Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analisa Perbandingan Ekonomis Pada Kapal Ikan FRP “KM.BBPI-3” Mesin Inboard Dengan Kapal Ikan Tradisional Mesin Outboard Longtail Ade Putri Antika; Imam Pujo Mulyatno; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 3 (2020): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan kapal ikan berbahan FRP bermesin Inboard merupakan terobosan terbaru yang sedang dikembangkan oleh BBPI Semarang. Untuk mengetahui terobosan terbaru ini dapat menguntungkan owner kapal atau tidak maka diperlukan analisis lebih lanjut. Tugas akhir ini membahas tentang perbandingan analisis ekonomi antara kapal ikan FRP bermesin inboard dengan kapal ikan tradisional bermesin outboard longtail. Dengan tujuan menentukan biaya investasi pada kapal ikan, melakukan perbandingan biaya operasional pada kedua kapal ikan, dan menentukan kelaikan investasi pada kedua kapal. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode penilaian profitabilitas investasi. Untuk dapat melakukan analisis perbandingan investasi pada tugas akhir ini, maka dibutuhkan beberapa tahapan untuk perhitungan yaitu menghitung biaya pembuatan kapal, penentuan variable bebas dan variable terikat, menghitung umur ekonomis kapal, biaya tetap, biaya variable, pendapatan kemudian dilakukan analisa profitabilitas. Pada penelitian ini dilakukan pada 3 kondisi dari kedua kapal dengan variasi yang lebih banyak pada umur ekonomis kapal FRP. Hasil dari penelitian ini menunjukan bawah kapal FRP memiliki keunggulan dibandingkan kapal ikan tradisional , yaitu pada beberapa biaya rutin yang lebih murah, memiliki payback period yang lebih cepat, serta nilai dari Net Present Value yang lebih menguntungkan,
Analisa Kekuatan Tarik dan Impak Baja ST 40 Pengelasan Flux-Cored Arc Welding (FCAW) Posisi 4G dengan Variasi Arus Pengelasan Mangara Tua Immanuel Sianturi; Untung Budiarto; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1266.888 KB)

Abstract

Baja ST 40 sering digunakan sebagai konstruksi geladak dan lambung kapal karena kuat, lentur dan tahan akan korosi. Pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding) merupakan teknik pengelasan yang banyak digunakan dalam industri perkapalan..Posisi pengelasan 4G (overhead) merupakan posisi pengelasan yang sukar dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan yang dapat mengenai juru las. Penelitian  ini membahas  material baja ST 40 yang dilas menggunakan pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding)  posisi pengelasan 4G dengan 3 variasi kuat arus sebesar 135A, 150A, 165A  yang bertujuan mendapatkan nilai kekuatan tarik dan impak. Dari pengujian ini didapatkan hasil dimana spesimen dengan arus 135A didapatkan tegangan rata-rata sebesar 508.11 MPa, regangan rata-rata sebesar 0,193% dan impak  rata-rata sebesar 0,99 J/ mm2 sedangkan pada spesimen dengan  arus 150A didapatkan  tegangan rata-rata sebesar 494,33 MPa, regangan  rata-rata sebesar 0,185% dan  impak rata-rata  sebesar 1,54 J/ mm2 sedangkan pada spesimen dengan arus 165A didapatkan tegangan rata-rata sebesar 480,75 MPa, regangan rata-rata sebesar 0,178% dan impak rata-rata  sebesar 1,74 J/ mm2 . Dari hasil pengujian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa material baja ST 40 dengan posisi pengelasan 4G dengan kuat arus 135A  lebih kuat, ulet serta elastis dibandingkan dengan arus 150A dan 165A namun material dengan kuat arus 165A lebih tangguh dibandingkan dengan arus 135A dan 150A.
Reschedule Reparasi Kapal KN.KUMBA 470 DWT Dengan Critical Path Method Di Galangan Semarang Yuliana Tri Andhani; Imam Pujo Mulyatno; Ari Wibawa Budi santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 3 (2020): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.642 KB)

