AbstrakPenelitian ini dilakukan guna memperoleh model struktur rangka beton bertulang dengan dinding pengisi (RDP) berlubang, dengan dan tanpa perkuatan di sekitar lubang (lintel), sebagai perkuatan seismik, dengan membandingkan perilaku dan kinerja struktur RDP dengan berbagai rasio lubang. Pada tahap awal dilakukan validasi model dengan membandingkan perilaku struktur yang dimodel menggunakan elemen shell (RDPsh) dan strut diagonal (RDPst) dengan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Model validasi menunjukkan bahwa RDPsh menghasilkan diagram beban simpangan lateral yang lebih mendekati hasil tes dibandingkan dengan RDPst. Disamping itu, persamaan lebar strut untuk dinding berlubang tanpa lintel tidak bisa digunakan untuk dinding berlubang dengan lintel karena lintel menambah kekakuan rangka, memperkuat dinding di sekitar lubang dan mengurangi tegangan maksimum pada sudut lubang sampai 40%. Lebar strut diagonal kemudian dimodifikasi untuk mendapatkan model yang menghasilkan respon sesuai dengan RDPsh. Kemudian model rangka beton bertulang 3, 4, dan 5 lantai dengan dinding pengisi berlubang sentris dengan lintel di sekeliling lubang dibuat dengan variasi rasio lubang 0 â 100%. Hasil analisis pada RDP 3 lantai menunjukkan bahwa, terjadi pengurangan simpangan lateral masing-masing sebesar 65%, 58%, 43%, 22%, dan 5% untuk rasio lubang 0%, 20%, 40%, 60%, dan 80%. Persentase pengurangan yang hampir sama juga terjadi pada rangka 4 dan 5 lantai. Untuk rangka 3-lantai, penambahan dinding pengisi dengan rasio lubang terbesar 60% cukup memadai untuk menahan beban gempa yang disyaratkan SNI 1726:2012. Tetapi, untuk rangka 4 dan 5 lantai, diperlukan dinding dengan rasio lubang maksimum 40%. Penambahan dinding pengisi meningkatkan kemampuan struktur dalam menahan gaya geser dasar akibat gempa. Namun demikian, peningkatan kekuatan ini disertai dengan penurunan daktilitas struktur seiring dengan menurunnya rasio lubang.AbstractThis research was conducted to develop a model of seismic retrofitting of reinforced concrete frame using infill wall with central openings, with and without lintels around the opening, by comparing the behaviour and performance of the frame structures with varying opening ratios. Prior to model the strengthened frames, validation was done by comparing the behaviour of computer models using shell element (RDPsh) and diagonal strut (RDPst) to those of laboratory tests conducted by others. The validation models show that the lateral load-displacement diagrams of RDPsh fit the test result better than the strut ones. It was also found that the strut width equation for opening without lintel can not be used for opening with lintels as the lintels stiffen the frame and strengthen the wall around the openings. Based on these results, the width of strut was modified to match the response of model using shell element with lintels around the opening. The RC frames of 3, 4, and 5 storey retrofitted using infill wall with central opening ratio varies from 0 to 100%, was then conducted by modeling the infill wall as an equivalent diagonal strut and shell elements in SAP2000 software. The analysis results of 3-storey frames show that, reduction on lateral drifts of 65%, 58%, 43%, 22%, and 5% was observed for opening ratio of 0%, 20%, 40%, 60%, dan 80%, respectively. Similar results were also found for the 4 and 5 storey frames. From the reinforcement requirements it can be concluded that the strengthening method can be applied with limitation on the wall opening ratios. For 3- storey frames, the addition of infill wall with opening ratio up to 60% is adequate to withstand the quake load specified in the SNI 1726:2012. For 4 and 5-storey frames however, opening ratio of 40% or less is required. Interestingly, the addition of infill wall with lintels can withstand higher base shear forces. However, the increased strength is followed by a decreased ductility in line with decreasing opening ratio.