Dewi Maya Maharani
Brawijaya University, Faculty of Agricultural Technology, Department of Agricultural Engineering

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Comparison of Paddy Straw Lignin Degradation Pretreatment Process Using Wet Milling and Dry milling in Bioethanol Production Ni’mah, Farisatun; Argo, Bambang Dwi; Lutfi, Musthofa; Maharani, Dewi Maya; Putranto, Angky Wahyu
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.224 KB)

Abstract

Bioethanol is one alternative to fossil fuel substitutes depleting annually. Bioethanol production using waste material containing cellulose such as rice straw, require special attention in the process of pretreatment to customize the lignocellulose both in terms of structure and size to break up and reduce the content of lignin and hemicellulose. This research has been conducted on the hydrolysis of rice straw using wet milling pretreatment (WMP) and microwave-NaOH method compared to the dry milling pretreatment (DMP) with respect to the content of cellulose, hemicellulose and lignin. The results showed that the hydrolysis using WMP has a lower content of cellulose, hemicellulose and lignin compared to the DMP, since the size of the rice straw affect the mesh lignocellulose content. The larger mesh size of rice straw used, so the lignocellulose content is getting smaller.   Keywords: Bioetanol, Delignifikasi, Pretreatment, Wet Milling, Rice Straw
The Effect of Temperature Cooking of Sugar Juice and Stirring Speed on The Quality of Brown Sugar Cane Dewi, Shinta Rosalia; Izza, Ni'matul; Agustiningrum, Dyah Ayu; Indriani, Dina Wahyu; Sugiarto, Yusron; Maharani, Dewi Maya; Yulianingsih, Rini
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 15, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.184 KB)

Abstract

Research of the effect of cooking temperature and stirring speed on the quality of brown sugar cane were processed by vacuum vertical evaporator have been done. Brown sugar cane produced from purified green cane juice. The purification was done with addition of Ca(OH)2. Pure juice cooked with cooking temperature of 60, 70, and 80 oC, and the stirring speed of 200 and 250 rpm. Brown sugar cane was analyzed for color, moisture content, ash content, sucrose, and organoleptic test (hedonic quality test for color, flavor, and texture of hardness). The results showed that the higher of cooking temperature, the better the quality of color, flavor, and hardness brown sugar cane produced. While the higher stirring speed, lower moisture content of brown sugar, so the hardness of brown sugar was better. Besides effect of cooking temperature and stirring speed, quality of brown sugar cane was affected by the quality of cane juice and juice purification process. Good quality of cane juice will produce high yield, low moisture content, high sucrose, and good color, flavor, and hardness. The best result was obtained on brown sugar cane produced by cooking temperature of 70 oC and stirring speed of 250 rpm, which was obtained yield of 8.23%, sucrose of 75.37%, hardness of 4.52 kg/cm2, bright and high color intensity of brown sugar cane.Keywords: cane sugar, vacuum evaporator, brown sugar, stirring, cooking temperature
Studi Karakteristik Sifat Mekanik Bioplastik Berbahan Pati - Selulosa Kulit Siwalan (Borassus flabellifer) Sutan, Sandra Malin; Maharani, Dewi Maya; Febriari, Fitria
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.031 KB)

