EDWI MAHAJOENO
Jurusan Biologi,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas sebelas Maret

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Struktur Komunitas Ekosistem Mangrove Di Teluk Serewe Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat Irwansyah, Irwansyah; Sugiyarto, Sugiyarto; Mahajoeno, Edwi
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 5, No 2: September 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v5i2.9242

Abstract

The purpose of this study is to obtain the value of density, frequency, mangrove cover and the mangrove importance index (INP Mangrove) The method used for belt transects. The quadratic transect method measures 10 m x 10 m (tree category), 5 m x 5 m (sapling category) and 2 m x 2 m (seedling category). The results found that the mangrove community in Serewe Bay, Lombok Island, West Nusa Tenggara. Tree strata are dominated by Sonneratia alba species, pole strata are dominated by Sonneratia alba species and the seedling strata are dominated by Pemphis acidula. This shows that the existence of these three types can be found in almost every plot / plot. The Importance Value Index (INP) of mangroves obtained is classified as moderate, this shows that mangroves in Serewe Bay, Lombok Island, West Nusa Tenggara have an important role for the coastal environment.
PRODUCTION OF BIOETHANOL FROM CITRUS FRUIT (CITRUS SP) WASTE BY ACID HYDROLYSIS AND FERMENTATION USING SACCHAROMYCES CEREVISIAE Andini, Citra; Mahajoeno, Edwi; Setyaningsih, Ratna
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.587 KB)

Abstract

One of the promising biofuel is bioethanol which can be produced from agricultural waste cellulosic biomass such as citrus fruit waste. Bioethanol can be derived from citrus fruit waste that is rarely used. Cellulosecontained in citrus fruit  waste can be converted into ethanol through a process of chemical and biological. Sulfuric acid ( H2SO4) can be used in hydrolysis of cellulose material in citrus fruit waste to producesugars and batch fermentation by Saccharomyces cereviseae can be used to convert sugars into bioethanol.The purpose of this research were to determine the highest reducing sugar from acid hydrolisis with different acid concentration levels of 0, 3, 7, and 10% and to know the highest levels of bioethanol and optimum incubation time. Extracts made from citrus fruit waste without peel. Citrus fruits were hydrolyse using a variation of 1 M H2SO4 acid concentration of 0, 3, 7, and 10 % to produce reducing sugars. Reducing sugars were analyzed using the Nelson Somogyi method.The optimum reducing sugar is used for fermentation by yeast Saccharomyces cerevisiae using a variation of the long incubation days 0, 2, 4, 6, 8 and bioethanol purified by distillation method. Acid hydrolysis resulted reduction sugar 3,5%, at an optimum concentration of 3% is used for fermentation by yeast S. cerevisiae. The highest level of fermentation time of 6 days produced bioethanol having the content 9,75% .  Kata Kunci : Bioethanol, Citrus Acid Waste, Saccharomyces Cerevisiae, Fermentation .
PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH MAKANAN MELALUI PENINGKATAN SUHU BIODIGESTER ANEAROB Purnomo, Agus; Mahajoeno, Edwi
Prosiding Seminar Biologi Vol 7, No 1 (2010): Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.255 KB)

Abstract

ABSTRAK Isu lingkungan seperti pencemaran udara, pemanasan global, dan zero waste telah mendorong peningkatan perhatian pada sumber-sumber energi terbarukan. Harga bahan bakar minyak (fosil) yang semakin mahal menjadi salah satu alasan untuk memenuhi kebutuhan energi, salah satu diantaranya berupa biogas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi biogas dari limbah makanan dengan peningkatan suhu dalam biodigester anaerob.Penelitian dilaksanakan di Sub Laboratorium Biologi, UPT Lab. Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, dari bulan Mei sampai dengan September 2009. Biodigester  digunakan jerigen plastik bervolume 5 liter dengan volume kerja 4 liter (sumber inokulum : substrat,  20% : 80%). Perlakuan percobaan diberikan dalam bentuk penambahan suhu biodigester dari berbagai sumber inokulum: inokulum kotoran sapi dan kotoran ayam pada suhu tinggi (50ºC) dan suhu ruang (31ºC) dengan substrat utama limbah makanan. Parameter diamati meliputi pH, suhu, COD, BOD, TS, VS, dan produksi biogas. Data hasil pengamatan di analisis dengan sidik ragam GLM univariate dan uji lanjut DMRT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi biogas dari substrat limbah makanan terbaik diperoleh dengan sumber inokulum kotoran ayam yaitu 0,91 (l/hari) biogas pada suhu tinggi (500C) dengan efisiensi reduksi organik BOD 80,9% / COD 85,2%, dan efisiensi reduksi organik TS 80% / VS 78,2%. Kata kunci : biogas, suhu biodigester anaerob, kotoran ayam.
STUDI VARIASI MORFOLOGI DAN POLA PITA ISOZIM PADA VARIETAS BUAH NAGA (HYLOCEREUS SP) Rahmawati, Banati; Suranto, Suranto; Mahajoeno, Edwi
Prosiding Seminar Biologi Vol 7, No 1 (2010): Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.146 KB)

