Sungadi Sungadi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PEMBINAAN KARIR PUSTAKAWAN MELALUI KOMITMEN, KOMPETENSI DAN INTRAPRENEURSHIP Sungadi Sungadi
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 1 (2019): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas tentang pembinaan karir pustakawan melalui komitmen, kompetensi dan intrapreneurship. Permasalahan yang dihadapi pustakawan UII pada umumnya sebagian besar berbasis pendidikan SLTA pada saat pertama kali diangkat sebagai pustakawan; tingkat kemandirian masih rendah; masih adanya ketidaksesuaian antara bidang tugas yang dikerjakan dengan kelompok jabatan pustakawan, sehingga ada beberapa pustakawan tingkat ahli yang mengerjakan pekerjaan yang bersifat teknis. Permasalahan lainnya adalah, pada umumnya pustakawan UII memiliki  kelemahan pada butir kegiatan pengembangan sistem kepustakawanan dan pengembangan profesi. Indikatornya adalah data di Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (DPPM) UII menunjukkan bahwa, dari alokasi anggaran penelitian yang disediakan bagi pustakawan sebesar 10 paket per tahun hanya dimanfaatkan 2 paket saja (10%).Dari hasil pembahasan dapat diketahui bahwa, yang paling dibutuhkan terhadap pengembangan karir pustakawan adalah meliputi: pustakawan harus punya kemampuan menjalin kerja sama; memiliki kemampuan komunikasi secara baik; mempunyai komitmen tinggi; mempunyai visi dan pandangan luas untuk maju; dan istiqomah dalam membangun karir. Sementara pustakawan harus mampu mengatasi dan meningkatkan kinerja kepada hal-hal yang dapat menghambat pengembangan karir pustakawan serta perlu perbaikan antara lain: kemampuan melakukan penelitian; kemampuan melakukan analisis dan kritik terhadap karya-karya kepustakawanan; kemampuan membuat artikel ilmiah pada bidang kepustakawanan; kemampuan menerjemahkan dan menyadur bahan perpustakaan pada bidang kepustakawanan; kemampuan menyusunan buku panduan/petunjuk praktis pada kegiatan kepustakawanan; dan meningkatkan keaktifan dan perannya sebagai narasumber dalam pertemuan ilmiah (seminar, lokakarya, work-shop, dan yang sejenisnya). Pustakawan yang berjiwa intrapreneurship adalah pustakawan yang mampu menjalani karir secara disiplin dan konsisten, bekerja keras pantang menyerah, mampu mengambil setiap peluang yang ada, selalu up date pengetahuan melalui media belajar formal maupun informal.
PROMOSI PERPUSTAKAAN DAN PEMASARAN LAYANAN PERPUSTAKAAN: PERAN PROFESIONAL PERPUSTAKAAN Sungadi Sungadi
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 2 (2019): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemasaran produk dalam industri sangat penting untuk meningkatkan penjualan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, namun dalam lingkungan akademik seperti universitas dan perguruan tinggi, promosi dan pemasaran perpustakaan sektor informasi diperlukan untuk mengetahui mutu layanan perpustakaan. Makalah ini menyebutkan konsep promosi perpustakaan dan pemasaran layanan perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki semua jenis koleksi, baik dalam bentuk cetak maupun non cetak perlu melakukan promosi koleksi perpustakaan dalam rangka untuk menawarkan berbagai produk perpustakaan. Makalah ini memberikan solusi praktis, cara dan sarana pemasaran layanan perpustakaan. Promosi yang dapat dilakukan perpustakaan antara lain dengan memanfaatkan media: brosur/leaflet, daftar penambahan koleksi baru, daftar/buku bibliografi, memajang koleksi pasca pengolahan pada ruang pameran sebelum dishelving, unggah sampul koleksi baru pada laman perpustakaan, dan promosi seluruh aktivitas perpustakaan melalui website perpustakaan.
