Arif Wildan
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN KACAMATA PADA ANAK SEKOLAH Riandiani Prischilia Zelika; Arif Wildan; Riski Prihatningtias
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.357 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20738

Abstract

Latar Belakang: Kelainan refraksi adalah masalah yang sering terjadi pada penglihatan anak yang mudah didiagnosis , diukur dan dikoreksi dengan pemakaian kacamata untuk mendapatkan penglihatan yang normal. Namun pemakaian kacamata koreksi masih rendah yaitu sebesar 12,5% dari kebutuhan dan pemakaian kacamatanya tidak teratur.Tujuan: Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pemakaian kacamata pada anak sekolahMetode:Penelitian obeservasional analitik pendekatan  cross-sectional. Sampel yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa sekolah dasar di wilayah Kota Semarang yang memakai kacamata akibat kelainan refraksi yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak terdapat kriteria eksklusi dengan metode consecutive sampling. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pemakaian kacamata pada anak dinilai melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi square.Hasil: Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu 44 siswa sekolah dasar kelas 4 sampai 6, 22 responden (50%) tidak patuh memakai kacamata. Hasil analisis uji hubungan didapatkan hubungan yang signifikan antara motivasi (p=0,015) dan tingkat pengetahuan orang tua (p=0,012) dengan kepatuhan pemakaian kacamata pada anak sekolah. Sedangkan hasil analisis uji hubungan antara jenis kelamin (p=0,728), status refraksi (p=0,593) dan tingkat pengetahuan anak (p=0,595) dengan kepatuhan pemakaian kacamata pada anak sekolah didapatkan hubungan yang tidak signifikanSimpulan: Terdapat hubungan antara motivasi dan tingkat pengetahuan orang tua dengan kepatuhan pemakaian kacamata pada anak sekolah. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, status refraksi dan tingkat pengetahuan anak dengan kepatuhan pemakaian kacamata pada anak sekolah.
PENGARUH LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER TERHADAP KUANTITAS AIR MATA DAN REFLEKS BERKEDIP Muhammad Irfan Dwiputra Rianil; Arif Wildan; Andrew Johan
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.066 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20667

Abstract

Latar Belakang : Penggunaan komputer sudah sangat meluas sebagai alat bantu kerja maupun sebagai sarana hiburan. Pemakaian   pada jarak dekat, lama dan terus menerus akan menimbulkan gangguan  pada permukaan bola mata berupa kelelahan  mata, rasa kering dan buramnya penglihatan. Refleks berkedip akan mengalami perubahan yang disertai dengan gangguan kuantitas  air mata  sehingga mengakibatkan mata kering.Tujuan : Menganalisis pengaruh penggunaan komputer selama 2 jam  terhadap frekuensi refleks berkedip dan kuantitas air mata.Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pre-test dan post-test design dengan metode quasi eksperimental. Tiga puluh dua responden dilakukan pemeriksaan terhadap frekuensi refleks berkedip dan pemeriksaan kuantitas air mata dengan metode Schimmer test I sebelum dan setelah penggunaan komputer 2 jam.Hasil : Responden berjumlah 32 orang  dengan 1 orang termasuk kriteria eksklusi. Kuantitas air mata mengalami perubahan penurunan secara bermakna p=0,015. Frekuensi refleks berkedip mengalami peningkatan secara bermakna setelah penggunaan komputer selama 2 jam dengan p < 0,01.Kesimpulan : Penggunaan komputer dalam jangka 2 jam meningkatkan frekuensi refleks berkedip secara bermakna dan menurunkan kuantitas air mata secara bermakna.
PERBEDAAN QUALITY OF LIFE PADA PENDERITA PROLIFERATIVE DIABETIC RETINOPATHY DENGAN DAN TANPA LASER PANRETINAL PHOTOCOAGULATION Yulian Fajariyanti; Arif Wildan; Andrew Johan
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.555 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18653