Abstract

ABSTRAKBuah naga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan dan manfaatlainnya yang belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga perlu dilakukanpendataan.Penelitian ini bertujuan untuk Menguji keragaman variasi morfologi, danpola pita isozim pada buah naga berdaging super merah, merah, dan putih dariKabupaten Pasuruan, Sukoharjo, Klaten, dan Bantul.Analisis data morfologi tanaman diuaraikan secara deskriptif. Data polapita isozim dianalisis menggunakan program Numerical Taxonomy andMultivariate Analys System versi 2.02i (NTSYS). Data matrik dihitungberdasarkan koofisien DICE. Klusterisasi (pengelompokan) dilakukan denganUPGMA ( Unweighted Pair Group With Arithmatic Mean) yang dihitung melaluiSHAN.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variasi morfologi terjadi pada warnabatang, warna kelopak bunga dan rasa daging buah yang ditunjukkan juga padapola pita isozim ketiga varietas pada keempat lokasi pengamatan. Enzim esterasemengekspresikan 18 pita yang membentuk empat kelompok berdasarkan jarakkemiripan 75%. Pita spesifik muncul pada Rf 0.633 pada varietas buah nagaberdaging merah Bantul dan pada Rf 0.755 dari Pasuruan. Pita spesifik jugadimiliki untuk buah naga putih pada Rf 0.347 dari Bantul serta Klaten pada Rf0.510 dan Rf 0.633. Untuk enzim GOT mengekspresikan 12 pita dan jugamemperlihatkan empat kelompok dengan sedikit berbeda untuk keanggotaannyadikelompok empat. Pita spesifik muncul pada Rf 0.321 pada varietas buah nagaberdaging merah dari Pasuruan. Pita spesifik juga muncul pada buah nagaberdaging putih dari Pasuruan pada Rf 0. 446 dan Rf 0.482. Terjadinya variasipada buah naga yang di uji dan di dukung oleh data isozim walaupun hanya 2macam enzim ini memberikan bukti bahwa data genetik mendukung karaktermorfologi.Kata kunci: Buah naga (Hylocereus sp), Morfologi, Isozim, Vitamin C.
STUDI VARIASI MORFOLOGI DAN POLA PITA ISOZIM PADA VARIETAS BUAH NAGA (Hylocereus sp) Rahmawati, Banati; Suranto, Suranto; Mahajoeno, Edwi
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 7, No 1 (2010): Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.146 KB)