KEAMANAN INFORMASI DALAM KERANGKA DARING DAN MANAJEMEN RISIKO PERPUSTAKAAN Sungadi Sungadi
Buletin Perpustakaan Vol. 3 No. 1 (2020): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini membahas tentang manajemen risiko perpustakaan antara lain terdiri dari: identifikasi risiko, evaluasi dan pengukuran risiko serta cara pengelolaan risiko. Fokus lain yang di bahas pada manajemen risiko perpustakaan adalah terkait dengan tipe-tipe risiko yaitu risiko murni dan risiko spekulatif. Kedua tipe ini masing-masing terdiri dari risiko statis dan risiko dinamis. Risiko murni statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu misalnya kebakaran atau kebanjiran merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam yang tertentu. Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu, misalnya perubahan kondisi pelanggan (pemustaka), perubahan teknologi, munculnya jenis-jenis layanan iformasi yang baru dan lain-lain. Transaksi Internet (web) tunduk pada berbagai ancaman keamanan informasi. Kepercayaan konsumen (pemustaka) merupakan hal mendasar dalam transaksi web dan dipengaruhi oleh persepsi keamanan informasi. Alasan utama yang menyebabkan konsumen (pemustaka) kekurangan e-informasi adalah salah satunya risiko keamanan yang dirasakan terkait dengan transaksi online. Ada hubungan tertentu antara masalah keamanan elektronik dan sikap dan perilaku pelanggan informasi online. Keamanan pelanggan dalam lingkungan e-informasi adalah masalah penelitian yang sedang berlangsung terutama di bidang jasa elektronik termasuk bidang jasa perpustakaan saat ini. Makalah ini juga mencoba mengidentifikasi, mengilustrasikan dan menganalisis arah saat ini dan masa depan dalam masalah konsumen (pemustaka) dan kekhawatiran risiko keamanan informasi yang dirasakan. Juga untuk mengilustrasikan status terkini dari masalah keamanan, kepercayaan dan kekhawatiran akan sikap dan perilaku transaksi online.
Kebijakan Strategis Perpustakaan Pada Masa Pandemi Sungadi Sungadi
Buletin Perpustakaan Vol. 3 No. 2 (2020): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa pandemi covid 19 merambah hampir di seluruh belahan dunia telah berlangsung hampir 9 bulan dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda berakhir utamanya yang terjadi di Indonesia. Dampak dari wabah ini dapat mempengaruhi hampir di seluruh layanan publik, tidak terkecuali layanan perpustakaan. Pada masa pandemi covid 19 banyak perpustakaan yang melakukan penghentian layanan yang sifatnya kontak langsung dengan para pemustaka. Sementara pemenuhan kebutuhan informasi dan bahan bacaan serta layanan lainnya bagi pemustaka tetap perlu dilakukan, untuk itu perlu adanya langkah nyata dan kebijakan strategis yang harus dilakukan oleh perpustakaan. Tulisan ini membahas tentang kebijakan perpustakaan pada masa pandemi antara lain meliputi: (1) kebijakan umum perpustakaan; (2) transaksi peminjaman; (3) layanan daring; (4) prinsip dan prioritas. Dari ke-4 point ini didapatkan hasil yang sangat mendasar, bahwa: (1) Perpustakaan buka seperti biasa, sebaiknya hanya layanan malam yang ditutup. (2) Memperpanjang tanggal jatuh tempo pada masa pandemi perlu diberlakukan. (3) Kebijakan pembaruan otomatis untuk menghilangkan denda keterlambatan pinjaman buku. (4) Layanan digital dan konten elektronik tersedia bagi pemustaka yang menggunakan perangkat internet. (5) Berbagi hotspot Wi-Fi sehingga pelanggan yang tidak memiliki layanan internet dapat terus menikmati penawaran digital perpustakaan. (6)  Mengakomodasi kebutuhan pemustaka yang mungkin tidak memiliki akses internet, komputer di rumah, atau akses ke informasi.
Kepuasan Pemustaka Bersumber pada Nilai Perpustakaan: Studi Empiris pada Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia sungadi sungadi
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 9 No. 1 2018
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/unilib.vol9.iss1.art6

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan pemustaka yang bersumber dari nilai perpustakaan. Penelitian dilakukan di Universitas Islam Indonesia (UII) dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa yang kebetulan berkunjung ke perpustakaan sebanyak 135 responden sebagai sampel. Analisis data dilakukan dengan cara analisis korelasi Product Moment. Hasil penelitian membuktikan, bahwa persepsi mahasiswa terhadap variabel nilai perpustakaan dalam kualifikasi tinggi dengan nilai persepsi sebesar 60,07 dan variabel kepuasan mahasiswa tergolong dalam kualifikasi tinggi pada angka persepsi sebesar 73,30. Sementara indikator nilai akademik dari variabel nilai perpustakaan dalam kualifikasi tinggi dengan angka persepsi sebesar 73,70 menduduki nilai tertinggi dan terendah terdapat pada nilai ekonomi dengan skor72,28. Selanjutnya indikator kecepatan layanan dari variabel kepuasan mahasiswa menempati persepsi tertinggi 77,59 dalam kualifikasi sangat tinggi dan terendah pada indikator empati pada kualifikasi tinggi dengan angka persepsi sebesar 70,19. Pada hasil pengujian korelasi, terdapat pengaruh antara nilai perpustakaan terhadap kepuasan mahasiswa UII dengan angka pengaruh sebesar 72,40% (0,724) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (0,000) lebih kecil dari 0,05). Artinya hipotesis penelitian diterima dan besaran pengaruh kepuasan mahasiswa UII dari nilai perpustakaan sebesar 72,40%, sementara masih ada faktor diluar nilai perpustakaan sebesar 27,60% yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa
