Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

STUDI PENDAHULUAN PENGGUNAAN MINIMUM QUANTITY LUBRICANT PADA PROSES PEMESINAN Patriawan, Desmas Arifianto; Irawan, Hery; Widodo, Eriek Wahyu Restu
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.498 KB)

Abstract

Paper ini membahas tentang potensi dari minimum quantity lubricant (MQL) pada proses pemesinan. MQL adalah proses metal cutting dengan menggunakan coolant atau lubricant yang dicampur dengan udara yang terkompresi. Campuran udara dengan kecepatan 30 m/s dan cairan antara 5-30 ml/h. Campuran ini tidak banyak menggunakan bahan cair sehingga bisa lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Hasil dari proses pemesinan didapatkan bahwa gaya yang digunakan lebih rendah daripada dry cutting namun hampir sama dengan metode konvensional. Residual stress dan flank wear lebih baik jika dibandingkan dry cutting. Namun pada saat hard cutting MQL tidak lebih baik dari pada dry cutting dan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan cutting fluid secara konvensional.
VARIASI JENIS KAMPUH LAS DAN KUAT ARUS PADA PENGELASAN LOGAM TIDAK SEJENIS MATERIAL STAINLESS STEEL 304L DAN BAJA AISI 1040 DENGAN GAS TUNGSTEN ARC WELDING Widodo, Eriek Wahyu Restu; Setyowati, Vuri Ayu; Suheni, Suheni; Qiromi, Ilham
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Pendekatan Multidisiplin Menuju Teknologi dan Industri yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.774 KB)

Abstract

Sambungan logam atau pengelasan yang tidak sejenis atau dissimilar welding merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi industri. Sambungan hasil pengelasan ini digunakan pada beberapa aplikasi yang memerlukan sifat sambungan khusus yang baik untuk menghemat biaya material. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan sambungan yang mempunyai kekuatan yang baik dengan variasi jenis kampuh las dan kuat arus yang digunakan. Pengelasan logam yang tak sejenis, Stainless Steel 304L dengan Baja Karbon AISI 1040, dilakukan dengan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) dengan posisi datar 1G dan elektroda ER 308L, sambungan diuji dengan pengujian tarik dan diamati dengan foto strukturmakro. Pengujian tarik sambungan logam tak sejenis diperoleh kekuatan tarik paling tinggi 468 MPa pada sambungan dengan kampuh V sudut 30o dan kuat arus 120 A, sedangkan paling rendah adalah sambungan dengan kampuh V sudut 45o dengan kuat arus 120 A dengan kekuatan tarik 385.84 MPa. Berdasarkan pengujian tarik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin sempit sudut kampuh yang digunakan dan semakin tinggi kuat arus yang diberikan akan semakin meningkatkan kekuatan tariknya karena distribusi panas yang merata dan kecepatan pendinginan yang seragam. Kata kunci: baja karbon, pengelasan tidak sejenis, stainless steel
PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK DAN JENIS KAMPUH LAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTURMAKRO PADA PENGELASAN STAINLESS STEEL AISI 304 Widodo, Eriek Wahyu Restu
Jurnal IPTEK Vol 20, No 2 (2016)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.659 KB) | DOI: 10.31284/j.iptek.2016.v20i2.49

