Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TEKANAN INTRAOKULER Novalia Larissa Fandhira; Maharani Maharani; Riski Prihatningtyas
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.394 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18608

Abstract

Latar Belakang : Tekanan intraokuler adalah faktor risiko penyakit glaukoma yang dapat dimodifikasi. Aktivitas fisik dan posisi tubuh dapat mempengaruhi tekanan intraokuler. Salah satu pilihan aktivitas fisik yang dewasa ini semakin banya digemari oleh masyarakat adalah yoga, terutama cabang Hatha Yoga. Tujuan : Membuktikan pengaruh latihan Hatha yoga terhadap tekanan intraokulerMetode : Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan penelitian post-test only two groups. Subjek penelitian berjumlah 38 orang yang dibagi menjadi kelompok Hatha Yoga dan kelompok kontrol. Pada setiap kelompok terdiri dari 19 subjek berjenis kelamin perempuan yang berusia 20 - 40 tahun. Subjek pada kelompok Hatha Yoga telah megikuti latihan yoga selama minimal 3 bulan, sedangkan subjek pada kelompok kontrol belum pernah mengikuti latihan yoga. Pengambilan data pada kelompok Hatha Yoga dilakukan sesaat setelah latihan Hatha Yoga yang dilaksanakan 1 kali selama 60 menit. Sedangkan pengambilan data pada kelompok kontrol dilakukan pada waktu yang sama di hari yang berbeda. Data yang diambil adalah tekanan intraokuler. Analisa data menggunakan uji T tidak berpasangan. Perbedaan dinyatakan bermakna jika p<0,05.Hasil : Berdasarkan data yang terkumpul dari 38 subjek, didapatkan hasil rerata tekanan intraokuler pada kelompok hatha yoga adalah 16,18 ± 2,40 mmHg sedangkan pada kelompok kontrol adalah 18,42 ± 2,52 mmHg. Pada uji T tidak berpasangan didapatkan perbedaan yang bermakna antar kedua kelompok (p = 0,008).Kesimpulan : Latihan hatha yoga selama minimal 3 bulan dapat membantu menurunkan tekanan intraokuler.
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN INTRAOKULER DENGAN TONOPEN DAN APPLANASI GOLDMANN PADA PASIEN GLAUKOMA Belinda Salva Dyah Fitriasari; Maharani Maharani; Riski Prihatningtias
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.308 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23889

Abstract

Latar Belakang : Pengukuran tekanan intraokular (TIO) adalah salah satu pemeriksaan dasar pada pasien glaukoma. Walaupun applanasi Goldmann adalah baku emas untuk mengukur TIO, terdapat pertimbangan yang cukup besar dalam menggunakan tonometer yang lebih sederhana. Tonopen merupakan tonometer praktis karena bentuknya yang portable serta dapat digunakan pada posisi tegak dan supinasi. Tonopen juga dapat mengukur TIO pada kornea patologis. Tujuan : Mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan tekanan intraokuler dengan Tonopen dan applanasi Goldmann pada pasien glaukoma. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Subjek diperoleh dengan metode purposive sampling. TIO diukur menggunakan dua tonometer: Tonopen dan applanasi Goldmann, pada 32 mata pasien glaukoma yang berusia di atas 40 tahun dengan TIO <21 mmHg dan bukan pasien dengan infeksi mata, strabismus, dan kelainan kornea. Pengukuran applanasi Goldmann dilakukan terlebih dahulu. Tiga nilai dari pengukuran tonopen diambil kemudian dirata-ratakan. Distribusi data dari kedua kelompok dilakukan uji normalitas Saphiro Wilk. Uji Mann Whitney digunakan untuk membandingkan pengukuran TIO antara applanasi Goldmann dan tonopen pada distribusi data tidak normal. Nilai signifikan apabila p<0,05. Hasil : Nilai rerata TIO applanasi Goldmann dan tonopen 32 sampel  mata dari 22 subjek dengan rerata usia 61,63±7,25 tahun adalah 15,78 ± 2,15 mmHg dan 15,50 ± 2,48 mmHg. Analisis Uji Mann Whitney terhadap TIO oleh applanasi Goldmann dan tonopen menunjukkan nilai p=0,692. Perbedaan yang signifikan secara statistik (p<0,05) antara kedua alat tidak ditemukan. Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan hasil pemeriksaan TIO menggunakan tonopen dan applanasi Goldmann.Kata Kunci : Tekanan intraokuler, applanasi Goldmann, tonopen.
PERBANDINGAN KEBERHASILAN TERAPI TRABEKULEKTOMI PADA GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA DAN GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP Azhar Wirayudha; Fifin Luthfia Rahmi; Riski Prihatningtias; Maharani Maharani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.922 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i4.25322