Abstract

ABSTRAKBuah naga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan dan manfaatlainnya yang belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga perlu dilakukanpendataan.Penelitian ini bertujuan untuk Menguji keragaman variasi morfologi, danpola pita isozim pada buah naga berdaging super merah, merah, dan putih dariKabupaten Pasuruan, Sukoharjo, Klaten, dan Bantul.Analisis data morfologi tanaman diuaraikan secara deskriptif. Data polapita isozim dianalisis menggunakan program Numerical Taxonomy andMultivariate Analys System versi 2.02i (NTSYS). Data matrik dihitungberdasarkan koofisien DICE. Klusterisasi (pengelompokan) dilakukan denganUPGMA ( Unweighted Pair Group With Arithmatic Mean) yang dihitung melaluiSHAN.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variasi morfologi terjadi pada warnabatang, warna kelopak bunga dan rasa daging buah yang ditunjukkan juga padapola pita isozim ketiga varietas pada keempat lokasi pengamatan. Enzim esterasemengekspresikan 18 pita yang membentuk empat kelompok berdasarkan jarakkemiripan 75%. Pita spesifik muncul pada Rf 0.633 pada varietas buah nagaberdaging merah Bantul dan pada Rf 0.755 dari Pasuruan. Pita spesifik jugadimiliki untuk buah naga putih pada Rf 0.347 dari Bantul serta Klaten pada Rf0.510 dan Rf 0.633. Untuk enzim GOT mengekspresikan 12 pita dan jugamemperlihatkan empat kelompok dengan sedikit berbeda untuk keanggotaannyadikelompok empat. Pita spesifik muncul pada Rf 0.321 pada varietas buah nagaberdaging merah dari Pasuruan. Pita spesifik juga muncul pada buah nagaberdaging putih dari Pasuruan pada Rf 0. 446 dan Rf 0.482. Terjadinya variasipada buah naga yang di uji dan di dukung oleh data isozim walaupun hanya 2macam enzim ini memberikan bukti bahwa data genetik mendukung karaktermorfologi.Kata kunci: Buah naga (Hylocereus sp), Morfologi, Isozim, Vitamin C.
PRODUCTION OF BIOETHANOL FROM CITRUS FRUIT (Citrus sp) WASTE BY ACID HYDROLYSIS AND FERMENTATION USING Saccharomyces cerevisiae Andini, Citra; Mahajoeno, Edwi; Setyaningsih, Ratna
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the promising biofuel is bioethanol which can be produced from agricultural waste cellulosic biomass such as citrus fruit waste. Bioethanol can be derived from citrus fruit waste that is rarely used. Cellulosecontained in citrus fruit  waste can be converted into ethanol through a process of chemical and biological. Sulfuric acid ( H2SO4) can be used in hydrolysis of cellulose material in citrus fruit waste to producesugars and batch fermentation by Saccharomyces cereviseae can be used to convert sugars into bioethanol.The purpose of this research were to determine the highest reducing sugar from acid hydrolisis with different acid concentration levels of 0, 3, 7, and 10% and to know the highest levels of bioethanol and optimum incubation time. Extracts made from citrus fruit waste without peel. Citrus fruits were hydrolyse using a variation of 1 M H2SO4 acid concentration of 0, 3, 7, and 10 % to produce reducing sugars. Reducing sugars were analyzed using the Nelson Somogyi method.The optimum reducing sugar is used for fermentation by yeast Saccharomyces cerevisiae using a variation of the long incubation days 0, 2, 4, 6, 8 and bioethanol purified by distillation method. Acid hydrolysis resulted reduction sugar 3,5%, at an optimum concentration of 3% is used for fermentation by yeast S. cerevisiae. The highest level of fermentation time of 6 days produced bioethanol having the content 9,75% .  Kata Kunci : Bioethanol, Citrus Acid Waste, Saccharomyces Cerevisiae, Fermentation .
PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH MAKANAN MELALUI PENINGKATAN SUHU BIODIGESTER ANEAROB Purnomo, Agus; Mahajoeno, Edwi
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 7, No 1 (2010): Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Isu lingkungan seperti pencemaran udara, pemanasan global, dan zero waste telah mendorong peningkatan perhatian pada sumber-sumber energi terbarukan. Harga bahan bakar minyak (fosil) yang semakin mahal menjadi salah satu alasan untuk memenuhi kebutuhan energi, salah satu diantaranya berupa biogas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi biogas dari limbah makanan dengan peningkatan suhu dalam biodigester anaerob.Penelitian dilaksanakan di Sub Laboratorium Biologi, UPT Lab. Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, dari bulan Mei sampai dengan September 2009. Biodigester  digunakan jerigen plastik bervolume 5 liter dengan volume kerja 4 liter (sumber inokulum : substrat,  20% : 80%). Perlakuan percobaan diberikan dalam bentuk penambahan suhu biodigester dari berbagai sumber inokulum: inokulum kotoran sapi dan kotoran ayam pada suhu tinggi (50ºC) dan suhu ruang (31ºC) dengan substrat utama limbah makanan. Parameter diamati meliputi pH, suhu, COD, BOD, TS, VS, dan produksi biogas. Data hasil pengamatan di analisis dengan sidik ragam GLM univariate dan uji lanjut DMRT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi biogas dari substrat limbah makanan terbaik diperoleh dengan sumber inokulum kotoran ayam yaitu 0,91 (l/hari) biogas pada suhu tinggi (500C) dengan efisiensi reduksi organik BOD 80,9% / COD 85,2%, dan efisiensi reduksi organik TS 80% / VS 78,2%. Kata kunci : biogas, suhu biodigester anaerob, kotoran ayam.