Abstract

Sampah plastik merupakan salah satu permasalahan yangmasih terus menjadi fokus dunia karena memiliki dampak yangserius bagi lingkungan dan kesehatan. Hal ini berkaitan denganpenggunaan plastik konvensional yang merupakan polimersintetis tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalamtanah. Berbagai upaya telah dilakukan salah satunyamenggunakan dan mensosialisasikan penggunaan plastik yangbersifat biodegradable. Penelitian ini bertujuan untuk mencariformulasi proporsi pati kulit singkong-serat sabut siwalan dengansifat mekanik dan ketahanan air terbaik. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan limavariasi perlakuan perbandingan massa pati-serat yaitu 10:0, 9:1,8:2, 7:3, dan 6:4. Data hasil pengamatan dianalisa denganmenggunakan analisis variansi (ANOVA).Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kuat tarik tertinggidiperoleh pada perlakuan 10% yaitu sebesar 2.094 MPa. Nilaielongasi tertinggi diperoleh pada perlakuan 0% yaitu sebesar30.556%. Nilai modulus elastisitas tertinggi diperoleh padaperlakuan 40% yaitu sebesar10.20049 MPa. Sedangkan nilaikuat tekan tertinggi diperoleh pada perlakuan 30% yaitu sebesar0.73 kgf/cm2. Ketahanan air bioplastik semakin baik seiringdengan penambahan serat sabut siwalan yang semakin banyakdengan nilai daya serap air terkecil yaitu 23.589% yang diperolehpada perlakuan 30%. Selanjutnya analisis FTIR menunjukkanbahwa bioplastik yang dihasilkan dapat terdegradasi dan prosesblending yang terjadi pada proses pembuatan bioplastik terjadisecara fisika.?Kata kunci: biokomposit, kulit singkong, plastik biodegradable,sabut siwalan
Studi Karakteristik Sifat Mekanik Bioplastik Berbahan Pati - Selulosa Kulit Siwalan (Borassus flabellifer) Sutan, Sandra Malin; Maharani, Dewi Maya; Febriari, Fitria
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.4 KB)

Abstract

Sampah plastik merupakan salah satu permasalahan yang masih terus menjadi fokus dunia karena memiliki dampak yang serius bagi lingkungan dan kesehatan. Hal ini berkaitan dengan penggunaan plastik konvensional yang merupakan polimer sintetis tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalam tanah. Berbagai upaya telah dilakukan salah satunya menggunakan dan mensosialisasikan penggunaan plastik yang bersifat biodegradable. Penelitian ini bertujuan untuk mencari formulasi proporsi pati kulit singkong-serat sabut siwalan dengan sifat mekanik dan ketahanan air terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima variasi perlakuan perbandingan massa pati-serat yaitu 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, dan 6:4. Data hasil pengamatan dianalisa dengan menggunakan analisis variansi (ANOVA). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kuat tarik tertinggi diperoleh pada perlakuan 10% yaitu sebesar 2.094 MPa. Nilai elongasi tertinggi diperoleh pada perlakuan 0% yaitu sebesar 30.556%. Nilai modulus elastisitas tertinggi diperoleh pada perlakuan 40% yaitu sebesar 10.20049 MPa. Sedangkan nilai kuat tekan tertinggi diperoleh pada perlakuan 30% yaitu sebesar 0.73 kgf/cm2. Ketahanan air bioplastik semakin baik seiring dengan penambahan serat sabut siwalan yang semakin banyak dengan nilai daya serap air terkecil yaitu 23.589% yang diperoleh pada perlakuan 30%. Selanjutnya analisis FTIR menunjukkan bahwa bioplastik yang dihasilkan dapat terdegradasi dan proses blending yang terjadi pada proses pembuatan bioplastik terjadi secara fisika.
Pengontrolan Suhu Dan Kelembaban (Rh) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Pada Plant factory Maharani, Dewi Maya; sutan, sandra malin; Arimurti, Purnami
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.697 KB)