Abstract

Latar Belakang: Glaukoma primer sudut terbuka merupakan bentuk glaukoma yang sering ditemukan yang disebabkan sumbatan pada trabecular meshwork. Sedangkan glaukoma primer sudut tertutup disebabkan karena tersumbatnya saluran drainase. Trabekulektomi merupakan salah satu terapi untuk glaukoma yang bertujuan untuk menurunkan tekanan intra okular dengan membuat saluran humor akuos baru. Tujuan: Mengetahui perbandingan keberhasilan terapi trabekulektomi pada glaukoma primer sudut terbuka dan glaukoma primer sudut tertutup. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional, yaitu mengambil data sekunder dari rekam medik dan hasil pemeriksaan setelah intervensi. Intervensi adalah trabekulektomi. Sampel adalah 50 pasien yang menderita glaukoma primer, dibagi menjadi 25 pasien glaukoma primer sudut terbuka dan 15 pasien glaukoma primer sudut tertutup yang menjalani operasi trabekulektomi yang sesuai dengan kriteria tertentu dan melakukan follow up selama minimal 3 bulan. Uji statistik menggunakan uji Chi-square. Hasil: Keberhasilan trabekulektomi pasca 3 bulan operasi pada glaukoma primer sudut terbuka 52% Complete Success, 44% Qualified Success, 4% Failure. Pada glaukoma primer sudut tertutup 16% Complete Success, 48% Qualified Success, 36% Failure. Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat keberhasilan trabekulektomi pada glaukoma primer sudut terbuka dan glaukoma primer sudut tertutup.Kata Kunci: Trabekulektomi, Glaukoma Primer Sudut Terbuka, Glaukoma Primer Sudut Tertutup
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN INTRAOKULER DENGAN TONOMETRI SCHIOTZ DAN APPLANASI GOLDMANN PADA PASIEN GLAUKOMA Na&#039;ila Amira Salsabila; Maharani Maharani; Arief Wildan
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.62 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23891

Abstract

Latar Belakang: Pengukuran tekanan intraokuler (TIO) yang akurat dengan teknik yang tepat sangat penting dalam diagnosis dan penanganan glaukoma. Pemeriksaan dengan applanasi Goldmann telah diterima sebagai alat terbaik untuk memperkirakan tekanan intraokular dalam praktik klinik. Kekurangan dari applanasi Goldmann adalah kurang portable bagi klinisi dan perlu keterampilan yang baik untuk penggunannya. Tonometer Schiotz memiliki kelebihan mudah dibawa dan ketersediaanya banyak di Indonesia. Tujuan: Mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan tekanan intraokuler dengan applanasi Goldmann  dan tonometer Schiotz pada pasien glaukoma. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 32 mata dari 20 pasien glaukoma dengan TIO <21mmHg  di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Oktober 2018. Pengukuran intraokuler dilakukan sebanyak satu kali menggunakan applanasi Goldmann dan tiga kali dengan tonometer Schiotz pada tiap sampel. Analisis data yang digunakan adalah uji  t test. Terdapat perbedaan yang signifikan apabila p<0,005. Hasil: Berdasarkan pemeriksaan dari 32 mata didapatkan rerata tekanan intraokuler dengan applanasi Goldmann dan tonometer Schiotz sebesar 16,06 ± 2,76 mmHg dan 16,16 ± 2,81 mmHg. Hasil uji analisis t-test tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,889) pada hasil pemeriksaan tekanan intraokuler dengan applanasi Goldmann dan Tonometer Schiotz. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan hasil pemeriksaan tekanan intraokuler dengan applanasi Goldmann dan Tonometer Schiotz pada pasien glaukoma.Kata Kunci: Tekanan Intraokuler (TIO), Tonometri Schiotz, Applanasi Goldmann.
PERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PASCA TRABEKULEKTOMI DAN PASCA FAKO-TRABEKULEKTOMI PADA GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP: STUDI PADA BERBAGAI STADIUM Nur Muhammad Ichsan; Maharani Maharani; Fifin Luthfia Rahmi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.984 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21277

