Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh Lama dan Tempat Penyimpanan yang Berbeda Terhadap Kandungan Gizi Umbi Jalar (Ipomoea batatas) var. Manohara Novita Ismi Faizah; Sri Haryanti
Jurnal Akademika Biologi Vol. 9 No. 2 Juli 2020
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.123 KB)

Abstract

Penanganan pasca panen yang baik bertujuan untuk memberikan perlindungan produk dari kerusakan dan memperpanjang masa simpan. Ubi Jalar (Ipomoea batatas var. Manohara) adalah produk pertanian yang mudah rusak saat dipanen, sehingga dibutuhkan penanganan yang baik untuk mempertahankan kualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi kualitas dan perubahan fisiologi umbi jalar varietas manohara dengan perbedaan perlakuan lama penyimpanan yaitu : 0 hari, 14 hari dan 28 hari pada dua tempat yang berbeda yaitu : diatas lantai dan didalam wadah kardus. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor yaitu lama penyimpanan (0 hari, 14 hari dan 28 hari) dan tempat penyimpanan (diatas lantai dan didalam wadah kardus). Parameter penelitian terdiri dari perubahan kimiawi (Kadar air, kadar abu, kadar lemak kasar, kadar serat kasar, kadar protein kasar dan BETN/Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) dan perubahan fisiologi (susut bobot). Hasil penelitian menunjukkan susut bobot tertinggi pada umbi jalar yang disimpan didalam wadah kardus pada lama penyimpanan 28 hari. Perlakuan lama dan tempat penyimpanan yang berbeda tidak berpengaruh terhadap kualitas umbi jalar. Lama penyimpanan 28 hari dan tempat penyimpanan di lantai merupakan keadaan paling balik untuk mempertahankan kandungan gizi ubi jalar.
Pengaruh Pupuk Organik Padat dan Cair dari Serasah Mangrove terhadap Pertumbuhan Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. var. Numbu) Fransisca Dian Anggraeni; Endah Dwi Hastuti; Sri Haryanti
Jurnal Akademika Biologi Vol. 8 No. 2 Juli 2019
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.129 KB)

Abstract

Produksi Sorgum di Indonesia cenderung mengalami penurunan sehingga perlu adanya upaya peningkatan produksi. Peningkatan produksi tanaman sorgum dilakukan dengan penambahan pupuk organik. Serasah mangrove sangat potensial untuk dijadikan pupuk organik. Penelitian bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh pupuk organik dari serasah mangrove terhadap pertumbuhan tanaman sorgum (Sorghum bicolor L. var. Numbu), serta mengkaji dan menganalisis pemupukan manakah diantara pupuk organik padat dan pupuk organik cair dari serasah mangrove yang optimal dalam pertumbuhan tanaman sorgum (Sorghum bicolor L. var. Numbu). Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap. Dosis pemupukan Po : kontrol, P1 : pupuk organik padat 94.2 gr, P2 : pupuk organik padat 141.3 gr, P3 : pupuk organik cair 50 ml, P4 : pupuk organik cair 100ml. Parameter pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan panjang akar. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysist of Variances (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik dari serasah mangrove memiliki kecenderungan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan panjang daun tanaman sorgum. Pupuk organik padat dari serasah mangrove memiliki kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk organik cair.
Pengaruh ekstrak daun suren (Toona sureni Merr.) terhadap produksi buah cabai rawit yang diserang penyakit antraknosa Fiva Andriyani; Yulita Nurchayati; Sri Haryanti
NICHE Journal of Tropical Biology Vol. 3, No. 2, Year 2020
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sciences and Mathematics, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/niche.3.2.89-98

Abstract

Plant diversity based on pollen and spores morphology from sediment lake of Kedung Ombo Purwodadi Retno Puspitasari; Sri Widodo Agung Suedy; Sri Haryanti
NICHE Journal of Tropical Biology Vol. 1, No. 2, Year 2018
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sciences and Mathematics, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.259 KB) | DOI: 10.14710/niche.1.2.35-41

Abstract

Kedung Ombo Lake was an artificial lake that has formed since 26 years ago. Environmental has changed from the terrestrial environment into the aquatic environment, because of that the diversity of flora around the Lake Kedung Ombo was changed. The diversity of flora can be learned through the morphology of pollen and spores. Aimed of this study was to determine the diversity of plants based on the morphology pollen and spores that found in the Lake Kedung Ombo sediment. Sampling took by coring clay soil sediment in depth of 1 m, located near the outlet of Lake Kedung Ombo. Data were analyzed by making the morphology of pollen and spores description. The result showed that morphology of pollen and spores are found in the Lake Kedung Ombo sediment has a variety of shapes and sizes. The plant's diversity obtained are 25 taxa plants that were categorized into 3 taxa of arboreal pollen (AP), 9 taxa of non-arboreal pollen (NAP) and 13 taxa of spores. The dominance of taxa NAP is Celtis sp. (45,12%), this suggested that shrubs or not plant trees were more developed in Lake Kedung Ombo environment. The study concluded that the value of diversity index categorized as low and the value of similarity index categorized as high, it means that plant diversity was quite similar and there is no significant changes of diversity with their presence were quite stable. 
Pengaruh Hormon dan Ukuran Eksplan terhadap Pertumbuhan Mata Tunas Tanaman Pisang (Musa paradisiaca var. Raja Bulu) Secara In Vitro Fifit Yuniati; Sri Haryanti; Erma Prihastanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.20-28