Jabatan Pustakawan: Profesionalisme, Peran, Dan Tantangannya Sebagai Makhluk Sosial Di Perpustakaan sungadi sungadi
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 3 No. 1 2012
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini ditulis bertujuan untuk mengetahui profesionalisme pustakawan, peran pustakawan sebagai makhluk sosial dan tantangannya dalam mengemban tugasnya sebagai penyaji informasi. Dari hasil pembahasan dapat diketahui bahwa Pustakawan Indonesia belum sepenuhnya dapat disebut sebagai pustakawan yang professional, karena pada kenyataannya masih terdapat kesenjangan bagi para Pustakawan Indonesia, terutama pustakawan yang bekerja pada Perpustakaan Daerah tingkat II (Kabupaten). Pada perpustakaan tersebut belum tersedia adanya tim penilai pustakawan, adanya di tingkat propinsi. Pustakawan Indonesia sebagai anggota profesi telah berperan besar dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia, sejak jaman penjajah Belanda – hingga sekarang kepustakawan di Indonesia dapat berkembang secara signifi kan berkat peran dari para pustakawan kita. Adanya Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Nasional/Daerah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan Khusus ini adalah hasil perjuangan dari para Pustakawan Indonesia. Pustakawan sebagai makhluk sosial di perpustakaan memiliki peran yang sangat penting terhadap pengembangan perpustakaan. Pengembangan tersebut meliputi pengembangan koleksi, pengembangan sarana dan prasarana, serta pengembangan untuk meningkatkan minat baca pemustaka. Salah satu peran pustakawan dalam meningkatkan minat baca adalah dengan cara menganalisis perilaku pemakai dan mempromosikan produk jasa informasi perpustakaan.
Membangun Kualitas Pelayanan Perpustakaan Untuk Meraih Kepuasan Pemustaka Dalam Perspektif Islam Supribadi Supribadi; Sungadi Sungadi
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 3 No. 1 2012
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membangun pelayanan perpustakaan yang baik, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pemustaka. Dari hasil pembahasan dapat diketahui : pertama bahwa Pustakawan sebagai makhluk sosial yang beragama, dalam bertugas harus bersandar kepada Allah dengan senantiasa memohon atas ridha-Nya. Kedua harus mempunyai sifat sabar, suka menolong, bersikap ramah dan sopan, respek terhadap pemustaka, dan dapat menyesuaikan keadaan serta dapat mengikuti adanya perkembangan teknologi informasi, memiliki kompetensi dan skil yang memadai, kredibel, dan responsive, serta memiliki sifat empati terhadap pemustaka. Ketiga tersedianya sarana dan prasaran perpustakaan yang memadai, yang meliputi perencanaan gedung harus matang, peralatan rak yang sesuai dengan kondisi pemustaka, pencahayaan yang cukup, ventilasi yang sesuai, suhu udara dalam ruangan, tata ruang, pembagian ruangan yang proposional, dan warna cat ruangan dan perabot lainnya. Pemilihan warna yang tepat dapat mempengaruhi intensitas terang dan dapat pula memberikan ‘suasana’ ruang pada area perpustakaan. Keempat pustakawan harus dapat mengubah paradigma yang menyatakan bahwa perpustakaan akan didatangi oleh pemustaka, menjadi pemustaka dikelilingi informasi dimana pemustaka sangat dimanjakan oleh informasi. Kelima, perpustakaan perlu melakukan evaluasi dan pengukuran mutu, serta perbaikan secara berkesinambungan.
Model Pengembangan Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi Di Indonesia sungadi sungadi
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 4 No. 1 2013
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas model pengembangan perpustakaan digital perguruan tinggi di Indonesia yang masing-masing mewakili institusi yang berbeda. Dengan mengambil lima (5) contoh antara lain : Perpustakaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Sumatera Utara (USU), dan Universitas Islam Indonesia (UII). Dari beberapa perguruan tinggi tersebut dapat diketahui bahwa perguruan tinggi itu telah mengembangkan Perpustakaan Digital dan telah beroperasi secara lokal maupun dengan memanfaatkan internet. Kelima Perguruan Tinggi tersebut mengembangkan koleksi digitalnya dengan memulai digitalisasi koleksi lokal (local content), berupa skripsi, tesis, disertasi, dan hasil penelitian. Kelima Perpustakaan Digital tersebut secara teknis memakai model pengembangan OAIS, dengan ciri-ciri kegiatannya lebih menekankan pada proses kerja yakni bagaimana cara mereka mengelola paket informasi.