Abstract

Latar Belakang Glaukoma primer sudut tertutup seringkali ditangani dengan operasi trabeulektomi ataupun fako-trabekulektomi. Tetapi belum ada yang menelitinya pada berbagai stadium.Tujuan Membandingkan penurunan tekanan intraokuler (TIO) pasca trabekulektomi dengan pasca fako-trabekulektomi pada berbagai stadium glaukoma primer sudut tertutup.Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional.  Sampel adalah 30 buah rekam medik pasien glaukoma primer sudut tertutup dengan kriteria tertentu, yang dibagi menjadi 15 rekam medik pasien yang dioperasi dengan trabekulektomi dan 15 rekam medik pasien yang dioperasi dengan fako-trabekulektomi. Data yang diambil adalah nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, diagnosis glaukoma primer sudut tertutup beserta cup-disk ratio, TIO pra operasi, pasca operasi, dan saat follow-up selama minimal 3 bulan, dan obat antiglaukoma tambahan. Uji statistik menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil Dari data 30 sampel, didapatkan rerata penurunan TIO pada keseluruhan sampel kelompok trabekulektomi 23,07 ± 14,48 mmHg, stadium ringan 12,30 ± 6,51 mmHg, stadium sedang 19,27 ± 10,29 mmHg, dan stadium berat 29,41± 16,68 mmHg. Pada kelompok fako-trabekulektomi hasil rerata penurunan TIO pada keseluruhan sampel 14,39 ± 10,94 mmHg, stadium ringan 19,77 ± 14,72 mmHg, stadium sedang 10,32 ± 5,31 mmHg, dan stadium berat 15,00 ± 12,63 mmHg. Uji t tidak berpasangan tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kedua kelompok, baik secara umum (p = 0,074) maupun pada berbagai stadium (stadium ringan: p = 0,562; stadium sedang: p = 0,114; stadium berat: p = 0,098).Kesimpulan Tidak ada perbedaan penurunan TIO yang bermakna pasca trabekulektomi maupun pasca fako-trabekulektomi pada berbagai stadium glakuoma primer sudut tertutup.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN KACAMATA PADA ANAK SEKOLAH Hasan Murdiman; Arif Wildan; Maharani Maharani
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.444 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20853

Abstract

Latar Belakang: Menurut data WHO tahun 2010 didapatkan prevalensi miopia di dunia sebesar 27% dan 2,8% untuk miopia tinggi. Miopia aksial, dimana panjang bola mata menjadi lebih panjang dari normal merupakan jenis yang sering terjadi, biasanya disertai dengan tipisnya central corneal thickness (CCT). Pengukuran tekanan intraokular (TIO) menggunakan tonometer applanasi maupun indentasi pada miopia ini seharusnya akan memberikan hasil yang lebih rendah dari TIO sebenarnya. Penelitian pada anak mengenai TIO pada miopia jarang dilakukan, padahal tekanan intraokular abnormal pada anak, juga dapat menimbulkan kerusakan saraf mata.Tujuan: Mengetahui perbedaan TIO anak miopia dan emetropia.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 42 subjek terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 21 miopia dan 21 emetropia. Penelitian dilakukan di SD Negeri Meteseh Semarang, dengan subjek berasal dari kelas 4 hingga 6. Pemeriksaan tekanan intraokular menggunakan TonoPen XL. Uji statistik menggunakan uji t-tes tidak berpasangan untuk varian berbeda dan uji Spearman.Hasil: Tekanan intraokular rerata pada miopia sebesar 19,52 ± 0,71 mmHg, dan pada emetropia sebesar 21,23 ± 0,33 mmHg. Perbedaan TIO antara mata miopia dan emetropia adalah signifikan dengan nilai p=0,039 (p<0,05) berdasarkan uji t tes tidak berpasangan untuk varian berbeda. Uji Spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara besar miopia dengan besar tekanan intraokular dengan nilai p=0,056 (p>0,05).Simpulan: Terdapat perbedaan TIO antara anak miopia dan anak emetropia. Tidak terdapat hubungan antara besar miopia dengan tekanan intraokular.
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN LENSA KONTAK TERHADAP SENSIBILITAS KORNEA Anita Tri Kurniawati; Riski Prihatningtias; Maharani Maharani
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.944 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20669