Abstract

Pemilihan parameter pengelasan yang sesuai dan tepat menentukan hasil lasan, beberapa parameter yang menentukan adalah kuat arus listrik dan jenis kampuh. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kuat arus listrik dan jenis kampuh menghasilkan panas yang berbeda sehingga mempengaruhi kekerasan pada daerah lasan. Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding), merupakan las busur listrik dengan elektroda terbungkus oleh fluks, dimana fluks  berfungsi sebagai pelindung logam las. Penelitian pengaruh variasi kuat arus listrik dan jenis kampuh las SMAW terhadap kekerasan hasil lasan dan strukturmakro pada material Stainless Steel AISI 304 diperoleh nilai kekerasan daerah HAZ sebesar 270.43 kg/mm2 dan pada daerah logam lasnya sebesar 283.99 kg/mm2. Semakin besar kuat arus listrik yang diberikan akan semakin keras pula daerah lasannya. Hal ini dapat disebabkan adanya pengaruh panas (heat input) yang terjadi pada logam lasan saat proses pengelasan.Kata kunci : stainless steel AISI 304, las SMAW, kekerasan, kuat arus listrik, jenis kampuh las
ANALISA PENGARUH JENIS ELEKTRODA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN STAINLESS STEEL 304 Setyowati, Vuri Ayu; Widodo, Eriek Wahyu Restu; Suheni, Suheni
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pengaruh jenis elektroda las dan sudut sambungan pada pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW) terhadap sifat mekanik material stainless steel 304 SS. Elektroda NSN-312 dengan sudut sambungan lasan 45o diperoleh kekuatan maksimal (?u) yaitu 39.97 kg/mm2 dan kekutan luluh (?y) yang lebih besar yaitu 36.3 kg/mm2. Besarnya kekuatan tarik dan kekuatan luluh tersebut dipengaruhi oleh kandungan Mn dalam elektroda NSN-312 yang membentuk karbida. Selain itu, penggunaan elektroda NSN-312 untuk proses pengelasan SMAW pada stainless stell 304 SS ini menyebabkan kampuh las terisi penuh. Hal ini mengakibatkan daerah Heat Affected Zone (HAZ) pada spesimen tersebut dapat terlihat dengan pengamatan makro.
STUDI PENDAHULUAN PENGGUNAAN MINIMUM QUANTITY LUBRICANT PADA PROSES PEMESINAN Patriawan, Desmas Arifianto; Irawan, Hery; Widodo, Eriek Wahyu Restu
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paper ini membahas tentang potensi dari minimum quantity lubricant (MQL) pada proses pemesinan. MQL adalah proses metal cutting dengan menggunakan coolant atau lubricant yang dicampur dengan udara yang terkompresi. Campuran udara dengan kecepatan 30 m/s dan cairan antara 5-30 ml/h. Campuran ini tidak banyak menggunakan bahan cair sehingga bisa lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Hasil dari proses pemesinan didapatkan bahwa gaya yang digunakan lebih rendah daripada dry cutting namun hampir sama dengan metode konvensional. Residual stress dan flank wear lebih baik jika dibandingkan dry cutting. Namun pada saat hard cutting MQL tidak lebih baik dari pada dry cutting dan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan cutting fluid secara konvensional.
Studi Sifat Fisis, Kimia, dan Morfologi Pada Kemasan Makanan Berbahan Syrofoam dan LDPE (Low Density Polyethylene) Vuri Ayu Setyowati; Eriek Wahyu Restu Widodo
JURNAL MECHANICAL Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v8.i1.201706

Abstract

AbstrakWadah kemasan plastik, sterofoam, dan kantong plastik merupakan pengemas makanan dan minuman yang paling banyak digunakan saat ini di berbagai belahan dunia. Hal ini dikarenakan selain harganya murah dan praktis, juga karena kemampuan bertahan dalam kondisi panas maupun dingin. Selain memiliki dampak yang baik, pengemasan tersebut juga memiliki dampak negatif karena makanan panas yang dibungkus akan bereaksi dengan unsur kimia yang terkandung dalam material berbahan plastik tersebut. Hal ini akan menyebabkan kanker karena mengandung dioktilfalat  (DOP) yang bersifat toksin. Berdasarkan hasil penelitian melalui pengujian sifat fisis, kimia, dan morfologi diketahui bahwa proses migrasi terjadi karena kontak antara komponen pada material polimer dengan makanan sehingga mengakibatkan kualitas makanan lebih menurun. LDPE terjadi migrasi pada temperature 90oC.Penggunaan kemasan untuk kondisi makanan yang panas mengakibatkan ikatan kimia yang terdapat pada makanan mengalami pemutusan ikatan sehingga perlu dilakukan modifikasi penggunaan polimer. Metode peningkatan ketahanan termal dari polimer termasuk LDPE dan Polystyrene dapat digunakan metode penambahan unsur fungsional yang dapat mengurangi migrasi antar komponen baik melalui proses co-polimerisasi maupun nanocomposite. Kata kunci: dioktilfalat (DOP), LDPE, polystyrene, sifat fisis, sifat kimia, morfologi AbstractThe plastic packaging, styrofoam, plastic bag are the most used container for foods and beverages around the world. It’s caused either low price and practical using or hot and cold resistance. Beside it has positive effect, the container has negative effect because of heat temperature will react with other chemical from the plastic container. It will be caused cancer because of dioctyl phthalate (DOP) of toxin. According of the research result using analysis of physic, chemical properties, and morphology, migration process happened because of polymer contact the food that caused decreasing food quality. The LDPE migrates on 90oC. The container using for hot condition results cutting of chemical bound that need to modify the polymer used. Increasing the thermal shielding of polymer, including LDPE and polystyrene can be used the additional functional element method that can decrease the migration of element through copolymerization or nano-composite precess. Keywords: dioctyl phthalate (DOP), LDPE,polystyrene, physic and chemical properties, morphology
Analysis of Current, Filler Metal, and Groove on Tensile Strength and Hardness of Dissimilar Welding Using Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) Eriek Wahyu Restu Widodo; Vuri Ayu Setyowati; Suheni Suheni; Amang Kuswanto; M. Wiji Santoso
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.917 KB)