Abstract

 Penggunaan eksplan mata tunas pisang (Musa paradisiaca var. Raja Bulu)  diduga lebih efektif  membentuk tunas secara langsung ,sehingga dapat memotong satu tahapan kultur in vitro. Tujuan penelitian ini mengetahui kombinasi hormon dan ukuran eksplan yang terbaik untuk pertumbuhan mata tunas secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial (4x2) dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama hormon (P) yaitu P0: tanpa zat pengatur tumbuh, P1: IAA 0,5 mg/l + BA 4,5 mg/l, P2: IAA 3 mg/l + BA 7 mg/l, P3: IAA 5,5 mg/l + BA 9,5 mg/l. Faktor kedua ukuran eksplan  yaitu B:  mata tunas besar (3 - 4 cm) dan K: mata tunas kecil (1 - 2 cm). Parameter yang diamati adalah bobot, diameter, warna, morfologi mata tunas dan browning. Data dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan jika ada beda pengaruh diuji lanjut Duncan’(DMRT) signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan  terdapat interaksi perlakuan kombinasi hormon dan ukuran mata tunas terhadap diameter mata tunas, namun tidak terdapat interaksi terhadap bobot mata tunas. Perlakuan hormon dan ukuran mata tunas masing – masing berpengaruh nyata terhadap bobot mata tunas. Interaksi  hormon IAA 5,5 mg/l + BA  9,5 mg/l dan mata tunas besar menghasilkan  diameter mata tunas paling tinggi, sedangkan masing-masing perlakuan menghasilkan bobot mata tunas paling tinggi. Kombinasi hormon IAA 0,5 mg/l + BA  4,5 mg/l menghasilkan  diameter paling tinggi pada mata tunas kecil. Semua perlakuan kombinasi hormon dan mata tunas menyebabkan eksplan membengkak dan mengelupas kecuali pada kombinasi hormon IAA 3 mg/l + BA 7 mg/l eksplan hanya membengkak.  Warna eksplan menjadi hijau seiring dengan bertambahnya bobot. Kata kunci : mata tunas; Raja Bulu; IAA; BA
Kandungan Ca, Cu, dan Pb pada Berbagai Produk Olahan Rumput Laut Gracillaria verrucosa (Hudson) Papenfuss dari Tambak Lorok, Semarang Muhammad Ghozy Nailan Naja; Munifatul Izzati; Sri Haryanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.549 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.1.2019.13-20

Abstract

Perkembangan industri di sekitar Tambak lorok Semarang menghasilkan buangan limbah dan menimbulkan pencemaran logam berat seperti Cu dan Pb. Cemaran tersebut dapat membahayakan organisme yang hidup di dalamnya. Salah satunya adalah rumput laut G. verrucosa yang mampu menyerap logam berat, dan sangat berbahaya apabila dikonsumsi . G. verrucosa juga mempunyai kandungan mineral yang lengkap, antara lain yaitu Ca. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan mineral Ca pada tepung agar, dan ampas ekstrak agar yang berasal dari rumput laut G. verrucosa serta menguji kandungan logam berat Cu dan Pb pada tepung agar, dan ampas ekstrak agar yang berasal dari rumput laut G. verrucosa. Metode analisis kandungan mineral serta logam berat menggunakan metode Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry (ICP-OES).  Hasil Penelitian menunjukan bahwa rerata kandungan mineral Ca yang dimiliki oleh tepung agar yaitu sebesar 18,75 ppm, dan pada  ampas ekstrak agar yaitu sebesar 12,63 ppm. Nilai rerata kandungan logam berat Cu yang dimiliki oleh tepung agar yaitu sebesar 1,239 ppm, dan pada  ampas ekstrak agar yaitu sebesar 0,733 ppm, dan nilai rerata kandungan logam berat Pb yang dimiliki oleh  tepung agar yaitu sebesar 0,158 ppm, dan pada  ampas ekstrak agar yaitu sebesar 0,042 ppm.           Kata kunci: G. verrucosa, mineral, logam berat, ICP-OES, tambak lorok
Pengaruh Cara dan Waktu Penyimpanan terhadap Susut Bobot, Kadar Glukosa dan Kadar Karotenoid Umbi Kentang Konsumsi (Solanum tuberosum L. Var Granola) Edi Purnomo; Sri Widodo Agung Suedy; Sri Haryanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.107-113