Abstract

Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk salah satu tanaman holtikultura yang banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak manfaat. Produktivitas cabai merah saat ini cenderung fluktuatif disebabkan faktor iklim dan berkurangnya lahan. Salah satu faktor iklim yaitu suhu dan kelembaban. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan pengontrolan suhu dan kelembapan dalam plant factory terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) serta mengetahui pengaruh suhu dan kelembapan selama pertumbuhan tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). Pengontrolan suhu dan kelembaban (RH) menggunakan sensor LM35 dan DHT11. Sistem penanaman menggunakan sensor ini dilakukan di dalam Plant factory.Sistem ini dilakukan pada suatu ruangan dengan keadaan terkontrol. Pada penelitian ini menggunakan variasi set suhu 24°C, 27°C, 30°C dengan kelembaban yang dikontrol secara konstan yaitu ±80%. Apabila terjadi perubahan suhu maka peltier dan kipas akan menyala dan ketika nilai kelembaban berubah maka humidifier akan menyala. Parameter pada penelitian ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang yang diukur setiap 3 hari sekali serta luas daun dan kandungan klorofil yang diukur pada akhir penelitian. Data yang diperoleh akan dirata-rata dan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis. Berdasarkan hasil penelitian, pengontrolan suhu 24°C tidak sesuai dengan kontrol sedangkan untuk suhu 27°C lebih stabil dibandingkan yang lain. Pengontrolan kelembaban nilai yang terbaca berkisar 70%-80%. Suhu terbaik pada penelitian ini terdapat pada paramater tinggi tanaman,diameter batang dan jumlah daun dengan nilai rata-rata secara berurutan 12,92 cm, 0,44 cm dan 8 daun. Parameter hasil luas daun pada suhu 24°C dengan nilai rata-rata 7,87 cm2. Parameter jumlah kandungan klorofil tertinggi pada tanaman kontrol dengan nilai 42,5 unit, sedangkan untuk tanaman didalam plant factory tertinggi pada suhu 24°C dengan rata-rata 39,2 unit. Kata kunci : Cabai merah, sensor LM35, sensor DHT11, plant factory
PERUBAHAN FISIKO-KIMIA CABAI PUYANG (PIPER RETROFRACTUM VAHL.) PADA PENGERINGAN HOT AIR DRYER Hawa, La Choviya; Yosika, Nur Ida Winni; Laily, Amirada Nur; Affifah, Firdiani Nur; Maharani, Dewi Maya
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 21, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.58 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2020.021.02.6

Abstract

ABSTRAKCabai puyang (Piper retrofractum Vahl.) adalah komoditas tanaman herbal yang merupakan tanaman asli Asia Tenggara, terutama Indonesia. Komoditas ini umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku jamu dan bumbu dapur. Di kalangan akademisi, cabai puyang banyak mendapatkan perhatian karena sifat anti kanker, anti mikroba, dan potensial sebagai anti virus demam berdarah. Salah satu proses terpenting dalam pengolahan cabai puyang adalah pada proses pengeringan. Blanching dipilih sebagai pra-perlakuan sebelum pengeringan untuk mempercepat proses pengeringan dan mempertahankan kualitas produk cabai puyang kering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh blanching pada mikrostruktur, kadar air, sifat fisik, dan kandungan kimiawi cabai puyang kering menggunakan hot air dryer pada suhu 50, 60 dan 70ºC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan blanching menyebabkan kerusakan pada dinding sel cabai puyang, tekstur melunak sehingga penurunan kadar air pada sampel blanching lebih cepat dibanding nontreatment. Perubahan sifat fisik berupa dimensi terjadi secara cepat pada sepertiga waktu pengeringan awal. Perubahan massa sampel nontreatment dan blanching pada akhir pengeringan relatif sama pada kisaran 31,8%. Kandungan antioksidan, fenol dan piperin pada sampel nontreatment relatif lebih tinggi daripada sampel blanching pada seluruh suhu pengeringan.Kata Kunci : Antioksidan; Cabai Puyang; Fenol; Kadar Air; Piperin; Sifat Fisik  ABSTRACT Cabya (Piper retrofractum Vahl) is a native herb comodity  in Southeast Asia, especially in Indonesia. This commodity commonly used as tradisional drink (jamu) and spices.  Among academics, cabya gets a lot of attention becouse of its anti cancer, anti microbial, and potential as an anti dengue virus. One of the most important process in the processing of cabya is drying process. Blanching as a pretreatment can increase drying rate and maintain quality of dried products. The aim of this research were to evaluate the effect of blanching on microstructrure, moisture content, physical  and chemical properties of dried cabya which used hot air dryer at different temperature: 50, 60 and 70ºC. The results showed that blanching treatment caused damage to the cell walls of cabya, softened texture so that the decrease of water content in blanching samples were faster than nontreatment. Changes in physical properties in the form of dimensions occured quickly in one third of the initial drying time. The change of mass in nontreatment and blanching samples were relatively the same which ranged of 31.8%. The antioxidant, phenol and piperine content in nontreatment samples are relatively higher than blanching samples at all drying temperatures. Keywords : Antioxidant; Cabya; Phenol; Moisture Content; Piperine; Physical Properties