Abstract

Latar Belakang Retinopati Diabetika Proliferatif (PDR) merupakan komplikasi yang paling parah pada penyakit retinopati diabetik. Sekitar 50% pasien dengan PDR dapat menjadi buta setelah 5 tahun. Laser Panretinal Photocoagulation (PRP) dinyatakan sebagai standar perawatan untuk pengobatan PDR yang efektif mengurangi risiko kehilangan penglihatan berat.Tujuan Membuktikan adanya perbedaan nilai Quality of Life pada penderita PDR yang mendapat terapi laser PRP dengan yang tidak mendapat terapi laser PRP.Metode Jenis penelitian ini adalah analitik komparatif dengan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian adalah penderita PDR berjumlah 58 orang yang dibagi menjadi kelompok Laser dan kelompok Non-Laser. Jumlah subjek pada masing-masing kelompok 29 orang. Subjek pada kelompok Laser telah mendapatkan terapi berupa Laser PRP, sedangkan subjek pada kelompok Non-Laser belum pernah mendapatkan terapi Laser PRP. Pengambilan data Quality of Life dilakukan satu kali menggunakan kuesioner NEI VFQ-25 dalam bentuk composite score dan 12 subskala. Analisa data menggunakan uji T tidak berpasangan. Perbedaan dinyatakan bermakna jika p<0,05.Hasil Berdasarkan data yang terkumpul dari 58 subjek, didapatkan hasil rerata composite score QOL pada kelompok Non-Laser adalah 54,39 ± 14,06 sedangkan pada kelompok Laser adalah 59,76 ± 17,90. Pada uji T tidak berpasangan tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antar kedua kelompok (p = 0,209). Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada seluruh subskala kecuali subkala Distance Activities (p=0,026).Kesimpulan Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada Quality of Life penderita PDR yang mendapat terapi Laser PRP dengan yang tidak mendapat terapi Laser PRP.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN KACAMATA PADA ANAK SEKOLAH Hasan Murdiman; Arif Wildan; Maharani Maharani
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.444 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20853

Abstract

Latar Belakang: Menurut data WHO tahun 2010 didapatkan prevalensi miopia di dunia sebesar 27% dan 2,8% untuk miopia tinggi. Miopia aksial, dimana panjang bola mata menjadi lebih panjang dari normal merupakan jenis yang sering terjadi, biasanya disertai dengan tipisnya central corneal thickness (CCT). Pengukuran tekanan intraokular (TIO) menggunakan tonometer applanasi maupun indentasi pada miopia ini seharusnya akan memberikan hasil yang lebih rendah dari TIO sebenarnya. Penelitian pada anak mengenai TIO pada miopia jarang dilakukan, padahal tekanan intraokular abnormal pada anak, juga dapat menimbulkan kerusakan saraf mata.Tujuan: Mengetahui perbedaan TIO anak miopia dan emetropia.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 42 subjek terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 21 miopia dan 21 emetropia. Penelitian dilakukan di SD Negeri Meteseh Semarang, dengan subjek berasal dari kelas 4 hingga 6. Pemeriksaan tekanan intraokular menggunakan TonoPen XL. Uji statistik menggunakan uji t-tes tidak berpasangan untuk varian berbeda dan uji Spearman.Hasil: Tekanan intraokular rerata pada miopia sebesar 19,52 ± 0,71 mmHg, dan pada emetropia sebesar 21,23 ± 0,33 mmHg. Perbedaan TIO antara mata miopia dan emetropia adalah signifikan dengan nilai p=0,039 (p<0,05) berdasarkan uji t tes tidak berpasangan untuk varian berbeda. Uji Spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara besar miopia dengan besar tekanan intraokular dengan nilai p=0,056 (p>0,05).Simpulan: Terdapat perbedaan TIO antara anak miopia dan anak emetropia. Tidak terdapat hubungan antara besar miopia dengan tekanan intraokular.