Gaib Suwasana
Universitas Islam Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Buletin Perpustakaan

Strategi Pemindahan Koleksi Dalam Ruang Terbatas: Konsep kegiatan di masa pandemi Covid 19 Gaib Suwasana
Buletin Perpustakaan Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pemikiran, pengembangan inovasi, tata atur ruang dan koleksi perpustakaan setiap saat memungkinkan untuk berubah. Momen-momen penting yang terjadi akan berdampak pula pada elemen-elemen lain yang kemungkinan dapat ditingkatkan nilai guna dan kemanfaatannya. Artinya dalam momen masa pandemi Covid 19, berdampak system pelayanan publik, dan perubahan yang terjadi akan mempengaruhi komponen yang lain untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi tersebut. Hal seperti ini akan berkaitan dengan estetika ruangan yang ada, dapat berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi ruangan yang ada, juga dapat berkaitan dengan ergonomi terhadap suatu peralatan yang ada atau berkaitan sebagai optimalisasi fungsi konsep tata ruang yang harus dilakukan. Salah satu perubahan yang terjadi dalam upaya menunjang kelancaran pelayanan adalah pemindahan atau tukar tempat koleksi pada ruang yang berbeda di dalam perpustakaan. Berdasarkan pengkondisian diatas maka harus ditentukan strategi yang tepat untuk mempercepat proses pindahannya. Perpustakaan dalam kondisi tidak ada ruang yang kosong, tidak ada rak yang kosong sebagai tempat sementara, maka harus diperhitungkan dan ditentukan dengan cermat strategi pelaksanaan yang harus dilakukan. Pertama, kapasitas ruang untuk memindahkan koleksi seimbang dan mencukupi atau tidak, kedua jumlah raknya seimbang dan mencukupi atau tidak ketiga jumlah koleksi yang akan dipindahkan sebanding atau tidak dengan daya tampung ruangan dan raknya. Kemudian baru ditentukan teknis pelaksanaannya.
Resistensi Dan Kebijakan Pimpinan Dalam Upaya Pengembangan Pendidikan: Optimalisasi peran, fungsi dan kedudukan perpustakaan Gaib Suwasana
Buletin Perpustakaan Nomor 57, Juni 2017
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perpustakaan menjadi sarana penunjang yang sangat penting dalam pendidikan tinggi karena merupakan sumber informasi yang sangat diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran di lembaga perguruan tinggi. Dilematika perpustakaan perguruan hingga sekarang ini belum dapat dimanfaatkan dan belum dimanfaatkan secara optimal. Hal tersebut karena berbagai faktor yang mempengaruhi antara lain faktor tempat, faktor koleksi, sumber daya manusia , faktor pengguna, sistem, fasilitas dan dukungan lembaga induk organisasi. Keberadaan sumber daya manusia yang terampil selaku pengelola perpustakaan menjadi sangat penting untuk mengembangkan dan mengoptimalkan fungsi perpustakaan sebagai penyedia dan penyebar informasi. Untuk itu sumber daya manusia di perpustakaan harus selalu aktif mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuannya dibidang kepustakaan sebagai penunjang kualitas pelayanan informasi perpustakaan. pustakawan harus selalu membuka wawasan baru, berkreasi dan berinovasi terhadap perkembangan. Bila perpu melakukan kolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam kerangka teknologi informasi, agar tetap eksis dalam informasi global. Untuk itu perlu terobosan-terobosan baru dalam menjalin kerja sama berkaitan dengan penyediaan berbagai fasilitas penunjang demi tercapainya tujuan pendidikan di perguruan tinggi. Langkah pimpinan dalam mengkoordinasi antar bagian, antar divisi, antar unit dalam organisasi harus selalu ada untuk mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan dalam mencapai tujuan bersama. Dinamisasi terhadap perubahan baik sisi teknologi informasi dan koleksi perpustakaan sangat membutuhkan kepedulian berbagai unsur sivitas akademika perguruan tinggi untuk merealisasikan.