Abstract

Penyelesaian proyek docking repair pada kapal sering tidak sesuai dengan jadwal yang ada dalam kontrak awal.Serta sering adanya pekerjaan tambah maupun kurang dalam proses aktualnya dilapangan yang dapat berdampak pada schedule yang sudah ada sehingga dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Network Planning merupakan metode yang digunakan untuk mencapai kesuksesan target schedule pada proyek. Penelitian ini membutuhkan data berupa repair list serta main schedule. Sehingga dapat dilakukan analisis aktivitas yang menjadi bagian kritis pada proyek docking repair kapal KN.KUMBA. dengan menggunakan Critical Path Method dan dibantu Software Microsoft Project, pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktifitas tenaga kerja yang dihasilkan setiap harinya sehingga didapatkan network planning dengan lintasan kritis yang lebih efisien pada proyek docking repair kapal KN.KUMBA di PT. Yasa Wahana Tirta Samudera Semarang. Hasil menunjukkan nilai  diagram network mengalami kemajuan dari durasi awal 50 hari menjadi 41 hari untuk pekerjaan induk dengan adanya 12 lintasan kritis dan 42 hari untuk pekerjaan tambah dengan adanya 17 lintasan kritis dengan nilai slack nol. Maka proyek mengalami crashing dengan adanya penambahan tenaga kerja serta jam kerja. Pada proyek docking repair pada kapal KN.KUMBA di PT. Yasa Wahana Tirta Samudera Semarang dihasilkan nilai produktifitas sebesar 23,8 kg/hari/orang pada replating konstruksi bagian dalam.
Pengaruh Penambahan Inhibitor CaCO3 Terhadap Laju Korosi Baja SS 400 dalam Larutan Air Laut Buatan Syahrul Mubarak; Sarjito Jokosisworo; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 3 (2020): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.217 KB)

Abstract

Logam baja merupakan salah satu material yang sering digunakan pada industri perkapalan dalam pembangunan dan reparasi kapal. Logam baja merupakan material yang mudah mengalami korosi sehingga perlu adanya kajian penelitian mengenai laju korosi pada baja. Manfaat penelitian ini dapat mengetahui pengaruh penambahan inhibitor CaCO3 terhadap laju korosi Baja SS 400 dalam lingkungan air laut buatan. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui perlambatan laju korosi yang disebabkan oleh pencampuran inhibitor kalsium karbonat kedalam lingkungan korosif dengan metode kehilangan berat ( Weight Loss ) sesuai dengan ASTM G31-72 dengan variasi waktu dan media kororif 3% NaCl. Spesimen yang diuji adalah Baja SS 400. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh nilai laju korosi pada perendaman selama 5 hari tanpa inhibitor sebesar 0,0445 mmpy dengan inhibitor laju korosinya sebesar 0,0379 mmpy. Sehingga efisiensi penggunaan inhibitor sebesar 14,83%. Kemudian nilai laju korosi pada perendaman selama 10 hari tanpa inhibitor sebesar 0,0507 mmpy, dengan inhibitor laju korosinya menjadi 0,0307 mmpy. Sehingga efisiensi penggunaan inhibitor sebesar 39,34%. Kemudian nilai laju korosi pada perendaman selama 15 hari tanpa inhibitor sebesar 0,0514 mmpy, dengan inhibitor laju korosinya menjadi 0,0218 mmpy. Sehingga efisiensi inhibitor sebesar 57,59%. Dari data penelitian yang diperoleh efisiensi laju korosi pada perendaman selama 5 hari, 10 hari dan 15 hari terus mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa CaCO3 dapat digunakan untuk menurunkan laju korosi
Analisa Teknis dan Ekonomis Perbedaan Layout Deck pada Kapal Trawl Terhadap Waktu Bongkar Muat Ikan Rinovia Dika Anggoro; Wilma Amiruddin; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 2 (2020): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.861 KB)