Tingkat Kepuasan Pengguna Terhadap Kinerja Pegawai Direktorat Perpustakaan UII Pasca Integrasi sungadi sungadi
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 5 No. 1 2014
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pemustaka terhada kinerja pegawai Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pasca integrasi. Penelitian dilakukan pada tanggal 01 – 20 Oktober 2012 di Direktorat Perpustakaan UII, dengan melibatkan mahasiswa yang aktif berkunjung ke Direktorat Perpuatakaan UII sebagai subjek/ responden penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan angket kepada responden. Sampel yang digunakan adalah Insidental Sampling yakni teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan responden yang aktif dan yang secara kebetulan mengunjungi perpustakaan pada saat angket diedarkan. Responden/ subyek penelitian sengaja ditujukan kepada mahasiswa yang aktif dan yang kebetulan berkunjung ke Direktorat Perpustakaan UII dengan pertimbangan bahwa mereka akan memberikan jawaban secara obyektif. Angket yang disebarkan sebanyak 170 paket, dikembalikan dengan jawaban lengkap 111 paket (65,29%), dikembalikan dengan jawaban tidak lengkap 12 paket (7,058%), dan tidak dikembalikan 47 paket (27,65%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pemustaka terhadap kinerja pegawai Direktorat Perpustakaan UII Pasca Integrasi adalah sebagai berikut: Lantai 1 (72.97%), Lantai UG (72.016%), Lantai E-Library (73.70%), Lantai LG Utara (Koleksi Perpustakaan Islam) sebesar 73.13%, Layanan Presensi Pengujung dan Pemeriksaan Tas (75.45%), Layanan SATPAM (74.66%), Layanan Parkir Kendaraan (72.89%), dan Direktorat Perpustakaan UII secara keseluruhan (73.55%). Berdasarkan penelitian ini, dapat disarankan agar ada pembinaan pada bagian Layanan SATPAM dan Presensi Pengunjung-Pemeriksaan Tas dalam bersikap ramah dan murah senyum terhadap pemustaka. Sementara itu untuk pegawai Layanan Parkir Kendaraan, perlu adanya peningkatan kinerja utamanya dalam memberikan bantuan (sikap empati) kepada pemustaka. Lebih lanjut untuk titik Layanan Lantai 1, UG, dan LG Utara (Koleksi Perpustakaan Islam) perlu meningkatkan kinerja pada bidang penataan buku pada rak (shelving).
Tingkat Standarisasi Tenaga Perpustakaan : Studi Kasus Pada Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta sungadi sungadi
UNILIB : Jurnal Perpustakaan Vol. 6 No. 1 2015
Publisher : Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk membandingkan jumlah tenaga perpustakaan (pustakawan, tenaga teknis, dan tenaga administrasi) pada Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) dengan standar dan peraturan yang berlaku saat ini. Metode penelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dan teknik pengumpulan data melalui studi dokumen dengan cara mencermati UU Nomor 43 tahun 2007, SNI 7330: 2009, dan draft SNP 010: 2011 bidang Perpustakaan Perguruan Tinggi dengan kondisi nyata di Perpustakaan UII. Perpustakaan UII saat ini dikelola oleh 1 orang pustakawan madya, 2 orang pustakawan muda, dan 3 orang pustakawan pertama. Pustakawan penyelia 10 orang, pustakawan pelaksana lanjutan 10 orang, dan pustakawan pelaksana sebanyak 6 orang. Perpustakaan UII saat ini dikelola oleh 32 orang. Selain tenaga fungsional, perpustakaan UII juga didukung oleh tenaga administrasi sebanyak 1 orang kepala perpustakaan dan 11 orang staf administrasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: Pustakawan murni: 6 orang (13.95%), Tenaga Teknis Perpustakaan merangkap Pustakawan: 25 orang (58.16%), Tenaga Administrasi Perpustakaan : 12 orang (27.91%). Perbandingan pustakawan dengan tenaga teknis perpustakaan dan tenaga administrasi menunjukkan 1:4:2 (6:25:12). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa tenaga perpustakaan UII masih didominasi tenaga teknis dan tenaga administrasi. Perpustakaan UII dengan jumlah pemustaka sebesar 17.000, idealnya mempunyai pustakawan murni sebanyak 13 orang dan kesesuaian baru mencapai 50%. Rasio jumlah Pustakawan UII dengan jumlah Pemustaka di Perpustakaan UII menunjukkan 1:2.833, standar yang berlaku 1:1.250. Hal ini baru mencapai 44%. Kepala Perpustakaan UII saat ini belum memenuhi standar yang diperlukan.