Abstract

Latar belakang : Lensa kontak merupakan alternatif pengganti kacamata yang banyak digunakan masyarakat, terutama perempuan berusia > 18 tahun. Pemakaian lensa kontak dapat mengurangi transmisi oksigen ke kornea sehingga berdampak pada perubahan fisiologis dan metabolisme sel di kornea. Hipoksia kornea dan tekanan mekanik akibat pemakaian lensa kontak dapat menurunkan sensibilitas kornea. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai sensibilitas kornea adalah lama pemakaian lensa kontak.Tujuan : Mengetahui hubungan lama pemakaian lensa kontak terhadap sensibilitas kornea Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah 50 mata dari 26  mahasiswi Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pemeriksaan sensibilitas kornea menggunakan estesiometer Cochet-Bonnet yang diukur sebanyak 3 kali dan dihitung rata-ratanya. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Spearman.Hasil : Berdasarkan dari 50 mata yang telah dilakukan pengukuran sensibilitas kornea, terdapat 2 mata dengan sensibilitas normal dan 48 mata dengan sensibilitas tidak normal. Lama pemakaian lensa kontak dan sensibilitas kornea memiliki hubungan yang bermakna (p = 0,001) dengan kekuatan korelasi sedang (r = -0,464).Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna dengan derajat korelasi sedang antara lama pemakaian lensa kontak dan sensibilitas kornea, yaitu semakin lama memakai lensa kontak sensibilitas kornea semakin rendah.
KARAKTERISASI PADI LOKAL ASAL KECAMATAN KAMPAR TIMUR DAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR Maharani Maharani; Elza Zuhry; Isnaini Isnaini
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian Vol 5 (2018): Edisi 2 Juli s/d Desember 2018
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to determine the diversity of local rice accessions from East Kampar and North Kampar, Kampar District. This research was carried out at the Experimental Garden and Laboratory of Plant Cultivation, Faculty of Agriculture, University of Riau, Pekanbaru from September 2017 to March 2018 with descriptive analysis method, where there are 10 local rice accessions planted in pots . Each local rice accessions consists of five experimental sample units with a total of 50 units of data. The results of obtained character diversity of rice plants with all accessions has a drooping panicle shaft and medium criteria of plant age, 90% accession have a 2-cleft leaf tongue shape, 80% accessions has a high criteria plant height, 70% accessions has a panicle out shape with all panicle and neck panicle out, 60% local rice accessions have fertility of fertile grains, and 50% accessions has a long leaf character short criteria and the stem segment has a golden yellow color. Keywords: local rice, kinship, diversity, morphology, agronomy. 
EKSISTENSI TANAH MASYARAKAT HUKUM ADAT DI KABUPATEN PELALAWAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 35/PUU-X/2012 TENTANG HUTAN ADAT Maharani Maharani; Maryati Bachtiar; Ulfia Hasanah
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Hukum Vol 8, No 1 (2021): Januari - Juni 2021
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existence of customary law communities is recognized in Article 18B and Article 28I paragraph (3) of the 1945 Constitution. However, there are still actions that can reduce this right, namely the Forestry Law which categorizes Customary Forest under State Forest. This has resulted in a conflict between the two forests. On this matter, the Constitutional Court issued Constitutional Court Decision Number 35 / PUU-X / 2012 recognizing the rights of indigenous peoples to their customary forests. This recognition is provided as long as in reality the customary law community concerned still exists and its existence is recognized. The objectives of this thesis are: First, the existence (existence) of the customary land of the Muara Sakal customary law community (Muaro Sako) in Pelalawan Regency after the Constitutional Court Decision No. 35 / PUU-X / 2012; Second, the inhibiting factor for the existence of the ulayat lands of the customary law community of Muara Sakal (Muaro Sako) in Pelalawan Regency the legal efforts made to maintain the existence of these ulayat lands.This type of research can be classified as a sociological juridical research type, because in this study the author directly conducted research at the location or place being studied in order to provide a complete and clear picture of the problem under study. This research was conducted at the Customary Law Community of Muara Sakal (Muaro Sako), in Langgam Village, Langgam District, Pelalawan Regency. The data sources used were primary data, secondary data, tertiary data with interview data collection techniques and literature study.Conclusions can be drawn, first, the existence / existence of the customary law community community rights in Muara Sakal, Langgam sub-district, Pelalawan district, this is indicated by the existence of the customary law community Muara Sakal as the subject of customary rights, there is still Muara Sakal customary land as the object of customary rights, and still there is a relationship between the subject and the object of customary rights. Second, the absence of a Regional Regulation or Regent Decree that provides legal certainty and regulates the protection of customary rights in Pelalawan Regency, especially the ulayat rights / ulayat land of the Muara Sakal customary community (Muaro Sako), as well as the Muara Sakal customary law community have made a number of legal efforts. to obtain legal certainty in the protection and recognition of their customary rights, but it has yet to produce results.Keywords: Existence - customary rights - Muara Sakal customary community
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 PEKANBARU Maharani Maharani; Zuhdi Ma’aruf; Mitri Irianti
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 7, No 1 (2020): EDISI 1 JANUARI-JUNI 2020
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to describe the cognitive learning outcomes of students in learning physics on the material elasticity and Hooke's law through the application of the Team Assisted Individualization (TAI) learning model in class XI of Muhammadiyah 1 Pekanbaru Senior High School and to know the differences in students' cognitive learning outcomes in learning physics on elasticity and Hooke's law through the application of the Team Assisted Individualization class XI learning model at SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. This type of research is a quasi-experimental design with a posttest-only design. The research subjects were class XI MIA 2 as an experimental class and class XI MIA 3 as a control class. Data collection instruments using cognitive learning test results. Data were analyzed using descriptive and inferential analysis. The results showed there were differences in student learning outcomes that apply the TAI learning model with conventional learning. Classroom learning outcomes with the TAI learning model is 83.03%, while the class with conventional learning is 7607%. Thus it can be concluded that the application of the TAI model can improve the learning outcomes of students of class XI MIA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru on the material elasticity and Hooke's law.Key Words: Cognitive Learning Outcomes, Elasticity and Hooke's Law, Team Assisted Individualization