Abstract

Tata letak perlengkapan di atas kapal akan berpengaruh secara teknis dan ekonomis, hal ini berlaku pada jenis kapal Trawl. Geladak pada sebuah kapal berpengaruh secara langsung terhadap performa stabilitas dan perubahan titik berat karena perbedaan penempatan peralatan tangkap. Layout geladak juga mempengaruhi keselamatan & lama waktu bagi abk saat proses pembongkaran ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan tata letak perlengkapan terhadap stabilitas kapal dan pengaruhnya terhadap lama waktu bongkar muat kapal terhadap biaya tambat serta nilai investasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan software dengan memberikan perlakuan berupa simulasi peletakan perlengkapan kapal dalam beberapa posisi dengan tinjauan teori stabilitas kapal sedangkan nilai ekonomisnya akan ditinjau berdasarkan proses lama waktu pembongkaran ikan dengan kelayakan investasi menggunakan kriteria analisa biaya pendekatan NPV (net present value), IRR (internal rate of return) dan PP (Payback Period). Berdasarkan hasil penelitian ini stabilitas kapal II lebih baik dibandingkan stabilitas kapal I dengan nilai momen tertinggi 261,18 Ton.m dengan nilai GZ tertinggi 1,445 m sedangkan tingkat keefisien lama waktu bongkar muat kapal I lebih unggul di bandingkan kapal II dengan lama waktu bongkar mencapai 3  jam. Hasil nilai investasi ekonomis kedua kapal menunjukkan kapal I mempunyai nilai kelayakan investasi yang menguntungkan dengan perolehan perhitungan NPV sebesar 1,756,118,805, nilai IRR sebesar 25,88% dan nilai PP 2,91 tahun.  
Studi Penjadwalan Ulang Pekerjaan Reparasi Pada Kapal MT. Asumi XXVI Dengan Network Planning Dan Critical Path Method Muhammad Fahmy Fakhrija; Imam Pujo Mulyatno; Ahmad Fauzan Zakki
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 3 (2020): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proyek reparasi kapal pada galangan-galangan sering kali terlaksana tidak sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dan ditetapkan saat kontrak. Metode network planning atau metode jaringan kerja merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mencapai penjadwalan yang tepat pada proyek reparasi kapal, dengan metode ini dan juga dibantu oleh Software Microsoft Project untuk menyelesaikan penelitian pada proyek reparasi kapal MT. Asumi XXVI di PT. Janata Marina Indah bertujuan untuk mendapatkan network diagram, jalur kritis (Critical Path), perhitungan sumber daya, dan juga pengalokasian sumber daya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan network diagram yang memiliki 19 jalur kritis dengan 40 tenaga kerja dapat dilaksanakan selama 21 hari. Setelah dilakukan crashing proyek reparasi kapal tersebut durasi pekerjaan keseluruhan menjadi 16 hari dengan perkiraan penambahan tenaga kerja yang sebelumnya 40 orang menjadi 59 orang tenaga kerja dan jalur kritis tetap 19 pekerjaan. Selain itu dihasilkan produktifitas awal pada pekerjaan yang durasinya 21 hari sebelum crashing sebesar Rp. 3.266/kg dan setelah dilakukan crashing pekerjaan menjadi 17 hari dengan produktifitas sebesar Rp. 4.034/kg. Sebab dari penambahan pekerja pada proyek reparasi kapal MT. Asumi XXVI menjadikan terjadinya penambahan biaya pekerja yang sebelumnya pada durasi 21 hari biaya pekerja keseluruhan Rp. 88.200.000 menjadi Rp. 108.920.000 untuk pekerjaan keseluruhan yang berdurasi 17 hari.
Analisa Kekuatan Tarik, Tekuk, dan Impak Pengelasan Flux Cored Arc Welding Material Baja St 40 Posisi 3G dengan Variasi Kuat Arus Listrik Rizalul Haq; Untung Budiarto; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.15 KB)

