Puspita Kusuma Dewi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KOTA SEMARANG Oktarisa Khairiyah Ar-Rasily; Puspita Kusuma Dewi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.52 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15599

Abstract

Latar Belakang : Disabilitas intelektual (DI) disebabkan oleh beberapa faktor. Orang tua sangat berperan penting. Tingkat pengetahuan orang tua mengenai DI dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, paparan informasi, konsultasi kedokter, dan sosial budaya.Metode : Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel seluruh orang tua penderita DI. Lokasi di SLB-C Widya Bhakti Semarang, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua mengenai penyebab DI. Sampel sebanyak 50 orang tua. Pengambilan data dengan wawancara. Data diuji menggunakan analisa Chi Square.Hasil : Tingkat pengetahuan orang tua tentang DI di kota Semarang baik (48%). Hasil konsultasi ke dokter (p=0,056) memiliki pengaruh yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab DI. Sedangkan faktor usia (p=0,144), tingkat pendidikan (p=0,575), tingkat pendapatan (p=0,976), paparan informasi (p=0,266), dan sosial budaya berupa agama (p=0, 606) dan pekerjaan (p=0,379) tidak berpengaruh.Kesimpulan : Faktor konsultasi ke dokter memiliki pengaruh yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab DI. Sedangkan faktor usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan paparan informasi tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan genetik penyebab DI.
GAMBARAN VASKULARISASI RETINA PASCA PEMBERIAN OKSIGEN KONSENTRASI TINGGI (STUDI EKSPERIMENTAL RETINOPATHY OF PREMATURITY PADA TIKUS WISTAR) Tita Erlanggawati; Agung Aji Prasetyo; Puspita Kusuma Dewi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.483 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i4.22264

Abstract

Latar belakang: Retinopathy of Prematurity (ROP) didefinisikan sebagai proliferasi abnormal pembuluh darah retina pada bayi baru lahir akibat terpapar oksigen konsentrasi tinggi. Patogenesis ROP ditandai dengan terbentuknya neovaskularisasi pada retina yang dipengaruhi oleh kadar Vascular Endhotelial Growth Vactor (VEGF) dan kerusakan jaringan akibat stress oksidatif. Glutation adalah antioksidan utama dalam tubuh yang mudah berikatan dengan senyawa radikal bebas, pada penelitian ini digunakan untuk mengurangi terbentuknya pembuluh darah abnormal pada retina.Tujuan: Mengetahui adanya pengaruh pemberian glutation terhadap gambaran vaskularisasi retina pada tikus Wistar yang diberi oksigen konsentrasi tinggi.Metode: Penelitian true experimental dengan posttest only control group design. Penelitian dilakukan selama 14 hari menggunakan tikus Wistar usia 1-7 hari (n=18) yang secara random dibagi menjadi 3 kelompok (kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok perlakuan). Kelompok kontrol negatif tidak diberikan perlakuan. Kelompok kontrol positif diberikan paparan oksigen 95% selama 4 jam. Kelompok perlakuan diberikan paparan oksigen 95% selama 4 jam dan injeksi glutation. Tikus di terminasi dan dilakukan enukleasi pada hari ke 15. Bulbus oculi tikus diambil untuk dilakukan pengecatan HE dan diperiksa gambaran histopatologi dengan cara menghitung fokus proliferasi sel endotel yang terbentuk. Uji statistik menggunakan uji Saphiro Wilk dilanjutkan uji Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney untuk melihat pebedaan antar kelompok.Hasil: Jumlah neovaskularisasi paling tinggi ditemukan pada kelompok kontrol positif. Penurunan jumlah neovaskularisasi terjadi pada kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan bermakna jumlah neovaskularisasi retina kelompok kontrol positif dibandingkan dengan kontrol negatif (p=0,003) dan kelompok perlakuan (p=0,006). Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah neovaskularisasi retina antara kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan (p=0,212).Simpulan: Pembentukan pembuluh darah abnormal pada retina yang diberikan glutation lebih sedikit dibandingan dengan yang tidak diberi glutation.Kata Kunci: Retinopathy of Prematurity (ROP), glutation, radikal bebas, oksigen, neovaskularisasi