting yang terjadi akan berdampak pula pada elemen-elemen lain yang kemungkinan dapat ditingkatkan nilai guna dan kemanfaatannya. Artinya dalam momen masa pandemi Covid 19, berdampak system pelayanan publik, dan perubahan yang terjadi akan mempengaruhi komponen yang lain untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi tersebut. Hal seperti ini akan berkaitan dengan estetika ruangan yang ada, dapat berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi ruangan yang ada, juga dapat berkaitan dengan ergonomi terhadap suatu peralatan yang ada atau berkaitan sebagai optimalisasi fungsi konsep tata ruang yang harus dilakukan. Salah satu perubahan yang terjadi dalam upaya menunjang kelancaran pelayanan adalah pemindahan atau tukar tempat koleksi pada ruang yang berbeda di dalam perpustakaan. Berdasarkan pengkondisian diatas maka harus ditentukan strategi yang tepat untuk mempercepat proses pindahannya. Perpustakaan dalam kondisi tidak ada ruang yang kosong, tidak ada rak yang kosong sebagai tempat sementara, maka harus diperhitungkan dan ditentukan dengan cermat strategi pelaksanaan yang harus dilakukan. Pertama, kapasitas ruang untuk memindahkan koleksi seimbang dan mencukupi atau tidak, kedua jumlah raknya seimbang dan mencukupi atau tidak ketiga jumlah koleksi yang akan dipindahkan sebanding atau tidak dengan daya tampung ruangan dan raknya. Kemudian baru ditentukan teknis pelaksanaannya.
Resistensi Dan Kebijakan Pimpinan Dalam Upaya Pengembangan Pendidikan: Optimalisasi peran, fungsi dan kedudukan perpustakaan Gaib Suwasana
Buletin Perpustakaan Nomor 57, Juni 2017
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perpustakaan menjadi sarana penunjang yang sangat penting dalam pendidikan tinggi karena merupakan sumber informasi yang sangat diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran di lembaga perguruan tinggi. Dilematika perpustakaan perguruan hingga sekarang ini belum dapat dimanfaatkan dan belum dimanfaatkan secara optimal. Hal tersebut karena berbagai faktor yang mempengaruhi antara lain faktor tempat, faktor koleksi, sumber daya manusia , faktor pengguna, sistem, fasilitas dan dukungan lembaga induk organisasi. Keberadaan sumber daya manusia yang terampil selaku pengelola perpustakaan menjadi sangat penting untuk mengembangkan dan mengoptimalkan fungsi perpustakaan sebagai penyedia dan penyebar informasi. Untuk itu sumber daya manusia di perpustakaan harus selalu aktif mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuannya dibidang kepustakaan sebagai penunjang kualitas pelayanan informasi perpustakaan. pustakawan harus selalu membuka wawasan baru, berkreasi dan berinovasi terhadap perkembangan. Bila perpu melakukan kolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam kerangka teknologi informasi, agar tetap eksis dalam informasi global. Untuk itu perlu terobosan-terobosan baru dalam menjalin kerja sama berkaitan dengan penyediaan berbagai fasilitas penunjang demi tercapainya tujuan pendidikan di perguruan tinggi. Langkah pimpinan dalam mengkoordinasi antar bagian, antar divisi, antar unit dalam organisasi harus selalu ada untuk mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan dalam mencapai tujuan bersama. Dinamisasi terhadap perubahan baik sisi teknologi informasi dan koleksi perpustakaan sangat membutuhkan kepedulian berbagai unsur sivitas akademika perguruan tinggi untuk merealisasikan.
DIREKTORAT PERPUSTAKAAN UII: DALAM PERENCANAAN KEAMANAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PASCA ERUPSI MERAPI Gaib Suwasana
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Direktorat perpustakaan pasca erupsi merapi melakukan kegiatan penyelamatan koleksi dari debu dan panas merapi, dengan prioritas dan focus pada kondisi lingkungan sekitar bangunan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa apabila tindakan pembersihan lingkungan dimulai langsung dari koleksi perpustakaan, padahal tempat dan lingkungan koleksi belum bersih maka akan tidak berarti apa-apa. Karena debu dari atap dan lingkungan luar masih tebal dan hanya akan pindah tempat saja bila di lingkungan sekitar belum bersih dari debu. Sifat dan bentuk debu yang sangat lembut tidak mudah dibersihkan dan hanya akan pindah tempat kalau hanya dibersihkan dengan sapu. Maka langkah pembersihan dimulai dengan menyiram debu disekitar bangunan agar tidak berterbangan dan mengumpulkannya pada satu tempat, baru dibuang dengan menggunakan alat angkut. Dapat dibayangkan bila ketebalan debu mencapai sekitar 5 sentimeter diatas tanah. Setelah lingkungan sekitar bangunan dan atap dirasa sudah cukup bersih, baru merambah ke lingkungan koleksi direktorat perpustakaan. Alhamdulillah, karena baru saja dilakukan fumigasi dari gangguan hama serangga kertas, dengan membuat ruangan kedap udara, setiap lubang pintu, luang angin ditutup rapat baik pada pintu dan candela, dan kebetulan juga belum dihilangkan penutupnya, hal ini sangat membantu mengurangi debu-debu masuk ke ruang koleksi perpustakaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan vacum cleaner dan pel lantai saja. Keamanan di dalam perpustakaan adalah suatu aspek pemeliharaan pencegahan yang sangat penting. Keamanan berhubungan dengan pencegahan kerusakan dari air, api dan pencurian, dan juga memperhatikan bencana alam, seperti: angin topan atau gempa bumi, tergantung kepada fenomena manakah dapat diharapkan pada suatu daerah tertentu. Pencegahan terhadap resiko bencana dapat diantisipasi menggunakan berbagai cara dengan melihat jenis atau kharakteristik bencana. 