Abstract

Pengelasan FCAW adalah proses pengelasan otomatis yang memanfaatkan elektroda wire roll untuk mencairkan logam. Dalam melakukan pengelasan, perlu diperhatikan banyak faktor, salah satu  faktor yang berpengaruh dalam proses pengelasan FCAW adalah kuat arus listrik yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan kuat arus listrik pada pengelasan FCAW (Flux Cored Arc Welding) posisi 3G pada baja ST 40 terhadap kekuatan tarik, tekuk, dan impak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan pengelasan FCAW dengan kuat arus listrik 135 A dan 165A yang dilakukan di laboratorium teknik. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 4 buah sampel untuk setiap pengujian, dengan total 24 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variasi   arus  pengelasan  135A  mendapatkan hasil rata – rata dari tiap spesimen   yaitu  σ tarik 478,15 Mpa, ε (regangan) 0,18 %, E sebesar 200,84 Gpa, σ tekuk 552,08 Mpa, dan K (harga impak)  1,45 J/mm2. Sedangkan pada variasi arus pengelasan 165A mendapatkan hasil rata – rata yaitu σ tarik 473,11 Mpa, ε  0,17%; E sebesar 202,17 Gpa, σ tekuk 535,77 Mpa, dan K 1,66 J/mm2. Disimpulkan bahwa variasi kuat arus listrik 135A unggul dengan σ tarik sebesar 478,15 Mpa,  ε (regangan) sebesar  0,18 %; E sebesar 200,84 Gpa  dan pada σ tekuk sebesar 552,08 Mpa. Hanya pada K (harga impak) variasi kuat arus listrik 165A mengungguli variasi kuat arus listrik 135A, yaitu sebesar 1,66 J/mm2. Secara umum, hasil dari penelitian tugas akhir ini menunjukkan bahwa kuat arus listrik terbaik untuk pengelasan FCAW posisi 3G pada material baja ST 40 adalah 135 A, dimana variasi tersebut menghasilkan nilai  tegangan tarik, regangan,dan tegangan tekuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat arus 165A. Selain itu pengelasan dengan arus 135A juga memiliki sifat yang lebih elastis dibandingkan dengan arus 165A. Tetapi kuat arus 165A memiliki harga impak rata - rata yang lebih tinggi dari pengelasan dengan kuat arus 135A.
Analisa Kekuatan Konstruksi Ramp Door Pada Kapal Landing Ship Tank (LST) 117 M Dengan Metode Elemen Hingga Rayroha Matonang; Imam Pujo Mulyatno; Hartono Yudo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 1 (2019): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapal Landing Ship Tank (LST) 117 M adalah kapal perang milik TNI AL yang dipergunakan mengangkut 10 unit  tank Leopard 2A4  dengan berat 60 ton dan perlengkapan senjata lainnya.Untuk memudahkan akses keluar masuk tank  yang diangkut maka kapal ini dilengkapi sebuah ramp door yang terletak dibagian haluan kapal.Ramp door pada kapal LST ini menggunakan material baja grade A BKI dengan nilai tegangan ijin bahan sebesar 235 Mpa yang memilki ukuran panjang 6130 mm,lebar 5100 mm ,tinggi 650 mm ,dan tebal plat 12 mm.Analisa kekuatan pada ramp door perlu diperhatikan untuk mengetahui beban (force) yang diterima berupa tank sehingga menyebabkan tegangan dimana tidak melebihi batas maksimum  yang diijinkan menurut kriteria bahan dan  rules BKI.Dilakukan analisa kekuatan pada ramp door menggunakan metode elemen hingga berbasis software Ansys dan pemodelannya menggunakan software berbasis CAD.Pada model ramp door kapal LST sebelum dilakukan analisa ada beberapa tahapan yaitu penentuan material model,penentuan meshing, penentuan kondisi batas(boundary condition),dan penentuan beban(force) Analisa yang disebabkan oleh beban statis tank berdasarkan empat jenis variasi kendaraan berupa Leopard,BMP3F,Panzer,dan Transporter.Hasil analisa dengan tegangan terbesar didapatkan  pada kondisi pembebanan tank Leopard sebesar 77,74 N/mm2 dan nilai deformasi sebesar 17,23 mm.Tegangan ini masih aman karena setelah dibandingkan dengan tegangan ijin berdasarkan rules BKI sebesar 175 N/mm2 menghasilkan nilai safety factor sebesar  2,25.
Analisa Teknis Dan Ekonomis Perbedaan Layout Deck Kapal Purse Seine Terhadap Waktu Bongkar Muat Ikan Arrizal Abdul Wahid; Wilma Amiruddin; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 2 (2020): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.15 KB)