DIREKTORAT PERPUSTAKAAN UII: DALAM PERENCANAAN KEAMANAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PASCA ERUPSI MERAPI Gaib Suwasana
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Direktorat perpustakaan pasca erupsi merapi melakukan kegiatan penyelamatan koleksi dari debu dan panas merapi, dengan prioritas dan focus pada kondisi lingkungan sekitar bangunan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa apabila tindakan pembersihan lingkungan dimulai langsung dari koleksi perpustakaan, padahal tempat dan lingkungan koleksi belum bersih maka akan tidak berarti apa-apa. Karena debu dari atap dan lingkungan luar masih tebal dan hanya akan pindah tempat saja bila di lingkungan sekitar belum bersih dari debu. Sifat dan bentuk debu yang sangat lembut tidak mudah dibersihkan dan hanya akan pindah tempat kalau hanya dibersihkan dengan sapu. Maka langkah pembersihan dimulai dengan menyiram debu disekitar bangunan agar tidak berterbangan dan mengumpulkannya pada satu tempat, baru dibuang dengan menggunakan alat angkut. Dapat dibayangkan bila ketebalan debu mencapai sekitar 5 sentimeter diatas tanah. Setelah lingkungan sekitar bangunan dan atap dirasa sudah cukup bersih, baru merambah ke lingkungan koleksi direktorat perpustakaan. Alhamdulillah, karena baru saja dilakukan fumigasi dari gangguan hama serangga kertas, dengan membuat ruangan kedap udara, setiap lubang pintu, luang angin ditutup rapat baik pada pintu dan candela, dan kebetulan juga belum dihilangkan penutupnya, hal ini sangat membantu mengurangi debu-debu masuk ke ruang koleksi perpustakaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan vacum cleaner dan pel lantai saja. Keamanan di dalam perpustakaan adalah suatu aspek pemeliharaan pencegahan yang sangat penting. Keamanan berhubungan dengan pencegahan kerusakan dari air, api dan pencurian, dan juga memperhatikan bencana alam, seperti: angin topan atau gempa bumi, tergantung kepada fenomena manakah dapat diharapkan pada suatu daerah tertentu. Pencegahan terhadap resiko bencana dapat diantisipasi menggunakan berbagai cara dengan melihat jenis atau kharakteristik bencana. 
GRADASI PERAN PUSTAKAWAN DALAM PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN Gaib Suwasana
Buletin Perpustakaan Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pustakawan adalah seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan atau ijazah minimal D2 sampai dengan Sarjana ilmu perpustakaan dan informasi, dan atau seseorang yang memiliki keahlian setingkat sarjana di bidang ilmu perpustakaan dan informasi dan atau bidang pendidikan lain dengan ketentuan dan prasyarat yang menjadi ketentuan kepustakawanan. Seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan dengan ijazah minimal D2 sampai dengan sarjana sebagai orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan seseorang yang ahli dibidangnya (Badudu, 1994)[1]. Atau dapat dikatakan dengan kata lain pustakawan adalah seorang yang mempunyai ilmu atau ahli di bidang pengetahuan perpustakaan dan informasi. Pustakawan sebagai seorang ahli mempunyai tanggung-jawab untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat, tetapi juga diwajibkan selalu mengembangkan dan meningkatkan ilmu yang ditekuninya. Fungsi lain seorang pustakawan selain tugas-tanggung jawab dalam pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka atau sumber informasi di perpustakaan, promosi dan pelaksanaan pemasyarakatan koleksi perpustakaan, pendokumentasian, dan menginformasikan koleksi yang dimiliki, juga melakukan pengkajian serta pengembangan organisasi perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Terkait dengan bidang keahliannya pustakawan melaksanakan evaluasi dan kajian yang hal ini bertalian erat dengan kegiatan penelitian dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, sebagai wujud pengabdian profesi dalam mendukung kepustakawanannya. Maka seorang pustakawan dituntut selalu mengembangkan keilmuannya berdasarkan kebutuhan masyarakat yang setiap saat berubah dan berkembang. Mengembangkan wawasan dan skill melalui kelanjutan studi, mengikuti training-training pada kegiatan ilmiah, mengikuti kegiatan seminar untuk peningkatan kompetensinya, mengikuti kegiatan workshop, teknik penulian baik menulis buku maupun menulis naskah-naskah publikasi, dapat juga melaksanakan kegiatan tutorial pendidikan dan pengajaran dibidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Seiring dengan perkembangan dunia digital “digital age”, perkembangan dunia elektronis “electronic age”, mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri dalam bersikap dan berperilaku profesional dalam melaksanakan kegiatan kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawab. Pengelolaan manajemen data-data elektronis cepat atau lambat akan berperan menggantikan sumber-sumber data tercetak. Penguasaan manajemen sumber data elektronis dan kemampuan dalam penyediaan fasilitas penunjang akses ini diharapkan sudut pandang orang terhadap profesi pustakawan berubah, karena berorientasi selalu pada pemenuhan kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari informasi ( F.W. Lanchaster;1982 ).