GRADASI PERAN PUSTAKAWAN DALAM PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN Gaib Suwasana
Buletin Perpustakaan Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pustakawan adalah seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan atau ijazah minimal D2 sampai dengan Sarjana ilmu perpustakaan dan informasi, dan atau seseorang yang memiliki keahlian setingkat sarjana di bidang ilmu perpustakaan dan informasi dan atau bidang pendidikan lain dengan ketentuan dan prasyarat yang menjadi ketentuan kepustakawanan. Seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan dengan ijazah minimal D2 sampai dengan sarjana sebagai orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan seseorang yang ahli dibidangnya (Badudu, 1994)[1]. Atau dapat dikatakan dengan kata lain pustakawan adalah seorang yang mempunyai ilmu atau ahli di bidang pengetahuan perpustakaan dan informasi. Pustakawan sebagai seorang ahli mempunyai tanggung-jawab untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat, tetapi juga diwajibkan selalu mengembangkan dan meningkatkan ilmu yang ditekuninya. Fungsi lain seorang pustakawan selain tugas-tanggung jawab dalam pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka atau sumber informasi di perpustakaan, promosi dan pelaksanaan pemasyarakatan koleksi perpustakaan, pendokumentasian, dan menginformasikan koleksi yang dimiliki, juga melakukan pengkajian serta pengembangan organisasi perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Terkait dengan bidang keahliannya pustakawan melaksanakan evaluasi dan kajian yang hal ini bertalian erat dengan kegiatan penelitian dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, sebagai wujud pengabdian profesi dalam mendukung kepustakawanannya. Maka seorang pustakawan dituntut selalu mengembangkan keilmuannya berdasarkan kebutuhan masyarakat yang setiap saat berubah dan berkembang. Mengembangkan wawasan dan skill melalui kelanjutan studi, mengikuti training-training pada kegiatan ilmiah, mengikuti kegiatan seminar untuk peningkatan kompetensinya, mengikuti kegiatan workshop, teknik penulian baik menulis buku maupun menulis naskah-naskah publikasi, dapat juga melaksanakan kegiatan tutorial pendidikan dan pengajaran dibidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Seiring dengan perkembangan dunia digital “digital age”, perkembangan dunia elektronis “electronic age”, mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri dalam bersikap dan berperilaku profesional dalam melaksanakan kegiatan kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawab. Pengelolaan manajemen data-data elektronis cepat atau lambat akan berperan menggantikan sumber-sumber data tercetak. Penguasaan manajemen sumber data elektronis dan kemampuan dalam penyediaan fasilitas penunjang akses ini diharapkan sudut pandang orang terhadap profesi pustakawan berubah, karena berorientasi selalu pada pemenuhan kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari informasi ( F.W. Lanchaster;1982 ).
Pelestarian Bahan Pustaka Umi Wardanah; Winarno B. Setiawan; Gaib Suwasana
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 2 No. 1 2009
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan pustaka yang mengandung ilmu nilai pengetahuan, informasi, hasil penelitian dan nilai-nilai lain perlu diawetkan dan dilestarikan. Bahan itu perlu dijaga keutuhan informasinya, bentuk fisiknya, dan perlu dicegah hama-hama yang akan merusaknya. Dalam penyelenggaraan perpustakaan, kadang kurang diperhatikan adanya konservasi dan preservasi dengan alasan keterbatasan dana. Sebenarnya terdapat cara-cara sederhana dalam pelestarian bahan pustaka ini antara lain fumigasi, reproduksi, fotokopi, scanning, dan bimbingan pemustaka. Pemustaka perlu diberi bimbingan secara individu maupun kelompok. Dengan bimbingan ini mereka akan ikut menjaga keawetan dan kelestarian bahan pustaka.
Strategi Kecepatan Proses Koleksi Buku Sampai ke Pemustaka Admiko Suharto; gaib Suwasana
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 2 No. 1 2009
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data dengan menggunakan Analisis MS Project dan perhitungan-perhitungan menggunakan estimasi waktu, akan dapat diketahui bahwa dari seluruh koleksi yang menjadi populasi yang berjumlah 1056 judul yang berada di ruang pengolahan bahan pustaka, bisa diselesaikan dalam waktu 54 hari. Pada network diagram pekerjaan bisa diselesaikan dalam waktu 46 hari. Sehingga waktu penyelesaian pekerjaan pengolahan bisa dipersingkat selama 8 hari. Produktivitas kerja pada kegiatan kerja pengolahan hanya bisa menyelesaikan pekerjaan 19 dan 20 judul setiap hari. Perhitungan berdasarkan waktu normal penyelesaian pekerjaan hasil penelitian kerja, setiap jam (per jam), setiap harinya (per hari) dengan ketentuan jam kerja yang ada yaitu; 5 hari kerja dengan 7 jam per hari. Maka per hari harus bisa menyelesaikart kerja pengolahan minimal 19 judul, hasil perhitungan dari volume pekerjaan dibagi waktu rata-rata pencapaian kegiatan penyelesaian pekerjaan, dibagi jumlah hari. Upaya untuk menambah kecepatan informasi sampai kepada pemakai dapat dipercepat menjadi 15 hari dengan menambah sumberdaya dua atau tiga orang, yang masing-masing berjumlah 5 orang pada tiap bagian kegiatan kerja. Rekomendasi untuk percepatan kerja yang dilakukan tidak harus menambah sejumlah orang tenaga (ahli), akan tetapi bisa dilakukan dengan menggunakan dan menerapkan cara_kerja tim. Yaitu dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk melakukan tugas sesuai dengan manajemen proyek, hal ini juga untuk menekan biaya operasional yang akan dikeluarkan perpustakaan