Abstract

Tata letak perlengkapan di atas kapal akan berpengaruh secara teknis dan ekonomis, hal ini berlaku pada jenis kapal Purse Seine. Layout geladak berpengaruh secara langsung terhadap kecepatan pada proses pembongkaran ikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perbedaan tata letak perlengkapan terhadap stabilitas kapal dan pengaruhnya terhadap bongkar muat. Kecepatan bongkar muat tersebut akan berpengaruh terhadap biaya tambat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah memberikan perlakuan berupa simulasi peletakan perlengkapan kapal dalam beberapa posisi dengan tinjauan teori stabilitas kapal sedangkan nilai ekonomisnya akan ditinjau berdasarkan kriteria analisa biaya yaitu kriteria  NPV (net present value), IRR (internal rate of return) dan PP (Payback Period). Hasil teknis menunjukkan bahwa stabilitas didapatkan hasil nilai GZ pada kapal A lebih besar dari GZ kapal B. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan waktu efektif bongkar muat antara kapal A dan kapal B sebesar 30 menit dengan  perbedaan efisiensi kurang lebih 1% indicator kelayakan ekonomis menunjukkan kapal A nilai NPV 12% 4,437,981,220 NPV 25% - 345,512,453, IRR 23,5%, PB 4,3 tahun dan kapal B NPV 12% 6,713,894,250 NPV 30% -211,510,276, IRR 29,4%, PB 3,7 tahun.
Perbandingan Stress Analysis pada Pipeline CPP-ORF PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) dengan Menggunakan Software Berbasis Elemen Hingga Marandika Asa Wardyanto; Hartono Yudo; Imam Pujo Mulyatno
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Piping Stress analysis adalah suatu cara perhitungan tegangan (stress) pada pipa yang diakibatkan oleh beban statis dan beban dinamis yang merupakan efek resultan dari gaya gravitasi, perubahan temperatur, tekanan di dalam dan di luar pipa. Untuk itu dilakukan perbandingan analisa tegangan pada pipeline dari CPP menuju ke pig receiver di ORF PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore. Perangkat lunak yang digunakan adalah perangkat lunak khusus perpipaan yaitu caesarII dan autopipe, dibandingkan dengan perangkat lunak berbasis elemen hingga. Dalam kasus ini perangkat lunak yang dipakai adalah MSC Nastran patran. Model pipeline memiliki diameter luar 14 inci dan ketebalan pipa 0.5 inci. Pipa tersebut diberi tekanan sebesar 960 psi dan suhu 1200F sesuai dengan keadaan lapangan. Hasil analisa didapat nilai tegangan pipa pada perangkat lunak caesarII sebesar 13440 psi (32.5%) dan pada autopipe sebesar 13227 psi (32%). Kedua hasil dikatakan aman dikarenakan memiliki nilai dibawah Specified Minimum Yield Strength (SMYS)nya yakni sebesar 46000 psi dan memiliki perbedaan rasio 0.5%. Pada perangkat lunak berbasis elemen hngga dianalisa bagian dari sistem perpipaan, dan didapat tegangan maksimal yang bekerja sebesar 16400 psi, sedangkan pada titik yang sama didapatkan hasil pada caesarII sebesar 15000 psi dan autopipe sebesar 14482 psi. Hal ini berarti, terdapat perbedaan hasil antara software khusus perpipaan dengan software berbasis elemen hingga, tetapi masih dalam ketentuan aman dan dapat diterima sesuai dengan ASME B31.8.