Abstract

Penyimpanan produk pertanian merupakan hal yang penting dilakukan dalam penanganan pasca panen. Kentang merupakan produk hortikultura yang mudah rusak, sehingga dibutuhkan penanganan yang baik untuk mempertahankan kualitasnya sebagai salah satu bahan pangan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara dan waktu penyimpanan terhadap kualitas pada kentang konsumsi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor  pertama yaitu cara penyimpanan; disimpan pada wadah terbuka (K1) dan disimpan pada wadah berpenutup (K2). Faktor  kedua  adalah waktu penyimpanan dengan (T1); 2 minggu, (T2); 4 minggu, (T3);    6 minggu, (T4); 8 minggu, (T5); 10 minggu. Penelitian terdiri dari 10 perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter penelitian terdiri: susut bobot kadar glukosa dan kadar karotenoid. Analisis data yang digunakan adalah Analysis of Variance (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikasi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara penyimpanan di wadah terbuka (K1) cenderung meningkatkan angka susut bobot dibandingkan cara penyimpanan pada wadah berpenutup (K2), sedangkan waktu penyimpanan (T) cenderung menurunkan kadar glukosa dan kadar karotenoid umbi kentang konsumsi. Interaksi antara cara dan waktu penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kadar glukosa dan kadar karotenoid (p>0,05). Penyimpanan umbi kentang konsumsi sebaiknya dijauhkan dari adanya kehadiran cahaya dengan masa simpan kurang dari 4 minggu. Kata kunci: cara penyimpanan; waktu penyimpanan; Solanum tuberosum L.; kualitas
Pengaruh Konsentrasi HCl terhadap Laju Perkecambahan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Fernanda Imansari; Sri Haryanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.187-192

Abstract

Biji asam jawa mempunyai kulit biji yang keras, sehingga sulit untuk dikecambahkan karena air sulit menembus kulit biji tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh HCl terhadap laju dan perkecambahan  biji asam jawa. Penelitian dilakukan di Laboratorium BSF Tumbuhan Departemen Biologi FSM UNDIP. Penelitian ini dilaksanaakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu konsentrasi  HCl yaitu ( P0 : 1%,P1 : 15%,P2 : 30% , P4 : 45%) selama 5 menit , masing-masing 3 ulangan (setiap ulangan 10 biji). Data yang diperoleh dianalisis ANAVA taraf signifikasi 95%, jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multirange Test (DMRT). Parameter yang diamati adalah laju perkecambahan dan persentase perkecambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman dengan menggunakan HCl 45%, menghasilkan laju perkecambahan tercepat dan  persentase perkecambahan tertinggi yaitu 83,33 %, sehingga paling efektif dalam mematahkan dormansi biji asam. Kata kunci : perkecambahan; Tamarindus indica L;  konsentrasi; HCl
Pengaruh Masa Inkubasi Pupuk dari Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Pipit Wijiyanti; Endah Dwi Hastuti; Sri Haryanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.99 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.1.2019.21-28

Abstract

Air cucian beras mengandung protein glutelin dan vitamin B1 yang berpotensi sebagai pupuk organik. Masa inkubasi adalah proses dekomposisi senyawa-senyawa kompleks pada air cucian beras menjadi senyawa sederhana yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh masa inkubasi pupuk dari air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2018 s/d. bulan April 2018 di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Departemen Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan masa inkubasi yang terdiri dari, P0: tanpa masa inkubasi, P1: masa inkubasi 5 hari, P2: masa inkubasi 10 hari, P3: masa inkubasi 15 hari, P4: masa inkubasi 20 hari. Pada penelitian ini parameter yang diamati antara lain, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, jumlah klorofil total dan karotenoid. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa inkubasi air cucian beras berpengaruh meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, bobot basah dan jumlah klorofil total tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun, luas daun, bobot kering dan kandungan karotenoid. Kata kunci :Sawi hijau, air cucian beras, masa inkubasi
Respon Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Pelita F1 terhadap Penggenangan RR Pascalina Raras; Endang Saptiningsih; Sri Haryanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.56-65

Abstract

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya adaptasi yang cukup luas. Curah hujan tinggi di Indonesia mengakibatkan lahan tergenang sehingga mengancam produktivitas tanaman, salah satunya cabai rawit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon dan toleransi tanaman cabai rawit (C. frutescens L.) varietas Pelita F1 terhadap penggenangan. Perlakuan terdiri dari kontrol (kapasitas lapang) dan perlakuan penggenangan selama 24 jam. Perlakuan menggunakan 2 atau 3 ulangan. Desain penelitian menggunakan RAL dan analisis data menggunakan ANOVA dan uji lanjut LSD taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan persentase layu, kerusakan ujung akar, penurunan kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total dan karotenoid setelah penggenangan. Tanaman terlihat segar, jumlah daun dipertahankan, terjadi pertumbuhan akar, peningkatan kandungan pigmen fotosintesis, tinggi tanaman dan berat kering pada akhir fase pemulihan. Terjadinya pertumbuhan diakhir fase pemulihan menunjukkan cabai varietas Pelita F1 toleran terhadap penggenangan 24 jam. Kemampuan tanaman dalam memperbaiki sistem perakaran, mempertahankan jumlah daun dan meningkatkan kandungan pigmen fotosintesis merupakan faktor penting dalam toleransi tanaman terhadap penggenangan.