Abstract

Dissimilar welding commonly used on many industries, for example power plan field. This paper presents the investigations carried out to study the influence of current, filler metal, and groove on 304 Stainless Steel to AISI 1040 Carbon Steel dissimilar joints. Gas Tungsten Arch Welding (GTAW) was conducted to join the both of base metals. 100 and 120 Ampere of current were conducted on this research, V and double-V groove with 70o of the angle as well. The maximum hardness was obtained 623.2 HVN of ER 70S-6 filler metal with 120 A of current and V groove. While the maximum tensile strength was obtained from the joint using ER 308L with 100 A of current and V-groove of 673.74 MPa. The HAZ region was obtained from the joint using double-V groove was wider than HAZ region of joint using V-groove according the macrostructure image of the joints.
The Effect of TIG Welding for 304 and 304L Stainless Steel to Mechanical Properties , XRD and EDX Characterization as Pressure Vessel Materials Vuri Ayu Setyowati; Eriek Wahyu Restu Widodo
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1159.321 KB)

Abstract

The aim of this paper is to analyze the effect of TIG welding for Austenitic Stainless Steel type 304 and 304L as pressure vessel materials. These materials have different carbon content. 304 SS and 304L SS of 6mm metal sheet were used as observed materials. The groove angel for welded specimens is 60o and TIG welding current is 100A. Current and voltage for welding process are set constant. For analyzing mechanical properties, tensile test was used to calculate the yield strength, tensile strength, and elongation. X-Ray Diffraction (XRD) and X-Ray Spectroscopy (EDX) test were used to analyze the phase and element compositions, respectively. The tensile strength of welded 304 SS was decrease to 425,64 MPa compared to 304 SS which is 466,67 MP to 422,22 MPa. The highest elongation of 22% among to welded 304L SS and it has good ductility. Based on, XRD measurements, all specimens have austenite peaks but 304L SS and welded 304L SS have δ-ferrite peaks. EDX measurement was also used to explain the element composition supporting mechanical properties.
PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK DAN JENIS KAMPUH LAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTURMAKRO PADA PENGELASAN STAINLESS STEEL AISI 304 Eriek Wahyu Restu Widodo
Jurnal IPTEK Vol 20, No 2 (2016)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2016.v20i2.49

Abstract

Pemilihan parameter pengelasan yang sesuai dan tepat menentukan hasil lasan, beberapa parameter yang menentukan adalah kuat arus listrik dan jenis kampuh. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kuat arus listrik dan jenis kampuh menghasilkan panas yang berbeda sehingga mempengaruhi kekerasan pada daerah lasan. Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding), merupakan las busur listrik dengan elektroda terbungkus oleh fluks, dimana fluks  berfungsi sebagai pelindung logam las. Penelitian pengaruh variasi kuat arus listrik dan jenis kampuh las SMAW terhadap kekerasan hasil lasan dan strukturmakro pada material Stainless Steel AISI 304 diperoleh nilai kekerasan daerah HAZ sebesar 270.43 kg/mm2 dan pada daerah logam lasnya sebesar 283.99 kg/mm2. Semakin besar kuat arus listrik yang diberikan akan semakin keras pula daerah lasannya. Hal ini dapat disebabkan adanya pengaruh panas (heat input) yang terjadi pada logam lasan saat proses pengelasan.Kata kunci : stainless steel AISI 304, las SMAW, kekerasan, kuat arus listrik, jenis kampuh las
PENGARUH KADAR NITROGEN DAN CARBON TIPE CHARCOAL ACTIVE SEBAGAI KATALIS PADA FUEL CELL Vuri Ayu Setyowati; Eriek Wahyu Restu Widodo; Mohammad Yusuf Sulaiman
ELEMEN : JURNAL TEKNIK MESIN Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : POLITALA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.623 KB) | DOI: 10.34128/je.v5i2.77

Abstract

Fuel cell merupakan sumber energi alternatif yang sedang dikembangkan pada masa sekarang, katoda merupakan salah satu komponen terpenting dalam fuel cell. Reaksi yang terjadi pada katoda memiliki kecepatan 3 kali lebih lambat dibandingkan pada anoda, sehingga katoda membutukan katalis untuk mempercepat reaksi. Oleh karena itu penting dilakukan inovasi katalis Fe-C-N dengan menganalisa pengaruh kadar karbon dan nitrogen terhadap sifat catalytic activity. Penelitian ini menggunakan FeCl3.6H2O sebagai iron precursor, tipe karbon Charcoal Active, serta menggunakan nitrogen source dari urea. Komposisi kadar Carbon (CA) dan Nitrogen (N) yang digunakan adalah 0:1, 1:1, 3:1, dan 1:3. Karakterisasi sampel dilakukan menggunakan pengujian Elektrokimia, X-Ray Diffractometer (XRD), dan Scanning Electron Microscope – Energy Dispersive X-Ray (SEM – EDX). Berdasarkan analisa pengujian CV, penambahan nitrogen yang lebih banyak dapat meningkatkan luas area Cycle Voltammograms (CV) sehingga memiliki kapasitas yang lebih besar. Hal itu disebabkan karena terbentuknya senyawa baru yang lebih banyak saat penambahan kadar nitrogen setelah proses pyrolysis. Sedangkan pada analisa SEM, semakin tinggi kadar nitrogen pada katalis memiliki ukuran partikel yang lebih kecil.