Ratih Vierda Octaviani
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN INTENSITAS NYERI DAN DISABILITAS AKTIVITAS SEHARI-HARI DENGAN KUALITAS HIDUP : STUDI PADA PASIEN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) LUMBAL Nova Nasikhatussoraya; Ratih Vierda Octaviani; Hari Peni Julianti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15561

Abstract

Latar Belakang : Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan masalah yang umum dijumpai di masyarakat. Sebanyak 30-80% dari kasus NPB disebabkan karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP) lumbal. Penurunan kualitas hidup merupakan hal yang sering ditemukan pada pasien NPB.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri dan disabilitas aktivitas sehari-hari terhadap kualitas hidup pasien HNP lumbal.Metode : Penelitian ini menggunakan desain belah lintang dengan jumlah subjek sebanyak 25 pasien. Subjek tersebut dinilai dengan Visual Analogue Scale (VAS), Roland Morris Disability Questionnaire (RMDQ), dan kuesioner Short Form-36 (SF-36).Hasil : Rerata skor VAS adalah 5.84 ± 2.2, skor RMDQ adalah 13.88 ± 5.1, dan skor SF-36 total adalah 1512.2 ± 597.9. Korelasi negatif sangat kuat ditemukan antara intensitas nyeri dan kualitas hidup (r=-0.915, p=0.000) serta disabilitas dan kualitas hidup (r=-0.835, p=0.000). Intensitas nyeri berkorelasi secara signifikan dengan dimensi fungsi fisik (r=-0.823, p=0.000), fungsi peran akibat masalah fisik (r=-0.684, p=0.000), vitalitas (r=-0.709, p=0.000), kesehatan mental (r=-0.882, p=0.000), fungsi sosial (r=-0.549, p=0.004), nyeri badan (r=-0.664, p=0.000), dan persepsi kesehatan umum (r=-0.628, p=0.001). Intensitas nyeri memiliki korelasi negatif (r=-0.208, p=0.319), tetapi tidak signifikan terhadap fungsi peran akibat masalah emosi. Disabilitas berkorelasi secara signifikan dengan dimensi  fungsi fisik (r=-0.795, p=0.000), fungsi peran akibat masalah fisik (r=-0.637, p=0.001), vitalitas (r=-0.765, p=0.000), kesehatan mental (r=-0.691, p=0.000), nyeri badan (r=-0.674, p=0.000), and persepsi kesehatan umum (r=-0.589, p=0.002). Disabilitas juga berkorelasi negatif, tetapi tidak signifikan terhadap  fungsi peran akibat masalah emosi (r=-0.205, p=0.325) and fungsi sosial (r=-0.340, p=0.096)Kesimpulan : Intensitas nyeri dan disabilitas aktivitas sehari-hari secara signifikan berkorelasi dengan kualitas hidup pasien HNP lumbal
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E DALAM MENCEGAH PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF VISUOSPASIAL TIKUS YANG TERPAPAR HEAT STRESS Satria Fadhil Ardika; Ratih Vierda Octaviani; Muyassaroh Muyassaroh
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.108 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i3.24509

Abstract

Latar belakang: Salah satu penyebab yang dapat menimbulkan gangguan pada fungsi kognitif adalah heat stress. Peningkatan mortalitas akibat heat stress diperkirakan akan menjadi salah satu dampak yang paling mungkin dari perubahan iklim di masa depan.Vitamin E sebagai antioksidan telah terbukti menjadi salah satu terapi pada gangguan neurodegeneratif yang terkait dengan stress oksidatif. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E dalam mencegah penurunan fungsi kognitif visuospasial tikus yang terpapar heat stress. Metode: Penelitian eksperimental murni dengan rancangan post-test only controlled group dengan jumlah sampel 21 tikus Sprague Dawley jantan dibagi secara acak menjadi 3 kelompok: kontrol negatif (K1) tidak diberikan paparan heat stress dan vitamin E, kontrol positif (K2) diberikan paparan heat stress 43°C selama 15 menit/hari, perlakuan (P) diberikan vitamin E dengan dosis 0,1 mg/g bb/ hari dengan cara sonde lambung 2 jam sebelum diberikan paparan heat stress 43⁰C selama 15 menit/hari. perlakuan dilakukan selama 14 hari. fungsi kognitif visuospasial diuji dengan Morris Water Maze Test (MWM) selama 5 hari. Analisis data dengan SPSS uji One Way Anova. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif (K1), kontrol positif (K2), dan perlakuan (P) (p=0,018). Gangguan fungsi kognitif visuospasial lebih tinggi secara bermakna pada kelompok kontrol positif (K2) dibandingkan dengan kontrol negatif (K1) (p=0,028) dan lebih rendah secara bermakna pada kelompok perlakuan (P) dibandingkan kontrol positif (K2) (p=0,008). Kesimpulan: Pemberian vitamin E dapat mencegah penurunan fungsi kognitif visuospasial tikus yang dipaparkan heat stress.Kata kunci: Fungsi kognitif visuospasial, vitamin E, heat stress
PERBANDINGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA HIPERTENSI TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL Adinda Wafdani Putri; Ratih Vierda Octaviani; Hardian Hardian
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.715 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18527

Abstract

Latar Belakang Hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah pada tubuh manusia, termasuk salah satunya pembuluh darah pada otak. Terganggunya pembuluh darah pada otak dapat menyebabkan kemunduran kemampuan kognitif. Tujuan Untuk mengetahui apakah ada perbedaan fungsi kognitif pada penderita hipertensi terkontrol dan tidak terkontrol.Metode Penelitian observasional dengan rancangan belah lintang menggunakan data primer pasien yang memiliki riwayat penyakit hipertensi dan datang ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi pada bulan April sampai Juni 2016. Variabel bebas adalah status hipertensi pasien dan variabel terikat adalah nilai fungsi kognitif yang diukur dengan skor MoCA-Ina. Normalitas data diuji dengan uji Saphiro-Wilk (n=28). Hipotesis penelitian diuji dengan uji t tidak berpasangan apabila berdistribusi normal, dan uji Mann-Whitney bila distribusi tidak normal. Perbandingan katergori skor fungsi kognitif antara kelompok hipertensi terkontrol dan tidak terkontrol diuji dengan uji Chi-Square.Hasil Terdapat 36 pasien dengan riwayat hipertensi, sebanyak 28 pasien masuk ke dalam kriteria inklusi. Dari 28 pasien tersebut, sebanyak 12 pasien memiliki riwayat hipertensi terkontrol dan 16 pasien dengan riwayat hipertensi tidak terkontrol. Pada subjek dengan hipertensi tidak terkontrol sebanyak 87,5% mengalami gangguan fungsi kognitif, sedangkan pada kelompok terkontrol yang mengalami gangguan fungsi kognitif berjumlah lebih sedikit yaitu 66,7%. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan distribusi riwayat hipertensi dengan fungsi kognitif berdasarkan kategori skor MoCA-Ina adalah tidak bermakna (p=0,354).Kesimpulan Tidak ada perbedaan yang signifikan fungsi kognitif pada penderita hipertensi terkontrol dan hipertensi tidak terkontrol.